Disebuah Restoran mewah bintang lima terlihat dua ekor angsa sedang menikmati makan malam romantis yang tak lain dan tak bukan adalah Dion dan Nana .
" Sayang , sekali lagi terima kasih ya sudah mau menemaniku malam ini " ucap Nana lembut sambil tersenyum manis .
" Sama sama sayang . Aku juga merasa senang menemanimu malam ini . Kau terlihat sangat cantik mengenakan gaun merah itu " ucap Dion sembari mencium tangan Nana yang tengah duduk di hadapannya .
Tiba tiba saja alunan biola terdengar dari atas panggung , yang menjadikan suasana bertambah romantis di tempat itu .
Flashback on
" Apakah kau bisa membantuku hari ini ? " ucap Dion ragu . Dia juga heran kenapa hatinya begitu ragu .
" Membantu apa ? " tanya Dita yang saat ini tengah menata pakaiannya di dalam kamar yang sempat dia ambil kerumah lamanya .
Sebenarnya di lemari sudah disediakan oleh Margareth berbagai macam pakaian untuk Dita . Namun Dita tetep kekeh ingin mengambil dan memakai bajunya sendiri , karena menurutnya pakaian yang disediakan oleh mertuanya itu tidaklah pantas dia kenakan . Pakaian itu terlalu Wow dimatanya . Dita takut akan merusak segala macam pakaian dari merek ternama yang harganya pasti sangat fantastis itu . Bukan maksud Dita tak menghargai atau bertindak kampungan , namun Dita hanya sadar diri mengingat pernikahannya dengan Dion yang takkan bertahan lama . Biarlah nanti yang akan menjadi pendamping Dion sesungguhnya yang akan mengenakan pakaian tersebut karena menurut Dita wanita itulah yang lebih berhak memakainya .
" Hari ini aku ada rencana makan malam diluar bersama Nana , apa kau bisa membantuku agar ayah dan ibu tak curiga " ucap Dion gugup .
" Baiklah " jawab Dita singkat yang masih saja berkutat dengan pakaiannya .
" Apa kau marah ? " tanya Dion spontan .
" Kenapa aku harus marah ? " tanya Dita bingung sembari menatap heran kearah Dion .
" Tidak apa apa . Aku hanya ingin mengatakan bahwa malam ini aku ingin mengadakan makan malam romantis dengan kekasihku Nana " ucap Dion yang saat ini sudah duduk disamping Dita berada dan semua penjelasan Dion hanya dijawab dengan sebuah anggukan kepala oleh Dita yang membuat Dion agak sedikit menjadi kesal .
" Apa benar dia tidak marah padaku . Apa tidak ada rasa kesal sedikitpun didalam hatinya ? Sial..!!!Kenapa aku yang jadi kesal ya melihat ekspresi datarnya itu . 'Hey, aku ini suamimu yang akan pergi kencan dengan wanita lain , setidaknya kau tunjukkan sedikit penolakan agar diriku tak jadi pergi " kira kira begitulah ungkapan hati kecil Dion saat ini yang sedang menatap Dita dengan lekat .
" Apa ada lagi yang ingin kau sampaikan ? " tanya Dita menatap ke arah Dion berada .
" Tidak ada , itu saja " jawab Dion singkat lalu memalingkan wajahnya ke segala arah .
" Baiklah , nanti malam kau panggil saja aku jika kau sudah ingin berangkat " ucap Dita sembari berjalan keluar dari kamar .
Dion membaringkan sejenak tubuhnya diatas ranjang . Sambil menatap ke arah langit kamar , Dion terlihat tampak merenung tentang pernikahan yang telah dia jalankan saat ini . Apakah benar langkah yang telah dia jalani sekarang ? Apakah akan mendapatkan akhir yang bagus untuk kedepannya ketika kita mempermainkan sebuah pernikahan yang telah dirinya dan Dita lakukan saat ini ? itulah kira kira pertanyaan yang ada di benak Dion saat ini.
Dion sebenarnya adalah lelaki yang baik . Dirinya juga menginginkan pernikahan sekali seumur hidup tanpa perceraian . Akan tetapi menikah dengan wanita yang tidak dicintainya itu terlihat sangat sulit baginya untuk dijalani . Kondisi dan situasi yang tak ingin menjadi anak yang durhaka terhadap orang tuanya membuat Dion mengambil jalan ini . Memang sungguh berat terasa , tapi akan coba Dion hadapi . Bagaimana konsekuensi untuk kedepannya , Dion pastikan akan bertanggung jawab untuk itu semua .
Malam pun tiba Dion dan Dita sudah terlihat rapi dengan pakaian mereka masing masing.
Dion sejenak sempat terkesima dengan penampilan anggun Dita yang mengenakan dress berwarna hitam yang sangat pas menutupi lekukan tubuhnya .
" Apa ada yang salah dengan penampilanku ? " tanya Dita karena merasa heran di tatap oleh Dion .
" Tidak ada . Hanya saja yang makan malam kan aku , kenapa kau juga berdandan seperti itu juga . Apa kau ingin menggodaku agar aku juga mengajakmu makan malam romantis bersamaku " ucap Dion dengan senyuman menggodanya .
" Tuan Dion yang terhormat . Biar saya jelaskan kesalahpahaman ini . Pertama kita sedang bersandiwara bahwa kitalah yang akan makan malam bersama , bukan anda dan pacar anda . Agar orang tua anda tidak curiga maka saya juga berpenampilan seperti ini . Apakah anda mau saya mengganti pakaian saya sekarang dengan pakaian casual agar orang tua anda mencurigai kita ? " ucap Dita yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Dion .
" Dan kedua ..."ucap Dita menggantung sambil berjalan mendekat ke arah Dion dan mengikis jarak diantara mereka , sehingga membuat aroma tubuh Dita tak sengaja tercium oleh Dion yang membuat suatu benda dibawah sana terbangun .
" Glek..." Bagaikan seorang vampir yang sedang menahan hasratnya untuk tidak menggigit mangsa yang ada didekatnya saat ini . Itulah yang dirasakan oleh Dion sekarang . Ingin sekali rasanya Dion saat ini menyesap leher panjang nan putih yang tengah berada di dekatnya saat ini . Dion tampak masuk kedalam dunia fantasi liarnya saat ini , hingga sebuah kalimat yang menusuk jantungnya membuat dia tersadar dan kembali ke dunia nyata .
" Aku tidak ada berniat sekalipun menghabiskan makan malam romantis dengan lelaki bodoh seperti mu tuan muda Dion yang terhormat " ucap Dita setengah berbisik di telinga Dion dan berlalu pergi keluar dari kamarnya .
"JEDERRRRRRRRRR "
Telinga Dion seakan tersambar petir mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan oleh Dita kepadanya . Terlihat ada guratan amarah di wajahnya . Ini untuk pertama kalinya dia direndahkan dan ditolak oleh seorang perempuan . Apalagi yang menolaknya saat ini adalah wanita yang berstatus sebagai istrinya yang sah . Dion terlihat sedang tertawa kecil saat ini . Ada sebuah perasaan didalam dirinya yang seakan menggelitiknya saat ini yang membuat dia menjadi tertawa seperti sekarang . Perasaan apa itu ? dia pun tak tahu jawabannya . Yang dia tahu saat ini adalah dia ingin menaklukan seekor ular putih
" Jangan panggil aku Dion Bhagaskara jika tak bisa menaklukanmu Dita maharani " ucap Dion dengan mengeluarkan senyuman devilnya .
Mereka pun turun dan berpamitan dengan Margareth dan juga erik .
Ditengah perjalanan
" Berhenti di persimpangan jalan didepan sana " ucap Dita .
" Apa kau yakin turun disini ? " tanya Dion tampak ragu .
" Kau tenang saja , nanti akan ada yang menjemputku disini " jelas Dita .
" Baiklah kalau begitu , kalau terjadi apa apa kau bisa menghubungiku " ucap Dion yang langsung dijawab dengan sebuah anggukan oleh Dita .
Dengan berat hati Dion melajukan mobilnya meninggalkan Dita Disana . Dia selalu menatap kearah spion mobilnya sehingga bayangan Dita sudah tak tampak lagi disana . Dalam hati kecilnya , ingin sekali dia ikut menemani Dita disana , namun niat itu dia urungkan mengingat waktu yang sudah hampir mepet dengan janji yang disepakati dengan kekasihnya Nana . Dion tak ingin membuat rencana makan malam romantisnya bersama Nana berubah menjadi makan malam Badai petir yang jika berantakan otomatis akan membuat kekasihnya akan marah dan semakin kesal kepada dirinya .
Flashback off
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
apakah Dion mulai ada rasa ni.....
2024-03-21
0
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
Gila Dion , main2 dg pernikahan nya yg meropel dg kekasih nya....blm kna batu nya klee...
2024-01-14
0