Tawaran Madu untuk Suami

Ini hari ketiga setelah pertengkaran terakhir. Semenjak itu Ditya tidak pernah pulang ke rumah. Faira juga sempat berfikir jelek jika Ditya mungkin menginap bersama wanita lain jika dia tidak pulang. Entahlah, dia bahkan tidak punya hak untuk menghubungi Ditya kecuali untuk keperluan sangat mendesak.

Statusnya istri hanya dalam sebuah buku berwarna merah dan hijau. Namun kenyataannya dia hanya sebagai penghias rumah semata tanpa pernah disentuh sama sekali. Faira sudah mencoba berbagai cara untuk meluluhkan hati suaminya namun itu terasa sia-sia belaka.

Faira mencoba menelfon asisten Ditya bertanya apakah suaminya ada di kantor. Dia menjawab jika sampai siang Pak Ditya berada di kantornya. Seulas senyum terbit dari bibir tipis berwarna merah muda.

Faira kemudian ke dapur untuk membuat makan siang untuk Ditya. Makanan kesukaannya menurut ibu mertua. Tetapi Ditya sendiri tidak pernah memuji atau terlihat senang ketika Faira menyajikannya.

Setelah selesai dengan urusan dapur Faira bergegas membersihkan diri dan berdandan sedemikian rupa. Sederhana namun terlihat cantik dan elegan juga modis.

Setelah mematut dirinya di kaca dan merasa jika penampilannya sudah sempurna Faira berjalan turun ke bawah untuk mengambil bekal makanan yang dia siapkan.

Mobil telah membawanya pergi menuju kantor suaminya di kawasan Tebet, Jakarta. Dia mulai memasuki gedung di mana kantor suaminya berada.

Dia mulai berjalan masuk ke dalam gedung. Semua mata menatap ke arahnya. Bukan karena tampilannya yang glamour tetapi karena aura kecantikannya yang terpancar lewat gerak-gerik tubuhnya. Dia berjalan layaknya siang betina di padang gurun pasir. Anggun, elegan, dan terlihat mematikan.

Dia sudah terbiasa menjadi pusat perhatian jadi dia tidak pernah merasa jumawa dan tinggi hati. Dia akan menyapa siapa saja yang ditemuinya. Seulas senyumnya mampu merontokkan hati siapa pun. Namun tidak hati suaminya. Hidup memang tidak pernah adil. Dia mempunyai segala yang diinginkan wanita namun dia tidak punya pasangan yang mencintainya dengan tulus.

Dia sudah berada di lantai tempat kerja suaminya. Sheren sekretaris Ditya berdiri memberi hormat ketika dia datang.

Wanita itu terlihat seksi dengan blazer yang belahannya turun ke bawah memperlihatkan dadanya yang sedikit menyembul keluar. Rok sangat tinggi jika berjongkok sedikit saja segitiga pengamannya akan kelihatan. Dan warna rambut yang disemir pirang membuat Faira tidak senang melihat keseluruhan penampilan wanita di depannya.

"Dia mau bekerja atau mau menjual diri, uh murahan," batin Faira.

"Siang Bu!" sapa khas Sheren dengan senyum manis yang terkembang di bibirnya.

"Aku diberitahu oleh asisten Aditya jika dia ada di ruangannya," kata Faira.

"Tapi dia tidak memberitahu sa," ucapan Sheren terpotong ketika Faira menggebrak mejanya.

"Katakan siapa aku?" tatap Faira tajam.

"Istri Tuan Aditya,"

"Apa kau lupa jika aku pemilik dari 50 persen saham di perusahaan ini. Punya hak apa kau melarangku menemuinya," ucap Faira lirih namun tajam.

"Bukan maksud saya seperti itu," kata Sheren dengan nada bergetar.

"Sekali lagi kau mau bertindak tidak sopan di depanku maka segera angkat kaki dari tempat ini," ancam Faira.

" Saya akan memberitahu pada tuan perihal kedatangan anda,'' kata Sheren dengan kaki yang berrgetar. Dia mengira jika Faira adalah wanita lemah yang mudah untuk ditekan namun ternyata dia salah. Faira punya kharisma besar yang akan membuat semua orang akan terpesona ketika melihatnya.

"Tidak usah repot repot, biar saya masuk sendiri." Faira langsung berjalan masuk ke dalam ruang kerja Ditya.

"Tapi bu," Seren masih berdiri di depan mejanya melihat Faira masuk ke dalam ruangan Ditya. 

"Mas..." panggil Faira. Ditya sejenak terkejut lalu dia menampilkan muka datar seolah tidak peduli dengan kehadiran wanita itu.

"Kenapa Sheren tidak memberitahu kepadaku kalau kau mau datang?" sungut Ditya tidak senang.

"Aku yang memaksa masuk," jawab Faira mendekati Ditya.

"Yah... itulah sifatmu selalu memaksakan kehendak," kata Ditya tanpa menoleh dari berkas berkas yang sedang ditelitinya. Pria itu terlihat cuek dan tidak peduli kedatangan istrinya. 

"Kamu sudah tiga hari tidak pulang aku khawatir,'' ujar Faira lembut.

"Tenang saja aku tidak akan mati sebelum bertemu dengan Cintya," ujar Ditya tanpa perasaan.

Perkataan Ditya seperti tamparan keras untuknya. Apalah dia dibandingkan mantan kekasihnya itu? Bahkan dia tidak ada seujung kuku hitamnya sedikitpun di mata Ditya.

"Kau masih berharap pada cintanya?" tanya Faira berusaha tetap tegar.

Ditya menatap tajam pada Faira.

"Aku percaya pada cinta kami, Ra. Kami pasti akan kembali bersatu."

"Bagaimana dengan perusahaanmu apakah sudah membaik," tanya Faira tiba-tiba, mencoba mengalihkan pembicaraan mereka 

"Yah, kau jangan khawatir aku mengurusnya dengan baik. Saham yang dibeli ayahmu atas namamu sudah memberikan untung yang banyak. Kau bisa membeli apapun yang kau mau dengan uang itu, jika kau mengkhawatirkannya," jawab Ditya dengan bahasa merendahkannya seolah dia ingin bertanya soal keuntungan pada suaminya.

"Aku hanya ingin beritahu sesuatu jika perusahaanmu telah membaik." Faira membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju ke arah sofa. Meletakkan rantang makanan yang dibawanya.

"Katakan ratuku apa yang kau inginkan," sarkas Ditya dengan nada menghina.

"Aku ingin kita berpisah,'' kata Faira dengan tatapan yang meyakinkan. 

"Tidak semudah itu, bagiku jika aku menderita kau juga harus ikut menderita. Kau telah membuat aku berpisah dengan Cintya maka kau pun akan  merasakan penderitaan yang kurasakan," ujar Ditya tanpa perasaan.

Faira menghela nafasnya pelan dan mencoba tersenyum walau hatinya seperti tertusuk sembilu.

"Bagaimana jika kubawa Cintya datang kepadamu? Apakah kau akan melepaskanku? " tawar Cintya.

Ditya menatap tajam ke arah Faira. 

"Apa maksud ucapanmu?"

"Aku ingin menikahkan kau dengan Cintya," Faira menaikkan kedua alisnya ke atas.

"Kau sungguh sungguh. Aku yakin kau hanya bersandiwara lagi agar aku termakan omonganmu lagi. Jangan membohongiku lagi Faira !" Ditya kembali lagi membaca dokumennya.

'Aku akan membawa Cintya ke hadapanmu akan kubuatkan pesta pernikahan yang mewah untuk kalian," kata Faira sambil menganggukkan kepalanya.

"Lalu kau ingin menghancurkan usahaku, orang tuamu pasti tidak setuju. Dan mereka akan beranggapan jika aku berusaha untuk menyakitimu, walau itu benar. Tapi semua itu akan membuat murka ayahmu dan akan berimbas pada penarikan saham milikmu. Jelas itu merugikan aku," kesal Ditya sembari menggebrak meja.

"Aku rela dimadu asal kau bahagia sampai perusahaanmu stabil dan kau punya cukup uang untuk membeli saham milikku, kau bahagia dan aku bebas," tawar Faira.

"Awal pernikahan kita adalah perjanjian bisnis dan akhirnya pun masih tetap sama, kau hanya cari keuntungan semata. Nilai harga sahammu telah naik kau pasti memperoleh keuntungan yang besar," ejek Ditya sembari menggelengkan kepalanya. "Faira kau tidak pernah berubah."

"Kau selalu berfikir buruk tentangku tanpa mau meneliti apa maksudku," kata Faira berusaha untuk tetap tegar menerima semua hinaan suaminya.

"Tak perlu aku mencoba mencari tahu maksudmu karena aku tahu kau adalah wanita yang licik yang menikam temannya sendiri dari belakang," jawab Ditya.

Dada Faira sudah terasa sesak dan panas. Matanya sudah berembun satu kedipan saja maka buliran bening itu akan menetes.

 "Sabar Faira," batinnya. Menghembuskan nafas pelan-pelan menetralisir perasaannya.

"Makan Mas, aku sudah membawakan masakan kesukaanmu, nanti kita bicarakan ini baik-baik setelah makan," ujar Faira mengalihkan pembicaraan yang sudah terasa enak didengar.

Faira mulai menata makanan. Di sana tersedia gurami bakar madu beserta lalapan dan sambal, serta cah brokoli.

Perut Ditya mulai terasa lapar mencium aroma makanan yang disajikan Faira namun dia terlalu gengsi untuk memperlihatkannya.

"Makanlah dulu! Mas bukankah kau belum makan dari tadi?" bujuk Faira.

Dengan langkah malas Ditya mendekat ke arah Faira. Dia duduk berhadapan dengan Faira.

Faira menyendokkan makanan ke piring dan memberikannya kepada Ditya. Ditya mulai memakan makanan itu dengan muka datar. Tapi dalam hatinya dia mengakui bahwa masakan Faira memang nikmat.

Ditya melihat kearah Faira yang duduk dengan santainya dan bermain-main dengan ponselnya. Sejenak dia mulai berfikir tentang apa yang di tawarkan oleh Faira. 

" Kau seperti ayahmu pandai menekan dengan kata kata halus,'' ujar Ditya sembari meletakkan piring yang sudah bersih tidak ada makanan tersisa.

Faira tersenyum sangat tipis dan samar melihat piring Ditya sudah bersih dari makanan.

"Darah diplomasi yang baik mengalir di dalam tubuhku," ujar Faira.

"Dan kalian selalu mendapatkan apa yang kalian inginkan!" kata Ditya.

"Aku belum mendapatkan cintamu dan itu suatu pengecualian bukan?" balas Faira tidak mau kalah.

"Apa kali ini kau berharap aku akan menurutimu, aku takuta kau malah akan semakin menjerumuskanku ke dalam penderitaan berlebih.'' Ditya mencondongkan tubuhnya menatap mata Faira tajam.

"Itu jika kau mau, toh disini aku pun yang dirugikan. Istri mana yang mau berbagi suami dengan yang lain?" jawab Faira santai membenahi bekas makan Ditya.

"Jika saja kau bisa bersikap baik sedikit padaku aku pasti akan bahagia," batin Faira. 

"Baiklah aku akan menyetujui usulanmu kali ini, 'Ratu'!"

Faira tersenyum sinis.

"Aku tahu kau akan menyetujuinya, sejujurnya aku juga tidak peduli kau setuju atau tidak karena aku akan tetap menggugat cerai dirimu. Tapi karena aku berhutang penjelasan padamu maka aku melakukan ini agar suatu hari kau sadar bahwa 'akulah yang terbaik'." Tekan Faira.

"Semoga saja yang kau katakan itu benar. Tetapi rasa sakit atas perbuatanmu, membuatku benar benar muak jika melihatmu." Ditya mencoba berterus terang.

Faira berdiri dan bersiap untuk pergi.

'Kau sangat berterus terang sekali?" kata Faira sambil merasakan perih setiap kali Ditya mengungkapkan perasaannya.

"Antara benci dan cinta itu tipis, semoga ketika aku tak lagi disisimu kau tidak sedang mencintaiku," imbuhnya lagi.

Terpopuler

Comments

S Aisyah S

S Aisyah S

nyeseekkk bgt sich

2023-02-02

1

Ganuwa Gunawan

Ganuwa Gunawan

eat dah nih s Aditya..
pengen d tabok kli ya tuh mulut..

2022-09-17

0

manusia gaib

manusia gaib

part nya masih sad 😱😭😭

2022-04-18

1

lihat semua
Episodes
1 Hanya Kulitnya Saja
2 Tawaran Madu untuk Suami
3 Bertemu Calon Madu
4 Ikhlas
5 Masa Lalu Yang Menyakitkan
6 Suami Impian
7 Aku Bahagia jika Kalian Bahagia
8 Wanita Sempurna
9 Mertua Tahu Rencana Faira
10 Sebuah Alasan
11 Cemburu
12 Rumahku Nerakaku
13 Meraba Perasaan Ditya
14 Poligami
15 Akad Keruntuhan
16 Pertemuan Tidak Sengaja
17 Mengadu Nasib
18 Singa Jantan
19 Rasa Baru
20 Kau Milikku
21 Tawaran Manis
22 Aman
23 Kesalahan
24 Terpuruk
25 Parasit
26 Bukan Milikku
27 Ingin Seperti Dulu
28 Ungkapan Hati Ditya
29 Merasai
30 Menutupi Fakta
31 Tidak Egois
32 Haruskah?
33 Obat Maut
34 Dua Malaikat Kecil.
35 Pertemuan Kembali
36 Pria Sejati
37 Sapu Tangan Cinta
38 Belalang Sembah
39 Meradang karena Cemburu
40 Pria Gila
41 Selamanya Menunggu
42 Mommy Faira dan Ibu Cintya
43 Dia Anakku
44 Jebakan Batman
45 Semua Demi Kebaikanmu
46 Bersembunyi
47 Bermain-main
48 Maaf!
49 Muak!
50 Alasan Tersembunyi
51 Sakit
52 Rindu?
53 Kopi hangat
54 Fay, nama wanita itu.
55 Satu Bulan Saja
56 Setuju
57 Selera Pria
58 Hanya Milikku
59 Benci
60 Kebenaran
61 Penuh Misteri
62 Patah Hati
63 Gairah
64 Wanita Unik
65 Anak Pintar
66 Butuh Kesiapan Lebih
67 Konspirasi
68 Mengikuti Permainan
69 Hal Pribadi
70 Rasa yang Berbeda
71 Tebakan Ekspresi
72 Racun Cinta
73 Pangeran Bermata Saphire
74 Kejutan menyenangkan
75 Janji
76 Drama Baru
77 Wanita Luar Biasa
78 Rahasia keluarga
79 Lindungi
80 Bahagiamu Bahagiaku
81 Pesta Resepsi
82 Menunggu
83 Aku Ayahnya
84 Raka the Best Brother
85 Mimpikah Ini?
86 Terlibat
87 Harapan
88 Desakan Orang Tua
89 Ragu
90 Pencuri tampan
91 Meminta lebih
92 Buaya Buntung
93 Ajakan Menikah
94 Barang Berharga
95 Berita Bohong
96 Permasalahan Rumit
97 Istriku
98 Menemui Mertua
99 Demo Warga
100 Terperangkap
101 Kejadian Konyol
102 Tidak Ada Restu Kakak Ipar
103 Pesanan
104 Bohong
105 Ikatan Batin
106 Jujur Itu Lebih Baik
107 Jealous
108 Future Husband
109 Partner Ranjang
110 Menunggu
111 Ijin Selingkuh
112 Sakit
113 Masalah
114 Obat Mujarab
115 Drama
116 Kesengajaan
117 Ada yang Berbeda
118 Hancurnya Kepercayaan
119 Hancurnya Hati
120 Kenyataannya
121 Berita Bahagia
122 Siksaan Hati
123 Kelahiran
124 Proses
125 Kunjungan Kerja
126 Menyelinap
127 Perpisahan
128 Berdamai
129 Bayaran Kematian
130 Salahkah aku!
131 Hukuman dan Siksaan
132 Kesalahan Raka
133 Mengalah
134 Pertama Dan Terakhir
135 Tak Diharapkan
136 Membalikkan keadaan
137 Lamaran Indah
138 Konspirasi Licik
139 Pertemuan Kembali Dengan Keluarga
140 Rindu Omelan Istri
141 Virus Berbahaya
142 Hanya Aku
143 Obat Sakit
144 Mulai Merasakan
145 Virus Cinta
146 Nasehat Mertua
147 Memaafkan
148 Hadiah Pernikahan
149 Tamat End Rampung
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Hanya Kulitnya Saja
2
Tawaran Madu untuk Suami
3
Bertemu Calon Madu
4
Ikhlas
5
Masa Lalu Yang Menyakitkan
6
Suami Impian
7
Aku Bahagia jika Kalian Bahagia
8
Wanita Sempurna
9
Mertua Tahu Rencana Faira
10
Sebuah Alasan
11
Cemburu
12
Rumahku Nerakaku
13
Meraba Perasaan Ditya
14
Poligami
15
Akad Keruntuhan
16
Pertemuan Tidak Sengaja
17
Mengadu Nasib
18
Singa Jantan
19
Rasa Baru
20
Kau Milikku
21
Tawaran Manis
22
Aman
23
Kesalahan
24
Terpuruk
25
Parasit
26
Bukan Milikku
27
Ingin Seperti Dulu
28
Ungkapan Hati Ditya
29
Merasai
30
Menutupi Fakta
31
Tidak Egois
32
Haruskah?
33
Obat Maut
34
Dua Malaikat Kecil.
35
Pertemuan Kembali
36
Pria Sejati
37
Sapu Tangan Cinta
38
Belalang Sembah
39
Meradang karena Cemburu
40
Pria Gila
41
Selamanya Menunggu
42
Mommy Faira dan Ibu Cintya
43
Dia Anakku
44
Jebakan Batman
45
Semua Demi Kebaikanmu
46
Bersembunyi
47
Bermain-main
48
Maaf!
49
Muak!
50
Alasan Tersembunyi
51
Sakit
52
Rindu?
53
Kopi hangat
54
Fay, nama wanita itu.
55
Satu Bulan Saja
56
Setuju
57
Selera Pria
58
Hanya Milikku
59
Benci
60
Kebenaran
61
Penuh Misteri
62
Patah Hati
63
Gairah
64
Wanita Unik
65
Anak Pintar
66
Butuh Kesiapan Lebih
67
Konspirasi
68
Mengikuti Permainan
69
Hal Pribadi
70
Rasa yang Berbeda
71
Tebakan Ekspresi
72
Racun Cinta
73
Pangeran Bermata Saphire
74
Kejutan menyenangkan
75
Janji
76
Drama Baru
77
Wanita Luar Biasa
78
Rahasia keluarga
79
Lindungi
80
Bahagiamu Bahagiaku
81
Pesta Resepsi
82
Menunggu
83
Aku Ayahnya
84
Raka the Best Brother
85
Mimpikah Ini?
86
Terlibat
87
Harapan
88
Desakan Orang Tua
89
Ragu
90
Pencuri tampan
91
Meminta lebih
92
Buaya Buntung
93
Ajakan Menikah
94
Barang Berharga
95
Berita Bohong
96
Permasalahan Rumit
97
Istriku
98
Menemui Mertua
99
Demo Warga
100
Terperangkap
101
Kejadian Konyol
102
Tidak Ada Restu Kakak Ipar
103
Pesanan
104
Bohong
105
Ikatan Batin
106
Jujur Itu Lebih Baik
107
Jealous
108
Future Husband
109
Partner Ranjang
110
Menunggu
111
Ijin Selingkuh
112
Sakit
113
Masalah
114
Obat Mujarab
115
Drama
116
Kesengajaan
117
Ada yang Berbeda
118
Hancurnya Kepercayaan
119
Hancurnya Hati
120
Kenyataannya
121
Berita Bahagia
122
Siksaan Hati
123
Kelahiran
124
Proses
125
Kunjungan Kerja
126
Menyelinap
127
Perpisahan
128
Berdamai
129
Bayaran Kematian
130
Salahkah aku!
131
Hukuman dan Siksaan
132
Kesalahan Raka
133
Mengalah
134
Pertama Dan Terakhir
135
Tak Diharapkan
136
Membalikkan keadaan
137
Lamaran Indah
138
Konspirasi Licik
139
Pertemuan Kembali Dengan Keluarga
140
Rindu Omelan Istri
141
Virus Berbahaya
142
Hanya Aku
143
Obat Sakit
144
Mulai Merasakan
145
Virus Cinta
146
Nasehat Mertua
147
Memaafkan
148
Hadiah Pernikahan
149
Tamat End Rampung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!