"Bahkan di saat kematian sang ibu.
Ibundanya lebih memiliki banyak waktu pada Lan Hua. Sementara aku anaknya di kesampingkan.
Lan Hua akan aku pastikan kau menderita." Teriak Selir Mei.
*K**ediaman Naga*.....
"Yang Mulia apa anda tidak ingin ke gunung WU lagi untuk melanjutkan Kultivasi Yang Mulia?" tanya sang Kasim.
(Kultivasi Kaisar berada di tingkatan 63 masih di bawah Lan Hua. Tingkatan Kultivasi Menengah).
"Entahlah aku bingung meninggalkan istana, bahkan aku pun masih di abaikan oleh Permaisuri.
Menurut mu apakah aku tidak pantas untuk Lan Hua. Kau tau kan seberapa bencinya aku dulu. Aku selalu mengabaikannya.
Tapi dia tetap bertahan dengan kelembutannya menatap ku. Sampai hari itu terjadi,
saat dia sudah kembali ke istana. Aku melihat sendiri betapa bencinya dia padaku." Ucap Kaisar Feng dengan mata berkaca-kaca.
Suara di balik itu menghentikan percakapan mereka. Kaisar Feng menatap seorang pelayan yang menuju ke arahnya.
"Hormat hamba Yang Mulia, Selir Mei ingin bertemu dengan Yang Mulia." Ucap Pelayan.
"Biarkan dia masuk."
"Feng'er, kenapa seharian ini kau tak menemui ku?" tanya Selir Mei dengan wajah cemberut.
"Maaf Mei'er, kau tau kan aku sangat sibuk. Akhh, iya bagaimana dengan anak kita?" tanya Kaisar Feng sambil mengelus perut Selir Mei dengan lembut.
"Anak kita baik baik saja bahkan dia ingin selalu bersama mu." Ujar Selir Mei dengan manja.
"Baiklah aku akan menemani mu malam ini." ucap Kaisar Feng. Seharian kedua sejoli itu menghabiskan waktu bersama. Mereka tak habisnya bersantai dan bergurau sampai ke pavilium teratai, sehingga matahari tak lagi menampakkan cahayanya.
"Tidurlah !" ucap Kaisar Feng dengan lembut sambil mengecup dahi Selir Mei. Ia ikut membaringkan tubuhnya di samping Selir Mei, memeluknya dengan kehangatan cintanya. Rasa bahagia dan juga khawatir menjadi satu. Ia bahagia sebentar lagi akan menjadi seorang Ayah. Sedangkan kekhwatirannya akan Permaisuri Lan Hua. Ia bingung harus meminta maaf secara apa.
"Apa yang harus aku lakukan agar kau mau memaafkan aku Hua'er." Matanya tak bisa ia pejamkan sedikit pun. Wajah Lan Hua tak pernah hilang dari matanya. Karena keresahan itu lah, ia turun dari ranjangnya dengan hati-hati dan langsung menuju Pavilium Phoenix menemui Lan Hua.
"Hormat hamba, Yang Mulia." Ujar pelayan Yoona.
Kaisar Feng hanya mengangguk. Ia membuka pintu itu dengan pelan-pelan. Tak ingin membuat tidur sang Permaisuri terganggu.
Langkah kakinya pun mendekati ranjang Lan Hua. Ia menyingkapi kelambu itu lalu duduk di tepi ranjangnya.
Dia menatap wajah Lan Hua, mengelus pipinya, mengecup keningnya dan tatapannya terjatuh melihat bibir merah itu. Tenggorokannya langsung kering, ia memalingkan wajahnya, menahan nafsunya. Apa yang aku pikirkan?
Kaisar Feng tersenyum, ia membaringkan tubuhnya, memeluk Lan Hua layaknya memeluk bantal guling, tidak ingin jauh sedikit pun.
Sementara Lan Hua yang merasakan kenyamanan. Ia lebih mendekatkan kepalanya pada dada sexy Kaisar Feng.
Kaisar Feng yang merasakan kehangatan hanya tersenyum melihat Permaisurinya tidur di dekapannya.
Untung saja Lan Hua dan Yoona lebih dahulu sampai setelah dari Hutan Kematian sebelum kedatangan Kaisar Feng.
Ke esokan paginya.
"Hoeeemmm, aduh ni apa yang berat di perutku?"
Lan Hua membuka matanya secara perlahan lahan.
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....
Lan Hua yang terkejut pun berteriak sekencang kencangnya. Bahkan burung pun yang bertengger di pohon langsung terbang.
Kaisar Feng yang mendengarkan teriakan Lan Hua, langsung terbangun.
"Permaisuri apa kau latihan berteriak?" tanya Kaisar Feng dengan nada seraknya khas orang bangun tidur.
"Heh mesum, berani sekali kau tidur di ranjang ku. Kau jangan ambil kesempatan dalam kesempitan." Bentak Lan Hua yang masih memegang selimut menutupi tubuhnya.
"Coba lihat pakaian mu, utuh apa tidak?" tanya balik Kaisar Feng seraya menaikkan salah satu alisnya.
Lan Hua yang mendengarkan Kaisar. Reflek melihat pakaiannya yang masih utuh.
huft syukurlah gumam Lan Hua, tetapi masih di dengarkan Kaisar Feng.
Kaisar Feng terkekeh geli melihat tingkah permaisurinya yang begitu menggemaskan itu.
"Kita kan sudah menikah, bolehkah aku mencicipinya." Ucap Kaisar menggoda.
"Awas kau !! berani macam macam dengan ku. Akan ku pastikan junior mu itu tidak bisa hidup. Kalau perlu, akan aku tendang kau keluar angkasa. Sekalian jadi alien nyasar, huh."
Ucap Lan Hua memanyongkan bibirnya.
Kaisar Feng yang mendengarkan kata alien dan angkasa kebingungan. Baru kali ini ia mendengarkan kata aneh.
"Apa t lien? ang-ka-kasa?'' tanya Kaisar Feng sambil mengernyitkan dahinya.
"Itu bahasa ku. Walaupun kau mencari keliling benua pun tidak akan tau." Jawab Lan Hua sambil beranjak pergi meninggalkan Kaisar Feng dengan wajah bodohnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Sandisalbiah
kaisar Feng lagi tebar pesona..
2024-02-01
0
Naviah
kaisar seperti orang bodoh
2022-08-04
0
Dianita Indra
next thor
2022-05-14
0