Bukannya menjawab pertanyaan Tania barusan, Robert malah semakin memperdalam tatapan matanya terhadap gadis tersebut, sehingga membuat Tania merasa bingung, dan hendak meninggalkan Robert. Tapi niatnya itu Ia urungkan, karena tangan Robert masih memegang pundaknya dengan sangat erat.
" Huh...!" Tania menarik nafasnya dalam-dalam. Lalu Ia memberanikan diri untuk memegang tangan Robert, kemudian Ia melepaskan secara perlahan dari atas pundaknya.
" Apalagi yang kau inginkan dariku, aku ini mau pulang," ucap Tania dengan sangat lemah lembutnya, sehingga membuat detak jantung Robert semakin tak karuan.
" A...aku hanya ingin mengenal nama mu saja, tidak lebih dari itu," ucap Robert dengan terbata.
" Oh...! hanya itu saja, baiklah, Namaku Tania," ucapnya sambil menyodorkan tangan kanannya.
Begitu juga dengan Robert Iapun melakukan hal yang sama, dengan Tania.
" Namaku Robert Bridam, panggil saja Robert," ucapnya kemudian.
Mendengar nama belakang Robert, Tania langsung melepaskan tangannya dengan secepat kilat, kemudian gadis cantik itupun nampak tergesa meninggalkan Robert yang masih mematung di tempatnya, sehingga membuat Robert merasa heran, dengan sikap Tania tersebut.
" Ada apa dengannya," batin Robert sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Lalu Ia berniat untuk mengejar Tania, tapi langkah kakinya tiba-tiba berhenti, karena Momnya sudah memanggilnya dari arah belakang.
" Ada apa Mom?" tanya Robert. sambil membalikkan badannya.
" Bagaimana sayang, apakah kamu sudah mengenal nama gadis itu? apa kamu juga tau dimana tempat tinggalnya?" dan masih banyak lagi pertanyaan yang di lontarkan oleh Nyonya Amarta kepada Robert, hingga membuat Robert merasa sedikit kesal, karena pertanyaan Mommy nya.
" Ich...! Mom ini bagaimana sih, bisa nggak kalau bertanya itu satu-satu dulu, aku bingung mau menjawab yang mana," ucap Robert dengan suara lemasnya.
Sedangkan Nyonya Amarta yang mendengar ucapan anaknya itu, Ia merasa kalau Robert saat ini emosinya sedang tidak stabil, sehingga dirinya langsung menyuruh Robert untuk duduk di atas kursi, lalu Ia menyodorkan sebotol air mineral kemasan untuk Robert.
" Minumlah Nak, sepertinya kau sedang kecapean, dan banyak pikiran," ucapnya kemudian.
Tanpa basa-basi lagi, Robert langsung meraih air mineral kemasan itu dari tangan Momnya, kemudian Ia meneguknya sampai habis.
" Huh...! segar...! Terima kasih Mom, kau selalu tau apa yang aku inginkan," ucap Robert sambil berdiri dari kursinya, lalu Ia memeluk Nyonya Amarta dengan sangat erat.
" Maafkan aku Mom, tadi aku sempat berkata kasar padamu," ujar Robert.
" Tidak apa-apa sayang, Mom tau kalau kau tidak sadar dengan ucapan mu barusan," jawab Nyonya Amarta, sambil menepuk pundak anaknya.
Kemudian mereka melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.
*****
Keesokan harinya
Sejak pukul lima pagi, Tania sudah mulai bersiap siap untuk pergi ke kantor, sebab ini adalah hari pertamanya masuk kerja, jadi dia tidak ingin terlambat walaupun hanya semenit saja.
Dengan begitu semangatnya, gadis cantik itu mulai mengayunkan langkah kakinya dengan sangat anggun. Sehingga membuat siapapun yang melihatnya pasti akan terpesona dengan kecantikannya.
" Papi...! Aku pamit...!" ujar Tania. seraya meninggalkan Pak Reno yang saat ini masih duduk di teras rumahnya, sambil menyeruput secangkir kopi buatan Bibi Atun.
" Tapi Nak, bukankah ini masih pukul Lima pagi," ucap Pak Reno, sambil melirik sekilas jam yang berada di pergelangan tangannya.
" Iya Pih, ini masih pagi, tapi aku ingin cepat-cepat sampai di kantor, karena ini adalah hari pertama ku masuk kerja," jawab Tania. Kemudian Ia melangkahkan kakinya menuju tempat duduk Pak Reno, lalu Ia mencium tangannya.
" Sampai nanti Pih," pamit Tania seraya melambaikan tangannya kearah Pak Reno.
" Sampai nanti sayang, hati-hati di jalan Nak."
" Baik Pih," jawab Tania sambil masuk ke dalam mobilnya.
Kemudian gadis cantik itu mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang, sebab Ia takut kalau Mobilnya akan mengalami gangguan yang sama seperti halnya kemarin.
" Mudah mudahan Mobilku ini tidak mengalami gangguan sama sekali, sehingga membuat diriku akan cepat sampai ke kantor, dan aku juga tidak ingin kalau diriku terlambat, sebab hari ini adalah hari pertama ku masuk kerja, jadi aku tidak ingin membuat kesan yang buruk," batinnya.
Dalam perjalanan menuju kantor, Tania merasa sedikit gugup, pasalnya Albert sendiri tidak tau sama sekali bahwa dirinyalah yang akan menjadi sekretaris pribadi Albert.
" Huh...! semoga saja, Will sudah memberitahukan hal ini kepada Albert, jadi aku tidak akan bersusah payah untuk menjelaskannya hal ini kepadanya," ucap Tania yang tidak berhenti mengoceh sejak pertama kali Ia melajukan mobilnya.
Tanpa menunggu lama, akhirnya Mobil yang Ia kendarai itupun memasuki kawasan gedung perkantoran mewah milik Keluarga Bridam, dimana sang pujaan hatinya itu menjabat sebagai Direktur yang baru.
" Hum...! akhirnya sampai juga," ucapnya sambil memarkirkan mobilnya, kemudian Ia turun dari dalam mobil, seraya memperbaiki penampilannya.
Lalu Ia berjalan dengan sangat anggunnya menuju Lift, dan tanpa Ia sadari, ternyata semua laki-laki yang memandang dirinya, begitu terpesona dengan kecantikannya yang nampak sangat natural.
Ya, saat ini Ia sedang memakai baju warna Navy yang di padukan dengan rok mini warna hitam, sehingga membuat lekuk tubuhnya nampak semakin terlihat indah.
" Siapa gadis cantik itu?" ujar para lelaki seraya bisik-bisik antara satu sama lain.
" Aku tidak tau pasti, tapi aku sempat mendengar kabar bahwa Tuan Simon lah yang menerimanya bekerja di perusahaan ini, untuk dijadikan sebagai sekretaris pribadi Tuan Albert," ucap temannya.
" Oh...! seperti itu, berarti gadis itu sangat istimewa dong," jawab temannya yang satu lagi.
" Mungkin," balas temannya.
Karyawan kantor itu terus saja berbincang-bincang, hingga akhirnya mereka melihat kedatangan Albert dan Will yang baru saja keluar dari dalam mobil, setelah itu barulah mereka membubarkan diri.
Sedangkan Albert dan Will terus saja melangkahkan kakinya menuju ruangannya, hingga akhirnya Albert tiba-tiba berhenti karena melihat kehadiran Tania di depan ruangannya.
Dan hal itu membuat Albert sedikit emosi, dan langsung berjalan tergesa untuk segera menghampiri Tania, yang saat ini, mantan kekasihnya tersebut sedang menyambutnya dengan senyuman manisnya.
Namun, Albert yang melihat senyuman manis Tania barusan, Ia tidak terpesona sama sekali. Dan kini dirinya pun sudah sampai di dekat Tania.
" Apa yang kau lakukan di depan ruangan ku, cepat kau pergi dari sini," ujar Albert pada Tania dengan nada yang sedikit keras.
" Emangnya apa lagi yang akan aku lakukan di sini, selain untuk bekerja, bukan begitu Will," Jawab Tania seraya cemberut melihat tindakan Albert padanya.
Will tidak menjawab sama sekali, melainkan Ia hanya diam saja, seraya melihat perdebatan kecil antara kedua insan yang sebenarnya saling mencintai itu.
" Bekerja? Bukankah kemaren aku sudah menolak lamaran mu, jadi sebelum diriku berbuat yang tidak-tidak terhadap gadis sok cantik dan manis seperti kamu, lebih baik kau keluar secepatnya dari dalam kantorku," ucap Albert. Sambil menunjuk kearah pintu keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
mampir lagi 👍
2021-12-30
1
Via🔥💰
syukak ketegasan will..
2021-12-25
1
Sedang Bertapa
next
2021-12-24
2