Bab 8

Kebahagiaan Tuan Simon semakin terpancar di wajahnya, saat melihat Cucunya Albert, ternyata sangat menyukai Mobil mewah Limousine warna hitam yang Ia berikan.

" Apa kau suka dengan Mobil ini Cucuku?" tanya Tuan Simon.

" Hum...! Tentu saja aku sangat menyukai Mobil ini Kek," jawab Albert sambil tersenyum.tapi tidak lama berselang, senyumnya tiba-tiba meredup dari wajah tampannya.

Tuan Simon yang menyadari hal tersebut, kemudian Ia mendekat kearah Albert.

" Ada apa? kenapa senyuman itu tiba-tiba hilang dari wajah tampan mu ini?" tanya Tuan Simon.

" Bukan begitu Kek, aku kan belum bisa menyetir Mobil," ucap Albert dengan sangat polosnya.

" Oh...! kalau mengenai hal itu, kau tidak perlu merasa khawatir Cucuku, bukankah disini ada Will yang selalu siap membawamu kemanapun yang kau inginkan, kamu tinggalkan mengatakan kemana tujuanmu, dengan secepat kilat pula Will akan mengantarmu, bukan begitu Will...?" tanya Tuan Simon sambil menatap kearah Will.

" Iya Tuan muda," jawab Will dengan sangat cepat.

" Tapi Kek, aku tidak ingin selalu bergantung kepada orang lain, jadi aku ingin belajar menyetir Mobil sendiri, apa boleh?" tanya Albert.

Tuan Simon yang mendengar ucapan Cucunya, Lalu Ia tersenyum.

" Tentu saja boleh, kau bisa belajar kepada Will," jawab Tuan Simon.

" Yes," batin Albert sambil menyunggingkan senyuman terindahnya.

" Kalau begitu, mari kita berangkat ke kantor menggunakan Mobil ini saja Kek," jawab Albert.

" Baiklah," jawab Tuan Simon.

Kemudian Albert dan Kakeknya Tuan Simon, lalu masuk ke dalam Mobil Limousine warna hitam keluaran terbaru itu, kemudian di ikuti oleh Will, yang akan menyetir mobilnya.

Di Dalam Mobil

Albert nampak sedikit gugup, karena sebentar lagi Ia akan di nobatkan kakeknya, sebagai pemimpin di salah satu perusahaan yang paling terbesar di seluruh Asia.

" Apakah aku bisa menjadi seorang pemimpin perusahaan," ucap Albert pelan, tapi masih terdengar oleh Tuan Simon.

" Tentu saja bisa, asal kau punya niat dan tekad yang kuat, semuanya akan berjalan dengan lancar, dan Kakek juga sangat yakin, kalau kau juga bisa seperti Robert, bahkan lebih hebat dari dia," ucap Tuan Simon menyemangati Cucunya itu.

" Dan satu hal lagi, kau juga jangan khawatir, Will akan selalu membantu dan membimbing mu, bukan begitu Will?" tanya Tuan Simon lagi.

" Benar Tuan," jawab Will.

Tanpa terasa, Mobil mewah Limousine yang mereka tumpangi itupun sudah berhenti, di depan salah satu anak perusahaan terbesar milik Tuan Simon.

Will pun turun dari dalam mobil, untuk membukakan pintu untuk kedua Tuannya.

" Silahkan Tuan," ucap Will sambil membuka pintu Mobil mewah itu.

Dari jauh, para karyawan yang melihat kedatangan pemimpin mereka yang baru, mulai berbasis rapi untuk segera menyambutnya.

Albert pun keluar dari dalam Mobil, sambil merapikan Jasnya yang nampak sedikit berantakan.

" Apa kau sudah siap Cucuku," tanya Tuan Simon.

" Sudah Kek," jawab Albert nampak sedikit ragu.

" Kalau begitu mari silahkan kamu berjalan di depan Cucuku, karena pemimpin yang berani dan bertanggung jawab itu, harus selalu siap dengan keadaan apapun," ucap Tuan Simon sambil mengisyaratkan Albert untuk segera maju.

" Baiklah, mulai sekarang aku akan menjadi pemimpin perusahaan yang akan bertanggung jawab terhadap tugas yang Kakek berikan, jadi aku tidak perlu khawatir, sebab kakek dan Will akan selalu mendampingi ku," ucap Albert memantapkan hatinya, sebab Ia tidak mau mengecewakan perasaan kakeknya.

" Bagus, itu yang aku inginkan darimu," ucap Tuan Simon sambil menepuk pundak Cucunya itu dengan perlahan. kemudian Ia tersenyum bangga.

Lalu Albert berjalan perlahan ke depan kakeknya, langkah demi langkah Ia ayunkan menuju gedung perkantoran yang sangat mewah itu, bahkan lantainya saja terdiri dari Lima belas lantai.

Bayangkan saja kira-kira berapa banyak karyawan, yang bekerja di perusahaan itu, sungguh...! Albert tidak menyangka kalau sekarang Ia sudah menjadi seorang pemimpin yang sangat berpengaruh di seluruh Asia.

Sedangkan di depan pintu masuk, setiap karyawan baik itu laki-laki ataupun perempuan, sudah berjejer rapi untuk menyambut kedatangan pemimpin perusahaan yang baru.

Semuanya nampak membungkuk hormat, dan bahkan satu orang pun tidak ada yang berani menatap wajah Albert saat ini.

" Apakah penyambutannya memang harus seperti ini?" tanya Albert pada Will, yang saat ini sedang berjalan sejajar dengannya.

" Iya Tuan muda," jawab Will.

Setelah cukup jauh mereka melangkah, akhirnya para karyawan yang berjejer rapi itupun akhirnya sampai di titik terakhir, dan hal itu membuat Albert sedikit lega.

" Akhirnya aku keluar juga dalam situasi yang mendebarkan ini," batin Albert. Sambil mengusap dadanya hingga beberapa kali.

Will yang sudah melihat pintu Lift, kemudian Ia berjalan mendahului Albert dan Tuan Simon, sebab Ia tidak mau kalau kedua Tuannya itu sampai menunggu lama di depan pintu lift.

Begitu pintu Lift itu terbuka lebar, Tuan Simon dan Albert langsung memasukinya, dan tujuan mereka saat ini adalah Ruangan Albert di lantai Lima belas.

Setelah cukup lama berada di dalam lift, akhirnya mereka sampai juga di lantai Lima belas.

" Mari Tuan," ucap Will sambil berjalan di depan untuk membawa Albert masuk kedalam ruang kerjanya.

Di depan pintu

Will pun kembali membuka pintu itu dan mempersilahkan Albert dan Tuan Simon untuk segera masuk.

" Silahkan masuk Tuan," ucap Will.

Kemudian Albert dan Kakeknya pun memasuki ruangan Albert secara bersamaan.

Di Dalam Ruangan

Albert seketika takjub melihat decoration ruangan itu yang nampak terlihat sangat mewah.

" Kakek, apakah ruangan ini akan menjadi tempat kerjaku," tanya Albert.

" Tentu saja Cucuku, di ruangan inilah kamu nanti akan mengurus perusahaan ini, jadi silahkan kau duduk pada Kursi kebesaran mu," ucap Tuan Simon sambil tersenyum.

Tanpa menunggu lama, Albert pun segera berjalan perlahan menuju kursi kebesarannya. kemudian Ia langsung mendudukkan bokongnya tepat di kursi empuk itu.

" Ternyata seperti ini rasanya menjadi pemimpin, dan aku akan berusaha sekuat tenaga untuk memajukan perusahaan ini sampai ke penjuru dunia," tekad Albert semakin kuat.

Keheningan sempat terjadi sejenak di dalam ruangan itu, sehingga membuat Tuan Simon berpikir sejenak, tentang apa lagi yang kurang dalam kepemimpinan Cucunya.

" Tunggu sebentar, sepertinya ada sesuatu yang kurang, dalam kepemimpinan Cucuku," ucap Tuan Simon tiba-tiba memecah keheningan itu.

" Aku tau," ucap Will bersuara.

" Kalau begitu, katakanlah Will," ucap Tuan Simon.

" Hum...! Aku rasa Tuan muda membutuhkan seorang sekretaris," ucap Will sambil tersenyum.

Tuan Simon berpikir sejenak, sebelum menyetujui apa yang dikatakan oleh Will. lalu Ia kembali bersuara, dan sejurus kemudian Tuan Simon menyetujui apa yang dikatakan oleh Will.

" Baiklah Will, cepat kau umum kan di seluruh stasiun televisi, bahwa Albert Bridam membutuhkan sekretaris pribadi sebanyak dua orang," titah Tuan Simon.

" Baik Tuan," ucap Will.Sambil membungkuk hormat.

Terpopuler

Comments

Armos

Armos

👍👍👍

2022-06-26

0

𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪​​​🇱​​​​❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐

𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪​​​🇱​​​​❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐

mau crita saya kalau baca novel baca nya mode gelap

2022-02-24

7

Nindira

Nindira

Albert kamu belum bisa nyetir mobil? Sini belajar sama aku

2022-01-05

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!