Bab 6

Sedangkan Tuan Simon yang sudah selesai menceritakan semua rahasia tentang keluarga Bridam kepada Albert, kemudian Ia mengajaknya untuk keluar. Sebab tanpa Ia sadari, ternyata hari sudah mulai malam.

" Kenapa Kek," tanya Albert yang melihat kakeknya sudah tidak nyaman pada tempat duduknya.

" Tidak ada apa-apa, Ayo kita keluar dari sini," ajak Tuan Simon.

" Baiklah Kek," ucap Albert.

Kemudian mereka berdua meninggalkan ruangan rahasia itu.

Baru saja Tuan Simon, memegang kenop pintu dan hendak membuka pintu ruang kerjanya, tiba-tiba Ia terkejut mendengar suara seseorang yang begitu Ia kenal.

" Huh...! ternyata mereka sudah sampai di rumah ini," ucapnya sambil menarik nafasnya dalam-dalam.

" Ada apa Kek! Kenapa kau tidak langsung membuka pintu itu? apa terjadi sesuatu di luar?" tanya Albert sambil mengerutkan keningnya.

" Tidak terjadi apa-apa Cucuku, dan kamu harus ingat, kalau nanti Amarta membicarakan sesuatu yang menyakiti hati dan perasaanmu, kakek harap kau jangan bersedih, karena wanita itu sikapnya memang seperti itu," ucap Tuan Simon menjelaskan.

" Baiklah Kek," jawab Albert. Sambil memperbaiki Jas mahalnya.

" Dan satu hal lagi Cucuku, kau harus bersikap tegas dan waspada terhadap wanita itu, sebab kita tidak tau, apa yang sedang di rencanakan nya untuk menyingkirkan mu saat ini," ucap Tuan Simon kembali.

" Kalau mengenai hal itu, kau tidak perlu merasa khawatir Kek, karena saat ini aku sudah menyiapkan mental bajaku," jawab Albert mantap.

" Bagus," ucap Tuan Simon sambil menepuk pundak Cucunya itu dengan perlahan. kemudian Ia langsung membuka pintu tersebut.

Dan....

Sebuah teriakan seorang perempuan menggema di ruang tamu itu. Ya, dia adalah Nyonya Amarta yang sejak tadi menunggu Tuan Simon keluar dari dalam ruang kerjanya.

" Ayah mertua, aku ingin membicarakan sesuatu yang sangat penting," ucap Nyonya Amarta dengan sangat lantang.

Tetapi, Tuan Simon yang baru saja keluar dari dalam ruang kerjanya, tidak memperdulikan sama sekali tentang ucapan Amarta barusan, bahkan saat ini Ia mengacuhkannya.

" Ayah mertua," panggil Nyonya Amarta sekali lagi.

Sehingga mau tidak mau, akhirnya Tuan Simon menoleh sebentar kearah menantunya itu.

" Ada apa?" tanya Tuan Simon datar. sambil membalikkan badannya kearah Nyonya Amarta.

" Siapa laki-laki yang berada di samping mu itu?" tanya Nyonya Amarta pura-pura tidak tau, padahal sampai saat ini, berita tentang Tuan Simon yang menobatkan Cucunya menjadi pewaris tunggal keluarga Bridam, masih menjadi trending topik di seluruh dunia.

Lalu Tuan Simon, seketika tersenyum manis mendengar pertanyaan menantunya itu, yang menurutnya sangat lucu.

" Aku rasa, tanpa menjelaskan sedikitpun padamu kau sudah tau," ucap Tuan Simon datar.

Kemudian Nyonya Amarta mendekat kearah Ayah mertuanya itu.

" Ya, aku sudah tau, tetapi aku ingin mendengar langsung dari mulut Ayah mertuaku," ucap Nyonya Amarta sambil menyunggingkan senyuman picik di wajahnya.

" Baik, kalau itu mau mu, aku akan memperkenalkan sekali lagi cucu pertamaku di depan matamu sekarang juga, dan kau Albert Bridam, mendekat lah...!" perintah Tuan Simon.

Kemudian Albert mendekat kearah kakeknya. Dan Tuan Simon dengan sangat lantangnya memperkenalkan Albert di depan menantunya itu.

Mendengar pengakuan langsung dari mulut Ayah mertuanya, Nyonya Amarta mulai merasa sangat marah.

" Ayah...! Aku tidak yakin kalau dia itu benar-benar Cucumu, dan disini kan masih ada Robert sejak dahulu , tetapi kenapa kau tidak menobatkan dirinya sebagai pewaris tunggal di keluarga ini?" tanya Nyonya Amarta menggebu gebu.

" Aku rasa kau sendiri sudah tau jawabannya," ucap Tuan Simon datar, sambil meninggalkan ruang tamu. Kemudian Ia menarik tangan Albert menuju Meja makan.

" Ayo Albert, kita makan malam sekarang, Kakek sudah mulai merasa lapar," ucap Tuan Simon.

" B...baik Kek," jawab Albert sedikit terbata, sebab Nyonya Amarta saat ini meliriknya dengan sangat tajam.

Di Meja Makan

Sekarang Nyonya Amarta tidak bisa berbuat apa-apa, sebab dalam tradisi keluarga Bridam, seseorang tidak di perbolehkan untuk bicara, sebelum acara makan itu selesai.

" Huh...! Sungguh situasi yang sangat tidak menguntungkan bagi ku," batin Nyonya Amarta. kemudian Ia melirik kearah nasi yang berada di hadapannya, lalu Ia menyuapkannya kedalam mulutnya.

Kemudian mereka semua melakukan makan malam bersama dalam diam, karena tidak ada satupun orang yang berani berbicara, dan hanya suara sendok dan garpu saja yang saling bersahutan.

Sungguh makan malam yang sangat khidmat bagi Albert, karena sebelumnya Ia tak pernah merasakan suasana tenang seperti ini.

Setelah selesai makan, Tuan Simon langsung menyuruh Asisten pribadinya Will, untuk segera mengantarkan Pewaris tunggal keluarga Bridam ke kamarnya.

" Will, antarkan Cucuku masuk kedalam kamarnya, biarkan Ia istirahat malam ini dengan nyenyak, sebab besok pagi Ia akan langsung memimpin perusahaan yang akan menggantikan diriku," ucap Tuan Simon datar, kemudian Ia berdiri dari tempat duduknya, dan langsung masuk kedalam kamarnya.

" Baik Tuan besar," ucap Will sambil membungkukkan badannya.

Sedangkan Nyonya Amarta yang mendengar hal itu semua, lagi-lagi dibuat terkejut bukan main, sebab tidak biasanya Ayah mertuanya itu langsung masuk kedalam kamar, setelah selesai melaksanakan makan malam, biasanya Ia duduk sebentar di ruang tamu sambil melihat berita di stasiun televisi.

Tetapi Ia menyadari satu hal, bahwa Ayah mertuanya itu sedang menghindari dirinya. Tanpa bisa berbuat apa-apa, akhirnya iapun kembali memasuki kamarnya untuk beristirahat.

" Sudahlah, lebih baik aku istirahat saja malam ini, karena badanku juga masih terasa kurang fit," ucapnya sambil berlalu pergi meninggalkan Meja makan dan menaiki anak tangga satu persatu.

****

Albert yang berada di dalam kamarnya, mulai memejamkan matanya dengan perlahan, sebab hari ini Ia merasa sangat lelah, sehingga tanpa menunggu waktu lama, akhirnya Ia langsung terlelap memasuki alam mimpi yang indah.

Sedangkan di luar pintu, Will mulai menyuruh Antek anteknya termasuk si Botak untuk berjaga di luar, sebab Ia takut kalau Robert ataupun Nyonya Amarta melakukan sesuatu yang tidak di inginkan kepada Albert.

Will, yang sudah selesai memompa semangat si Botak beserta antek anteknya, mulai meninggalkannya, kemudian Ia bergegas pergi ke kamar Tuan Simon.

Di Depan Pintu Kamar Tuan Simon

Will mengetuk pintu kamar itu dengan perlahan, sebab Ia sedikit takut kalau Nyonya Amarta mendengarnya.

" Tuan," panggil Will dengan sangat pelan.

" Masuklah Will, pintunya tidak di kunci," ucap Tuan Simon dari dalam kamarnya.

Dan tanpa menunggu lama, Will pun memasuki kamar Tuan Simon.

" Ada apa Tuan memanggilku datang ke mari?" tanya Will. Sambil membungkukkan badannya.

" Duduklah dulu Will," ucap Tuan Simon yang saat ini dirinya sedang berada di atas Sofa.

" Baik Tuan," ucap Will. Sambil mendudukkan bokongnya di samping Tuan Simon.

Kemudian Will dan Tuan Simon, kembali berbincang-bincang mengenai agenda Albert untuk besok hari.

Terpopuler

Comments

kutu kupret🐭🖤🐭

kutu kupret🐭🖤🐭

karena robet adalah anak haram dari perempuan jalang oerek babi ngepet 🖕🖕🖕

2023-02-04

0

𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪​​​🇱​​​​❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐

𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪​​​🇱​​​​❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐

kalau di sini amarta di novel ku tokoh utama nya amara kembaran kaya nya yah

2022-02-24

3

Via🔥💰

Via🔥💰

wahh hasus selalu waspada meski drmh sendiri ya

2021-12-25

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!