Kaisar Feng mengepalkan tangannya. "Aku harap, anda tau tata krama Permaisuri" Ucap Kaisar Feng menahan amarahnya.
Lan Hua melipatkan tangan di dadanya lalu tersenyum sinis "Anda bilang tata krama, pernahkah anda berfikir selama 6 bulan saya menikah dengan anda.
Pernahkah anda kediaman ku,
Pernahkah anda memerhatikan ku...
hidupku sudah ada di pengasingan selama 2 tahun jadi saya tidak paham apa itu tata krama." Ucap Lan Hua.
Menatap tajam Kaisar Feng dan mengepalkan tangannya.
Kaisar Feng hanya menatap Lan Hua dengan tatapan bersalah, dengan menahan amarah dan perasaan sakit hati atas ucapan permaisurinya. Ia hanya diam saja.
"Apakah anda hanya menanyakan itu? pintu kediaman ku terbuka jika anda keluar dan akan tertutup jika anda datang kesini." Ucap Lan Hua datar dengan memalingkan wajahnya.
"Aku harap, Permaisuri akan menyesalinya.." Ucap Kaisar Feng berlalu pergi.
"Membuat lantai kediaman ku kotor saja." Gumam Lan Hua beranjak menuju ranjangnya.
Ke Esokan paginya.
Pavilium phoenix.
Terlihat gadis cantik dengan wajah kusut dan menopang dagu.
Sungguh, sangat membosankan gumam Lan Hua yang mampu di dengarkan oleh Yoona.
"Meimei, bagaimana jika kita jalan - jalan di sekitar istana ?" usul Yoona tersenyum.
"Boleh." Ucap Lan Hua dengan antusiasnya.
Setengah jam Lan Hua berkeliling di temani pelayannya.
Lan Hua menghentikan langkah kakinya sejenak. Ketika telinga elangnya mendengarkan sebuah dentingan pedang. Karna penasaran Lan Hua mengikuti bunyi dentingan pedang itu.
"Kebetulan, Aku ingin mengetes kekuatan pedang Ku disini." batin Lan Hua menyunggingkan bibirnya.
"Yang Mulia sebaiknya langsung ke pavilium, disini sangat berbahaya." Sela Yoona, saat Lan Hua melangkah kan kakinya menuju ke arah lapangan itu.
Lan Hua terkekeh. "Kau tenang saja, tidak akan terjadi apa pun." Ucap Lan Hua, ia kembali meneruskan langkah kakinya.
Saat Lan Hua melangkah kan kakinya menuju jejeran pedang serta panah.
"Permaisuri."
Lan Hua menghentikan langkah kakinya..
"Hormat hamba, Yang Mulia,
, maaf atas kelancangan hamba, ada apa Yang Mulia datang kemari? tempat ni bukan lah tempat yang harus didatangi oleh Yang Mulia." jelas Jendral Chu, ia takut Lan Hua membuat kekacauan.
Lan Hua melirik Jenderal Chu dan tersenyum sinis.
"Bukan urusan mu! jadi jangan menghalangiku." Ucap Lan Hua memutar bola matanya jengah.
"Maaf, Yang Mulia tempat ini berbahaya. Hamba hanya mematuhi peraturan Istana." Ucap Jenderal Chu yang masih menundukkan kepalanya.
Lan Hua menatap Jenderal Chu. "Baiklah, karna Jenderal Chu ada di sini. Sebaiknya kita bertarung aku ingin lihat seberapa kuat Jendral Kekaisaran Feng" Ucap tegas Lan Hua, dia menghampiri jejeran pedang dan mengambilnya.
Jenderal Chu sangat terkejut ucapan Permaisurinya, baru kali ini ia melihat Permaisurinya seberani ini.
"Beribu maaf Yang Mulia, hamba tidak berani melukai Permaisuri." Ucap Jenderal Chu yang masih menunduk.
"Apa kamu menganggap wanita lemah,"
Ucap Lan Hua tersenyum sinis.
Lan Hua mengambil salah satu pedang, ia mengacungkan pedangnya ke arah Jenderal Chu, "Angkat pedang mu dan lawan aku!" tantang Lan Hua.
Jenderal Chu di buat bingung, ia tidak ingin melukai Permaisuri Lan Hua. Bagaimana pun juga Permaisuri Lan Hua tetaplah junjungannya, walaupun tidak di inginkan oleh Kaisar Feng.
"Yang Mulia,"
"Jika kamu tidak berani melawan Ku, akan aku pastikan pedang Ku memisahkan leher mu," ucapnya dengan tegas dan tajam.
Jenderal Chu pasrah, mau tidak mau ia harus melawan Permaisuri Lan Hua.
Trang..
Suara dentingan pedang beradu.
Lan Hua mengayunkan pedangnya ke arah Jenderal Chu. Ia menyerang Jenderal Chu dengan santai tapi matanya tetap waspada. Jika di lihat dari kemampuannya. Jenderal Chu bukanlah orang sembarangan. Terkadang hanya ada status tapi tidak ada kemampuannya.
"Aku kagum tentang ilmu pedang mu Jendral Chu." Ujar Lan Hua menangkis pedang Jenderal Chu yang mengayunkan ke samping tubuhnya. Jenderal Chu terus mengayunkan pedangnya. Ia tidak memperdulikan perkataan Lan Hua. Dia akan membuktikan jika dirinya pantas di sebut Jenderal.
Tanpa sadar Lan Hua kurang fokus. Ia melihat Kaisar Feng dan Ayahnya, Jenderal Liu ke arahnya. Pedangnya pun terpental dengan jauh.
"Permaisuri." Jenderal Chu menghentikan permainannya. Ia yakin dirinya adalah pemenangnya.
"Jangan sombong Jenderal Chu lawan aku." Teriak Lan Hua yang melirik ke arah pedangnya yang terlempar jauh.
"Hamba akan membuktikannya Permaisuri." Jenderal Chu melawan Lan Hua dengan pedang. Sementara Lan Hua dengan tangan kosong.
Dengan ilmu perbekalan di dunia modernnya. Lan Hua menghindar saat benda tajam itu terus menyerangnya. Saat pedang itu mengayunkan ke samping kiri. Lan Hua menunduk. Dengan sekuat tenaga ia memukul perut Jenderal Chu di titik kelemahan dalam perutnya. Jenderal Chu mundur ia merasakan sakit di ulu hatinya.
aku tidak menyangka Permaisuri memiliki pukulan yang sangat ganas.
Lan Hua mengambil kesempatan itu, ia berlari ke arah Jenderal Chu. Dalam sekali melayangkan kakinya. Benda itu terpental ke atas. Lan Hua meloncat ke atas meraih pedang itu lalu menghumuskan pedang itu ke arah leher Jenderal Chu.
Jendral Chu
Ayah Lan Hua
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Jade Meamoure
wih jendral aq padamu.. 😍😍😍
ganteng banget eh
2025-02-27
1
Yuswati Ningsih
profil jendral chu kok feminim ya /Shy/
2025-04-06
0
Sandisalbiah
apa kabar kaisar kalau tau permaisuri jeleknya sangat jago main pedang dan bertarung...
2024-02-01
1