Setelah Bima dan Dara dari kantin rumah sakit mereka langsung kembali lagi ke ruang perawat Wenda.
"Gimana sayang kalian setuju kan untuk menikah?" tanya Wenda setelah Bima dan Dara kembali dari kantin rumah sakit.
"Ya mah Bima kabulin keinginan mamah asal mamah cepet sembuh" jawab Bima yang membuat senyum merekah terbit di bibir Wenda.
"Kalo kamu gimana Ra?" tanya Rendy yang melihat Dara hanya diam saja.
"Dara bersedia om karena Dara sudah janji juga sama tante wenda" jawab Dara yang membuat hati Wenda menjadi lega.
"Ya sudah tunggu apa lagi kalian bisa langsung menikah minggu depan" ujar Wenda dengan antusias.
"Apa minggu depan mah? mamah gak salah, apa gak terlalu cepet mah?" jawab Bima yang kaget dengan ucapan mamahnya.
"Iya tante apa itu gak terlalu cepet" sahut Dara ikut menimpali, sebenernya Dara agak keberatan bila menikah secepat itu tapi mau bagaimana lagi dirinya sudah terlanjur berjanji dengan Wenda.
"Iya mah, memangnya cukup waktu satu minggu untuk mempersiapkan pesta pernikahan" tanya Rendy.
"Papah tenang aja biar mamah yang urus"
"Iya terserah mamah aja asal mamah gak kecapean kan mamah baru sembuh" Ujar Rendy memperingatkan, Rendy gak mau kalau istrinya nanti kecapekan dan jatuh sakit.
"Enggak kok pah kan bisa tinggal suruh aja,
oh ya sayang kamu mau pesta pernikahan seperti apa ?" tanya wenda ke Dara.
"Mmm.....kalo Dara yang biasa aja tante gak perlu yang mewah lagian nikahnya juga mendadak kan"
"lo kok gitu sayang harus yang mewah dong" ujar Wenda yang tidak setuju bila pernikahan Bima dengan Dara di laksanakan biasa biasa aja.
"Iya mah Dara bener yang sederhana aja gak usah mengundang banyak tamu" Bima bersependapat dengan Dara karena Bima merasa kasian bila mamahnya harus mengurus ini dan itu sementara Mamahnya aja baru sembuh.
"Kok kamu gitu Bim kamu sengaja mau menyebunyikan pernikahan kamu sama Dara?" tanya Rendy dengan menyelidik.
"Bukan gitu maksud Bima, Bima gak mau mamah kecapean karna pernikahan ini terlalu cepat, takutnya nanti mamah kecapean karena urus ini dan itu" jelas Bima.
"Gak Bim mamah gak pa pa kok malahan mamah seneng" Wenda bersikukuh untuk merayakan pesta pernikahan Bima dan Dara dengan megah.
"Terserah mamah aja lah" jawab Bima yang tidak mau berdebat dengan mamahnya.
Tiba tiba ada yang membuka pintu ruang perawatan Wenda dari luar
CEKLEK
Setelah pintu di buka lalu masuklah Sena dan teman temanya yang ingin menengok wenda.
"Hay mah gimana keadaan mamah apa sudah mendingan?" Tanya Sena setelah sudah masuk ke dalan ruang perawatan Wenda dengan taman temannya.
" Iya mamah sudah gak apa kok, kamu gak perlu cemas begitu sayang" jawab Wenda yang melihat putrinya mengkhawatirkan dirinya.
"Owh iya mah ini ada teman Sena datang untuk nengokin mamah" ujar Sena.
"Selamat sore tante, om" sapa teman teman Sena bersamaan lalu mereka menyalami wenda dan Rendy satu persatu.
"Selamat sore juga, nak doni, angga" jawab Wenda yang menyambutnya dengan baik.
"Oh ya ini ada kue sama buah buahan buat tante semoga lekas sembuh" kata Angga dengan meletakkan buah buahan di atas meja.
"Makasih ya nak jadi repot repot begini, oh ya yang ini namanya siapa kok tante gak pernah lihat?" tanya Wenda dengan menunjuknke arah Rena.
"Gak repot kok tante, oh ya tante ini juga teman kita namanya Rena tante" jawab Doni dan Rena pun langsung menyapa Wenda yang merupakan mamahnya Sena.
"Halo tante saya Rena, gimana keadaan tante?" tanya Rena sekedar basa basi.
"Tante udah baikan" jawabnya.
Tiba tiba Rena di kagetkan dengan adanya Dara dan Bima di dalam ruangan itu karena sedari tadi Rena tidak begitu memperhatikan siapa aja orang orang yang ada di dalam ruangan itu, sedangkan Bima dan Dara juga belum menyadari adanya Rena di situ. "kenapa mereka ada di sini dan apa hubungannya sama mamahnya sena" batin Rena bertanya tanya dalam hati.
"Kak Rena" panggil Dara ketika tatapan mata mereka berdua tak sengaja bersibobrok.
"Kamu kenal Ra sama Rena?" tanya Sena yang mendengar Dara memanggil nama salah satu temannya.
"Iya Sen dia kan saudaraku, anak paman dan bibiku" jawab Dara yang membuat Wenda dan Rendy seketika tak suka dengan Rena.
Wenda dan Rendi kaget gak menyangka aja ternyata saudara Dara yang jahat itu temannya Sena.
"Kamu kok bisa ada di sini Ra? kamu kenal juga sama mamahnya Sena?" tanya Rena balik.
"Iya kak dia kan mamahnya mas Bima" jawab Dara yang membuat Rena agak terkejut ternyata laki laki tampan dan kaya itu adalah kakak dari teman kampusnya.
"Apa ? jadi Bima ini kakaknya Sena, berarti sena anak bungsu dari keluarga sanjaya dong orang terkaya no 2 di kota ini, kok aku gak tau ya selama ini ternyata sena anak konglomerat pantesan penampilanya selalu modis dan barang barang yang di pakai juga barang branded semua, berarti kalo aku bisa dapetin kakanya aku akan kaya dan bisa hidup enak tanpa harus bekerja dong" batin Rena dalam hati.
"Iya Dara ini calon menantu tante ya jelas bisa ada di sini" sahut wenda sewot karena mendadak gak suka dengan Rena.
Seketika Rena jadi kaget dengan pengakuan Wenda tentang Dara yang menjadi calon menantunya. "apa? ca...calon menantu" ujanya dengan gagap karena tidak percaya Dara yang kucel bisa menjadi calon menantu dari keluarga Sanjaya.
"Iya kenapa kok kamu jadi kaget gitu" tanya wenda sinis.
"Eh ....nggak kok tante Rena cuma kaget kok Rena gak tau"
"Ya jelas kamu gak tau lah kamu kan gak peduli sama Dara" balas Wenda tapi Rena hanya diam saja tak berani membalas ucapan Wenda yang tidak mengenakkan hati.
"Mah, udah jangan memperkeruh suasana gak enak sama yang lain" bisik Rendi yang gak mau sampai ada keributan nantinya.
"Kurang ajar banget tu si Dara kenapa sih selalu aja dia yang menang awas aja kamu Ra, mana penampilannya sekarang berubah jadi cantik gini, sialan" batin Rena yang merasa iri dengan Dara.
di tengah tengah ketegangan itu tiba tiba hp Bima berbunyi Bima melihat asisten edo yang nelfonnya.
bima pun langsung keluar untuk menjawab telfon dari asistennya.
"Hallo kenapa do?" jawab Bima setelah sambungan telfonnya terhubung
"Maaf tuan satu jam lagi ada pertemuan penting sama klien kita yang dari luar negeri dan tidak bisa di wakilkan tuan" jawab Edo menyampaikan.
"Okey, tempatnya di mana ?"
"Di restoran xx tuan"
"Nanti kita ketemu disana ja do" titah Bima
Setelah mengatakan itu telfon pun langsung di matikan sepihak oleh Bima.
"Hufftt kebiasaan si bos main di matiin aja" gerutu Edo di sebrang sana.
"Des kamu siapin berkasnya kita berangkat sekarang tuan langsung menuju kesana" perintah Edo ke Desi sekertaris Bima.
"Baik tuan saya akan siapkan berkasnya dulu" jawab Desi yang langsung melakukan perintah dari Edo, dan Bima pun langsung kembali lagi ke ruang perawatan Wenda setelah selesai menerima telfon.
"Kenapa Bim?" tanya Wenda setelah Bima kembali.
"Bima harus pergi sekarang ma ada pertemuan mendadak dengan klien" jawab Bima.
"Owh ya sudah sayang kamu hati hati ya" pesan Wenda.
"Iya mah Bima pergi dulu ya" ujar Bima dengan mencium kening mamahnya.
Bima pergi tanpa berpamitan ke Dara mungkin Bima lupa kali yah kalau Dara itu calon istrinya atau mungkin Bima terlalu terburu buru, Dara jadi sedikit cemberut karena di abaikan oleh Bima yang asal pergi begitu saja.
Setelah kepergian Bima teman teman Sena juga ikut pulang. "oh ya tante kalo gitu kita pamit pulang dulu ya semoga tante cepet sembuh" pamit Doni mewakilkan teman temannya.
"Tante ucapin terima kasih ya sama kalian udah repot repot nengokin tante" Jawab Wenda.
Teman teman Sena pun berpamitan satu persatu dengan wenda.
"Sen kita duluan ya?" ujar teman teman Sena bersamaan sedangkan Sena hanya menganggukan kepalanya.
Hari itu juga Wenda pulang karena memang sudah diperbolehkan untuk pulang dan akhirnya Wenda pulang bersama suaminya dan putrinya, Dara juga ikut mengantar calon mertuanya itu pulang.
Setelah sampai rumah wenda langsung beristirahat dan tertidur mungkin efek obat yang di minum.
"Om, sena kalo gitu Dara pulang dulu ya udah malam" ujar Dara berpamitan.
"jadi kamu langsung pulang Ra gak nungguin Bima dulu" tanya Rendi.
"Nggak deh om lagian Dara gak tau mas Bima pulangnya kapan" jawabnya.
"Owh sudah biar di antar supir aja ya"
Akhirnya Dara pulang ke apartemen Bima dengan di antar supir.
Setelah kepergian Dara kini Rendi dan Putrinya sedang berada di ruang keluarga, Rendi bercerita ke anak perempuanya bila kakaknya sudah di jodohkan dengan Dara dan Sena pun juga setuju dengan perjodohan itu, menurut Sena walaupun Dara masih terbilang anak kecil tapi sifatnya sudah dewasa, Dara juga cantik dan baik jadi menurut Sena Dara itu cocok untuk kakaknya.
Rendi juga menyuruh anak perempuannya itu untuk membantu mempersiapkan acara pernikahan kakaknya dengan Dara yang akan di laksanakan minggu depan.
"kalau Dara menikah gimana dengan sekolahnya Dara kan baru lulusan SMA?" Tanya Sena.
"Ya gak masalah Sen kan bisa kuliahnya setelah menikah, lagian kasian Dara"
"Memang Dara kenapa pah?"
"Dia udah gak punya orang tua sayang, dia selama ini ikut paman sama bibinya tapi di perlakukan tidak adil, sampai pernah dia pingsan kan yang di tolongi kakakmu itu dan menginap disini" jelas Rendi yang membuat Sena terkejut sekaligus merasa iba dengan nasib Dara.
"Apa? yang bener pah? memang si Rena tuh anaknya sok kecantikan di kampus, sombong pula makanya Sena agak nggak suka dan Sena juga gak begitu deket sama dia"
"Ya udah kamu hati hati aja sama yang namanya Rena Rena itu" pesan Rendi yang tidak suka bila anak perempuannya itu terlalu dekat dengan Rena.
"Iya pah"
"Kamu tau sekarang Dara jadi tinggal di apartemen Bima karena Bima gak sengaja melihat Dara di maki maki dan di hina serta di aniaya sama mereka waktu nganterin pulang"
"Yang bener pah? wah parah itu sih bisa di laporin pah" ujar Sena yang tidak menyangka bahwa Rena dan orang tuannya tega berbuat begitu ke Dara.
"Iya tapi Bima masih ngasih kesempatan buat mereka karena biar bagaimanapun kan mereka masih saudaranya Dara" ujar Rendi dan Sena hanya menganguk nganggukkan kepalanya mengerti.
"Iya deh nanti Sena bantuin mamah buat nyiapin acaranya serahin aja sama Sena pokoknya beres, ya udah pah Sena mau ke kamar dulu" ujar Sena yang sudah merasa lelah dan ingin beristirahat.
o0o
Sementara Bima habis nemuin klin langsung ke kantor.
"Do kamu cari tau tentang Dara dan pak Arya wibowo sampai detail saya mau besok pagi udah ada infonya" titah Bima.
"Baik tuan" jawab Edo.
BERSAMBUNG
AYO DONG SEMANGATIN OUTHOR DENGAN CARA LIKE KOMEN VOTE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Mega Wati
certinua seruh tapi klo sy dpt pas dara manggil sena dgn sebutan sena sj g' pake kk, ko merasa g' enak hati yak apa sangking mendalami bgt bacanya 🤣🤣🤣🤣
2022-11-02
0
Wiwik Murniati
akhir nya jadi perjodohan nya nasib baik utk data
2022-10-03
0
Isti Qomah
rasain lo ren kena batuk lo ren
2022-07-28
0