Tiga hari telah berlalu.
Kaisar Feng sudah tau mengenai kedatangan Lan Hua. Namun ia enggan mendatangi kediamannya itu. Walaupun hanya sekedar melihatnya. Jujur saja, di lubuk hatinya yang paling dalam. Ia merasa bersalah atas pengasingan Lan Hua. Namun hati dan pikirannya bertentangan, hatinya merasa kasihan tapi pikirannya mengatakan tidak demi Selirnya. Lagi pula, Permaisurinya itu sudah lancang menyakiti istri tercintanya.
"Yang mulia apa anda tak mau menemui Permaisuri?" tanya Selir Mei seraya duduk di oangkuan Kaisar Feng. Namun tidak ada jawaban. Selir Mei mengkerutkan keningnya, ia langsung mengecup bibir Kaisar Jasper membuat sang empu langsung tersadar.
"Apa Yang Mulia memikirkannya? Apa yang Mulia ingin menemuinya?" Tanya Selir Mei dengan wajah kesal.
Sejak dimana kedatangan Lan Hua, hatinya menjadi gusar. Tidak bisa di pungkiri, wajah Lan Hua mampu membuat geger istana.
"Untuk apa aku menemuinya? lagi pula dia kembali hanya karna aku kasihan dan mengingat mendiang Ayah. Jika bukan karna Ayah. Aku tidak sudi menerimanya kembali." jawab Kaisar Feng dengan nada kesal. Ia tidak nyaman dengan Selir Mei. Seharusnya dia memikirkannya, bukan rasa bersalah atau semacam apa pun.
"Kau tau Yang Mulia, wajah Permaisuri telah sembuh.." tutur Selir Mei, ia takut Kaisar Feng menaruh hati pada Lan Hua. Jika dulu ia bisa menandingi kecantikannya. Namun sekarang ia merasa jauh dari wajah Lan Hua.
"Biarkan saja, bagiku kau lah yang paling cantik." ucap Kaisar Feng tersenyum, lalu mencium bibir Selir Mei. Ciuman hangat itu membuat Kaisar Feng tidak bisa menghentikannya. Kaisar Feng menggendong tubuh Selir Mei ke kasurnya, kemudian mencium setiap tubuhnya. Terjadilah ******* itu memenuhi ruangannya.
Sementara di Kediaman Phoenix....
Lan Hua duduk sambil menopang dagu. Tidak ada yang membuatnya bersemangat kembali ke istana. Jika di luar ia bisa bertingkah laku seenaknya. Tapi tidak dengan berada di istana. Yoona seakan menjadi hansip polisi yang siap siaga menasehatinya. Jangan ini jangan itu. Tidak boleh begini, tidak boleh bagitu dan banyak lainnya tentang ceramahnya itu.
Huft males bangett hidup di jaman ni,,,
buat bete saja gak bisa hidup tanpa Hp ooh Oppa kuuu...
Aku merindukan kalian Ji Chan Wook waah tampannya kebangetan,, senyumnya ...
aah Oppa Le Min Hoo...
Huft ngebayangin mereka saja bikin ngiler...
aah udah lah mending aku tidur gumam Lan Hua.
menuju ranjanganya dan merebahkan tubuhnya menjemput sang alam mimpi.
Ke Esokan Paginya...
Lan Hua di rias oleh Yoona sebaik mungkin, bahkan Yoona sudah beberapa kali mengubah gaya rambut Lan Hua membuat sang empu semakin kesal.
"Sudahlah Yoona, sebaiknya kamu menggerai saja rambut ku." ujar Lan Hua langsung menghentikan tangan Yoona yang ingin mengikatnya kembali.
"Tapi Meimei, kamu harus.."
Lan Hua langsung berdiri, dia keluar tanpa mengatakan sepatah kata apa pun. Bibirnya menggerutu sepanjang perjalanan. Ia berdecak pinggang. Yoona pun berlari kecil mengejar Lan Hua yang dalam ke adaan marah. Ia takut, Lan Hua berbuat aneh-aneh.
"Salam hormat Yang Mulia Permaisuri."ucap Selir Mei.
Lan Hua terkejut, ia menoleh ke sampingnya. Tatapannya beralih ke arah laki-laki dengan wajah tampan menatapnya tanpa berkedip. Lan Hua melihat laki-laki itu dari bawah ke atas. Memakai jubah bersulaman naga emas. Sudah di pastikan laki-laki di depannya adalah Kaisar Feng, suami bajingan Lan Hua.
Apakah dia benar Permaisuri ? kenapa dia sangat cantik batin Kaisar Feng, tanpa sadar batinnya mengatakan hal itu.
"Permaisuri kau mau .."
"Tidak ada sangkut pautnya dengan mu Yang Mulia." Potong Lan Hua dengan nada dingin kemudian melanjutkan perjalanannya tanpa peduli dengan Kaisar yang terkejut.
Kaisar Feng hanya diam membeku, dia tidak pernah menyangka dengan jawaban Lan Hua, yang dulunya begitu lembut dan sekarang malah bersikap dingin dan acuh..
Selir Mei, Kasim Qie dan para pelayan sangat terkejut, mereka hanya membulatkan mulutnya dengan lebar.
Mereka tau betul, Lan Hua dulunya sangat takut pada Kaisar Feng, bahkan tidak pernah menatap wajahnya. Kasim Qie dan para pelayan hanya saling menatap, menelan ludahnya susah payah.
"Yang mulia, kenapa anda melamun?" tanya Selir Mei membuyarkan lamunan Kaisar Feng.
"Maaf yang mulia sikap Jiejie tadi,
mungkin Jiejie tidak suka dengan hamba." pura pura sedih dengan mengeluarkan air matanya.
Kaisar Feng menghapus butiran palsu di pipi Selir Mei. "Tidak usah memikirkan itu Mie'er, biarkan saja. Ayo," ucap Kaisar Feng melanjutkan perjalanan tanpa berpaling dari pikirannya akan perubahan Permaisurinya itu.
Sementara Lan hua menikmati Keindahan Istana Kaisar Feng. Tidak bisa di pungkiri dirinya menjelajahi waktu.
widihh Istana seperti ini luas juga indah
padahal dulu aku hanya liat di drama korea itupun film drama MOON LOVERS SCARLET RYOE..
Ahh aku merindukan pria tampan itu..
huft gak nyangka aku juga terlempar ke sini,,
di zaman seperti ini sih banyak cogan tapi lok cogannya kayak kaisar balok es kutub utara hemmm males banget gumam Lan Hua.
Lan Hua menghentikan langkahnya ketika mendengarkan seorang pelayan. Rupanya tentang dia yang menghukum pelayan tidak sopan belum menyebar.
"Apa sampah itu kembali kenapa tidak mati saja sekalian daripada membuat kerajaan malu." ucap salah satu pelayan.
"Iya iya kau bener, lagi pula Yang Mulia tidak akan mencintainya." ucap pelayan yang lainnya.
"Permaisuri yang tak dianggap itu, hanya bisa mengotori istana. Walaupun wajahnya cantik. Tapi tidak menghilangkan kebencian Yang Mulia, bahkan selama ini. Yang Mulia tidak pernah menemuinya.." timpal salah satu pelayan.
beraninya mereka bergosip tentang diriku batin Lan Hua geram, tidak bisakah dunia kuno ada larangan penggosip sambungnya kembali.
Lan Hua yang telah jengah mendengarkan panas dingin gosipan itu, ia masuk tanpa memberikan bunyi langkah kakinya dan
plak
Lan Hua menampar salah satu pelayan yang berada di posisi tengah.
"Apa pekerjaan kalian hanya menjelekkan nama ku, aku salut dengan keberanian kalian," ucap Lan Hua dengan nada penuh penekanan. seraya mencengkram dagu pelayan yang berada di tengah itu.
"Maaf Yang Mulia, tapi itu memang kenyataanya." ucap salah satu pelayan mendongakkan kepalanya menatap Lan Hua dengan tatapan sinis.
"Lagi pula kita tidak akan takut dengan Yang Mulia. Yang Mulia Permaisuri tidak pernah dicintai oleh Yang Mulia Kaisar." ucap pelayan lainnya.
"Oh kalian menantang ku," ucap Lan Hua menyunggingkan bibirnya.
prang
Vas bunga itu jatuh setelah Anastasya melemparkannya ke sebuah dinding. Pecahan vas bunga itu pun bertaburan dimana mana. Lan Hua maju ia mengambil salah satu pecahan vas bunga itu.
Lan Hua mengangguk, ia mendekat ke arah tiga pelayan yang sekarang berdiri gemetar.
"Aku penasaran dengan keberanian kalian," Anastasya tersenyum sinis.
"Pengawal, pegang kedua tangan ini." teriak Anastasya menunjuk ke arah pelayan yang berada di tengah.
"Permaisuri apa yang kau lakukan, Yang Mulia tidak akan mengampuni Permaisuri," teriak pelayan itu meronta-ronta.
sret
aakhh
Teriak pelayan itu, ia merasakan sakit di pipi kanannya.
Sementara Lan Hua tersenyum sinis, "Hanya segini keberanian mu," Lan Hua memperlihatkan pecahan vas bunga yang berlumuran darah itu.
"Permaisuri, ampuni hamba."
sret
akhhh
"Siram dia dengan air panas yang bercampur garam dan ini semua adalah peringatan bagi kalian. Jangan coba-coba melawan ku." ucap Lan Hua melirik ke arah kedua pelayan yang menunduk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
🍃🥀Fatymah🥀🍃
Nantang nih ya para pelayan...
hajar Lan Hua, hajaarrr /Determined//Determined/
2025-03-08
0
🍃🥀Fatymah🥀🍃
kisah yang menyedihkan /Cry/
2025-03-08
0
Murni Murniati
apakah dia akan cerai sm kaisar bodoh itu tp biar dia sm yg laen aja
2024-09-09
0