Chapter 3 Serigala Malam.
Setelah selesai memandikan Excel Shimo, Chu Ju menggendongnya dan membawa keluar dari pondok. Wajah Excel Shimo yang putih semakin putih saat Ju Hua memberikannya bedak.
Melihat kedatangan Chu Ju dan Ju Hua, Mu Jin dan Mu Liang segera berdiri dan buru-buru melihat putranya. Mata mereka berbinar-binar dengan kasih sayang, wajah mereka mengembangkan senyuman bahagia.
"Ini baru pria cantik... Hahaha" Mu Jin memuji ketampanan anaknya dan tertawa lepas karena bahagia.
"Huoamm..." Excel Shimo akhirnya terbangun saat mendengar suara tawa, dia menguap dengan merentangkan kedua tangannya yang kecil.
"Lihat dia terbangun... Hahaha."
"Ya Dewaaa... Lihat matanya yang indah." Ju Hua berseru kagum melihat mata indah milik Shimo yang memiliki dua warna hitam dan putih, dua bola matanya seperti terbelah dengan warna tiap sisi yang berbeda.
Warga desa segera berbondong-bondong datang disekitarnya, hanya untuk melihat Shimo yang sudah mandi. Mereka yang baru datang juga terpesona dengan wajah Shimo yang semakin tampan.
"Lihat juga dahinya... Apa itu tanda garis keturunannya ?" ujar Mu Liang yang baru menyadari jika Shimo memiliki tanda di dahinya yang seperti mata.
"Bisa jadi. Anak ini luar biasa, aku yakin dia bakalan jadi pria yang hebat sesuatu saat nanti." jawab Mu Jin dengan menatap Putranya.
Excel Shimo melihat semua wajah-wajah baru ini, ia mengerutkan keningnya. Excel Shimo juga melihat wajah Chu Ju yang sedang menggendongnya, ia juga merasakan buah yang kenyal dan lembut milik Chu Ju yang menghimpitnya.
"Siapa kalian?" tanya Excel Shimo kepada mereka semua, dengan tangan kiri menunjuk satu demi satu orang yang mengelilinginya.
Sontak Chu Ju dan semua orang kaget, saat mendengar Excel Shimo bisa berbicara, kemudian menempelkan telapak tangannya di depan mulut mereka, terutama kaum wanita. Dan pria hanya membuka mulut berbentuk oval.
"Hello...! Kakek, Nenek, Paman, Bibi, siapa kalian? Apa kalian adalah keluarga ku?" sekali lagi Excel Shimo bertanya kepada mereka semua.
"A-aku Ibumu sayang, dan kami memang keluargamu sekarang." akhirnya Chu Ju yang pertama kali menjawab dengan sedikit terbata-bata, ia tersenyum dengan menatap wajah Putranya.
"Ibu, Ibu... Ibu, ya...!" balas Excel Shimo yang sedikit kebingungan, sebab aura wanita kali ini berbeda dari sebelumnya.
Excel Shimo mengerutkan kening, untuk mengingat lagi aura ibunya, tetapi dia menjadi lupa. Karena tidak bisa mengingatnya, Excel Shimo akhirnya meyakinkan diri jika orang yang menggendongnya adalah Ibunya.
"Iya, aku Ibumu, Sayang" jawab Chu Ju dengan suara lembut yang penuh kasih, ia tersenyum lebar dengan membelai wajah Putranya.
Mu Jin tersadar dari keterkejutannya, dan segera memperkenalkan dirinya, "Aku Ayahmu, Nak... Hahaha. Putraku memang hebat." Mu Jin merasa bahagia mendapatkan Putra yang ajaib.
"Aku Bibi Ju Hua. Sekarang kamu adalah bagian dari keluarga kita." Ju Hua juga memperkenalkan dirinya, wajahnya penuh kasih saat melihat mata indah Excel Shimo.
"Aku Mu Liang, Paman kamu."
Akhirnya semua warga memperkenalkan satu per satu kepada Excel Shimo yang sudah mereka anggap bayi ajaib, dan juga sudah menjadi bagian keluarga kecil Desa Bunga.
"Aku Excel Shimo, Excel Shimo, oke." ucap Excel Shimo dengan jari telunjuk dan jempol tangan kirinya membentuk lingkaran.
"Hahaha, putra kita memang anak ajaib." Mu Jin tertawa melihat kelucuan Putranya.
"Kepala Desa jamuan sudah siap." seorang wanita dewasa memberitahukan kepada Mu Jin.
Segera semua orang merayakan kehadiran anggota baru yang sangat hebat. Semua orang tertawa gembira, hingga salah satu wanita bertanya kepada Chu Ju.
Wanita itu usia 29 tahun yang sedang memangku Putrinya yang baru berusia 3 tahun.
Wanita itu cukup cantik, tingginya 167 sentimeter, rambut hitam sepinggang, kulitnya kuning langsat. Wanita itu bernama Xiu Zan. Sedangkan putrinya bernama Xiu Zhu, wajahnya oval dengan kulit putih, rambutnya sebahu yang di kuncir menjadi dua.
Xiu Zhu selalu menatap wajah tampan Excel Shimo sambil memakan paha ayam di tangan kanannya, Ayah Xiu Zhu meninggal saat melawan serangan binatang buas yang menyerang penduduk desa saat sedang berladang.
"Siapa yang akan menyusui bayi ajaib ini, dia kan baru berusia 1 tahun?"
Semua orang baru sadar jika Excel Shimo harus meminum air susu ibu setelah wanita itu bertanya. Semua orang saling bertukar pandang, karena sedang memikirkan siapa yang harus memberikan air susu ibu kepada Excel Shimo.
Sedangkan Excel Shimo tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan mereka, dia hanya melihat ayam panggang di depan matanya, dengan air liur yang sudah menetes.
Kemudian ia menggerakkan tangan kirinya, dengan mengeluarkan energi Qi ia menghisap ayam panggang itu.
Plak
"Yes, aku dapat..." Excel Shimo kegirangan dan langsung mengigit ayam panggang itu secara acak.
Aksinya sudah pasti dilihat banyak orang, mereka hanya melongo saat melihat Excel Shimo bisa memakan ayam panggang itu, ia mengunyah daging itu dengan lahap.
"Hahaha... Kita rasa sudah tidak perlu lagi kebingungan dengan apa yang akan dimakan Putra ku." ujar Mu Jin setelah tertawa terbahak-bahak saat melihat kelucuan Putranya yang sedang makan.
"Jangan gitu, Sayang...!" Chu Ju segera memotong-motong ayam panggang itu, dan memberikan paha ayam kepada Putranya.
Anak-anak kecil segera mendekati Excel Shimo, dan banyak ocehan yang terlontar dari mulut mereka. Termasuk Xiu Zhu yang paling dekat dengan Excel Shimo, matanya berkedip-kedip penuh minat.
"Shimo, ayo bermain..." ajak Xiu Zhu pada Excel Shimo yang masih berada di gendongan Chu Ju.
"Nyam... Oke, ayo..."
"Putra kuu...."
Wushhhh... Tap
Excel Shimo menjawabnya, dan segera melompat dengan sangat cepat dengan jarak 5 dari Ibunya, sontak Chu Ju kaget dan hampir berteriak keras.
"Astagaaa..."
"Bayi ini... Hahaha."
Jelas tidak hanya Chu Ju saja yang kaget dengan kecepatan Excel Shimo dan kelincahannya, jantung mereka hampir dibuat berhenti saat melihat aksi Excel Shimo yang melompat dan mendarat dengan selamat.
"Ayo kejar aku..." tantang Excel Shimo kepada teman barunya dengan mulut yang masih belepotan minyak saat dia makan tadi. Tangan kirinya bersilat pinggang dan jari telunjuk tangan kanannya digerakkan ke depan dan belakang.
"Hahaha... Aku pasti menangkap-mu, Shimo..." Xiu Zhu segera menanggapi dengan berlari kearah Excel Shimo, teman-teman yang lain yang usianya lebih tua segera mengikuti.
"Ju Hua, kami serahkan Shimo kepadamu untuk melatihnya berkultivasi dan beladiri. Kami percaya kamu, karena kamu pernah menjadi murid Akademi Langit Abadi.
Bakat Shimo sangat besar, jika dia dilatih dengan baik, dia akan menjadi sosok hebat dimasa depan, dan juga menjadi kebanggaan Desa Bunga." pinta Mu Jin kepada Ju Hua yang selalu memperhatikan Excel Shimo yang sedang bermain.
"Dengan senang hati, Kepala Desa. Memang Shimo ini bayi ajaib. Di usianya yang masih 1 tahun sudah memiliki kekuatan yang mengerikan.
Dia setara dengan murid dalam di akademi Langit Abadi... Hahmm...!" jawab Ju Hua kepada Kepala Desa, ia berhenti berbicara untuk menarik nafas dan menghembuskan secara alami.
Ju Hua mengingat saat-saat hidup sebagai murid sangat lah keras, ia mampu memasuki pelataran dalam membutuhkan perjuangan yang melelahkan. Sebagai murid luar, Ju Hua selalu mengalami penindasan dari murid dalam, selain itu persaingan antar murid luar juga sangat ekstra keras.
Ju Hua mampu menjadi murid dalam berkat kerja kerasnya dalam waktu 5 tahun, memang waktu 5 tahun sangatlah lambat. Namun, jika dilihat dari persaingan antar murid luar, waktu segitu sangat lah wajar. Masih banyak rekan-rekannya yang gagal menjadi murid dalam karena basis kultivasinya merangkak seperti siput.
Ju Hua terus menatap Excel Shimo yang sedang kejar-kejaran dengan teman-temannya, lalu dia melihat ke arah Mu Jin dan kembali berbicara.
"Setelah usianya mencapai 15 tahun, aku tidak tahu sampai seberapa tinggi pencapaiannya. Tetapi, menurut perkiraan ku, dia akan berada pada tingkat Raja. Disaat itu, dia sudah menjadi murid elit. Shimo pasti akan dikirim ke benua atas sebagai murid elit oleh Akademi Langit Abadi.
Saat itu tiba kita akan kesulitan untuk melihat punggungnya lagi, aku harap kebanggaan Desa Bunga masih mengingat tempat asalnya." setelah berbicara, Ju Hua terlihat sedih. Ju Hua merasa kehilangan jika Excel Shimo melangkah ke benua atas.
Banyak legenda di Akademi Langit Abadi yang Ju Hua dengar, jika seseorang yang hebat melangkah ke benua atas, pasti tidak akan kembali lagi.
Ju Hua kuatir Excel Shimo akan melupakan tempat di saat ini berada. Semua orang yang mendengarkan Ju Hua berbicara, juga ikut sedih.
"Seekor burung elang tidak mungkin berdiam di satu tempat, dia pasti akan menjelajahi setiap tempat yang berbeda." ujar Mu Jin yang merasa sudah kehilangan Putra angkat yang sudah dia sayangi. Dia tahu jika sosok yang hebat tidak mungkin berdiam diri di tempat kelahirannya.
"Tidak, jangan bawa Putraku ke akademi... Hiks" Chu Ju menolak rencana Ju Hua yang berniat membawa Putranya memasuki akademik di saat besar nanti.
Chu Ju segera berlari menghampiri Excel Shimo, dan buru-buru memeluknya dengan erat dan menangis. Walaupun dia baru sehari memiliki anak, dia sudah sangat mencintai Excel Shimo seperti anak kandungnya sendiri.
"Kenapa Ibu menangis?" tanya Excel Shimo yang heran, melihat Ibu angkatnya yang jongkok dengan memeluknya sambil menangis tersedu-sedu.
"Jangan tinggalkan Ibu, Nak." jawab Chu Ju yang masih memeluk putranya.
"Aku tidak pergi kemana-mana Bu, aku kan sedang bermain..." ucap Excel Shimo dengan polos sambil mengusap air mata Ibunya, dia tidak mengerti apa yang Ibunya maksudkan.
"Iya, iya... Kamu boleh bermain dengan sepuasnya, kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau, asal jangan pergi jauh dari Ibu, oke." ucap Chu Ju yang sedikit reda dari rasa kekuatiran akan di tinggal Putra yang dia cintai.
"Tentu, aku tidak akan tinggal Ibu dan kalian. Lihat aku kuat, aku akan selalu jaga Ibu dan kalian semua. Jika ada orang yang jahat, aku akan memukulinya hingga menangis, percayalah. Tapi, apa yang ibu ucapakan itu benar, kan...! Hehehe." jawab Excel Shimo kepada Ibunya.
Excel Shimo terlihat tersenyum mesum saat dia ingin Ibunya untuk menepati janjinya. Naluri binatangnya segera keluar, feromon kebintangannya merembes keluar dari tubuhnya, saat merasakan buah kenyal Ibunya yang menempel di wajah.
Walau Chu Ju wanita tua berusia 132 tahun, wajahnya masih nampak usia 50 tahun, karena dia juga seorang kultivator tingkat pemula level 5.
Tubuhnya juga masih terbilang layak dipandang mata pria, seandainya saja jika Chu Ju mau merawat wajahnya, dia pasti akan terlihat cantik.
Sayangnya Desa Bunga sangat jauh dari kota, seandainya dekat sudah pasti Desa Bunga akan memperoleh segala kebutuhan penduduk desa.
Merasakan aroma yang wangi dan menggugah birahi, Chu Ju semakin memeluk erat Putranya di antara kedua gunung dia juga melihat wajah Putranya yang terlihat senang dipeluk.
"Istriku, kamu jangan terlalu banyak berpikir. Disaat itu tiba, kamu pasti akan berubah pikiran. Jika Putramu ingin menjadi orang besar, kamu harus merelakan kepergiannya. Saat ini kamu bisa selalu bersamanya hingga puas." Mu Jin segera mendekati Isteri dan berbicara dengan lembut.
"Bibi Ju, apa yang di katakan Paman itu benar, aku juga tidak ingin berpisah dari Shimo. Saat ini kita akan menikmati kebersamaan. Jika saat itu tiba, pasti semua akan berubah dan nanti kamu bisa mengerti" ujar Ju Hua yang berusaha menenangkan Chu Ju.
Semua orang juga ikut menenangkan Chu Ju yang mengelilingi mereka berdua yang sedang berpelukan dengan erat.
Yang mereka semua tidak ketahui, mata Excel Shimo mengeluarkan cahaya dan dalam sekejap menghilang, ia tersenyum aneh sambil terus membenamkan kepala di kedua gunung milik Ibu angkatnya.
"Maaf, aku mengerti apa yang kalian bicarakan. Aku hanya saja tidak ingin kehilangan Putraku satu-satunya" jawab Chu Ju setelah menenangkan pikiran dan hatinya.
"Bibi, kamu tidak usah kuatir, rencana ini masih lama, dan saatnya tiba, biarkan Shimo sendiri yang memutuskan saat dia besar nanti" sekali lagi Ju Hua meyakinkan Bibinya agar tidak terlalu banyak berpikiran.
"Aku masih lapar...." ujar Excel Shimo dengan melepaskan pelukan Ibunya, lalu dia segera berlari menuju meja yang dipenuhi makanan lezat.
Melihat tingkah bayi ajaib ini, semua orang hanya tersenyum dan melanjutkan acaranya. Saat acara menyambut keluarga baru, hari sudah gelap dan terlihat bulan selalu tertutupi awan.
Di dalam hutan terlihat banyak sepasang mata berwarna merah sedang mengamati situasi Desa Bunga. Mereka datang karena mendengar suara tawa dan juga mencium bau daging yang di panggang.
Terlihat air liur menetes dari mulutnya, terlihat juga taring yang tajam berlumuran darah. Mereka adalah Serigala Malam, yang memiliki bulu lebat dan berwarna hitam ke abu-abuan.
Tubuh serigala itu dua kali lebih besar dari serigala pada umumnya, karena faktor energi Qi yang padat di Benua Jiang Shan.
Excel Shimo yang memiliki garis darah Naga 12 elemen, sedari tadi merasakan kehadiran mereka, hanya saja dia diam dan tidak ingin mengganggu kebahagiaan keluarga barunya.
Biarpun Excel Shimo baru berusia 1 tahun, dia memiliki kecerdasan diatas rata-rata orang dewasa. Selain garis darah Naga 12 elemen, dia juga memiliki garis darah dari kedua orang tuanya.
Walaupun tadi Excel Shimo sempat pingsan, dia masih bisa melihat disekitarnya dengan kesadaran, dan sengaja tidak segera bangun untuk melihat situasi saat ini, sambil bermain-main dengan Inti Api Bumi.
Serigala Malam itu berlahan-lahan mulai bergerak menuju Desa Bunga, dengan menyembunyikan tubuhnya di balik pepohonan dan rumput yang tinggi.
Penjaga masih belum mengetahui jika Desa Bunga akan mendapatkan serangan dari binatang buas, karena rata-rata basis kultivasi penjaga sangat rendah, hanya berada pada tingkat Pemula level 1 hingga level 5.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 478 Episodes
Comments
Aru Lauje
serangan binatang
2024-12-28
0
XiaoAriya
Naga 12 Elemen? Dewa Naga Elemen
2024-07-11
0
shadow life
top
2024-03-07
0