Twin'S

Twin'S

Bab.1

Selamat membaca, semoga suka ❤️❤️

Langkah kaki seorang gadis tergesa menggema di sepanjang lorong rumah sakit, setelah dia mendapatkan kabar dari tetangganya, bahwa sang ibu dilarikan ke rumah sakit akibat penyakitnya kambuh lagi.

sesampainya di ruang perawatan Laura melihat sang ibu yang terbaring lemah di ranjang pesakitan. "Ibu," lirih Laura, kemudian dia mendekati sang ibu yang sedang terpejam dan oksigen di hidungnya.

"Aku janji bu, akan buat ibu sembuh, tapi ibu janji sama aku ibu harus kuat yah." Lirihnya di antara isak tangis.

"Aku harus bertemu Dokter." Gumam Laura, setelah mencium sang ibu menuju ruangan Dokter untuk menanyakan kondisi sang ibu.

Dengan langkah gontai Laura menyusuri lorong kembali, untuk menemui dokter yang menangani ibunya tersebut.

"Nona Laura," sapa seorang perawat, yang dia kenal bernama Nandi.

"Kamu dicariin dokter, kalo gitu aku antar." lanjutnya lagi.

Laura dan Nandi, adalah teman baik semasa mereka SMP, mereka melangkah bersama keruangan dokter setelah sampai Laura di perbolehkan masuk.

"Silahkan duduk, nona."

"Terima kasih Dok, Bagaimana kondisi ibu saya?" Tanya Laura to the point.

Dokter pun hanya menghela nafas dengan pelan, sebelum mengatakan hal penting dan menatap lekat Laura.

"Kondisi nyonya Anjani sudah sangat buruk, beliau secepatnya harus ditangani. Jika tidak maka nyawanya akan terancam." Jelas Dokter tersebut.

"Lakukan yang terbaik bagi ibu saya dok. Berapapun biayanya akan saya bayar." Kata Laura.

"Kira-kira butuh berapa jika ibu saya di operasi dok?" tanya Laura kemudian.

"Mungkin sekitar 300 juta, belum biaya perawatan selama disini." Tutur dokter.

Penuturan sang dokter membuat Laura kaget bukan main, bagaimana bisa dia mendapatkan uang sebanyak itu. Jika dia menjual rumah pun tidak akan ada yang membeli rumah gubuk tersebut. Laura menghembuskan nafasnya secara kasar.

"Baik dok, terima kasih saya permisi." Ucap Laura, sudah tidak bisa berkata-kata lagi.

Sepanjang perjalanan menuju ruangan sang ibu, Laura menatap kosong ke depan tak peduli dia menabrak seseorang. Pada saat dia akan berbelok dia tak sengaja bertabrakan dengan seorang pria berwajah tampan dan gagah, tanpa kedip Laura memandang pria tersebut sampai ucapan dingin pria tersebut membuyarkan lamunannya tentang pria di hadapannya ini.

"Apa kamu buta? Tidak bisa melihat jalan dengan baik, hah?" bentak pria itu.

"Maaf tuan, saya tidak sengaja." Jawab Laura menunduk.

Pria tersebut berdecak, dan melenggang pergi meninggalkan Laura.

"Cih, dasar sombong, menyebalkan." Umpat Laura.

Ruang perawatan VIP

"Sudah jangan menangis lagi, kasian anak kita jika ibu nya bersedih." Ucapnya sambil menyeka air mata sang istri.

"Tapi aku gagal menjaga anak kita, Mario." Lirih Dania, istri Mario Wiradinata.

Ya Mario Wiradinata adalah seorang CEO di sebuah perusahaan batu bara, dia dan sang istri baru saja kehilangan buah hati mereka yang telah lama mereka nantikan.

"Maafkan aku, aku tidak bisa menjadi istri dan ibu yang baik untukmu, dan anak kita yang telah pergi." Isak Dania dalam dekapan Mario.

"Kita bisa punya anak lagi, Dania."

Dania yang mendengar ucapan Mario, langsung melepas pelukannya dan menatap tajam Mario. "Apa kamu lupa Mario, akibat insiden tadi rahim ku juga diangkat." Pekik Dania.

"Kamu tau Mario, aku sudah tidak punya rahim lagi semuanya telah hilang. Aku tidak bisa memberikanmu anak lagi Mario," lirih Dania.

Dania merasakan pusing yang teramat, dan tak lama dia jatuh pingsan. "Dania… Dania sayang bangun, ya Tuhan."

Dengan panik Mario, membaringkan Dania dan dia menekan tombol darurat. Tak lama dokter dan perawat pun datang memeriksa kondisi Dania.

"Nyonya Dania, mengalami stres dan tekanan secara berlebih. Rasa kehilangan, dan rasa bersalah yang dihadapi membuat pertahanan tubuhnya menurun tuan Mario. Saya harap anda bisa menjaga perasaan nyonya Dania, dan bersabar menghadapi dirinya." Jelas dokter panjang kali lebar.

Mario bergeming menatap Dania.

"Kalau begitu, saya permisi dulu tuan." pamit Dokter pada Mario, dan Mario hanya bisa mengangguk saja.

Mario mendudukan diri di sofa, dia memijat pelipisnya yang terasa pening. Mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.

****

"Nggak, pokoknya aku mau ikut." Kekeh Dania.

"Sayang kamu harus dengar kata-kata ku, kamu jangan pergi kemana-mana kamu sedang hamil besar dan dua bulan lagi kamu melahirkan."

"Tapi Mario, aku ingin ikut bersama teman-teman ku ke pantai." Lirih Dania mulai terisak, di masa kehamilan nya Dania sangat cengeng dan sensitif, sampai-sampai Mario kewalahan meladeni tingkah bumil tersebut.

"Sebelum anak ini lahir, mungkin aku gak bisa quality time sama teman-temanku." Celetuk Dania, menatap Mario yang juga menatapnya.

Mario menghela nafas kasar, dia tidak bisa jika melihat sang istri tercinta menangis. "Baiklah, tapi kamu janji harus hati-hati. Jika lelah istirahat saja oke." jelas Mario, dan Dania berbinar mendengar nya dia mendapatkan izin dari sang suaminya tersebut.

"Makasih yah sayang," ucap Dania manja, dan mencium pipi Mario. Membuat Mario terkekeh.

"Cepat siap-siap, aku antar kamu ke pantai dan nanti aku yang akan jemput kamu."

"Oke." Jawab Dania antusias, Dania berlalu menuju kamarnya di lantai satu, Mario memindahkan kamar mereka karena tidak ingin Dania naik turun tangga.

Tak butuh waktu lama, Dania sudah siap dengan dres ibu hamil berwarna navy bermotif bunga. "Kamu sangat cantik sayang," ucap Mario, kemudian mencium pipi Dania. Membuatnya tersipu malu.

"Hmm...aku tidak rela melepas istri yang sangat cantik ini, untuk pergi ke pantai." Mario meletakan dagunya di bahu Dania, dan mengusap perutnya yang sudah membuncit dengan lembut.

Dania mengerucutkan bibirnya. "Kamu ihh, gak usah modus, gak usah gombal nanti aku telat lagi ayo." Ajak Dania, melepaskan pelukan Mario dan menarik tangannya untuk keluar.

"Ayo, itu mereka udah nunggu loh sayang." Rajuk Dania.

"Iya-iya ayo." Mario menuntun sang istri, memasuki mobilnya dan akan mengantarkan sang istri berlibur bersama teman-temannya di pantai, yang berada di wilayah Jakarta.

tiga hari sudah Dania berlibur bersama teman-temannya, membuat Mario kesepian setiap malam dia merindukan istri dan calon anak yang ada di perut Dania.

Saat Mario sedang fokus pada berkas di depannya, tiba-tiba ponselnya berdering mengagetkan dirinya.

"Ya halo."

"..."

"Apa? Bagaimana bisa? Baik aku akan segera kesana sekarang."

Setelah menerima telpon, Mario pergi melesat meninggalkan pekerjaannya dan diserahkan kepada sekretarisnya, sekaligus asistennya Jimi.

Beberapa puluh menit kemudian, Mario telah sampai di rumah sakit tempat sang istri dirawat.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Mario, pada salah satu teman Dania.

"Dia sedang di operasi." Lirih Ana.

"Duduklah dulu Mario, kita doakan supaya mereka selamat." Ucap suami Ana.

Mario menurut, dan duduk di sebelah suami Mario. "Ceritakan bagaimana, dia bisa terjatuh." Tanya Mario dengan suara yang dingin.

Kemudian Ana menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi, beberapa jam kemudian dokter keluar dengan wajah lelahnya, Mario segera bangkit dan bertanya pada dokter.

"Dokter, bagaimana keadaan istri dan anak saya?" tanya Mario tak sabar.

"Maafkan saya, tuan saya harus menyampaikan berita ini. Anak anda tidak selamat karena benturan yang kuat menyebabkan bayinya tidak selamat, dan..." Dokter tampak ragu mengatakannya.

"Dan apa?"

"Dan rahim nyonya Dania, sudah diangkat karena mengalami kerusakan." Jelas Dokter, membuat Mario membulatkan matanya dan begitu sangat terkejut.

"Kalau begitu saya permisi tuan, nyonya akan segera dipindahkan ke ruang perawatan. Dan anak anda sedang diurus di kamar jenazah." Tutur dokter, dan berlalu dari hadapan Mario.

****

Lamunan Mario buyar saat memikirkan kejadian di pantai tersebut, mau bagaimana lagi semua sudah terjadi. Anak yang dia idamkan selama empat tahun pernikahan mereka sudah tidak pergi, Mario tak bisa melakukan apapun lagi. Dia juga tak bisa membuat Dania hamil lagi, karena rahimnya sudah diangkat karena seringnya Dania hamil lalu keguguran.

"Aku harus tegar demi menguatkan Dania, kalau bukan aku, siapa lagi?" gumam Mario, sambil menatap wajah cantik Dania yang terlelap begitu damai.

bersambung...

Maaf typo, jangan lupa tinggalkan jejak makasih 🙏

Terpopuler

Comments

Praised93

Praised93

terima kasih

2024-05-25

0

Bzaa

Bzaa

baru bab satu tpi udah menarik hatiku.. sukses otor😘

2022-12-10

1

Balqis Adzraa

Balqis Adzraa

LG nyimak

2022-12-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab.1
2 Bab.2
3 Bab.3
4 Bab.4
5 Bab.5
6 Bab.6
7 Bab.7
8 Bab.8
9 Bab.9
10 Bab.10
11 Bab.11
12 Bab.12
13 Bab.13
14 Bab.14
15 Bab.15
16 Bab.16
17 Bab.17
18 Bab.18
19 Bab.19
20 Bab.20
21 Bab.21
22 Bab.22
23 Bab.23
24 Bab.24
25 Bab.25
26 Bab.26
27 Bab.27
28 Bab.28
29 Bab.29
30 Bab.30
31 Bab.31
32 Bab.32
33 Bab.33
34 Bab.34
35 Pengumuman
36 Bab.36
37 Bab.37
38 Jimi part.1
39 Jimi part.2
40 Bab.40
41 Bab.41
42 Bab.42
43 Bab.43
44 Bab.44
45 Bab.45
46 Bab.46
47 Bab.47
48 Bab.48
49 Bab.49
50 Bab.50
51 Hari patah hati
52 Bab.52
53 Puncak Patah Hati
54 Bara
55 Berusaha
56 Pernyataan Cinta Bara
57 Keano dan Zea
58 Pernikahan Hito dan Yusra
59 Malam Pertama
60 Jawaban
61 Pengumuman
62 Akhiri Saja
63 Bab.63
64 Bab.64
65 Lembaran Baru
66 Bab.66
67 Bab.67
68 Sebuah Rencana 1
69 Sebuah Rencana.2
70 Bab.70
71 Bab.71
72 Bab.72
73 Bab.73
74 Bab.74
75 Bab.75
76 Bab.76
77 Bab.77
78 Bab.78
79 Bab.79
80 Exstra Part.1
81 Exstra part.2
82 Exstra part.3
83 Exstra part.4
84 Exstra Part.5
85 Exstra Part.6
86 Exstra part.7
87 Exstra Part.8
88 Exstra Part.9
89 Exstra Part.10
90 Exstra Part.11
91 Exstra Part.12
92 Exstra Part.13
93 Exstra Part.14
94 Exstra Part.15
95 Exstra Part.16
96 Pengumuman
97 Exstra Part.17
98 Exstra Part.18
99 Exstra Part.19
100 Pengumuman
101 Exstra Part.20
102 Exstra Part.21
103 Exstra Part.22
104 Pengumuman
105 Exstra Part.22
106 Exstra Part.23
107 Exstra Part.24
108 Exstra Part.25
109 Exstra Part.26
110 Exstra Part.27
111 Karya Baru
112 Chat story baru
113 Bukan pengantin pengganti
114 Promo Chat story baru
115 Promo Karya Baru Elang
116 Karya Baru
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab.1
2
Bab.2
3
Bab.3
4
Bab.4
5
Bab.5
6
Bab.6
7
Bab.7
8
Bab.8
9
Bab.9
10
Bab.10
11
Bab.11
12
Bab.12
13
Bab.13
14
Bab.14
15
Bab.15
16
Bab.16
17
Bab.17
18
Bab.18
19
Bab.19
20
Bab.20
21
Bab.21
22
Bab.22
23
Bab.23
24
Bab.24
25
Bab.25
26
Bab.26
27
Bab.27
28
Bab.28
29
Bab.29
30
Bab.30
31
Bab.31
32
Bab.32
33
Bab.33
34
Bab.34
35
Pengumuman
36
Bab.36
37
Bab.37
38
Jimi part.1
39
Jimi part.2
40
Bab.40
41
Bab.41
42
Bab.42
43
Bab.43
44
Bab.44
45
Bab.45
46
Bab.46
47
Bab.47
48
Bab.48
49
Bab.49
50
Bab.50
51
Hari patah hati
52
Bab.52
53
Puncak Patah Hati
54
Bara
55
Berusaha
56
Pernyataan Cinta Bara
57
Keano dan Zea
58
Pernikahan Hito dan Yusra
59
Malam Pertama
60
Jawaban
61
Pengumuman
62
Akhiri Saja
63
Bab.63
64
Bab.64
65
Lembaran Baru
66
Bab.66
67
Bab.67
68
Sebuah Rencana 1
69
Sebuah Rencana.2
70
Bab.70
71
Bab.71
72
Bab.72
73
Bab.73
74
Bab.74
75
Bab.75
76
Bab.76
77
Bab.77
78
Bab.78
79
Bab.79
80
Exstra Part.1
81
Exstra part.2
82
Exstra part.3
83
Exstra part.4
84
Exstra Part.5
85
Exstra Part.6
86
Exstra part.7
87
Exstra Part.8
88
Exstra Part.9
89
Exstra Part.10
90
Exstra Part.11
91
Exstra Part.12
92
Exstra Part.13
93
Exstra Part.14
94
Exstra Part.15
95
Exstra Part.16
96
Pengumuman
97
Exstra Part.17
98
Exstra Part.18
99
Exstra Part.19
100
Pengumuman
101
Exstra Part.20
102
Exstra Part.21
103
Exstra Part.22
104
Pengumuman
105
Exstra Part.22
106
Exstra Part.23
107
Exstra Part.24
108
Exstra Part.25
109
Exstra Part.26
110
Exstra Part.27
111
Karya Baru
112
Chat story baru
113
Bukan pengantin pengganti
114
Promo Chat story baru
115
Promo Karya Baru Elang
116
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!