Bab 7

Pagi Hari

Sinar matahari pagi mulai menerobos masuk dari celah gorden yang berada di dalam kamar Albert. Sehingga mau tidak mau Pria tampan itu mulai membuka matanya dengan perlahan.

" Hum...! Ternyata hari sudah pagi," ucapnya sambil mengusap mukanya hingga beberapa kali. kemudian Ia bangun dari tempat tidur, dan sekarang tujuannya adalah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tidak lama berselang Albert pun keluar dari dalam kamar mandi, dan tanpa Ia duga sebelumnya, para Pelayan suruhan Eric ternyata sudah berjejer rapi di dalam kamarnya, sambil menggenggam satu steel pakaian lengkap dengan Jas di tangan mereka masing-masing.

Albert pun terkejut, sebab sekarang ini Ia hanya menggunakan handuk kecil yang melilit di pinggangnya.

" K...kapan kalian semua berada disini," tanya Albert sambil terbata.

" Baru saja Tuan muda," jawab si Botak.

" Hum...! tidak bisakah anda semua minta izin dulu padaku sebelum kalian memasuki kamarku?" ucap Albert sedikit kesal, sebab saat ini Ia merasa sedikit malu karena dirinya hanya menggunakan handuk saja.

Lalu si Botak yang berada paling depan, memberanikan diri untuk bersuara.

" Maaf Tuan muda, lain kali kami semua akan mengetuk pintu terlebih dahulu," ucapnya sambil membungkuk hormat.

" Baiklah, untuk kali ini aku maafkan, tapi lain kali aku akan memberikan hukuman pada kalian semua yang tidak mengetuk pintu, saat hendak masuk ke dalam kamar ku," ucap Albert dengan sangat tegas.

" Baik Tuan muda," ucap para Pelayan itu serempak.

" Dan kau Botak, dimana Kepala Pelayan Eric?" tanya Albert.

" Saat ini Ia sedang sibuk mengurus Tuan muda Robert, karena tadi pagi Tuan Robert sedikit membuat ulah," ucap si Botak.

" Membuat ulah," tanya Albert sambil mengerutkan keningnya.

" Iya Tuan muda, biasalah mungkin tadi malam Ia terlalu banyak minum," ucap si Botak.

" Oh...! begitu rupanya," ucap Albert sambil mengangguk-anggukkan kepala.

" Hum...! Botak, menurut mu Baju yang aku pakai ini cocok tidak," tanya Albert sambil memperbaiki Jasnya.

Mendengar Tuan mudanya bertanya seperti itu, membuat si Botak menghentikan aktivitasnya sejenak, lalu Ia memandang Albert dari ujung kaki sampai ujung kepala.

" Menurutku, apa yang Tuan pakai semuanya akan cocok di badan Tuan, mau itu mahal ataupun murah, semuanya tergantung pada niat kita sendiri, tetapi jaman sekarang sudah berbeda, kebanyakan wanita diluar sana, menilai seseorang itu dari penampilannya, sungguh miris...!" ucap si Botak.

Albert menarik nafasnya dalam-dalam mendengar ucapan si Botak barusan, lalu Ia duduk di atas Sofa yang tersedia di dalam kamarnya.

" Itulah yang aku alami selama ini, aku dihina oleh orang yang aku cintai dengan setulus hati, karena penampilanku, dan mungkin saat itu aku juga tidak memiliki materi yang cukup, tapi sekarang diriku sudah berbeda, aku bukan Albert yang dulu lagi," ucapnya.

Di saat mereka sedang berbincang-bincang, tiba-tiba Erik memasuki kamarnya, dan mau tidak mau Albert pun mengakhiri perbincangan itu.

" Tuan muda, kakek anda sudah menunggu kedatangan mu di meja makan," ucap Eric.

" Baiklah," jawab Albert sambil berdiri dari tempat duduknya. kemudian Ia merapikan Jasnya yang nampak sedikit berantakan itu.

Di Meja Makan

Tuan Simon yang melihat kedatangan Cucu kesayangannya mulai tersenyum manis.

" Albert, kemarilah," ucap Tuan Simon.

" Iya Kek," jawab Albert sambil mendekat kearah Tuan Simon, lalu Ia duduk di sampingnya.

Kemudian Tuan Simon memanggil Will yang saat ini sedang berdiri di belakangnya.

" Will, berikan fasilitas yang aku bicarakan semalam kepada Cucuku," ucap Tuan Simon sambil tersenyum.

" Baik Tuan," ucap Will sambil merogoh kantong Jasnya, kemudian Ia meletakkan amplop warna coklat itu di depan Tuan Simon.

" Ini Tuan besar," ucap Will, kemudian kembali berdiri di belakang Tuan Simon.

" Ambillah Cucuku, ini semua sekarang sudah menjadi milikmu," ucap Tuan Simon.

" A... apa ini Kakek," tanya Albert terbata.

" Bukalah dahulu, nanti juga kau akan mengetahuinya," ucap Tuan Simon sambil tersenyum.

Tanpa menunggu lama, Albert segera meraih Amplop warna coklat itu, kemudian Ia membukanya.

Tangannya bergetar hebat saat memegang sebuah kunci, yang Ia yakini itu adalah sebuah kunci Mobil mewah. belum berakhir disitu, matanya kian melotot sempurna saat Ia melihat sebuah kartu ATM black card. dan beberapa Kartu ATM lainnya yang tidak mungkin orang biasa memilikinya, dan hanya orang-orang tertentu saja yang mempunyai kartu ATM tersebut.

" I...ini semua untukku Kek?" tanya Albert dengan bibir yang bergetar.

" Iya...! tentu saja itu semua untukmu Cucuku," jawab Tuan Simon sambil tersenyum.

Mendengar hal itu Albert seketika menatap kearah Kakeknya dengan sangat lekat, lalu Ia berhambur untuk memeluknya.

" Terima kasih Kek," ucapnya dengan haru.

" Sama-sama," ucap Tuan Simon sambil menepuk pundak Albert hingga beberapa kali.

Sedangkan Nyonya Amarta yang melihat kejadian itu semua, mulai memicingkan matanya. Lalu Ia menghampiri Albert dan Tuan Simon yang berada di Meja Makan.

" Bukankah itu terlalu berlebihan Ayah, dia kan baru datang di keluarga ini," ucap Nyonya Amarta sambil duduk di atas kursi, dan saat ini Ia terlalu iri dengan sikap Tuan Simon yang sepertinya sangat menyayangi Albert.

Albert yang mendengar ucapan Ibu tirinya itu, mulai melepaskan pelukannya terhadap kakeknya,lalu Ia kembali duduk di atas kursi dengan sangat tenang.

" Dia itu Cucuku, sama seperti anak mu Robert, Albert juga akan mendapatkan fasilitas yang sama dengan Robert," ucap Tuan Simon dengan sangat tegas.

" Tapi Ayah...! bagaimana kau samakan dia dengan anakku, kamu tau sendiri kan, bahwa selama ini Robert lah yang membuat perusahaan kita semakin maju, bahkan sampai ke penjuru dunia, jadi aku harap mulai sekarang Ayah tidak perlu menyamakan anakku dengan Albert," ucap Nyonya Amarta sedikit kesal. Kemudian Ia menatap tajam kearah Albert.

" Sudahlah, kau tidak perlu mengingatkan aku mengenai hal itu, bukankah dirimu juga orang baru di rumah ini, bahkan kamu tega menghancurkan ke bahagiaan orang lain, demi harta dan kekuasaan, jadi sekarang kau lebih baik tidak usah ikut campur dengan urusanku, karena sebentar lagi Albert juga akan menjadi pewaris kekayaan yang aku miliki," ucap Tuan Simon sambil berdiri dari tempat duduknya.

Mendengar ucapan Tuan Simon barusan, membuat Nyonya Amarta semakin membenci Albert, tetapi untuk saat ini Ia belum bisa berbuat apa-apa, karena sepertinya Ayah mertuanya itu sangat menjaga Cucunya itu.

" Tunggulah sampai saatnya tiba, di saat kalian semua lengah, di situlah aku akan memprak porandakan keluarga ini lagi, seperti yang aku lakukan pada Ayah dan ibunya Albert" batin Nyonya Amarta. kemudian Ia menyunggingkan senyuman licik.

Sedangkan di luar rumah, Albert terkejut bukan main, karena saat ini dirinya sedang menatap Mobil pemberian kakeknya.

" Apakah Mobil mewah ini, benar-benar milikku Kek," tanya Albert.

" Iya...! Sekarang Mobil itu sudah menjadi milikmu Cucuku," ucap Tuan Simon.

Terpopuler

Comments

kutu kupret🐭🖤🐭

kutu kupret🐭🖤🐭

jalaaaaang pereeeekkk kuntilaknaaatttt🖕🖕🖕🖕👿

2023-02-04

0

Al Fran

Al Fran

sudah 7 bab ceritanya masih monoton belum ada greget nya

2022-04-16

0

Akagami-sensei

Akagami-sensei

1 Kesimpulan... Albert Bakal Mati Kalau Gaada Plot Novel.. Kau Lihat Lah Sikapnya

2022-03-27

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!