Setelah kejadian itu, aku lebih menyendiri. Dua hari kemudian setelah pulang sekolah, Surya kembali menghampiriku, segera aku beranjak dari tempat dudukku. Tetapi, tangannya lebih dulu menahanku.
"Aku mau bicara." Katanya dingin.
Dia menarikku ke mobilnya. Aku terpaksa mengikutinya.
"Masuk." Perintahnya.
Aku menurutinya, di mobil dia memegang tanganku. Aku mengalihkan pandangan ke samping.
"Lihat mataku." Katanya sambil mengarahkan daguku agar mataku menatapnya.
Kurasakan hangat di pelupuk mataku, hingga bulir-bulir air mata menetes dari mataku. Aku terisak. Dia membiarkanku, membiarkan perasaanku mengalir deras saat itu.
Setelah isakanku mereda, dia mulai berkata padaku.
"Maafkan aku," Katanya pelan.
"Semudah itukah?!?" Aku sedikit berteriak, meluap semua emosiku, apa dia tidak tau, perasaan seorang perempuan yang telah kehilangan kehormatan yang dia jaga!
Dia memegang erat tanganku.
"Aku khilaf, semua itu aku lakukan karena aku mabuk."
"Hah?" Mulutku menganga. Mabuk katanya? Aku tidak melihatnya hilang kesadaran saat itu. Apakah dia menutup kelakuannya menggunakan tameng alkohol??
"Aku mau jadi pacarmu, dari sekarang." Dia melanjutkan.
Meski rasa pertama mencintai seseorang itu masih terasa, tapi ada keraguanku padanya. Dia mau jadi kekasihku? Untuk apa? Dia memang mencintaiku atau hanya ingin bertanggung jawab?
Aku menghela nafas pelan, tidak mengiyakan maupun menolak. Biarlah berjalan seiring waktu. Apa perasaan kami, dia benar-benar mencintaiku atau tidak, aku bisa menerima apa yang terjadi padaku atau tidak, biarlah waktu yang menjawab. Yang jelas, untuk sekarang aku belum bisa menentukan langkahku.
"Kita jalani saja dulu," Aku memberanikan diri untuk menjawabnya.
Dia mengangguk, dan menyalakan mobilnya, mengantarku pulang. Di sepanjang jalan, kami hanya terdiam. Hanyut dengan perasaan masing-masing.
Hingga sesampainya di depan gang, aku menyuruhnya berhenti. Aku tidak ingin keluargaku tau bahwa anaknya sedang bersama seorang anak laki-laki.
"Sampai di sini aja, aku bisa jalan kaki ke rumahku."
"Baiklah kalau itu maumu." Kata Surya sambil menepikan mobilnya.
"Makasih." Ujarku tanpa ada senyum sedikit pun yang tersungging di bibirku. Entah, saat ini bibirku terasa kelu.
Dia hanya menatapku. Aku turun dari mobilnya, berjalan meninggalkannya tanpa menengok sekali pun. Pikiranku masih kalut.
***
Selama satu minggu dia selalu mengantarku pulang. Seantero sekolah pun mulai mengetahui hal itu. Tak terkecuali Lia, sahabatku.
Tapi hubungan yang aneh, kami malah tidak pernah pergi bersama sekedar jalan-jalan atau nonton. Tidak, aku tidak berhasrat untuk berkencan dengannya, dia pun tidak pernah mengajakku untuk itu. Apalagi mengingat rumahnya. Rasa trauma pada saat kejadian itu masih tersisa.
Dua minggu kemudian, aku tidak melihatnya menungguku di parkiran.
Mungkin dia sakit, pikirku.
Tiga hari kemudian, masih saja aku tidak melihatnya, ah kenapa aku jadi risau? Merisaukan dia atau merisaukan diriku sendiri?
"Valeria!"
Ada seorang cowok memanggilku saat aku berjalan menuju gerbang sekolah. Aku sedang bersama Lia saat itu.
"Itu kan Arvendo, temen sekelas Surya." Kata Lia padaku.
Aku menunggunya dengan rasa ingin tau kenapa dia memanggilku. Aku merasa ini ada hubungannya dengan Surya.
"Ini, aku dititipi sama Surya." Katanya sambil menyerahkan amplop berwarna biru.
"Dia kemana?" Tanyaku penasaran.
"Baca aja," Katanya sambil menunjuk surat itu.
"Mm... Baiklah. Makasih ya, aku akan baca ini di rumah."
Dia mengacungkan jempolnya, dan beranjak ke parkiran.
"Kenapa ya Val?" Tanya Lia.
"Ga tau juga, Ya?" Jawabku sambil mengendikkan bahu. "Yuk, kita pulang aja." Ajakku.
"Nanti kamu ceritain sama aku ya, aku jadi penasaran."
"Pasti." Jawabku sambil mengedipkan satu mata. Meski perasaanku tak menentu, tapi aku berusaha terlihat tenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
shanty
kamu tidak bisa lari dari kenyataan valeria, hadapilah dengan jujur dan iklas, Surya pasti menunggumu
2021-09-27
0
Ani Widodo
bagus bahasanya
2021-04-26
0
Marwiyah Sanusi
ya Alloh...surya malah pergi ninggalin valeri...kasian kmu,val...lnjut thor.wlw sedih aku brusaha tuk ttp mmbaca novel ini
2020-12-24
3