Hari itu cuaca begitu mendukung. Pagi yang cerah mengiringi pria tampan yang gagah perkasa didalam sebuah mobil mewah, yang melaju cepat, memecah jalanan Ibu kota, yang mulai ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang. Senyum yang menawan terukir indah di ujung bibir tipis pria tampan didalam mobil tersebut, seakan dia tengah merasakan kebahagiaan dalam menyambut harinya.
Tak lama Mobil itu pun berhenti di depan gedung yang menjulang tinggi. Setelah supir membukakan pintu untuk tuannya, pria itupun keluar dengan gagahnya memasuki gedung itu. Setiap orang yang berpapasan dengannya, langsung memberi hormat. Ia pun berjalan menuju lif khusus untuk pimpinan tertinggi, tak lama setelah petugas di depan pintu lif tersebut memijat tombol, pintu lif terbuka, ia pun masuk ke dalamnya, menuju ruangannya kelantai paling atas gedung itu.
Setelah sampai ditingkat gedung paling atas, ia pun langsung menuju ruangannya yang mewah dan duduk di atas kursi kebesarannya.
Tak kama ia duduk, masuklah wanita cantik membawa beberapa map ditangannya.
“Ini boss, dokumen dan bahan presentasi yang di butuhkan boss hari ini.” Kata wanita itu.
“Oh iya, terima kasih Diana, siapa yang hari ini akan presentasi?.” Tanya bos itu.
“Kepala cabang yang dari Kalimantan boss.” Jawab Dina sang sekretaris.
“Oh baiklah, kamu boleh kembali keruanganmu.” Ujar si boss, seraya mengambil map yang di sodorkan oleh sekretarisnya itu.
Ya, Diana adalah sekretaris Harvan yang sudah bekerja hampir 2 tahun. Dia gadis manis yang ramah. Usianya 23 tahun. Diana sangan piawai dalam melaksanakan tugas sebagai sekretaris seorang harvan yang menjadi boss nya.
Setelah harvan mempelajari berkas yang di berikan sekretarisnya itu dalam waktu 20 menit. Wanita yang bernama Diana itu, mengetuk kembali pintu ruangan boss nya. Setelah dipersilahkan masuk dia menghampiri boss nya.
“Boss, sudah waktunya rapat 5 menit lagi. Dewan direksi dan beberapa pimpinan cabang telah menunggu anda di ruang rapat.” Seru sekretarisnya itu.
“Baiklah, saya segera ke ruang rapat.” Ujar harvan dan langsung. Bergegas keruangan rapat dengan membawa berkas tadi.
Rapat berjalan 2 jam, dan hasil rapat tersebut cukup memuaskan, karena realisasi capaian target sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan.
Setelah selesai rapat, Harvan kembali menuju ruang kerjanya. Pada saat pintu ruangannya di buka, harvan sudah di sambut oleh temannya yang bernama Jodi.
Jodi Pratama, usia 29 tahun, adalah teman harvan pada saat kuliah di Amerika. Dia anak dari salah satu pengusaha sukses, hanya saja karena dia sedikit bergaya selengean dan bengal, membuat orang tuanya belum percaya padanya, dalam memimpin perusahaan.
“Eh udah ada diruangan gue aja lo, udah lama ya nunggu?.” Tanya Harvan pada Jodi.
“Gak kok, baru aja nyampe 10 menit yang lalu.” Jawab Jodi.
“Gimana kabarnya cewek elo, yang elo jemput kemarin?.” Sambung Jodi.
“Baik-baik aja jod, cuma dia masih sedikit kaku kalau ngomong sama gue, mungkin karena baru ketemu lagi kali ya? terus, mungkin karena dia gak pede mengingat kondisinya sekarang.” Kata harvan sambil duduk di sofa sebelah Jodi.
“Eh coba gue lihat kondisinya, elo ada fotonya gak? Semengerikan apa sih mukanya, gue jadi penasaran.” Pinta Jodi.
“Ok, gue kasih lihat tapi elo jangan kaget ya.” Kata Harvan sambil merogoh gadgetnya di saku jasnya.
Harvan memang memiliki foto intan dengan kondisinya yang sekarang. Karena waktu di pantai itu, diam-diam Harvan mengambil gambar Intan dengan ponselnya tanpa sepengetahuan intan.
Harvan membuka menu galery di ponselnya, dan memberikan pada Jodi untuk melihatnya.
Jodi mengambil ponsel Harvan, kemudian di lihatnya. Pada saat dia melihat, dia terperanjat terkaget-kaget.
“Anjay!! Serius lo! Ini dia?!😮 sumpah ngeri banget gue lihatnya! Ini parah banget!!.” Ujarnya sambil melotot ke foto yang ia lihat di ponsel harvan dan buru-buru mengembalikan ke tangan Harvan.
“Gila.. sumpah! Gue gak habis pikir bisa sampai rusak gitu ya mukanya ih.. ngeri gue.” Imbuhnya lagi sambil bergidik.
“Ya Seperti yang elo lihat, begitulah kondisinya sekarang, makanya gue sedih bener pada saat pertama kali lihat kondisinya. Gue juga kaget sama kaya elo, cuma gue tahan reaksi gue karena takut nyinggung dia.” Kata Harvan dalam pandangan yang lirih melihat foto di gadgetnya.
“Oya, Semalem elo bilang di telepon, katanya ada yang mau elo omongin ke gue, apaan?.” Tanya Harvan.
“Oh iya gue hampir lupa.. Kemaren pas gue jemput sepupu gue di bandara, gak sengaja kayaknya gue lihat mantan istri elo deh.” Ucap Jodi.
“Lo salah lihat kali jod.” Tanya Harvan sedikit gugup.
“Gak kok, gak salah lihat, gue bener-bener yakin itu dia, meskipun penampilannya emang sedikit beda.”jelas Jodi.
“Lah mau dia atau bukan, itu udah bukan urusan gue lagi Jod, gue males bahasnya, udah ah gue mau pulang dulu, makan siang di rumah bareng Intan.”Tukas Harvab berlalu pergi dari ruangannya meninggalkan Jodi.
“Eh.. ih sompret, elo malah ninggalin gue! Gak sopan loh ninggalin tamu kehormatan.” Ujar Jodi sembari bangun dari duduknya dan berlari kecil mengejar Harvan di depannya.
“Ngapain elo ngikutin gue? Mau ikut pulang kerumah gue makan siang di sana?.” Tanya Harvan pada Jodi.
“Gak ah gue ngeri lihat muka cewek elo.. oops sorry man!.” Kata Jodi, tidak sadar spontan berkata demikian, seraya mengangkat kedua tangannya mohon ampun.
“Sialan lo!.” Seru Harvan seraya meninju pelan perut Jodi.
“Maaf, gue gak ada maksud nyinggung elo, gue spontan tadi. Oya, gue udah makan siang tadi sebelum ke kantor elo, gue cuma mau minta tolong sama elo buat kerjaan gue Har. Gue mau deh jadi asisten elo ya.. sialan tuh bokap gak mau ngasih kedudukan di perusahaan.” Ujar Jodi kesal.
“Itu salah elo, makanya tobat, biar bokap elo percaya sama elo buat megang salah satu perusahaannya, berenti lo jadi penjahat kelamin, elo gak takut di ajab?.” Sentak Harvan.
“Ih anjir sadis banget mulut elo sama gue. Orang minta tolong malah di kata-katain.” Sahut Jodi.
“Lagian elo aneh.. bokap elo punya banyak perusahaan, elo malah minta kerjaan ke gue.” Kata Harvan cuek.
“Gue males kerja di bawah bayang-bayang bokap har. Elo tau sendiri kan? bokap gue kaku. Males pokoknya. Yah gue kerja sama elo aja ya?.” Ujar Jodi sambil mengedipkan sebelah matanya pada harvan dengan tangan sebelah kanannya merangkul pundak temannya itu.
“Udah ah gue buru-buru, udah di tunggu Intan di rumah.” Sahut Harvan, yang melepaskan rangkulan tangan Jodi di pundaknya dan bergegas pergi ke arah mobilnya.
“Yaelah Har, tega banget sih elo sama gue.” Kata Jodi memelas di belakang Harvan.
Tapi bukan Harvan namanya, si pria baik hati yang tidak tega terhadap temennya, saat ia masuk ke dalam mobilnya, ia berkata “Ya udah, elo datang aja lagi besok ke kantor gue.”
“Serius lo?!” Tanya Jodi dengan mimik senang.
“Mmh…” Jawab Harvan. Seraya memacu mobilnya, dan berlalu meninggalkan Jodi.
“Thanks boss!.” Ujar Jodi dengan gembira.
🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇🌇
Maaf ya othor ga bisa Share fotonya intan ke readers😁😁
Takutnya readers kaget melebihi kagetnya Jodi si penjahat kela**n🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
atin p
semangat...ceritany beda....
2022-01-20
1