Beberapa jam kemudian, Laura sudah tiba di kediaman ibunya, dia nampak ragu untuk keluar. Nyonya Antiah mengelus lengan Laura yang dingin, meyakinkan sang Laura semua akan baik-baik saja.
"Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja." Ucapnya menenangkan.
"Tapi aku takut ibu akan marah dan kecewa padaku." Lirih Laura.
"Percaya pada ibu, ibu akan membantumu menjelaskan semuanya pada ibumu. Karena harusnya Mario yang bertanggung jawab, " papar nyonya Antiah.
Laura menyetujuinya, Laura dan nyonya Antiah pun keluar dari mobil, dan seperti biasa Jakie membantu membawa barang-barangnya.
Laura menghembuskan napasnya secara perlahan, untuk mengurangi ke khawatirannya sebelum mengetuk pintu.
Tok
Tok
Tok
Setelah mengetuk pintu, terdengar sahutan dari dalam membuat Laura mengeluarkan keringat dingin. Pintu terbuka tampaklah wanita paruh baya yang masih terlihat gurat kecantikannya.
"Laura." Ucap nyonya Anjani dengan mata membola, kemudian nyonya Anjani menarik Laura kedalam pelukannya.
"Laura, kamu sudah pulang nak." Isak tangis Laura, dan nyonya Anjani pecah saat mereka berpelukan melepas rindu.
"Iya bu, aku sudah pulang maafkan aku." Lirih Laura, masih memeluk sang ibu.
"Tidak apa-apa, nak ibu mengerti." Ucap nyonya Anjani lembut sambil mengelus rambut Laura.
Saat nyonya Anjani mengangkat pandangannya, dia baru sadar Laura tidak sendiri. Masih ada orang lain di belakang mereka.
"Laura, siapa mereka ?" tanya nyonya Anjani.
"Ibu itu..."
Sebelum Laura meneruskan kata-katanya, nyonya Antiah menjawab terlebih dulu.
"Perkenalkan saya Antiah, nyonya." Nyonya Antiah mengulurkan tangan pada nyonya Anjani.
"Anjani." Balasnya.
"Dan ini asisten saya, Jakie." Nyonya Antiah memperkenalkan Jakie pada nyonya Anjani.
Jakie mencium punggung tangan nyonya Anjani, sebagai bentuk hormat kepada orang tua.
"Mari masuk." Ajak nyonya Anjani.
Sebenarnya nyonya Anjani penasaran dengan bayi cantik yang berada dalam gendongan nyonya Antiah, tapi dia tidak ingin bertanya sebelum mereka menjelaskan.
"Silahkan duduk, saya akan membuatkan minuman terlebih dulu."
"Tidak usah bu, biar Laura saja. Ibu temani bu Antiah saja." Pinta Laura, dan di jawab anggukan kepala oleh nyonya Anjani.
Terjadi kecanggungan antara dua ibu tersebut, nyonya Anjani ingin bertanya siapa bayi cantik ini? Tapi lidahnya terasa kelu.
"Maaf nyonya, bayi siapa ini?" tanya nyonya Anjani pada akhirnya, tak ingin banyak menduga-duga.
Nyonya Antiah tersenyum. "Jangan panggil saya nyonya, saya liat kita seumuran." Kekeh nyonya Antiah.
"Bayi ini, anak dari Laura, Anjani." Lanjutnya lagi.
Nyonya Anjani begitu terkejut, mendengar ucapan nyonya Antiah. "Ma-maksud anda, anaknya Laura anak saya? Atau Laura yang lain?"
"Iya ini anaknya Laura, cucu anda." Jelas nyonya Antiah, membuat nyonya Anjani terkejut.
"Tapi kapan dia menikah, dan dengan siapa? Kenapa dia tidak meminta izinku?" Lirih nyonya Anjani, dengan mata berkaca-kaca.
Laura datang dengan nampan, dan juga camilan. Setelah meletakan minuman, dan camilan tersebut, nyonya Anjani dengan tiba-tiba menampar Laura.
"Ibu." Pekik Laura.
"Jelaskan Laura, jelaskan semua nya padaku." Marah nyonya Anjani.
Nyonya Antiah memberikan Yumna pada Jakie, dan mendekati Laura yang tengah memegangi pipinya yang terasa panas.
"Anjani, tenang dulu saya bisa menjelaskan semuanya." Antiah mencoba menjadi penengah antara ibu dan anak tersebut, karena semua ini berawal dari kesalahan Mario. Walau ada campur tangan Laura juga.
Nyonya Antiah mengajak Laura duduk, kemudian nyonya Antiah menjelaskan semua permasalahannya. Dan meminta maaf atas nama Mario anaknya.
"Jadi saya mohon, maafkan anak saya yang telah membuang anakmu. Laura melakukan itu semua untuk kesembuhan mu Anjani, dia tidak ingin keluarga satu-satu nya yang dia miliki pergi menyusul ayah, dan adiknya." Jelas nyonya Antiah, nyonya Antiah berusaha menjelaskan dengan tenang tanpa emosi.
Tapi nyonya Anjani tidak menjawab ucapan nyonya Antiah, dia hanya diam membisu sambil memperhatikan bayi cantik yang ada dalam dekapan Jakie. Yang mulai gelisah.
"Jika anda tidak mau menerimanya, maka saya akan mengurus mereka sebagai anak perempuan, dan cucu saya Anjani." Ucap Antiah dengan tegas.
Nyonya Anjani menangis dan membawa Laura kedalam pelukannya.
"Maafkan ibu Laura, gara-gara ibu kamu harus mengorbankan kebahagiaanmu," isak Anjani.
"Tidak ibu, ibu tidak salah. Aku mau ibu sembuh dan tidak merasakan kesakitan lagi." Balas Laura, memeluk erat sang ibu. Pelukan yang dia rindukan selama beberapa bulan terakhir ini.
"Ibu akan menerimanya Laura, bagaimana pun dia adalah cucuku anakmu. Sekali lagi ibu minta maaf tanpa mendengarkan penjelasanmu dulu, dan menghakimi." Tutur nyonya Anjani.
Laura menghambur ke pelukan sang ibu, dan menggumamkan terima kasih dan kata maaf. Nyonya Antiah yang melihat hal tersebut pun merasa bahagia dan lega.
"Terima kasih mbak Antiah, anda sudah menjaga anak saya, dan mengantarkannya." Ucap Anjani dengan tulus.
"Sama-sama, kalau begitu saya pamit pulang dulu. Karena masih banyak keperluan yang harus saya urus." Jelas Antiah, sambil beranjak dari duduknya.
Mereka pun berpamitan, tak lupa nyonya Antiah memberikan ciuman bertubi-tubi pada cucunya, membuat bayi mungil tersebut menggeliat geli.
"Nanti oma akan merindukanmu, sayang." Keluhnya.
"Oma boleh menjengukku, kapanpun oma mau." Ucap Laura menirukan suara anak kecil, membuat semua orang terkekeh.
Sekali lagi Antiah memeluk Laura, dan Yumna. Beralih kepada nyonya Anjani, dan mengucapkan banyak-banyak terima kasih dan kata maaf atas semuanya. Namun, Anjani malah merasa bersalah dan berhutang budi pada keluarga Antiah.
****
Bersambung…
Maaf typo
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Praised93
terima kasih
2024-05-25
0
Nianandra Amelia Putri
aku baca lagi thor
2023-09-02
1
Priska Jacob
trus baby yusra apa kabar?
lanjut lanjut lanjut kk thor
2021-12-21
0