Bab 9

Will langsung menghubungi satu persatu Nomor pemilik stasiun televisi, dan menyuruhnya untuk segera menyiarkan berita, kalau saat ini Albert Bridam sedang membutuhkan seorang sekretaris pribadi.

Dalam waktu singkat, berita itu mulai tersebar luas di seluruh kota, sehingga membuat para wanita cantik yang mendengar kabar tersebut mulai berbondong bondong datang ke kantor Albert, untuk melamar pekerjaan.

****

Sedangkan Tania yang sedang berada di ruang tamu, dan saat ini dirinya sedang santai menonton televisi.

Iapun langsung berdiri dari tempat duduknya, saat netranya menangkap sebuah berita kalau Albert Bridam sedang membutuhkan seorang sekretaris.

" Mungkin inilah yang dinamakan jodoh, aku akan melamar pekerjaan di Perusahaan itu," batin Tania.

Lalu wanita cantik itu berlalu pergi masuk ke dalam kamarnya, untuk mempersiapkan segala sesuatunya.

Dengan senyum mengembang yang tak pernah pudar sejak tadi menghiasi wajahnya, membuat sang ayah mengerutkan keningnya, saat melintas di depan kamar anaknya.

" Ada apa dengan Putriku," batin Pak Reno, sambil melangkahkan kakinya secara perlahan menuju kamar Tania.

Sedangkan Tania yang sedang melamun dan senyum-senyum sendiri membayangkan kalau Ia sebentar lagi akan bertemu dengan Albert, tidak menyadari kalau saat ini Ayahnya sedang berjalan menuju ke arahnya.

Kemudian Pak Reno langsung memegang pundak Tania, begitu Ia sampai di dekat anaknya.

" Tania," panggil Pak Reno.

Tania langsung terlonjak kaget begitu mendengar suara Papinya, kemudian Ia membalikkan badannya.

" A...ada apa, dan kenapa Papi bisa tiba-tiba berada di dalam kamarku?" ucap Tania terbata. Lalu Ia mengusap dadanya hingga beberapa kali.

Bukannya menjawab pertanyaan Tania, Pak Reno justru malah balik bertanya.

" Kau sedang apa Nak? sejak tadi Papi perhatikan tingkah mu rada aneh, apa terjadi sesuatu dengan mu?" Tanya Pak Reno, sambil mengusap rambut Tania.

" Aku tidak apa-apa Pih," jawab Tania singkat.

Kemudian Ia kembali membalikkan badannya.

" Hei...! anak Papi tidak usah berbohong, jelas-jelas tadi Aku memergoki dirimu sedang senyum-senyum sendiri," ujar Pak Reno sambil membalikkan badan Tania ke arahnya.

Lalu Tania menundukkan wajahnya kearah lantai, sehingga membuat Pak Reno semakin curiga, apa yang disembunyikan oleh Putrinya itu.

" Tania," panggil Pak Reno.

" Iya Pih," jawab Tania.

" Apa yang sedang kau pikirkan Nak, ceritakan lah sama Papi," ucap Pak Reno dengan sangat lembut.

Sehingga membuat Tania akhirnya luluh juga, dan mau tidak mau, Ia mulai menceritakan tentang Albert yang saat ini sedang membutuhkan sekretaris. Dan dirinya berniat untuk melamar pekerjaan di sana.

" Boleh ya Pi," ucap Tania sambil memohon kepada sang Papi.

" Apa...!" ucap Pak Reno dengan sedikit berteriak.

" Kau jangan bodoh Nak, bukankah kalau kamu ingin bekerja, kau bisa memimpin perusahaan kita," ujar Pak Reno.

" Tapi Pi, kalau aku yang menjadi pemimpin di perusahaan kita, aku tidak akan pernah bisa bertemu dengan Albert lagi," ucap Tania dengan sangat pelan, tetapi masih terdengar oleh Pak Reno.

Kemudian Pak Reno menatap wajah Putri semata wayangnya itu yang nampak sedikit bersedih, dengan sangat tidak teganya iapun akhirnya menyetujui permintaan Tania, demi membuat Putrinya itu tersenyum kembali.

" Baiklah, Papi akan menyetujui permintaan mu, tapi ingat satu hal, kau tidak boleh macam-macam di sana, sebab Papi pernah mendengar kalau salah satu cucu dari Tuan Simon sangatlah kejam, dan dia tidak menerima kesalahan walau hanya sedikitpun," ujar Pak Reno.

Tania yang mendengar penjelasan Ayahnya, mulai berpikir sejenak.

" Apa Ayah tau namanya siapa," tanya Tania kemudian.

" Ya, jelas lah Ayah tau, namanya adalah Robert Bridam, dan dalam dunia bisnis dia itu sudah terkenal di mana-mana, bahkan mungkin mengalahkan nama kakeknya Tuan Simon sendiri, dan Ayah juga pernah mendengar, kalau dirinya salah satu pemegang saham terbesar di perusahaan yang di pimpin oleh kakeknya, kalau tidak salah sekitar Lima Puluh persen," jelas Pak Reno.

" Wah...! hebat juga itu si Robert," batin Tania.

" Yasudah, kalau begitu Papi pamit dulu, dan sepertinya hari juga sudah mulai malam," ucap Pak Reno.

" Baik Pi," jawab Tania.

Setelah Papinya benar-benar keluar dari dalam kamarnya, Tania mulai menutup pintu itu dengan sangat rapat. Lalu Ia kembali lagi duduk di atas ranjang.

Kemudian Ia berpikir dengan sangat keras, sambil mengetuk-ngetuk kepala dengan jari telunjuknya. Dan sejurus kemudian Ia meraih Ponsel miliknya yang sejak tadi bertengger di hadapannya.

" Aku harus menelponnya saat ini juga," batin Tania.

Lalu Ia menekan sebuah nomor, yang berada di dalam Ponselnya.

Dan tanpa menunggu lama, akhirnya terdengarlah suara seorang Pemuda yang berada di sebrang sana.

Ya dia adalah Dion, kekasihnya Tania.

" Hallo sayang, pujaan hatiku, bagaimana kabarmu sekarang," jawab Dion dengan senyum yang bahagia.

Pasalnya kekasihnya itu tidak biasa menghubunginya saat malam-malam begini. jadi begitu melihat Tania menelponnya hatinya merasa sangat bahagia.

" Hallo Dion," jawab Tania singkat.

Dion mengerutkan keningnya ketika mendengar ucapan Tania, yang memanggilnya dengan sebutan nama saja.

" Tania, kenapa kau memanggilku dengan namaku saja? bukankah biasanya kau memanggilku dengan sebutan sayang?" tanya Dion.

" Bukan begitu Dion, aku sedang tidak mood saja," kilah Tania.

" Emangnya ada masalah apa? sehingga membuat suasana hatimu berubah," tanya Dion.

" Tidak ada masalah apa-apa, aku hanya ingin mengatakan, kalau saat ini sepertinya hubungan di antara kita cukup sampai disini," jawab Tania.

" M...m... maksudmu," ucap Dion sampai terbata, karena saat ini dirinya begitu terkejut mendengar ucapan Tania barusan.

" Iya Dion, sepertinya aku sudah tidak nyaman lagi denganmu, maka dari itu lebih baik kita putus sekarang," ujar Tania.

" Tidak bisa," ucap Dion seketika.

" Apanya yang tidak bisa, bukankah kita menjalani hubungan ini baru beberapa Minggu saja, jadi menurutku, sah, sah saja kalau aku minta putus darimu," ucap Tania, kemudian Ia langsung mematikan sambungan Ponselnya.

" Tania, Tania...!" panggil Dion sembari berteriak, hingga beberapa kali, tapi sekuat apapun Ia berteriak, Tania tidak akan mungkin lagi mendengarnya.

" Ah...," teriak Dion, dan sejurus kemudian Ia membanting Ponselnya.

BRAK....

Ponsel Dion pun hancur seketika.

Dengan sangat frustasinya iapun menjambak rambutnya sendiri.

" Ah...! Tania...!" lagi-lagi Dion berteriak memanggil nama Tania.

" Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus berbuat sesuatu, tapi apa?" pikir Dion.

" Tapi tunggu sebentar, apakah Tania akan kembali lagi bersama dengan Albert? secara...! Pemuda miskin itu kan sudah menjelma menjadi orang kaya sekarang," pikir Dion.

*****

Sedangkan Tania yang sedang berada di dalam kamarnya, mulai memejamkan matanya, sebab esok hari Ia harus bangun pagi-pagi sekali, untuk mempersiapkan diri melamar pekerjaan menjadi sekretaris di perusahaan Albert.

Dan tanpa menunggu lama, akhirnya iapun terlelap dan mulai memasuki alam mimpi.

Terpopuler

Comments

Mr. Singh

Mr. Singh

novel nggak jelas,, kyak bku cerita

2023-03-13

0

Tebe'e

Tebe'e

Tania oh Tania

2022-11-08

1

Obey Propaganda

Obey Propaganda

tania mulai mengejar albert lagi

2022-06-11

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!