Bab 4 (Revisi)

Setelah acara penobatan Albert yang dilakukan di Kapal Pesiar selesai. Tuan Simon lalu membawa Cucu kesayangannya itu ke dalam sebuah Mall yang paling terkenal dan terbesar di kota itu, untuk membeli semua barang-barang branded yang di perlukan oleh Albert.

Dan entah itu kebetulan atau tidak, Albert tanpa sengaja bertemu dengan Dion dan Tania yang saat ini baru saja keluar dari dalam Mobilnya.

Dan tiba-tiba sebuah Mobil Limousine mendadak berhenti di depan mereka. Tania dan Dion seketika mematung melihat orang yang  keluar dari dalam Mobil itu.

" Albert," panggil Tania dan Dion secara bersamaan.

Sedangkan Albert yang mendengar namanya di panggil, kemudian Ia menghentikan langkahnya sejenak, dan melirik sekilas kearah orang yang memanggil namanya.

Sedangkan Tania yang melihat Albert merespon panggilannya, wanita cantik itupun langsung berhambur dan ingin memeluk mantan kekasihnya itu. Tetapi tindakannya tersebut, langsung di halau oleh Will yang sedang berada di samping Albert,  sebab menurutnya sangat tidak etis, bila seorang gadis tiba-tiba memeluk Tuan mudanya itu, apa lagi saat ini mereka sedang berada di dalam lingkungan yang sangat ramai.

" Apa yang ingin anda lakukan Nona, cepat menyingkir dari hadapan Tuan muda kami," ucap Will dengan sangat tegas.

" Albert," panggil Tania.

"Hum...!" ucap Albert singkat, kemudian Ia kembali melangkahkan kakinya untuk memasuki Mall tersebut.

Sedangkan Tania yang merasa di acuhkan oleh Albert, kemudian Ia memanggilnya untuk kedua kalinya.

" Albert," panggil Tania kembali. Tetapi, Albert yang mendengar panggilan Tania tersebut, kembali mengacuhkan panggilan wanita yang sejak Dua Tahun terakhir ini mengisi kekosongan hatinya.

Sedangkan Dion yang melihat kejadian tersebut, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, apa lagi saat ini Albert sudah menjelma menjadi  salah satu orang terkaya di dunia, dan itu membuatnya semakin tidak berdaya.

Tapi tiba-tiba, saat di ambang pintu masuk Mall itu, Albert seketika menghentikan langkahnya, kemudian Ia membalikkan badannya dan berjalan kembali menuju kearah Tania dan Dion.

" Albert," ucap Tania, sambil tersenyum manis.

" Aku tau kalau di dalam lubuk hatimu, kau masih sangat mencintaiku," batin Tania yang ingin memeluk kembali mantan kekasihnya itu.

Tapi lagi-lagi keinginannya tersebut, kembali mendapat penolakan dari Albert.

" Jangan coba-coba mendekati diriku lagi Tania, karena aku sudah muak dan jijik melihat wajahmu yang sok cantik itu, apa lagi mengingat perkataan dan kelakuan kalian berdua terhadapku, sungguh tidak bisa di maafkan," ucap Albert datar, tapi di dalam hatinya Ia sangat ingin memberikan pelajaran kepada Dion, tetapi niatnya itu Ia urungkan karena saat ini mereka sedang berada di dalam lingkungan yang sangat ramai.

" Albert, maafkan aku," lirih Tania.

" Apa kau bilang! Maaf, tidak semudah itu Nona," ucap Albert sambil menggelengkan kepalanya.

" Oh...! Iya, ada satu hal lagi yang ingin aku sampaikan padamu, kau ingat apa yang kau katakan padaku pada waktu itu, aku tidak bisa menginjakkan kakiku ke Mall, wah...! Tania, lihatlah sekarang, bahkan Mall yang sangat besar ini, aku bisa membelinya dengan hanya menjentikkan jariku saja," ucap Albert, kemudian Ia langsung meninggalkan Tania dan Dion yang nampak masih shock dengan ucapannya barusan.

*****

Setelah selesai membeli semua barang-barang branded yang di perlukan oleh Albert, kemudian mereka pulang ke Mension Keluarga Bridam Dan sekarang di sinilah Albert berada di dalam ruang kerja sang Kakek, dan sepertinya Tuan Simon ingin membicarakan sesuatu hal yang sangat penting, sehingga Will ataupun Eric ditugaskan oleh Tuan Simon untuk berjaga di luar pintu dan memerintahkan kepada dua orang kepercayaannya itu untuk tidak mengijinkan siapapun untuk masuk.

Di Dalam Ruang Kerja Sang Kakek

Albert lagi-lagi dibuat takjub dengan decoration ruangan itu, sehingga membuat dirinya tak fokus tentang apa yang dibicarakan oleh kakeknya. Dan hal itu membuat Tuan Simon merasa sedikit geram dengan tingkah laku Cucu kesayangannya tersebut.

" Albert Bridam," panggil sang Kakek dengan sangat tegas. Kemudian Albert mendongakkan kepalanya kearah sang kakek.

" Apa Kek," ucap Albert sedikit terbata, lalu Ia menundukkan kepala setelah menyadari kalau kakeknya itu nampak sedikit marah.

" Albert, kau adalah cucu pewaris tunggal keluarga Bridam, jadi bersikaplah seperti yang seharusnya, dan apa ini barusan! Kau membuat kakek sedikit kecewa," ucap Tuan Simon pura-pura marah.

" B...bukan seperti itu Kek? Aku hanya takjub melihat ruangan ini, yang bagaikan bak istana bagiku, dan satu hal lagi Kek, ini semua adalah suasana baru bagiku, jadi aku belum siap menjadi seperti yang kakek harapkan," ucap Albert terbata, lalu Ia menundukkan kepalanya.

Mendengar hal itu, Tuan Simon menghembuskan nafasnya dengan sangat kasar, lalu Ia berdiri dari tempat duduknya untuk menghampiri Cucu kesayangannya itu.

" Albert, dengarkan aku Nak, Kakek tidak mungkin memaksakan kehendak ku untuk saat ini, dan aku juga tau kalau cucuku yang tampan ini belum siap menerima semua tugas dariku, tetapi ada satu hal yang harus kamu ketahui, bahwa aku membawamu kesini hanya untuk membicarakan sesuatu hal yang sangat penting," ucap Tuan Simon dengan sangat serius.

Kemudian Albert mendongakkan kepalanya kearah sang kakek, dan mulai menanggapi ucapan kakeknya dengan sangat serius pula.

" Apa itu Kek," tanya Albert dengan sangat antusias.

" Berdirilah dan ikuti Kakek," ucap Tuan Simon, sambil melangkahkan kakinya menuju sebuah tempat rahasia yang ada di dalam ruangannya.

Albert mengerutkan keningnya, setelah mengetahui kalau Kakeknya itu ternyata membawanya ke arah sebuah tumpukan beberapa buku yang sudah nampak usang. Dengan hati yang mulai bergemuruh iapun akhirnya memberanikan diri untuk bertanya kepada sang Kakek.

" Kakek," panggil Albert.

" Hum...!" jawab sang kakek, tanpa mengalihkan pandangannya dari beberapa tumpukan buku usang di hadapannya.

" Untuk apa kakek membawaku ke tempat seperti ini, bukankah semua tumpukan buku ini nampak usang, dan kalau Kakek ingin mengajakku untuk membaca, saat ini aku sedang tidak berminat," ucap Albert tak bersemangat, lalu Ia mendudukkan bokongnya di samping buku-buku usang tersebut.

" Ah...! kau ini masih muda sudah nampak malas, bagaimana kalau sudah tua, dan satu hal lagi, Kakek mengajakmu ke sini bukan untuk membaca buku, melainkan akan menunjukkan sesuatu padamu," ucap Tuan Simon. Sambil berjalan menghampiri sebuah buku yang paling besar diantara buku-buku usang tersebut.

" Albert kemarilah," pinta Tuan Simon.

" Ada apa kakek," ujar Albert sambil berdiri dari tempat duduknya. lalu Ia mendekat kearah tempat Tuan Simon berdiri.

" Letakkan tangan mu disini," ucap Tuan Simon.

Tanpa basa-basi, Albert segera meletakkan tangannya di tempat yang di tunjuk oleh Tuan Simon. Dan tanpa Albert duga sebelumnya, tiba-tiba tempat buku usang itu berputar dan membentuk sebuah pintu rahasia.

" T... tempat apa ini Kek," ujar Albert sambil terbata. Tanpa menjawab pertanyaan Albert, Tuan Simon lalu tersenyum bahagia, kemudian Ia menepuk pundak Cucunya itu dengan perlahan.

" Ternyata aku tidak salah, kau memang benar keturunan keluarga Bridam, buktinya pintu ini langsung terbuka setelah kau meletakkan tanganmu di tengah buku besar itu," ucap Tuan Simon sambil tertawa terbahak-bahak, karena saat ini Ia merasa sangat gembira, sebab ini adalah bukti yang sesungguhnya, kalau Albert memang benar keturunannya.

" M... maksud Kakek," tanya Albert terbata lalu Ia mengernyitkan keningnya.

" Kau perhatikanlah dengan teliti buku besar ini, kalau di tengah buku itu ada sebuah simbol kecil, dan mungkin itu tidak akan nampak dengan mata kepala telanjang, tetapi kalau dilihat dengan sangat dekat dan teliti kau pasti akan melihatnya," ucap Tuan Simon sambil tersenyum.

Dengan sangat penasarannya Albert lalu mendekatkan wajahnya ke arah buku besar itu, dan menajamkan penglihatannya.

" Maksud Kakek, ini?" tanya Albert kemudian.

" Iya Cucuku, itu adalah sebuah simbol yang akan beraksi, jikalau didalam diri orang tersebut mengandung darah keturunan keluarga Bridam," ucap Tuan Simon.

Kemudian Albert mengangguk kan kepala pertanda Ia sudah paham tentang penjelasan Kakeknya, dan Ia juga mengerti kenapa kakeknya membawanya masuk ketempat itu, ternyata Tuan Simon hanya ingin memastikan kalau dirinya benar-benar keturunan keluarga Bridam.

" Aku paham dan mengerti sekarang," ucap Albert sambil menganggukkan kepalanya hingga beberapa kali.

" Baiklah kalau begitu, Ayo kita masuk kedalam Cucuku," ucap Tuan Simon sambil mendorong pintu tersebut, lalu Ia meraih saklar lampu kemudian Ia menyalakannya.

Dan....

Nampak lah sebuah ruangan yang begitu mewah nan besar, terpajang di depan mata Albert, sehingga membuat dirinya sedikit heran, lalu tanpa basa-basi Ia segera bertanya kepada kakeknya, sebab saat ini Ia begitu penasaran, kenapa di ruang bawah tanah itu ada sebuah ruangan yang begitu besar dan mewah? ada rahasia apakah yang tersembunyi di dalamnya?

" Kakek, Aku tidak menyangka kalau di ruang kerja mu ternyata ada sebuah ruangan rahasianya, dan saat ini Aku ingin berta...?" ucap Albert terpotong sebab Tuan Simon langsung menyuruhnya untuk segera duduk.

" Duduklah dulu, kakek tau kalau saat ini banyak pertanyaan yang muncul di dalam benakmu, tetapi bersabarlah sebentar lagi, dan kakek akan menceritakan tentang semua rahasia keluarga Bridam kepadamu," ucap Tuan Simon sambil mendudukkan bokongnya di samping Albert.

" Baiklah Kek," ucap Albert pasrah. Dan tanpa menunggu lama, Tuan Simon segera menekan tombol remote yang berada di tangannya, dan muncullah sebuah foto seseorang yang sangat Albert kenal.

Ya foto itu adalah mendiang ibunya Albert. Melihat hal itu Albert seketika berdiri dari tempat duduknya.

" Kakek, kenapa foto mendiang Ibuku bisa ada di sini?" tanya Albert.

" Duduklah dulu, biar kakek jelaskan padamu sebuah kisah," jawab Tuan Simon. Lalu Albert kembali duduk pada kursinya.

" Begini Nak, dahulu Ayah dan Ibumu adalah keluarga yang sangat bahagia, tetapi kebahagiaan mereka tiba-tiba hancur, saat seorang wanita datang ke rumah ini bersama dengan anaknya, dan Ia mengaku pada Ibumu bahwa dirinya adalah istri kedua dari Ayahmu," ucap Tuan Simon sambil menarik nafasnya dalam-dalam.

Terpopuler

Comments

Rianita Kamri

Rianita Kamri

gk dapat feel-nya

2023-03-19

1

Hasnah Accong

Hasnah Accong

SD yeah deh

2022-07-22

0

𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪​​​🇱​​​​❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐

𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪​​​🇱​​​​❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐

thor saken ya

2022-02-24

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!