Keesokan harinya ketika dikantor.
"Do gimana?" tanya Bima sama asistennya.
Asisten Edo sudah tau apa yang di maksud oleh tuannya.
"Ini yang anda minta tuan" ujar Edo dengan memberikan semua data data tentang Dara.
"kamu jelasin aja do"
"begini tuan, ternyata perusahaan yang di pimpin tuan arya itu bukan miliknya melainkan punya tuan Jonathan afandi ayah kandung nona Dara"
"Jadi maksudnya.....???"
"Iya tuan sekitar 15 thn yang lalu waktu nona Dara berusia 3 setengah tahun kedua orang tuanya mengalami kecelakaan pesawat, dan sampai sekarang jasatnya belum di temukan, semenjak saat itu nona Dara di asuh oleh paman dan bibinya dan perusahaanpun di ambil alih olehnya, awalnya mereka berlaku manis dengan nona Dara tapi lama kelamaan nona Dara diperlakukan seperti pembantu sejak kecil dari bersih bersih hingga memasak, tak jarang dapat caci makian dan kadang kekerasan" jelas Edo yang membuat Bima mengepalkan tangannya karena emosi mendengar calon istrinya sejak kecil sudah di perlakukan seperti itu.
"Kurang ajar banget mereka terus apa perusahaan itu sudah berpindah tangan atau masih hak Dara?" tanya Bima.
"Perusahaan itu masih hak nona Dara tuan, gak bisa pindah tangan sampai nona berusia 19 tahun"
"Okey kamu ambil alih perusahaan itu secara perlahan jangan sampai ada yang curiga saya akan mengembalikan kepada yang berhak atas perusahaan itu" titah Bima yang langsung di sanggupi oleh asistennya.
"Baik tuan laksanakan" jawabnya.
o0o
Di kediaman wibowo.
"Mah apa Dara sampai sekarang memang gak pulang?" tanya Arya.
"Iya pah memangnya kenapa? bukanya bagus kalo anak sialan itu gak pulang, kalo perlu selamanya aja biar kita bisa menguasai hartanya sendirian pah" jawab santi dengan senangnya.
"Aduh mah bisa gawat kalo Dara sampai gak pulang, semua aset, perusahaan kan masih atas nama Jonathan hingga usia Dara menginjak 19 tahun baru bisa pindah tangan,
kalo gini kita akan susah minta tanda tangan dari Dara mah, apalagi dia belum genap berusia 19 thn" jelas Arya yang membuat santi baru menyadari akan hal itu.
"Iya juga ya pah kok mamah gak kepikiran sampai situ, ya udah kita cari aja Dara pah kita pura pura baik dan menyesal, kita harus baik baik kin Dara pah supaya dia mau kembali ke rumah ini"
"Iya itu ide bagus mah, papah setuju" ujar Arya setuju.
Tiba tiba di tengah pembicaraan Arya dan Santi Rena datang dengan tampang yang kusut.
"Eh anak mamah kok cemberut gitu sih sayang? kamu gak kuliah?" tanya Santi ke Rena yang baru turun dari lantai atas.
"Nanti mah agak siangan" jawan Rena. "mah Rena lagi sebel banget deh sama Dara kenapa sih selalu aja dia yang lebih unggul dari Rena"
"Maksudnya apa sayang emang kamu tau di mana Dara sekarang?" tanya santi karena anaknya itu menyebut nyebut nama Dara.
"Iya mah, dan mamah tau gak Dara itu ternyata mau menikah dengan tuan Bima mah" ujar Rena yang membuat Arya dan Santi jadi terkejut dengan berita yang anaknya sampaikan.
"Apa? dari mana kamu tau Ren kalo Dara mau menikah sama tuan Bima" tanya Arya dan santi hanya menganggukkan kepalanya.
"Kemarin Rena nengokin mamahnya temenku di rumah sakit tapi Rena malah ketemu sama Dara di situ, mamah tau gak ternyata tuan Bima itu kakaknya temen sekampusnya Rena, dan ternyata tuan bima itu orang terkaya no 2 ya pah di negara ini, dan Dara mau nikah sama tuan Bima pewaris utama SANJAYA GROUP saharunya kan Rena aja yang nikah sama tuan Bima bukan Dara" jelas Rena yang membuat Arya dan santi shok.
"Apa ? gawat mah kita harus temuin Dara dan minta maaf kita bujuk Dara biar tinggal di sini lagi" kata Arya sedikit panik kan bisa gawat bila berurusan dengan orang sekelas Bima.
"Lo kenapa harus baikin Dara sih pah?" tanya Rena yang belum paham dengan maksud kedua orang tuanya.
"Iya Rena kalo tidak bisa bisa kita jdi glandangan apalagi Dara mau menikah sama tuan Bima, tuan Bima itu bukan orang yang sembarangan apalagi kamu tau sendiri kan selama ini perusahaan, rumah, serta aset lainnya punya siapa?" jelas Arya yang langsung membuat Rena jadi paham kenapa mamah dan papahnya ingin baik baikin Dara.
"Iya pah ini bener bener gawat" saut Santi ikut menimpali.
"Rena kamu tau gak sekarang Dara tinggal di mana?" tanya Santi.
"Mmmm.....kayaknya di rumah tuan Bima mah" jawab Rena .
"Kita gak mungkin dateng ke sana Mah" ujar Arya yang bingung gimana cara bertemu dengan Dara sedangkan no telfon Dara aja gak punya karena yang dulu sudah tidak aktif semenjak posel Dara rusak.
"Iya juga ya pah, Rena kamu punya nomer ponselnya Dara gak?" tanya Santi siapa tau aja anaknya itu punya nomer telfon Dara yang baru.
"Sayangnya Rena gak punya mah, Dara kan ponselnya rusak waktu itu mana punya ponsel dia"
"Dulu emng gak punya tapi sekarang pasti punya" ujar Arya, karena Arya berfikir pasti Dara punya karena di belikan oleh Bima, baju dan yang lain sebagainya aja di beliin masak ponsel enggak.
"Iya Ren bener kamu bisa gak cari tau berapa nomer ponsel Dara sekarang, kamu bisa nanya sama temen kamu itu siapa tadi namanya adiknya tuan Bima, ya kasih alasan apa kek Ren supaya temanmu itu mau ngasihnya" usul Santi.
"Coba nanti Rena minta aja deh sama Sena kebetulan Rena kan ada tugas kelompok sama Sena" jawabnya.
o0o
Sore harinya sewaktu Bima pulang dari kantor.
"sore mamahku yang cantik gimana kondisi mamah sekarang?" tanya Bima.
"Mamah sudah sehat Bim sehat banget malah mamah kan harus menyiapkan pesta pernikanhan kamu" jawabnya dengan senyum bahagia karena anak sulungnya itu akan segera menikah.
"Mah gak usah terlalu mewah lah pestanya yang sederhana aja yang di undang orang terdekat dan rekan bisnis aja mah"
"Kok gitu sih sayang, mamah itu pengennya mengadakan pesta pernikah yang mewah buat kamu dan Dara"
"Bukan apa apa mah lebih baik setatus Dara jangan di ketahui banyak orang bisa bahaya mah, mamah tau sendiri kan dunia bisnis itu seperti apa?" ujar Bima yang seketika membuat mamahnya itu jadi paham.
"Iya juga sih Bim, ya udah mamah setuju" Akhirnya pernikahan antara Bima dan Dara di adakan dengan sederhana gak banyak yang tau.
"Oh ya papah mana mah, belum pulang kah?" tanya Bima yang tidak melihat papahnya.
"Papah kamu belum pulang Bim, mungkin sebentar lagi, Bim kamu ajak jalan dong Daranya kamu ajak shopping kek atau membeli keperluan pribadinya biar kalian makin dekat, apalagi kasian Dara sekarang tinggal sendirian"
"Iya mah nanti malam Bima usahain" jawab Bima yang membuat Wenda jadi seneng melihat anaknya yang penurut.
"Ya udah kamu telfon dulu gih kamu kabar in, sama calon istri jangan cuek cuek" nasehatnya.
"Iya mah, tapi Bima gak punya nomer ponselnya"
"Ya ampun kamu calon suami macam apa sih masak nomer ponsel calon istri sendiri gak punya, ya udah nanti mamah kasih" ujar Wenda dengan geleng geleng kepala pasalnya Dara memang belum pernah menghubunginya padahal waktu itu Bima sudah memberikan kartu namanya.
o0o
Malam harinya.
"Kakak mau kemana udah rapi aja, mau kencan sama Dara ya?" tanya Sena sengaja ingin menggoda kakaknya.
"Anak kecil mau tau aja urusan orang dewasa" jawab Bima yang membuat Sena jadi cemberut.
"Enak aja Sena itu udah gede kak" protesnya.
"Bim jadi kan jalan sama Dara" tanya Wenda.
"Jadi dong mah, ini mau jalan"
"Nah gitu dong sayang biar lebih akrab, kamu juga yang romantis dong jadi cowok jangan terlalu kaku"
"Iya ya mah ini Bima udah nurut sama mamah, papah mana mah?" tanya Bima lagi yang belum melihat papahnya, padahal Bima ada hal penting yang harus di bicarakan.
"Di ruang kerja tuh kenapa Bim?" tanya Wenda karena anaknya itu sedari pulang dari kantor nanyain papahnya mulu udah kaya anak kecil aja.
"Bima ada yang mau di omongin sama papah ya udah bima samperin papah dulu"
Bima memilih nemuin papahnya terlebih dahulu sebelum pergi.
"Ada apa Bim?" tanya Rendi saat melihat Bima datang.
"Bima mau ngomng sama papah, papah pernah denger nama jonathan afandi gak pah seorang pembisnis yang kira kira 15 thn yang lalu mengalami kecelakaan pesawat bersama istrinya?" tanya Bima.
"Mmmm pernah denger sih tapi gak begitu tau memang kenapa bim?" jawab Rendi dengan balik bertanya.
"Ternyata Dara itu anaknya om jonathan pah seorang direktur di perusahaan xx yang sekarang di pegang kendali oleh pak Arya wibowo pamanya Dara" jelas Bima.
"Tunggu tunggu jadi maksud kamu perusahaan itu sebenernya milik jonathan ayahnya Dara?"
"Iya pah, tapi di kuasai sama pak Arya dan dia juga berlaku semena mena terhadap Dara padahal harta yang dia nikmati itu sebenarnya punya Dara" Jelas Bima lagi yang langsung membuat Rendi jadi geram sendiri.
"Waow licik sekali mereka ya ternyata , kamu harus hati hati Bim dengan orang seperti itu apa lagi dia ada kerja sama kan sama perusahaan kita" ujar Rendi memperingatkan anaknya.
"Iya pah, bima tau Bima juga sudah menjalankan rencana"
"Rencana apa Bim?"
"Rencana mau mengakuisisi perusahaan itu karena itu bukan haknya melainkan itu sumua hak Dara"
"Okey papah setuju sama rencana kamu, tapi kamu harus hati hati Bim jangan sampai mereka curiga" pesan Rendi terhadap anaknya supaya berhati hati.
"Iya pah, bima akan melakukannya perlahan dengan cara membeli sedikit demi sedikit sahamnya, apa lagi perusahaan kita ada kerja sama itu akan semakin mudah pah"
"Okey papah setuju"
"Ya udah kalo gitu Bima mau pergi dulu pah ."
"Iya Bim"
Ahirnya Bima pergi dengan mengendarai mobilnya menuju ke apartemenya, walaupun Bima kelihatannya sendiri tapi kemana pun Bima pergi pasti ada bodyguard yang menjaganya dari kejauhan.
BERSAMBUNG
AYO DONG MANA DUKUNGANNYA BUAT AUTHOR JANGAN LUPA
LIKE
KOMEN
VOTE
BIAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT NULISNYA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
anisah_isa
orang kaya bebas deh.. 😭
apa daya kuuu... ☹️
2023-06-23
0
Najwa Aja
serasa senyum senyum sendiri
2022-12-22
0
Isti Qomah
rasain lo orang orang licik tunggu sebentar lagi lo jd gelandang se keluarga
2022-07-28
0