Eps 5

Sesampainya di rumah Surya, aku tertegun. Rumah bercat kuning gading didesain dengan gaya Eropa, dengan atap seperti kubah besar, begitu mewah dengan gerbang yang besar, ditambah taman yang indah menambah keasrian rumah itu. Benar kata temen-temenku. Dia kaya.

Masih ada sebuah mobil keluaran terbaru diparkir di car port. Seorang satpam membukakan pintu gerbang dan mempersilahkan mobil masuk. Setelah mematikan mesin, kami turun. Aku sedikit ragu memasuki rumah itu.

"Ayo, masuklah." Ajak Surya.

Aku melangkah masuk. Semakin tertegun aku memandangi kemewahan rumah itu. Tetapi, seperti tidak ada penghuni di rumah sebesar itu, sepi.

"Langsung aja ke ruangan belajarku, yuk. Ruangan itu ada di atas. Ayo ikuti aku." Ajak Surya lagi.

Aku mengangguk mengikutinya. Setelah sampai di atas, kami masuk ke dalam sebuah ruangan berisi rak buku yang mengelilingi ruangan itu. Ada sebuah meja dan beberapa bantal duduk di atas karpet yang sangat tebal. Aku duduk di situ.

Surya mencari buku-bukunya. Tiba-tiba pintu diketuk. Surya menyuruh orang itu masuk.

Seorang perempuan berusia kira-kira tiga puluhan tahun berjalan masuk membawa nampan berisi minuman dan makanan. Dia meletakkannya di atas meja.

"Silahkan diminum dan dimakan, Nona." Ujarnya dengan sopan.

"Makasih, Mbak." Ucapku.

Aku mengambil cangkir yang telah disuguhkan, meminumnya sambil memperhatikan isi ruangan. Sebenarnya tempat ini nyaman untuk belajar, rumah dengan suasana tenang.

Surya menghampiriku dengan membawa buku pekerjaan sekolahnya.

"Sorry, lama nunggu." Katanya.

"Ga apa-apa. Mm... Dari tadi, aku ga lihat mama papa kamu, dimana mereka?" Tanyaku.

"Mereka ke luar kota. Papaku selalu sibuk dengan bisnisnya, mamaku juga."

"Kamu punya kakak atau adik?"

Dia menggeleng. "Aku anak tunggal."

"Oh." Jawabku singkat.

"Tadi sampai nomor 3 ya?" Tanya dia.

Aku mengangguk, lalu aku membantunya mengerjakan tugas. Setelah beberapa saat, ketika tanganku membuka lembaran buku, ternyata dia juga akan membukanya, tangan kami bersentuhan. Entah kenapa desiran hangat kembali mengalir deras dalam hatiku. Kami saling menatap, lama.

Lalu entah apa yang ada di pikiran kami, tiba-tiba mulut kami bersentuhan, dia mencium bibirku, ketika aku ingin melepasnya, dia selalu menarikku.

Aku ingin lepas, tapi semakin aku menarik tubuhku, dia semakin menarikku untuk berdekatan dengannya.

Dia mulai membuka pelan kancing kemejaku, tanpa aku sadari karena aku menikmati ciumannya, bajuku telah terbuka. Aku kaget,

"Ja... Jangan Surya..." Aku memohon.

Tapi Surya seolah tidak peduli, dia terus melakukan hal itu padaku.

"Surya, jangan...."

Dia menatap seluruh tubuhku, kemudian dia melakukan hal yang terlarang itu padaku.

Dia berbaring di sampingku. Aku terisak, entah setan apa yang berbisik pada kami untuk melakukan hal terlarang itu.

Kami segera mengenakan baju, aku memintanya untuk mengantarku pulang. Pikiranku kalut, seorang Valeria Fazza Anggraini, siswi peraih rangking 1 di sekolah telah kehilangan keperawanannya dalam usia 16 tahun!

Selama perjalanan, aku hanya diam. Begitu juga Surya. Aku memang suka padanya, tapi tidak seperti ini.

Tanpa mengucapkan terima kasih, aku berlari pulang ke rumah, membuka pintu rumah yang di sana telah ada mama dan adikku. Aku merasa bersalah kepada mama.

Mama melihatku, ingin mengatakan sesuatu, tapi aku sedang ingin sendiri di kamar. aku melewati mereka dengan hati yang hancur.

Tok... tok... tok!

Mama mengetuk pintu kamarku.

"Val, sayang... Bukain pintu, ada apa?"

"Ga apa-apa, ma. Valeria cuma ingin tidur." Jawabku sambil menahan sesak di dada.

"Oh, Val tadi dari mana?" Tanya mama masih di belakang pintu.

"Dari rumah temen, kerja kelompok, ma."

Terdengar mama menghela nafas.

"Ya udah kalo gitu, ga makan malam dulu?"

"Ga, ma. Tadi udah makan di rumah temen." Dustaku.

"Met petang, sayang. Met istirahat."

"Iya mama."

Saat itu pukul 7 malam. Biasanya aku menghabiskan waktu dengan mama dan adik untuk mengobrol. Tapi kali ini aku menghabiskan waktu dengan isak tangis di kamarku.

Penyesalan datang terlambat.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***