Eps 7

Setelah sampai di rumah, aku membuka lemari es dan meneguk segelas air putih,

"Ganti baju dulu, Val." Kata mama menyambutku.

"Iya, mama."

Kulihat mamaku sedang menata meja makan dengan beberapa masakan yang baunya menggugah selera. Seketika perutku terasa keroncongan.

Setelah mengganti bajuku, aku teringat amplop biru dari Surya. Kuambil surat itu, membukanya dengan berdebar-debar mencoba menerka apa isi surat itu.

*Dear Valeria.

Nama yang bagus, sebagus prestasinya. Aku mencoba menjadi pandai sepertimu dengan mendekatimu, untuk bisa memahami pelajaran yang sulit itu.

Tetapi, ketika kamu membantuku untuk mencapai keinginanku, aku malah merusakmu. Sungguh, aku merasa bersalah. Dan aku berbohong telah mengatakan bahwa aku mabuk, aku ga tau lagi mesti gimana. Aku minta maaf Val.

Mencoba bersamamu, ternyata ga juga membuatmu bahagia. Maafkan aku.

Aku pindah sekolah ke luar kota, tidak perlu kamu mencariku, aku hanya akan menghantui perasaanmu, menghancurkan hidupmu.

Kumohon sekali lagi, maafkan aku, kata yang menurutmu mudah diucapkan, tapi hanya kata itu yang dapat aku sampaikan.

Surya*

Aku meremas kertas itu, ya, dia bisa pergi. Tetapi aku? Apakah dia memikirkan aku?

Aku kacau saat itu, melayangkan tamparan ke pipiku sendiri, betapa bodohnya aku! Seharusnya aku tau, dia laki-laki yang tidak pernah bertanggung jawab.

Aku menangis sesenggukan meratapi nasibku, tapi kutahan suara tangisku agar mama tidak mendengarnya. Pikiranku bercampur aduk ga karuan.

Tok! Tok! Tok!

Pintu diketuk.

"Val..." Suara lembut mama memanggilku.

"Iya, ma." Cepat-cepat kuhapus air mataku. Melihat sebentar ke cermin.

Ceklek.

Kubuka pintu kamarku. Mama telah berdiri di depan pintu. Senyumnya berubah menjadi kaget karena melihat mataku masih basah.

"Kamu... Nangis, nak? Kenapa?"

"Mm... Sakit perut, Ma." Jawabku berbohong.

"Yuk, mama antar ke dokter?"

"Ga usah, Ma. mungkin sakit karena awal datang bulan." Bohongku lagi.

Mama terdiam. Sepertinya mama percaya padaku.

"Ya udah, kamu makan dulu, nanti setelah makan, buat istirahat."

"Ya, Ma."

Rasa laparku telah menghilang. Tapi aku hanya tidak ingin Mama kuatir padaku. Masakan Mama yang biasanya terasa enak, menjadi hambar di mulut.

"Kok sedikit makannya? Masakan Mama ga enak ya?"

"Enak kok, Ma. Cuma, sakit tadi bikin perutku ga enak."

"Nanti istirahat ya sayang,"

"Iya Ma."

******

Lia terpana mendengar ceritaku. "Val, jadi itu yang membuat luka menganga di hatimu?"

Aku mengangguk.

"Seorang perempuan yang terenggut kehormatannya memang menjadi aib, Val. Entah apa pun alasannya. Tapi kamu ga boleh menutup hatimu juga, Val." Kata Lia.

Sejenak kami terdiam. Lalu aku melanjutkan pembicaraan.

"Tapi, please Lia. Jangan bilang rahasiaku ini kepada siapapun. Aku ga mau orang tuaku tau dan kecewa."

Lia tersenyum dan mengangguk, sambil menunjukkan kelingkingnya padaku. Aku menyambut kelingkingnya.

"Janji." Ucap kami bersamaan.

"Kamu harus berjanji padaku, Val. Kamu akan berani menghadapi kenangan buruk itu. Hadapi, Val. Semua telah terjadi dan sekarang jangan sampai semua itu membawa pengaruh buruk pada hidupmu lagi, jadikan itu sebagai pelajaran hidup, Val."

"Iya, aku akan berusaha mencoba, Ya."

Aku memeluk Lia, "Makasih, Ya. Dengan ini aku agak lega. Selama ini aku pendam sendiri masalahku."

"Besok jika kamu pulang, mungkin suasana agak berbeda, Val. Banyak yang berubah drastis di kota kita. Semoga bisa membantumu melupakan suasana yang dulu."

"Iya, Ya. Semoga."

Terpopuler

Comments

Sri Yanti

Sri Yanti

untung ngak hamidun ya

2023-03-06

0

maida

maida

kasian valeri

2021-11-01

0

Opi Shopiah

Opi Shopiah

untungnya gak langsung tokcer

2021-06-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!