"Val, aku mencintaimu."
Sejenak aku terhenyak mendengarnya, suaranya pelan, tapi terdengar jelas oleh telinga dan hatiku.
Aku melanjutkan langkahku meninggalkannya, meski batinku meronta-ronta, tiba-tiba bibir ini tergerak untuk tersenyum, air mata bahagia keluar begitu saja, aku ga ngerti kenapa aku merasa langkahku menjadi sangat ringan, hanya karena kalimat yang meluncur dari mulut Surya tadi. Aku tau aku bukan membencinya, aku sangat jatuh cinta padanya. Tuhan mempertemukan aku kepada dua orang yang berbeda dengan rasa yang berbeda pula, karena aku begitu bodohnya tidak bisa merasakan bagaimana mencintai. Tuhan memberiku contoh Reno dan Surya. Ya, jelas lah sudah siapa yang aku cintai.
Rasa itu hanya sebentar bisa kurasa ketika logika memecahkan segalanya. Dia milik seseorang, dia milik adikku. Aku ga boleh melukai adikku.
Sepanjang jalan pulang, aku hanya seperti orang gila yang kadang senyum-senyum sendiri, kadang diam menerawang. Surya membuatku gila.
Tiba di rumah, aku mandi lalu berganti pakaian. Kata-kata Surya masih terngiang, membuatku merasa bersalah kepada kedua orang tuaku dan adikku. Aku telah mencintai kekasih adikku. Ini tidak boleh terjadi, aku tidak ingin adikku sakit hati.
Rasa yang tadi membuncah, sekarang berubah menjadi pupus. Aku harus membunuh rasa itu, jika tidak keluargaku akan pecah. Aku yakin Surya bisa mencintai adikku. Setidaknya aku tau bahwa ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah tangan. Jika mereka menikah, aku bisa pergi dari sini.
Aku masih bergelut dengan pikiranku ketika mama memanggilku.
"Val..."
"Eh iya, Ma." Ujarku gelagapan.
"Kamu mikirin apa, dari tadi mama panggil kok ga nyahut."
"Ga apa-apa, Ma. Soal kerjaan aja." Kataku menutupi semuanya.
"Besok Cantika mau pulang, katanya mau ajak kita piknik ke pantai."
"Wah, Val setuju, Ma. Kita udah lama ga ke pantai."
"Iya, lusa Cantika mau ajak Surya juga."
Deg!
Mendengar kata Surya, aku jadi diam. Diam dan merasakan debar jantungku yang tak menentu.
"Lusa kita berangkat ke pantai. Ada dua hari yang bertanggal merah, kan?" Kata mama.
"Iya, Ma. Terserah mama aja." Ujarku.
Setelah menyusun rencana, mama terlihat mengantuk. Sedangkan papa telah tidur sedari tadi aku pulang.
"Ma, mama tidur dulu aja. Val masih belum ngantuk." Kataku.
"Ya, Nak. Mama tidur dulu ya, kamu jangan tidur kemalaman."
"Ok, Ma."
Mama beranjak menuju ke kamarnya. Setelah mama menutup pintu, aku membuka gawaiku.
Tidak ada pesan sama sekali. Ada harapanku dalam gawai itu, tetapi kosong belaka.
***
Esok harinya, Cantika telah sampai di rumah. Kami saling berpelukan, tetapi aku merasa agak menjaga jarak dengannya. Mungkin ini karena perasaanku saja, merasa bersalah padanya.
Setelah dia melepas lelah, kami berbincang-bincang di ruang tamu.
"Kakak diem aja kenapa sih? Ga kayak biasanya?" Tanyanya.
"Ga apa-apa." Jawabku singkat.
"Kak, tau ga. Selama aku berpacaran dengan Surya, ada yang aneh, deh." Katanya lagi sambil membersihkan muka pakai cleanser.
Dia itu paling rajin merawat mukanya. Jadi mukanya bisa kinclong, beda denganku yang ogah-ogahan. Mungkin karena itu jadi aku ga merasa cantik.
"Aneh gimana?" Tanyaku.
"Dia ga pernah ajak aku ke mana-mana. Nge-date lah, nonton lah, atau sekedar makan di mana gitu."
Aku merasa aneh juga mendengarnya, setahuku Surya adalah orang yang perhatian. Seperti saat aku sakit, dia adalah orang yang sangat care.
"Kak, kalo cowok ga perhatian itu watak atau ga cinta?" Tanya dia padaku.
"Mungkin bisa watak. Nah Surya kan dulu pas nyatain bilang cinta ga sama kamu?" Aku ga ngerti ini pertanyaan untuk masalah Cantika atau keingintahuan pribadiku.
"Hehehe, dulu aku sih yang nyatain cinta sama dia, lalu setelah seminggu dia mengiyakan aja." Katanya jujur.
Kejujurannya membuatku paham semua yang terjadi. Meskipun begitu, ini masalah hati. Ada hati adikku yang harus kujaga. Batinku bergolak sendiri. Cantika tidak tahu apa yang terjadi dan tidak boleh tahu.
"Mungkin cuma watak aja, kan dia ga mungkin ga mencintaimu kalo dia nerima kamu." Ujarku menenangkannya meski hatiku tak pasti.
"Iya juga ya, Kak. Di tempat kerja pun, dia cuek sama aku meski aku sekertarisnya, Kak."
"Mungkin dia banyak kerjaan, Tik."
"Bisa jadi, atau dia punya cewek lain ya, Kak?"
Seolah saat itu mukaku memucat seperti tertangkap basah melakukan kesalahan. Maafin kakakmu ini, Cantika. Aku ga tau kalau dia tidak perhatian denganmu selama ini. Dia malah memperhatikan cewek lain, ya itu aku.
"Jangan berpikiran buruk. Mungkin emang ada cowok yang seperti itu perangainya."
Cantika berbincang denganku sambil sibuk mengoles pelembab dan serum atau apa lah itu. Sepertinya dia ga juga serius dengan masalahnya. Ah sudahlah.
"Kak, makanya besok aku ajak dia ke pantai. Tadinya dia ga mau, tapi ketika aku bilang mau ajak keluargaku juga, dia jadi setuju." Katanya sambil memasukkan skincare-nya ke dalam pouch.
Aku menghela nafas dan beranjak menuju ke dapur, membuat segelas teh hangat untuk menenangkan diriku sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
mega keyna
km yg bikin ribet val,tnggl jujur sm semua kan clear,pasti ada jalan keluarnya,tdk akan ada yg terluka dan luka yg ber ke panjangan,,,, slsaikan mslh dgn ke terbukaan dan ke jujuran,mmg itu sangat menyakit kan tp akan indah di belakangnya,,,,
2022-01-28
0
💜bucinnya taehyung💜
ngasip haraoan ke adik nya ..awas aja klo ntar val jd lembek ama surya
2021-12-07
0
Ani Widodo
smoga semua bisa bijak menyikapi keadaan
2021-04-26
0