CINTA DOSEN GENIUS
Alta Bastian Bakrie, pria tampan berusia 25 tahun seorang Pengusaha yang saat ini beralih profesi menjadi seorang Dosen.
Bianca Anggita, 20 tahun wanita cantik yang ceria, usil, bar-bar, dan juga jahil.
Senopati Megantara, pria tampan berusia 28 tahun merupakan sahabat Alta.
Rayyan Putera Atmanegara, pria tampan berusia 25 tahun sahabat Alta dan Senopati, Rayyan adalah seorang Polisi.
Gibran Tanuwijaya Gilbert, pria tampan berusia 25 tahun sahabat Alta, Senopati, dan Rayyan.
Alsya Bastian Bakrie, wanita cantik nan imut berusia 20 tahun merupakan adik Alta dan sahabat Bianca.
Erika Adelia Abraham, 20 tahun cantik dan introvert.
Zia Aditya Atmanegara, wanita cantik berusia 27 tahun dan merupakan seorang Dokter kandungan.
🌍
🌍
🌍
🌍
🌍
Bianca Anggita seorang mahasiswi cantik saat ini sedang berada disebuah coffee shop untuk membeli sebuah kopi karena tadi malam dia bergadang dan sekarang dia harus membeli kopi sebelum masuk kuliah untuk menetralisir rasa kantuknya.
Setelah pesanannya jadi, dengan semangat Bianca membalikkan tubuhnya tapi sayang dibelakang Bianca sudah berdiri seorang pria tampan dan otomatis kopi yang Bianca pegang tumpah mengenai sepatu pentopel mengkilat dan mengenai bajunya juga.
"Astaga sial banget sih aku hari ini," gerutu Bianca.
Bianca mendongakkan kepalanya, seketika mulutnya menganga melihat pria tampan yang sedang melihatnya dengan tatapan tajam. Pria tampan itu mendorong tubuh Bianca pelan supaya menjauh darinya.
Alta Bastian Bakrie, dialah pria tampan itu. Alta pun segera mengambil tisu dan itu membuat Bianca senyum-senyum sendiri karena Bianca mengira, Alta akan mengambilkan tisu untuknya. Tapi ternyata, Alta mengambil tisu untuk membersihkan sepatunya yang terkena tumpahan kopi milik Bianca.
"Kamu itu pesan kopi kelamaan, sampai menghabiskan waktu sepuluh menit dua puluh empat detik," seru Alta sembari melihat jam tangan mahal yang melingkar di tangannya.
"Hah...."
"Kamu sudah selesai kan, dengan urusan pesan kopinya? bisa minggir, karena saya mau pesan kopi juga."
"Oh...silakan," ketus Bianca.
"Mas, saya mau pesan kopi espresso tapi kopiya harus di seduh dengan air yang suhunya tepat sembilan puluh derajat celcius, sudut kemiringan gelas saat mengaduk kopinya harus pas, dan jangan lupa cara mengaduk kopinya jangan asal-asalan, harus sesuai dengan arah jarum jam," cerocos Alta membuat Bianca dan sang Barista itu tercengang.
"Astaga ini orang aneh banget, bikin kopi aja ribetnya minta ampun," batin Bianca.
Alta memperhatikan si Barista yang membuatkan kopi pesanannya tapi Alta merasa tidak puas, akhirnya Alta sendiri yang turun tangan membuat kopi itu dengan segala keribetannya. Sedangkan Bianca hanya menatap sinis kepada Alta dengan melipat kedua tangannya di dada.
Setelah selesai, Alta mengendus-ngendus kopi buatannya.
"Ini susu apa yang dibuat untuk campuran kopi?" tanya Alta.
"Susu murni Mas," sahut si Barista.
"Apa! kenapa kamu tidak bilang dari tadi, saya tidak jadi beli soalnya saya alergi laktosa," seru Alta dengan santainya dan langsung meninggalkan coffe shop itu.
"Tapi Mas, ini kopinya bagaimana!" teriak si Barista.
"Allohuakbar, jadi dari tadi aku nungguin dia buat kopi lama dengan segala keribetannya, tapi pada akhirnya dia ga jadi beli? benar-benar ya tuh orang," geram Bianca.
Terlihat sekali wajah si Barista tampak kesal.
"Ya sudah Mas, kopinya biar aku yang bayar saja."
Akhirnya Bianca membayar kopi itu dan keluar dari coffe shop, kemudian Bianca segera melangkahkan kakinya menuju kampus.
Bianca masuk ke dalam kelas dan tidak lama kmeudian sang Dosen pun masuk, betapa terkejutnya Bianca saat melihat siapa Dosen itu.
"Loh, bukannya itu orang yang tadi di coffe shop?" batin Bianca.
Alta dengan seriusnya menetapkan segala aturan di kelasnya, padahal kebanyakan Mahasiswi lebih fokus mengagumi wajah tampannya dan diam-diam memotretnya.
Menurut gosip yang beredar, ternyata Dosen itu adalah seorang yang genius. Pada usia empat tahun, Alta sudah menjadi artis dan model terkenal, bahkan keahliannya meretas perusahaan-perusahaan besar membuat Alta anak yang paling di cari oleh para pengusaha untuk menkatuhkan perusahaan lawannya.
Pada usianya yang menginjak tiga belas tahun, meraih mendali emas di olimpiade matematika dan fisika tingkat internasional. Usia delapan belas tahun, Alta kuliah di Harvard university hanya dalam waktu kurun tiga tahun, Alta sudah lulus dengan mendapat gelas master.
Alta memulai pelajarannya dengan serius, tapi Bianca malah sibuk chattingan dengan Alsya sahabatnya yang pagi ini tidak masuk kuliah di karenakan sakit.
📩"Bee, coba aku ingin lihat wajah Dosen baru itu katanya ganteng ya, foto dong terus kirim ke sini."
📩"Kalau aku foto tuh Dosen, pasti ketahuan. Aku gambar saja ya," balas Bianca.
Alsya tidak tahu kalau Dosen itu Kakaknya sendiri karena selama ini, Alta tinggal sendiri di rumah pribadinya lagipula Alsya dan Alta jarang bertemu karena kesibukan Alta yang melebihi Presiden tapi sekalinya bertemu mereka pasti bertengkar tidak akur.
Bianca jago sekali dalam menggambar, maka dari itu Bee panggilan beken Bianca punya cita-cita ingin menjadi seorang Arsitektur.
Bee pun mulai mengeluarkan buku gambar yang selalu dia bawa kemana pun dia pergi dan mulai menggambar Alta yang saat ini sedang serius menjelaskan mata kuliahnya. Bee sangat serius menggambar, sehingga tidak menyadari kalau Alta sudah berada di belakang Bee dan melihat apa yang sedang Bee gambar.
Bee mendongakkan kepalanya...
"Lah, tuh Dosen kemana? kok menghilang," gumam Bee.
Bee menggaruk kepalanya sembari melihat kebingungan.
"Kenapa? kamu mencari saya?" seru Alta.
Bruuukkk...
Bee sampai terjungkal dari kursi saking terkejutnya dengan suara dingin di belakangnya.
"Allohuakbar, untung jantung aku sehat," seru Bee dengan memegang dadanya.
Dengan wajah dinginnya, Alta mengambil buku Bee dan dengan cepat Bee ingin mengambilnya tapi sayang, Alta jauh lebih cepat.
"Kamu sedang menggambar saya?" tanya Alta dingin sembari memperhatikan gambar yang di buat oleh Bee.
"Ti---tidak, Pak," sahut Bee gugup.
Bee menundukkan kepalanya karena takut kena semprot Dosen barunya itu, apalagi saat ini wajah Bee sudah terlihat memerah karena malu sudah ketahuan menggambar Dosennya itu.
"Kamu sangat payah dalam menggambar."
"Hah...." Bee mendongakkan kepalanya.
"Kamu tidak lihat kalau saya ini sangat sempurna? masa hidung saya pesek, kamu lihat ini hidung saya itu sempurna bagaikan segitiga siku-siku. Ini juga, bahu saya kenapa kecil sekali? bahu saya itu sangat perfect yaitu sembilan puluh derajat."
Bee hanya bisa melongo mendapat penjelasan dari Dosennya itu, matanya pun beberapa kali berkedip.
"Sem---sembilan puluh derajat?"
"Ya ampun, jangan bilang kamu tidak tahu bahu sembilan puluh derajat itu apa?" seru Alta.
Bee dengan cepat menggelengkan kepalanya...
"Bahu sembilan puluh derajat itu adalah bahu yang tegak lurus seperti punya saya, dan seseorang yang mempunyai bahu sembilan puluh derajat akan terlihat cocok saat memakai baju apa pun, jelas?"
Bee kembali menganggukkan kepalanya dengan cepat, kemudian Alta menyimpan buku gambar Bee di atas meja.
"Lain kali kalau gambar itu harus detail dan akurat jangan sampai reputasi saya jadi jelek gara-gara ulah orang yang tidak bertanggung jawab seperti kamu," seru Alta sembari melangkahkan kakinya meninggalkan Bee.
Bee hanya bisa diam dengan mulut yang menganga, baru kali ini dia bertemu dengan Dosen yang ajaib seperti Alta.
🌍
🌍
🌍
🌍
🌍
Hai...hai..ketemu lagi dengan Author yang kece badai membahana😁😁semoga kalian suka dengan novelku kali ini jangan lupa selalu tinggalkan jejak like, gift, vote, rate bintang 5, dan tekan tanda ❤....
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Priscila Hanny
awal pertemuan seperti di dracin perfect and casual.
2024-06-12
0
Patrick Khan
.lanjuttttttttt😉
2023-12-29
1
Nunx Nurhayati
🤣🤣🤣 Alta Alta kakau di dunia nyata ada irang seperti dia🤦♀️
💪💪💪 thor
2022-08-14
1