🌍
🌍
🌍
🌍
🌍
Keesokkan harinya...
Di kediaman Bakrie, semuanya sedang sarapan bersama.
"Kamu mau berangkat bareng Kakak?" tanya Alta.
"Idih ogah," ketus Alsya.
"Alsya, kok gitu bicara sama Kakaknya," tegur Mommy Tasya.
"Habisnya Kak Alta nyebelin, Mommy. Masa sekarang Kak Alta jadi Dosen di kampus Alsya sih."
"Hah...serius kamu? beneran kamu jadi Dosen?" tanya Mommy Tasya.
"Iya."
"Terus perusahaan bagaimana?" tanya Daddy Al.
"Ada Edo yang ngurus."
Alta pun segera bersiap-siap dan bangkit dari duduknya.
"Oh iya, Mommy kayanya perut Mommy melar tiga centi meter deh itu tidak bagus, lebih rajin lagi olahraganya."
"Uhuk..uhuk..uhuk.."
Daddy Al segera memberikan minum kepada Mommy Tasya, sedangkan Alta dengan santainya melangkahkan kakinya meninggalkan rumah. Berbeda dengan Alsya yang tampak menahan tawanya melihat wajah melongo Mommynya.
"Ya ampun anak itu, memang perut Mommy melar ya Dad?" tanya Mommy Tasya dengan memperhatikan perutnya.
"Ah tidak Mommy masih langsing kok, Alta pasti hanya bercanda," dusta Daddy Al.
"Sya, perut Mommy melar ya?"
"Iya kayanya."
"Alsya," geram Daddy Al.
"Hehehe...bau-baunya membahayakan nih. Ya sudah Alsya berangkat dulu."
Alsya langsung ngacir meninggalkan kedua orangtuanya yang saat ini sedang saling pandang satu sama lain.
"Daddy bohong, pokoknya Mommy mau diet dan Daddy tidak boleh ganggu tidur Mommy."
Mommy Tasya langsung pergi meninggalkan Daddy Al.
"Tuh kan, jadi aku akhirnya yang harus menanggung semuanya. Ini semua gara-gara Alta," geram Daddy Al.
***
Mobil sport yang hanya ada satu di dunia itu, melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota Jakarta. Bersamaan dengan Bee yang dengan santainya melajukan motor maticnya.
Di saat lampu merah menyala, Bee menghentikan motornya tepat di samping mobil mewah milik Alta. Bee menoleh ke samping dan memperhatikan mobil sport milik Alta.
"Wuidih, mobilnya keren banget pasti yang punya ini orang tajir melintir," gumam Bee.
Lampu hijau pun mulai menyala dan Alta pun langsung menancap gas tanpa memperdulikan tatapan Bee yang menyiratkan kekaguman.
Tidak membutuhkan waktu lama, mobil Alta pun sampai di parkiran kampus membuat semua mahasiswa dan mahasiswi melongo di buatnya. Sesaat kemudian motor Bee pun sampai dan dengan cepat memarkirkan motornya.
"Lah, itu kan mobil yang tadi di lampu merah kok ada di sini? siapa yang punya mobil sekeren itu," gumam Bee.
Bee dengan cepat melepaskan helmnya dan segera menghampiri mobil milik Alta. Bee tampak celingukkan ke dalam mobil Alta yang tidak bisa kelihatan ke dalam hanya dari dalam yang bisa melihat keluar.
Alta yang saat ini sedang sibuk mengotak-ngatik ponselnya tidak menyadari kalau di depan kaca mobilnya Bee sedang mengubah-ngubah ekspresi wajahnya dengan konyolnya.
Hingga Alta pun mengambil tasnya dan hendak keluar, betapa terkejutnya Alta saat melihat wajah Bee yang sangat dekat sedang memperlihatkan ekspresi nyengirnya.
"Astaga..."
Alta terlonjak kaget dengan memegang dadanya sembari memundurkan tubuhnya.
"Nih mobil benar-benar hebat, aku ga bisa lihat ke dalam tapi lumayanlah aku bisa ngaca dulu."
Bee membenarkan riasan wajahnya, dari membersihkan belek di matanya sampai membersihkan upil dengan telunjuknya.
"Ya ampun nih anak jorok banget," gumam Alta.
Bee tidak tahu kalau di dalam mobil, Alta masih memperhatikan Bee yang dengan joroknya membersihkan upilnya sampai bersih. Hingga lama-kelamaan Alta pun jengah.
Bruuukkk...
Tanpa perasaan Alta membuka pintu mobil sampai menubruk kening Bee dan dengan kerasnya Bee terjungkal ke belakang.
"Allohuakbar...sakit banget."
Bee melihat sepatu pentopel mengkilat di depan matanya dan perlahan naik ke atas, hingga pandangan Bee terhenti di wajah dingin, datar, dan garang milik Alta.
"Asragfirullahaladzim...pait..pait..pait.." seru Bee dengan lantangnya.
"Apa?"
"Eh..." Bee langsung menutup mulutnya yang di rasa lemes itu.
Alta menatap tajam ke arah Bee, hingga akhirnya Alta melangkahkan kakinya meninggalkan Bee. Bee segera berdiri, Bee memukul mulutnya dengan tangannya.
"Astaga, kenapa mulutku bisa kelepasan sih," gumam Bee.
Akhirnya dengan langkah gontai, Bee pun mulai melangkahkan kakinya menuju kelas.
"Bee!" teriak Alsya.
"Alsya."
Mereka berdua pun berpelukkan dengan berjingkrak-jingkrak kaya anak kecil yang sudah lama tidak bertemu padahal mereka hanya satu hari tidak bertemu.
"Ya ampun Bee, kening kamu kenapa?"
"Tidak apa-apa, tadi hanya kejedot pohon," dustanya.
"Kok bisa? memangnya kamu habis ngapain dengan pohon? jangan bilang karena kamu sudah lama menjomblo, kamu jadi pindah haluan menganggap pohon sebagai cowok ganteng."
"Apaan sih garing banget, amit-amit."
Bee pun melanjutkan langkahnya, Alsya menyusul Bee dan merangkul pundak sahabatnya itu.
"Makannya cari cowok Bee, biar ga jadi jones."
"Hai kamu lupa, hampir tiap hari aku jalan sama cowok."
"Iya, tapi kan itu cowok bohongan yang nyewa kamu bukan hak milik."
"Biarin, yang penting aku jalan sama cowok-cowok keren."
Kedua wanita cantik itu akhirnya masuk ke dalam kelas. Tidak lama kemudian, Alta pun memasuki kelas. Suasana yang awalnya ricuh. langsung sepi melihat kedatangan Dosen tampan namun killer itu.
"Tuh Sya, Dosen baru kita sangat menyebalkan," seru Bee.
"Bukan menyebalkan lagi tapi rese dan selalu bikin emosi."
"Hah...kok kamu tahu? kamu kan kemarin ga masuk," seru Bee bingung.
"Ah...maksud aku, dari wajahnya juga sudah kelihatan kok," sahut Alsya gugup.
"Iya juga sih, wajahnya memang terlihat menyebalkan."
Pletaaakkkk...
Dua spidol melayang tepat mengenai kepala Bee dan Alsya membuat kedua gadis cantik itu meringis kesakitan.
"Kalian mau ngobrol atau belajar? kalau mau ngobrol, silakan keluar tapi kalau mau belajar, tolong diam dan perhatikan," seru Alta dengan tegasnya.
Suara Alta menggema di setiap sudut kelas membuat Bee dan Alsya dengan susah payah menelan salivanya.
"Saya paling tidak suka kalau ada mahasiswa yang tidak memperhatikan pelajaran yang saya ajarkan, bagi yang tidak suka dengan mata kuliah saya, silakan keluar karena saya tidak butuh mahasiswa yang bodoh dan hanya main-main," seru Alta dengan dinginnya.
Semua mahasiswa tampak diam karena merasa takut dengan tatapan tajam dari Dosen baru itu.
"Astaga, Kak Alta memang menyebalkan. Kak Alta memang harus di carikan jodoh biar ga datar-datar amat hidupnya," batin Alsya.
Pelajaran pun di mulai kembali...
"Bianca Anggita, coba kamu maju ke depan dan kerjakan soal yang barusan saya jelaskan," seru Alta.
"Hah..saya Pak?"
"Iya kamu, cepat maju ke depan kerjakan soal ini."
Bee tampak menggaruk kepalanya, jujur dia sama sekali tidak memperhatikan apa yang di jelaskan Alta. Dia hanya sibuk menggambar sebuah rumah yang nantinya akan menjadi rumah impiannya di masa depan.
Dengan wajah yang terlihat menyedihkan, Bee maju ke depan sedangkan Alsya hanya mengepalkan tangan di udara untuk menyemangati sahabatnya itu.
Bee terdiam saat berada di depan papan tulis, huruf dan angka yang tersusun rapi justru membuat kepalanya berdenyut. Alta duduk memperhatikan Bee dengan satu kaki bertumpu ke kaki yang satunya.
"Ayo Bianca, isi bukannya hanya di lihat saja," seru Alta.
"I--iya Pak."
Dengan cepat Bee menuliskan jawabannya, dia tidak peduli kalau jawabannya salah yang penting dia sudah menjawab.
"Sudah Pak."
Bee hendak melangkahkan kakinya menghampiri meja Alta untuk menyimpan spidol tapi tali sepatu Bee tidak sengaja keinjak kakinya sendiri, hingga akhirnya...
"Aaaaa....."
Cupp...
Semua mahasiswa tampak menutup mulutnya karena terkejut, Bee melotot begitu pun dengan Alta. Bibir keduanya menempel saat Bee tiba-tiba oleng jatuh menimpa Alta dan akhirnya bibir mereka menempel.
🌍
🌍
🌍
🌍
🌍
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Nurjannah Rajja
Ummaa, special edition.
2023-02-21
2
Goesmalla Thee_wii 🐈💕
Alta kejam nya dikau 🤣🤣🤣
2022-08-19
0
Aska
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣👍
2022-06-27
1