Albert terkejut bukan main mendengar penjelasan Kakeknya, tapi sebisa mungkin Ia menetralkan emosi yang ada di dalam dirinya. dengan begitu tenangnya Iapun memperbaiki posisi duduknya saat ini, dan melipat kedua tangannya di dada.
" Jadi selama ini ayahku telah menyakiti perasaan Ibuku, sungguh tega kau Ayah," batinnya.
Sedangkan Tuan Simon yang memperhatikan ekspresi dari Albert yang tidak berubah sama sekali, kemudian Ia melanjutkan kembali ceritanya.
" Dan anda tau Cucuku, sekarang ini wanita itu masih berada di dalam rumah ini, dan anak laki-lakinya telah menguasai saham perusahaan kita sebesar Lima Puluh Persen," ucap Tuan Simon.
Sekarang Albert tidak mampu lagi menahan ekspresi keterkejutannya, kemudian Ia berdiri dan menghampiri sang kakek.
" Jadi, maksud Kakek, wanita itu telah merebut semua kebahagiaan Ibuku dan sekarang anaknya juga telah menjadi bagian terpenting di perusahaan yang dibangun oleh kakek," tanya Albert.
" Hum...! Benar Cucuku."
" Tapi tunggu sebentar, ngomong-ngomong wanita itu sekarang berada di mana, kenapa saat aku sampai di rumah ini, aku tidak pernah bertemu dengannya sama sekali Kek?" tanya Albert sambil mengerutkan keningnya.
" Hum...! saat ini Ia sedang berlibur ke luar negeri bersama dengan anaknya, dan ke mungkin sebentar lagi mereka berdua akan sampai," ucap Tuan Simon.
" Huh....! Pasti Ia juga sudah mendengar berita, tentang aku yang telah menobatkan dirimu sebagai pewaris tunggal keluarga Bridam, jadi kakek harap saat kau bertemu dengannya, kau jangan mengambil hati tentang omongannya," ucap Tuan Simon lagi.
" Baiklah Kek, sekarang aku mengerti dan akan menuruti semua yang kau perintahkan," ucap Albert.
" Kau adalah Cucuku, keturunanku, jadi aku mohon apapun yang terjadi di kemudian hari, kamu jangan pernah meninggalkan keluarga ini," ucap Tuan Simon.
" Baiklah Kek," jawab Albert.
Kemudian Tuan Simon dan Albert melanjutkan kembali pembicaraan mereka di ruangan rahasia itu.
****
Sedangkan di luar ruang kerja Tuan Simon, ternyata sedang terjadi kerusuhan.
Ya, saat ini Nyonya Amarta sedang marah-marah kepada Will dan juga Eric, sebab dirinya tidak di perbolehkan oleh kedua orang itu untuk segera menemui Ayah mertuanya, padahal saat ini Ia sangat ingin bertanya kepada pria paruh baya itu, kenapa Ia tiba-tiba menobatkan seseorang yang tidak di kenal menjadi pewaris tunggal di keluarga Bridam.
Nyonya Amarta yang sudah mulai emosi, karena sudah hampir dua puluh menit Ia menunggu, Tetapi Tuan Simon belum juga keluar dari dalam ruang kerjanya.
Kemudian Ia berdiri dari Sofa, lalu menghampiri Will dan juga Eric yang sedang berjaga di depan pintu masuk itu.
" Will, aku perintahkan kau untuk menyingkir dari hadapanku sekarang juga," ucap Nyonya Amarta yang sepertinya saat ini Ia sedang menahan emosi.
" Tidak bisa Nyonya, karena ini adalah perintah dari Tuan besar kepada ku, bahwa siapapun tidak di perbolehkan untuk memasuki ruangan ini, sebelum beliau mengijinkannya," ucap Will. dengan sangat tegas.
Nyonya Amarta yang mendengar hal itu, hatinya mulai merasa semakin marah, dan kemarahannya saat ini sudah sampai di ubun-ubun.
" Will," ucap Nyonya Amarta dengan sedikit berteriak.
Kemudian Will mengarahkan pandangannya kearah Nyonya Amarta, dan Ia tau saat ini Nyonya besarnya itu sudah mulai marah, tetapi Ia tetap pada pendiriannya.
" Nyonya mengertilah diriku, karena sekarang ini aku sedang menjalankan perintah dari Tuan besar, dan aku harap Nyonya bisa bekerja sama, sekali lagi Aku mohon padamu mengertilah tentang situasi ini," ucap Will sambil membungkukkan badannya.
Sedangkan anak dari Nyonya Amarta yang bernama Robert, begitu melihat kejadian yang terjadi di depan matanya, Iapun mulai menenangkan Mommynya.
" Mom, tenangkan lah dirimu, kau tidak perlu repot-repot mengeluarkan emosi dan tenaga mu hanya karena masalah sepele seperti ini, nanti juga kakek tua itu akan keluar dengan sendirinya, tanpa kau berdebat dengan pengawalnya yang sok bijak itu," ucapnya datar tanpa ekspresi. Kemudian Ia berjalan perlahan menuju kearah ruang tamu. Lalu Ia mendudukkan bokongnya dengan santai di atas Sofa.
Melihat tindakan anaknya, Nyonya Amarta merasa sedikit kesal, kemudian Ia menghampiri Robert yang duduk di atas Sofa, lalu Iapun duduk di sebelahnya.
" Kau menganggap masalah ini sepele? Robert, ini bukan masalah sepele Nak, ini masalah besar bagimu," ucap Nyonya Amarta. Menatap kearah anaknya dengan sangat serius.
" Sudahlah Mom, kita baru saja pulang dari luar negeri, biarkan otakku beristirahat sejenak," ucapnya sambil memijat keningnya.
Melihat kelakuan Robert, lagi-lagi Nyonya Amarta menggelengkan kepala, sebab saat ini Ia tidak tau apa yang sedang di pikirkan oleh anaknya, dan dirinya juga benar-benar di buat pusing tujuh keliling, melihat ke tenangan yang ditunjukkan oleh Robert.
" Eric," panggil Robert.
" Iya Tuan muda," jawab Eric sambil membungkukkan kepalanya.
" Tolong ambilkan minuman yang berada di dalam kamarku," ucap Robert.
" Baik Tuan," ucap Eric sambil berjalan meninggalkan ruangan itu.
Sedangkan Nyonya Amarta, yang mendengar perintah Robert kepada Eric, Ia mulai merasa sangat khawatir, sebab Ia tau minuman apa yang dimaksud oleh anaknya.
" Robert, kau mau minum-minum dalam situasi seperti ini?" tanya Nyonya Amarta. Yang mulai nampak kesal dengan ulah anaknya.
" Ya Mom, karena itu adalah kesenanganku," ucap Robert santai, bahkan Ia sampai menyunggingkan senyuman manis kearah Mommynya.
Kemudian Nyonya Amarta kembali geleng-geleng kepala, melihat kelakuan anaknya, dan sekarang Iapun sudah tidak tahan lagi duduk berdampingan dengan Robert, jadi Ia memutuskan pergi untuk beristirahat saja di dalam kamarnya.
****
Lain halnya dengan Tania, saat ini dirinya begitu menyesal telah memperlakukan Albert dengan sedemikian rupa.
Bahkan Ia sampai menghianati Cinta suci Albert, yang sejak Dua tahun mereka lalui bersama.
" Sungguh...! Aku benar-benar menyesal telah menghina Albert, Kalau aku tau dia adalah keturunan keluarga Bridam, mana mungkin diriku memutuskan hubungan dengannya," batin Tania yang sejak kemarin Ia merasa sangat gelisah. lalu Ia mondar-mandir tak jelas di dalam kamarnya.
" Apa yang harus aku lakukan sekarang? bagaimana aku bisa menemuinya? Pasti saat ini Bodyguard nya sangat banyak, dan pengawalnya juga akan sangat ketat, secara...! dia itu sekarang sudah menjadi salah satu orang terkaya di dunia ini," ucap Tania yang terus saja berbicara di dalam hatinya.
Lalu sedetik kemudian terdengarlah suara seseorang mengetuk pintu kamarnya. Dan ternyata itu adalah Papinya.
" Papi...!" ucap Tania sambil berhambur memeluknya.
" Hum...! Ada apa dengan anak Papi, kenapa wajahmu terlihat sangat murung hah..!" ucap Pak Reno sambil membalas pelukan anaknya. Kemudian ia menaikkan sedikit dagu Tania ke atas.
" Ah...! Papi, bagaimana aku tidak murung, dan Papi tau kan kalau sekarang Albert sudah menjelma menjadi orang terkaya di muka bumi ini," ucap Tania berdecak kesal, Lalu Ia melepaskan pelukannya dari sang Papi.
" Oh...! itu rupanya penyebab anak kesayangan Papi cemberut seperti ini," ucap Pak Reno.
" Iya Pih," jawab Tania. Kemudian Ia duduk di sisi ranjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
kutu kupret🐭🖤🐭
cuiiiiiihhh 🖕
anak haram dan jalang perek otak babi ngepet 🖕☠️🔪
2023-02-04
0
Via🔥💰
aihh tania ini.. giliran tau tajir mampir.. kismun menyingkir..wkwkwkwk
2021-12-25
2
Nindira
Sabar Amarta, kamu kaya gak akan ketemu lagi aja sama tuan Simon
2021-12-22
0