Setelah Dara masuk ke dalam rumah, Dara langsung di sambut amarah oleh bibiknya Dan Rena.
"Eh Dara dari mana aja kamu? bagus ya masih berani pulang setelah kemarin gak pulang" ujar Santi setelah melihat Dara pulang.
"Maaf bi Dara kemarin pingsan dan di tolong seseorang dan maaf baru bisa pulang sekarang" jawab Dara dengan takut karena bentakan dari bibinya.
"Halah alesan aja kamu bibi gak percaya"
Mendengar ada keributan lantas Rena keluar dari dalam kamar. "ada apa sih mah ini ribut ribut?" tanya Rena.
"Iya mah ada apa sih?" sahut pamannya juga yang mendengar ada keributan.
"Ini nih Ren, pah, si Dara baru pulang setelah kemarin gak pulang" adu santi sambil menunjuk ke arah Dara.
"Kamu sudah jadi perempuan gak bener apa gimana? kemana aja kamu kenapa sampai gak pulang?" tanya pamannya dengan nada membentak.
"Iya dari mana aja kamu trus apa itu yang kamu bawa sini aku mau lihat" ujar Rena sambil merebut paper bag yang di bawa oleh Dara.
"Jangan kak ini bukan apa apa kok" Dara mencoba mempertahankan paperbag di tangannya karena telah di tarik oleh Rena.
"Udah siniin" paper bag itu di rebut paksa sama Rena lalu di buka sama Rena karena terlalu penasaran dengan isi paper bag yang di bawa oleh Dara.
"waw bagus banget bajunya sepatunya juga dapat dari mana kamu, hah?" ujar Rena yang melihat baju serta sepatu bagus yang harganya pasti mahal.
"Ini barang mahal lo gak mungkin kamu sanggup membelinya" ujar santi yang sedikit terblalak dengan baju yang Di bawa oleh Dara pasalnya santi tahu betul itu baju branded.
"Jangan jangan kamu mencuri lagi" tambah pamannya.
"itu di kasih sama orang bik ,kak , paman beneran Dara gak bohong"
"Gak mungkin, habis ngapain kamu? jual diri? sampai dapat barang branded begini, ini itu harganya puluhan juta" kata Rena menyelidik.
"Bener begitu Dara?" tanya pamannya.
"Gak paman itu beneran di kasih Dara gak bohong"
"Mana ada baru ngilang semalem udah dapet banyak barang branded, jangan jangan kamu jadi simpanan om om hidung belang ya dandanan kamu aja seperti ini"
Iya tadinya Santi dan Rena sempat terkejut dengan penampilan Dara yang terlihat sangat cantik, menurutnya udah mirip artis karena kecantikan Dara yang terpancar alami itu apalagi di tunjang dengan penampilanya yang memakai barang branded serta polesan make up.
"Iya bener mah kenapa sekarang dandananmu seperti ini gaya banget kamu ,habis dari mana lagi kalo bukan jual diri" kata pamannya yang membenarkan ucapan istri serta anaknya.
"Iya bener tu mah, pah, dasar ja**ng, ini semua tu gak pantas buat kamu mending ini semua buat aku aja" ujar Rena dengan mengambil semua barang milik Dara yang di kasih sama Wenda.
"Jangan kak itu pemberian orang aku mohon balikin itu punyaku" Dara berusaha meminta barang barang yang di kasih oleh Wenda.
Akhirnya Dara dan Rena berebutan dan terjadilah perkelahian, melihat Dara dan Rena yang tarik menarik baju lalu santi segera menarik rambut Dara dari belakang sehingga aksi tarik menarik baju di menangkan oleh Rena.
"Auwh sakit bik" teriak Dara kesakitan karena rambutnya di jambak sama Santi.
"Rena bener semua itu gak cocok buat kamu biar Rena aja yang pakai karena Rena lebih pantas memakainya" ujar Santi.
"Bik sakit tolong lepasin" Teriak Dara lagi dan Santi langsung melepasnya.
" Dasar ****** murahan" ujar Rena dengan menampar Dara.
PLAKKKK
...Bertepatan itu tiba tiba pintu rumahnya di buka dari luar dan masuk lah Bima, ya ternyata Bima mendengar dan melihat semua kejadian itu karna Bima sedari tadi mengintip lewat jendela rumah, awalnya memang Bima penasaran dengan adanya keributan setelah Dara masuk ke dalam rumah....
"Dara kamu gak pa pa?" tanya Bima yang melihat Dara telah di tampar sama Rena.
"Mas Bima, Hik.....hik..... kok mas Bima masih di sini?" jawab Dara dengan menangis.
Seketika semua terkejut atas kedatangan Bima yang langsung nyelonong masuk kedalam rumahnya tanpa permisi
"Tu....tuan Bima, kenapa anda datang kesini tidak bilang bilang ayo silahkan duduk tuan" ujar Arya yang kaget atas kedatangan Bima yang secara tiba tiba, pasalnya Bima ini adalah rekan bisnisnya, Bima adalah orang yang paling berpengaruh di kota ini serta orang terkaya no.2 si kota ini, siapa orang yang tidak mengenalnya dia adalah pembisnis muda yang hebat.
"Ada apa ini kenapa kalian memakinya bahkan menamparnya, kamu semua bisa saya laporkan atas tindakan penganiayaan" bentak Bima tanpa menghiraukan ucapan dari Arya pamannya Dara.
"Maaf tuan Bima ini semua hanya salah paham saja" jawab Arya dengan takut, karena Saat ini yang dia hadapi bukanlah orang sembarangan.
Pamannya Dara itu bernama Arya sedangkan bibinya bernama Santi.
"Salah paham kamu bilang? dari tadi saya mendengar dan melihat semua perbuatan kalian, Dara apa selama ini kamu memang di perlakukan seperti ini oleh mereka?" tanya Bima yang melihat Dara hanya menangis.
Dara tidak menjawab pertanyaan dari Bima karena Dara takut kalau dia berkata jujur paman serta bibinya akan tambah marah kepadanya, apalagi kalau sampai mengusirnya mau tinggal dimana dia nanti begitu fikirnya, sedangakan Rena dan Santi mendadak diam nyalinya menciut setelah Bima bilang akan melaporkannya kepada polisi.
"Jangan takut jawab saja dengan jujur" ujar Bima dan Dara akhirnya hanya mengangguk mengiyakan ucapan dari Bima.
"Kalian bener bener keterlaluan aku akan melaporkan perbuatan kalian kepada pihak yang berwajib"
"Jangan tuan Bima, kami mohon tadi itu hanya salah paham kami janji tidak akan mengulanginya lagi" ujar arya dengan takut, karena bisa aja Bima akan melaporkannya dengan sungguh sungguh.
"Dara itu sudah jujur, semua itu emang mamahku yang kasih dan Dara kemarin juga memang pingsan, kebetulan saya yang menolongnya, kalian tau dara pingsan kenapa hah?" tanya Bima dengan membentak, Bima bener bener emosi melihat kelakuan katiga manusia yang berada di hadapanya
"Maaf tuan kami tidak tau" jawab Arya, sedangkan Rena dan Santi hanya diam gak gak berani ngomong apa apa.
"Kenapa dia kemarin bisa sampai seharian gak makan dan dia juga kecapean apa kalian tidak memberinya makan, hah?" tanya Bima lagi dengan raut wajah merah padam.
Semua tidak ada yang berani bicara karena melihat Bima yang terlihat seram saat marah begitu, semua mendadak jadi bisu padahal tadi aja semangat Baget memarahi Dara bahkan sampai main tangan segala.
"Okey kali ini saya ampuni tapi tidak untuk lain kali, sekali saja saya denger hal semacam ini saya tidak akan segan segan melaporkan kalian, ingat itu" ujar Bima yang melihat mereka hanya diam saja.
"Baik tuan kami janji tidak akan mengulanginya lagi" jawab Arya.
"Dara sebaiknya kamu ikut aku aja ya, bisa saja setelah saya pergi kamu di apa apain sama mereka" Bima memutuskan membawa pergi Dara Dari rumah itu, Bima takut nantinya Dara akan mendapat perlakuan yang tidak adil lagi dari keluarganya.
"Tapi mas......" belum selesai Dara bebicara tapi Bima sudah memotongnya.
"Gak pa pa ayo ikut aku, mana barang milik Dara kamu gak berhak mengambilnya" Bima mengambil barang itu lalu segera pergi bersama Dara.
Setelah kepergian Bima dan Dara, Rena dan Santi bertanya sama Arya. "pah papah kenal ya sama bima?"
" Ya jelas papah tau, tuan Bima itu kan rekan bisnis papah, dia CEO di perusahaan SANJAYA GOUP calon pewaris sanjaya orang terkaya no.2 di kota ini, papah jadi takut Bima memutuskan kerja sama dengan papah karena kejadian barusan" jawabnya.
"Kok Dara bisa kenal si sama tuan Bima, Dara tuh gak cocok sama tuan Bima seharusnya tuh Rena aja pah yang berada diposisi Dara"
"Tau ah papah jadi pusing" ujar Arya sambil memijit pelipisnya.
Sementara di dalam mobil Bima bertanya sama Dara. "Ra apa kamu sering diperlakukan seperti itu?"
Bukanya menjawab pertanyaan Dari Bima tapi Dara malah menangis.
"Udah kamu jangan nangis lagi kan kamu udah keluar dari rumah itu" Bima mengusap air mata yang membasahi pipi mulus Dara dan seketika jantung Dara jadi berdetak tak karuan atas perhatian kecil dari Bima.
"Da.......Dara takut mas hik...hik....Dara gak tau harus ke mana Dara udah gak punya siapa siapa lagi hik .....hik" ujar Dara dengan terbata akibak detak jantungnya yang tidak normal apa lagi sambil menangis.
Sekarang Dara jadi bingung mau tinggal dimana setelah keluar dari rumah itu yang sebenernya adalah rumahnya sendiri tapi Dara tidak tau tentang hal itu, Dara taunya itu Rumah pamannya.
"Kamu tenang aja kamu bisa tinggal di apartemen aku untuk sementara waktu" ujar Bima yang tau isi pikiran Dara.
"Beneran mas aku boleh tinggal di sana" jawab Dara dengan berbinar seenggaknya dia punya tempat tinggal untuk sementara.
"Iya ra"
"Makasih banget ya mas Dara janji nanti kalo udah kerja bakal bayar" Dara reflek menarik tangan Bima yang di taruh di atas pahanya dan yang satu tetep di stir kemudi.
"Itu gak usah di pikirin dulu Ra aku gak suruh kamu buat bayar"
Seketika Dara sadar bahwa dia secara tidak sadar telah menggenggam tangan Bima mungkin sangking senengnya. "eh maaf mas Dara gak sengaja" ujar Dara yang langsung melepaskan tangan Bima.
"Ya gak pa pa kok Ra, nah dah sampai"
setelah mereka berdua sampai di apartemen, mereka langsung turun Dari mobil dan Bima reflek menggandeng tangan Dara saat berjalan menuju unit apartemennya.
Entahlah Dara menjadi gugup dan deg degan karena tiba tiba tangannya di genggam oleh Bima, mereka masuki life menuju ke lantai 15, dan Bima juga merasakan hal yang sama tiba tiba aja jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, padahal biasanya Bima gak pernah merasakan hal seperti ini saat berdekatan dengan seorang wanita, tapi dengan Dara Bima merasa hal itu.
Sesampainya di unit apartemennya Bima langsung membawa Dara untuk masuk. "wah bagus banget mas apartemennya" ujar Dara yang mengagumi apartemen milik Bima
"Kamu suka ?" tanya Bima dan Dara hanya mengangguk sebagai jawabannya.
"Okey ayo aku tunjukin kamarnya, di sini kamarnya cuma satu Ra karena kamar yang satunya lagi aku jadiin ruang kerja, nah kamu bisa tempatin dulu kamarku ini" ujar Bima saat membuka pintu kamarnya.
"wah luas banget mas kamarnya, mewah lagi udah seperti kamsr di hotel berbintang aja" gumam Dara dalam hati mengangumi kamar Bima yang bernuansa abu abu.
"Mas Bima serius aku boleh tinggal di sini?" tanya Dara yang tak percaya akan menempati apartemen yang sangat mewah.
"Tadikan aku yang suruh kamu untuk tinggal di sini kan"
"Sekali lagi terimakasih ya mas"
"Ya udah aku keluar dulu ya pakaianmu kamu taroh aja di lemari yang masih kosong"
"iya mas" jawab Dara.
Setelah itu Bima keluar dari kamar dan duduk di depan TV, Bima berinisiatif untuk memesan makanan karena sudah merasa lapar.
Gak lama bel apartemen berbunyi dan Bima Segera membukanya, ternyata makanan pesanannya yang datang.
Setelah Bima membayarnya Bima langsung membawa makanan itu masuk dan menghidangkannya diatas meja makan, setelah selesai Bima memanggil Dara di kamarnya untuk mengajaknya makan.
"TOK......TOK ....TOK...." Bima mengetuk pintu kamarnya dan gak lama Dara membukanya.
CEKLEK
"ya ada apa mas?" tanya Dara saat sudah membuka pintunya.
"Tadi aku udah pesen makanan kita makan bareng yuk"
"Iya mas....."
Setelah berada di meja makan Dara berinisiatif untuk mengambilkan makanan untuk Bima.
"Ini buat kamu mas" ujar Dara dengan memberikan piring yang berisi makanan.
"Makasih ya Ra"
"iya, Mas bima minumnya apa?"
"air putih dingin aja."
Mereka berdua makan dengan cangung, Apalagi Bima yang terpaksa makan sendiri padahal Bima itu paling malas kalau makan sendiri karena biasanya Bima itu kalau makan minta di suapi sama mamahnya atau sama Sena adiknya. Biasanya Bima itu kebih rela gak makan kalau tidak ada yang nyuapin, udah kaya anak kecil aja ya si Bima.
Setelah selesai makan Bima memutuskan untuk pulang karena hari sudah malam lagian Bima juga sudah capek belum istirahat dari sepulang kerja tadi.
"Ra aku pulang dulu ya, kamu gak pa pa kan di sini sendiri" ujar Bima.
"Iya mas, Dara berani kok"
"Ya udah nanti kalo ada apa apa kamu telfon aku aja, nomer aku ada di kartu nama tadi, hp kamu yang di kasih mamah masih kan?"
"Iya mas masih aku bawa kok mas bima gak usah khawatir aku gak papa"
"Nanti misalnya ada tamu kamu jangan langsung bukain kamu lihat dulu siapa tamunya, kalo gak kenal atau mencurigakan gak usah di bukain" Pesan Bima sebelum pulang
"Iya mas."
Setelah itu Bima langsung pulang.
BERSAMBUNG
# AYO DONG SEMANGATIN AUTHOR DENGAN CARA LIKE KOMEN VOTE #
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Pipit Floragemoy
jatuh cinta Bima sama dara
2023-11-02
2
Isti Qomah
sama dong sehati ko berdebar debar ya cinta tuh
2022-07-28
0
Ashika ruhab
benih-benih cinta mulai bersemi ni...😅🤭 gercep dihalalin ya mas Bima...😁🤭
2022-07-20
0