Selesai membersihkan diri Lan Hua, ia duduk di depan cermin itu, melihat wajahnya secara lekat.
"Huft, aku ingin sekali pergi dari sangkar emas ini. Aku ingin hidup bebas tanpa di kekang seperti ini. Peraturan ini dan peraturan itu." Ujar Lan Hua menunduk lesu.
"Permaisuri, hamba mendengar bahwa kaisar akan melanjutkan Kultivasinya di Gunung Wu." Ucap Yoona.
"Benarkah?" tanya Lan Hua, ia mempertajamkan pendengarannya.
"Iya, Permaisuri, tapi hamba tidak tau kapan Yang Mulia Kaisar berangkat." Jelas Yoona. Lagi-lagi perkataan Yoona membuatnya malas. Ia pikir Kaisar Feng akan pergi hari ini.
" Baguslah,, kita lebih leluasa berlatih di Hutan
Kematian. Setelah selesai kita melanjutkan Kultivasi, aku ingin ke Hutan Surgawi."
"Tuan sebenarnya Kultivasi anda hanyalah dasarnya saja, jika ingin Kultivasi anda tahap Legenda, tuan harus mencari kitab Kultivasi Legenda di Hutan Surgawi." Tutur Red.
"Aku tidak mendengar tentang hal itu Red." Ujar Lan Hua. Ia memang tidak mendengarkan namanya kitab itu.
"Hanya orang bodoh lah di benua ni yang tidak tau tuan." Ujar Red.
"Apa kau kira aku bodoh Red?" pekik Lan Hua tak terima jika dirinya di sindir.
"Ti-tidak tuan." Ujar Red ketakutan. Ia sudah merasakan aura dari sang majikan yang bertambah kuat.
Lan Hua dan Red bisa berbicara leluasa tanpa ada yang tau perbincangan mereka. Mereka hanya berbicara melalui pikiran agar tidak ada yang mencurigai mereka.
"Yang Mulia bolehkah hamba ikut ke Hutan Surgawi."
"Tidak masalah kau bisa mencoba Kultivasi mu." Ucap Lan Hua.
Sementara di kediaman Naga.
"Apa permaisuri sibuk?" tanya Kaisar Feng menatap ke arah sang Kasim.
"Tidak, Yang Mulia.Permaisuri hanya ada di kediamannya membaca buku." jawab Kasim.
"Aku ingin makan siang di kediaman Permaisuri. Sebelum aku pergi melanjutkan Kultivasi ku." Ujar Kaisar Feng melangkahkan kakinya keluar.
"Baiklah, Yang Mulia,, saya akan memberi taukan kedatangan anda." Ucap sang Kasim menghentikan langkah kaki Kaisar Feng.
"Tidak perlu, kita langsung kesana."
Kaisar Feng melanjutkan perjalanannya. Tanpa ia sadari dari arah berlawanan terlihat Selir Mei menuju ke ruang kerja Kaisar.
"Hormat hamba, Yang Mulia." Ucap Selir Mei.
"Ada apa Mei'er? kenapa kau tidak istirahat?tidak baik untuk kandungan mu." Ucap Kaisar Feng dengan lembut. Ia sangat menantikan anaknya lahir ke dunia. Lebih lagi, jika suatu saat nanti Permaisurinya melahirkan anak-anaknya.
"Hamba merindukan Yang Mulia, mungkin ini kemauan anak kita. Memangnya Yang Mulia mau kemana?" tanya Selir Mei seraya mengkerutkan keningnya. Tidak biasanya Kaisar Feng keluar di siang hari. Biasanya dia akan sibuk di ruang kerjanya.
"Aku ingin ke kediaman Permaisuri makan siang."
"Bolehkah hamba ikut Yang Mulia." Ucap Selir Mei menahan kesal. Ia meremas hanfunya, darahnya mendidih. Ia tidak akan membiarkan mereka berdua begitu saja.
Berani sekali sampah itu merayu Kaisar aku tidak akan membiarkan kalian berdua an batin Selir Mei menyalahkan Lan Hua.
"Baik lah Mie'er."
Kaisar Feng dan Selir Mei langsung bergegas menuju Pavilium Phoenix.
Saat Lan Hua ingin menyuapkan makanan kedalam mulutnya. Seketika mulut itu tertutup kembali. Setelah mendengarkan teriakan yang tak enak itu.
"Yang Mulia Kaisar dan Selir Agung Mei telah tiba .. "
Astagah bisakah kepiting rebus ni dan ulat bulu tidak mengganggu momen makan siang ku, rasanya aku tidak bernafsu memakannya lagi batin Lan Hua..
"Hormat hamba Yang Mulia dan Selir Mei." ucap Yoona yang membungkuk. Ia melirik ke arah junjungannya yang tak lagi menyantap hidangannya itu.
Sedangkan Lan Hua hanya acuh, menatap ke arah makanannya. Dengan malasnya ia memberikan salam.
"Hormat hamba, Yang Mulia Permaisuri." ucap Selir Mei.
Lan Hua tidak menjawab ia kembali menjatuhkan bokongnya ke kursinya itu, lalu menyuapkan makanan kedalam mulutnya.
"Permaisuri bisakah kita makan siang bersama." Pinta Kaisar Feng. Ia berharap banyak saat ini. Bisa saja ini ia akan lama di Gunung Wu.
"Yoona siapkan makanan untuk mereka." Ucap Lan Hua datar.
"Permaisuri ini makanlah yang banyak,, Kaisar Feng memberikan sayur menaruh di piring Lan Hua."
Apa-apaan dia ber sok puitis batin Lan Hua.
Lan Hua tidak memperdulikannya dan terus makan. Sementara Selir Mei menahan amarah karna kecemburuannya..
"Mei'er pergilah ke kediaman mu, ada hal yang harus aku bicarakan dengan Permaisuri." Perintah Kaisar Feng.
"Tapi Yang Mulia bisakah hamba juga mendengarkannya." Jelas saja ia tidak rela memberikan waktu pada Lan Hua untuk merayu Kaisar Feng.
"Istirahat lah. Tidak baik untuk anak kita." Ujar Kaisar Feng dingin, ia tidak mau ada orang yang mengganggu momennya kali ini.
"Emmm, baiklah Yang Mulia ." Ucap Selir Mei dengan manja memegang lengan Kaisar. Walaupun merasa ketakutan.
Apa apaan mereka mau bermesraan di sini. Jika bukan karena seorang Kaisar sudah ku pastikan kau ku tendang.
Lagian aku harus pura pura menjadi sampah saat ada mereka.
Ia tidak betah berpura-pura menjadi wanita bodoh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Sandisalbiah
menggenggam barang hasil rampasan tentu merasa takut kalau bakal diminta pemilik aslinya.. begitu pula yg di rasakan selir mau, walau bagaimanapun permaisuri adalah istri pertama sang kaisar, tp krn kaisar bodoh jadilah tertarik dgn kelicikan siluman rubah mei itu..
2024-02-01
0
MentariVita
😰😰😰😰🤮🤮🤮🥴🥴🥴
2024-01-17
0
Dianita Indra
lanjut
2022-05-14
0