prank !!
Satu per satu vas bunga itu di lempar ke sembarangan arah. Hingga pecahan vas bunga berwarna putih itu mengenai salah satu kaki pelayan Si Yue.
"Argh ... Sialan ! wanita brengsek, pelacur rendahan, aku akan membunuh mu." Teriak Selir Mei hingga urat di lehernya terlihat.
"Selir tenanglah." Meskipun sang pelayan ketakutan, namun ia mencoba menenangkan sang majikan.
"Bagaimana aku bisa tenang Si Yue? aku tidak rela gelar Permaisuri itu menjadi miliknya. Ss
eharusnya milik ku." Teriaknya menatap tajam ke arah Si Yue.
Selir Mei memutar lehernya, melihat ke arah pecahan vas bunga yang tak jauh dari kakinya.
Ia mengambil pecahan vas bunga itu, lalu meremasnya sampai tangan putih itu mengeluarkan darah. Seharusnya aku, bukan dia." Ujar Selir Mei seraya melihat darah itu keluar dengan derasnya.
"Se- Selir te-tenanglah,,
bukankah Yang Mulia menyayangi anda, dia hanya Permaisuri terbuang." Ucap Si Yue yang terkejut akan tindakan Selir Mei. Sebisa mungkin dia menghentikan hal gila yang telah di perbuat oleh junjungannya.
"Keluar !!!" teriaknya.
"Ta-tapi Selir." Si Yue tak berani meninggalkan Selir Mei, ia takut Selir Mei akan melakukan hal bodoh.
"Aku bilang keluar ! apa kau tidak mendengarkan ku?" Selir Mei menghumuskan tatapanya ke arah Si Yue. Hingga tubuhnya bergetar hebat.
Tanpa berfikir lagi, Si yue bergegas keluar. Dia tak mau tuannya semakin marah dan mengamuk. Ia akan berjaga di depan kamar Selir Mei, takut terjadi sesuatu pada junjungannya.
Setelah kepergian Si Yue tatapan mata Selir Mei jatuh pada kain berwarna merah yang ia sulam dengan benang warna emas burung phoenix yang sangat indah, hasil dari tangannya sendiri. Setiap kali dia menyulam, hati dan pikirannya melayang saat dimana dirinya menjadi seorang Permaisuri dan putranya menjadi seorang Putra Mahkota Kekaisaran Feng. Harapan dan keinginan itu tidak pernah pupus dari hatinya.
Berharap tidak lama lagi posisi itu akan jatuh padanya. Tangan yang mengeluarkan darah itu, ia meraba kain berbahan sutra yang sangat lembut itu, hingga darahnya membasahi sulaman burung phoenix.
Aku tidak boleh lemah. Aku harus merebutnya.
Posisi itu adalah milik ku.
Aku harus memikirkan rencana dengan matang matang agar ayah dan kaisar tidak mencurigai ku. Bahkan aku melihat wajah kaisar dan ayah tersirat penyesalan.
Aku tidak akan pernah memberikan kasih sayang mereka pada mu Lan Hua.
Sudah cukup kau merebut kasih sayang dari ibunda ku.
flasback..,
"Meimei bolehkan aku ikut main dengan mu." Ucap Lan Hua kecil.
"Aku tidak sudi main dengan mu. Kau hanya putri sampah. Kau sudah di buang oleh Ayah." Sindir Selir Mei kecil.
"Minggir jangan menghalangi jalan ku." Ucap Selir Mei kecil mendorong Lan Hua kecil.
Hingga Lan Hua kecil terjatuh akibat dorongan Selir Mei kecil.
Tanpa ia sadari dari jauh sebuah teriakan seseorang sangat marah akan perilaku putrinya.
"Mei apa yang kau lakukan pada Jiejie mu?" Tanya ibunda Selir Mei membantu Lan Hua berdiri.
"Ibunda dia mengganggu ku. Aku tidak suka dengan sampah itu." Ucap Selir Mei kecil dengan tatapan benci.
"Jaga bicara Mei ! dia Jiejie mu, kau harus menghormatinya. Di mana tata krama mu." Ucap Ibunda Selir Mei yang geram..
"Ibunda dia sudah membunuh bibi hingga ayah pun tak sudi dengannya." Ucap Selir Mei kecil.
PLAKK !
Tamparan keras dari sang ibu mendarat sempurna di pipi Selir Mei. Sehingga pipi itu memerah.
"Ibunda apa bagusnya dia? dia hanyalah anak pembawa sial. Aku anak mu Ibunda bukan dia !!" Ucap Selir Mei kecil memegang pipinya yang sakit.
Sementara Lan Hua kecil hanya bisa menangis atas penghinaan Selir Mei kecil..
"Justru aku malu memiliki anak seperti mu. Aku malu sebagai Ibunda mu. Ingat Mei !! Ibunda Lan Hua atau Jiejie meninggal, bukan karena Lan Hua. Jika kau mengatakan hal itu lagi. Ibunda tidak segan segan memberikan hukuman yang lebih berat."
Selir Mei kecil langsung berlari pergi menuju ke kediamannya. Ia tidak menyangka Ibundanya sama sekali tidak memihaknya.
Semenjak Jendral Liue menganggap Lan Hua putrinya membunuh istri tercintanya saat melahirkan. Tidak ada lagi pelayan yang menghormatinya sebagai seorang Nona kediaman Jenderal. Banyak para pelayan yang terang-terangan memarahinya. Hanya saja, adik dari ibunda Lan Hua yang tak lain istri kedua Jenderal Liue memberikan kasih sayang padanya.
Sebelumnya tabib sudah berpesan agar istri atau ibunda Lan Hua tidak boleh mengandung karena kondisi rahim ibunda Lan Hua tidak memungkinkan untuk mengandung dan akan mengancam nyawa ibunda Lan Hua. Jendral Liue pun memutuskan tidak ingin memiliki anak dan mengadopsi anak saja. Akan tetapi ibunda Lan Hua bersikeras untuk tetap melahirkan Lan Hua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Sandisalbiah
berarti disini otak ayah Lan Hua yg gak waras dan perlu di setel ulang.. ok.. ibu Lan Hua gak boleh hamil krn membahayakan nyawanya.. tp siap yg menghamilinya...? kan kamu jendral bodoh.. coba kalau tdk kamu hamil pasti dia tdk meningoy.. ishh.. pengen banget tabok ginjalnya...
2024-02-01
0
Cha Cha
situ yang pelacur
2023-05-31
0
Naviah
semangat thor
Ayah laknat
2022-08-04
0