Kaisar Feng mengelus kepala Lan Hua dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Bahkan ia sama sekali tidak ingin mengusik tidur nyenyak Permaisurinya.
"Yang Mulia apa sebaiknya hamba membangunkan Permaisuri?" tanya Yoona.
"Tidak perlu." Jawab Kaisar Feng datar ia langsung meninggalkan pavilium Lan Hua dengan perasaan yang amat menyesal.
*B**eberapa menit kemudian*
Lan Hua bangun dari tidur nyenyaknya.
Hoooooeeemm, aaah enak banget tidur,
sepertinya tadi ada yang mengelus rambut ku deh.
Lan Hua melihat ke semua ruangan tidak ada orang. Mungkin aku karna aku terlalu banyak fikiran batin Lan Hua.
"Yoonaa." Panggil Lan Hua.
"Hamba Yang Mulia." Ucap Yoona menghampiri Lan Hua dari arah pintu.
"Cepat siapkan air, badan ku sangat lengket." Keluh Lan Hua merasa tidak nyaman.
"Baik Yang Mulia." Segera Yoona menyiapkan air untuk Lan Hua.
"Yang Mulia biar hamba bantu untuk memandikan Yang Mulia." Usul Yoona.
"Eeee, tidak perlu, Aku bisa mandi sendiri, pergilah." Ucap Lan Hua yang mulai merendamkan tubuhnya.
Hufttttt.
"Tuan kapan melatih diri?" tanya Red di dalam kalungnya.
"Kita latihan setiap malam saja di Hutan Kematian. Aku tidak ingin semua orang tau, lagi pula Aku juga akan mengajak Yoona. Setidaknya dia mampu melindungi diri sendiri." Ucap Lan Hua yang masih memejamkan matanya.
"Baiklah tuan." Ujar Red.
Setelah selesai mandi dan berias diri. Lan Hua memakan sarapannya yang telah di sediakan oleh pelayannya.
"Jiejie ada yang ingin aku bicarakan.
kau harus ikut aku ke Hutan Kematian untuk melatih diri." Ucap Lan Hua sambil memakan hidangannya.
Yoona yang mendengarkan Lan Hua terkejut, ia tak pernah berfikir junjungannya melatih pelayan rendahan sepertinya.
"Yang Mulia benarkah," Yoona menatap haru. Dia menangis tersedu-sedu.
"Benar, setidaknya Jiejie bisa melindungi diri Jiejie sendiri." Ujar Lan Hua tersenyum.
"Yang Mulia di Hutan Kematian sangat berbahaya bagaimana jika kita latihan saja di halaman belakang?" tanya Yoona, bagaikan terbang di angkasa. Ia ingin memeluk Lan Hua saat ini jika bukan karena Lan Hua sedang sarapan, tak ingin mengganggunya.
"Kau tidak perlu khawatir Aku tidak ingin semua orang tau cukup jadi rahasia kita." Ucap Lan Hua dengan nada serius.
"Bagaimana jika Yang Mulia Kaisar tau, Yang Mulia." Ucap Yoona dengan nada khawatir.
"Tidak ada yang tau,, aku sudah memikirkan caranya." Ucap Lan Hua yang sudah menyelesaikan makanannya.
"Jiejie aku bosen disini,, bagaimana kalau kita keluar sebentar?" tanya Lan Hua seraya beranjak berdiri.
"Baiklah Yang Mulia." Ucap Yoona mulai mengikuti junjungannya.
Sesampainya di luar, Lan Hua mengernyitkan dahinya mulai kebingungan melihat para pelayan mondar mandir layaknya setrikaan.
"Yoona ada acara apa? kenapa para pelayan sangat sibuk?" tanya Lan Hua memerhatikan para pelayan.
"Aaah, iya, yang mulai nanti malam akan ada penyambutan anggota baru kerajaan. Selir Mei sedang mengandung pangeran." ucap Yoona dengan nada sedih. Ia sedih, seharusnya Permaisurilah yang lebih dulu hamil bukan Selir Mei.
"Oooooooo." Ucap Lan Hua acuh.
"Yang Mulia maaf membuat anda sedih." ucap Yoona merasa tidak enak hati.
"Siapa yang bersedih? Aku tidak memperdulikan hal itu." Ucap Lan Hua dengan nada santai.
"Yang Mulia tadi Kaisar datang kekediaman Permaisuri." Ucap Yoona.
Lan Hua yang mendengarkan ucapan yoona mulai keheranan. Seingatnya, Kaisar Feng tidak sudi menginjakkan kakinya ke paviliumnya.
Untuk apa kepiting rebus itu datang ke kediaman ku? batin Lan Hua.
"Biarkan saja aku tidak ada urusan dengannya." Ucap Lan Hua datar. Ia tak mau tau urusan Kaisar Feng mendatanginya.
Lan Hua terus berjalan lurus, tanpa ia sadari dari arah kanan. Ia berpapasan dengan Selir Mei.
"Salam hormat, Yang Mulia Permaisuri" ucap Selir Mei.
"Hem," Lan Hua menaikkan salah satu alisnya.
"Yang Mulia Permaisuri, jika tidak sibuk nanti malam hamba akan mengadakan pesta. Menyambut kehadiran anak hamba," ucap Selir Mei tersenyum sinis.
"Tidak tanya." Jawab Lan Hua ketus. Lan Hua kembali melanjutkan langkah kakinya. Melewati Selir Mei yang menahan geram. Ia mengepalkan tangannya, "Lihat saja nanti," ucapnya dengan wajah kesal dan melanjutkan langkah kakinya.
Lan Hua melihat ke arah taman yang di tanami berbagai macam bunga, dengan senyuman menghirup aroma bunga. Lan Hua mendekati ke arah mawar dan memetik tangkai bunga mawar berwarna merah lalu mengambil mahkota bunga mawar dan menabur mahkota itu ke udara, sehingga mahkota bunga mawar itu jatuh ke tubunnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Sandisalbiah
good girl.. jgn mudah terprofokasi Lan Hua.. biarkan selir centil itu kesel sendiri... abaikan
2024-02-01
0
Naviah
semangat thor
2022-08-04
0
Dianita Indra
lanjut
2022-05-14
0