BAB. 20

Setelah pengakuan Mahez, keduanya saling melepas kerinduan yang membuncah. Tak ada yang di tutupi lagi dari keduanya dalam mengungkapkan perasaan.

Kebahagiaan menyelimuti pasangan tersebut. Namun tidak untuk Bastia, dia sangat khawatir karena sampai jam makan siang Evelin tak memberi kabar. Begitu banyak panggilan dan pesan ia tujukan, namun tak satu pun di jawab atau di balas Evelin.

Mahez yang mengetahui ponsel Evelin terus berbunyi, meraih dan melihat. Kebetulan ponsel Evelin tidak terkunci. Di lihat pesan Bastian yang menanyakan bagaimana pekerjaan, dimana sekarang, dan terlihat banyak kata kecemasan karena Evelin tak kunjung membalas.

Mahez sebenarnya sangat panas dengan perlakuan Bastian terhadap istrinya, namun ia tak boleh gegabah. Dia takut Evelin akan marah padanya dan meninggalkan lagi.

Mahez kembali merebahkan tubuhnya, di perlihatkan separuh badannya yang telanjang dada, dan wajah Evelin yang tertidur karena kelelahan di sandarkan di dadanya. Dia mengambil pose foto paling bagus dan mengirimnya ke nomor Bastian.

Tak berapa lama Ponsel Evelin berdering lagi, yang langsung di angkat Mahez.

" Br*ngs*k.....Dimana kamu? " kata pertama yang Mahez dengar dari sambungan telepon.

" Aku sedang bersama istriku, kami sedang melepas kerinduan yang terpendam. Terima kasih telah membantu merawat istriku selama ini. Sebagai gantinya aku akan memberikan sahamku di sini untuk kamu lanjutkan. " kata Mahez memberi penawaran.

" Aku tak butuh belas kasihmu, Aku masih bisa berdiri tanpa bantuanmu, cepat berikan pada Evelin, aku harus bicara padanya. " kata Bastian

" Istriku sangat kelelahan. lagi pula dia sedang hamil anak ku, aku tak mau kamu menekannya. " kata Mahez tenang.

" Kamulah yang menyia nyiakanya. Aku harap kamu pergi dari hidup Eve, karena kamu tak pantas bersanding dengannya. " kata Bastian emosi

" Aku satu satunya lelaki yang pantas untuk Evelin, karena aku adalah ayah dari anak yang ia kandung. Dan harus kamu ketahui Aku adalah satu satunya laki laki yang dia cintai. " kata Mahez tegas sambil memutuskan panggilannya.

Mahez memblokir nomor Bastian, dan menghapusnya dari daftar kontak.

Evelin terbangun dari tidurnya, dia mengerjab dan menyapu semua ruangan. Baru dia tersadar dengan yang ia lakukan di sini. Dia melihat tubuhnya yang polos di balik selimut.

Ada raut sedikit penyesalan dari wajah Evelin yang di lihat Mahez. Evelin melihat jam di dinding menunjukan pukul setengah satu siang, dirinya terkaget seolah mengingat sesuatu. Evelin mencari ponselnya ternyata tidak aktif.

" Bukankah semalam aku menchanger sampai penuh. Kenapa sekarang batreinya habis " pikir Evelin sambil mencoba mengaktifkan ponselnya dan ternyata bisa.

Evelin mencari kontak Bastian, tapi tidak di temukan, dia melihat di bagian percakapan pun tak ada. Evelin menatap Mahez dengan tatapan curiga.

" Kamu bilang aku adalah satu satunya laki laki yang kamu cintai Eve, tapi saat kamu terbangun laki laki lainlah yang ada di pikiranmu. Aku bisa melihat kamu menyesal telah melakukan ini dengan ku. Lalu yang kamu ucap tadi, apa hanya sebuah kebohongan? " tanya Mahez

" Mahez... kak Tian pasti sekarang sedang mencemaskan aku. " kata Evelin

" Kak Tian ? Kamu memanggil aku dengan sebutan nama, sedang memanggil laki laki lain dengan sebutan Kak. Apa aku boleh cemburu Eve ? " kata Mahez menahan emosi

" Mahez, bersikaplah terbuka. Kak Tian sudah aku anggap sebagai kakak sendiri. " jawab Evelin

" Kamu menganggapnya kakak, tapi apa dia bisa menganggapmu adik. Dia mencintaimu Eve, dan kamu harus menjaga jarak dengannya. " kata Mahez

" Selama ini dia hanya menjagaku Mahez, Dia tulus menolongku. " kata Evelin lagi

" Apa kamu menunggu dia melakukannya, baru kamu akan pergi menjauh. Dia laki laki Eve, aku tau apa yang ada di pikirannya. Dia menggunakan cara halus, tapi jika sudah tak bisa dia akan merampasnya begitu saja, percayalah padaku. " kata Mahez menyakinkan.

" Lalu bagaimana dengan kamu dan Nura. Apa aku juga harus diam saja. Nura menggunakan cara halus, setelah dia tidak bisa, dia bisa saja menggunakan cara kasar untuk merampasmu dari ku. Bukankah sama saja " kata Evelin membalik kan kata

" Berbeda Eve, Aku tidak mencintai Nura, Aku menikahinya karena aku sudah berjanji pada ibuku. " kata Mahez tak mau kalah.

" Sama Mahez, tidak ada yang berbeda. Karena aku juga tidak mencintai kak Tian. " jawab Evelin menatap mata Mahez.

" Kamu istriku Eve, dan aku sebagai suami tak merelakan kamu berdekatan dengan laki laki lain. " kata Mahez tegas

" Lalu kamu bisa berdekatan dengan Nura ? " tanya Eve menahan tangis karena nada suara Mahez mulai meninggi.

" Eve.... Nura juga istriku, bukan kah ini sudah menjadi kesepakatan di antara kita. Jika kamu menjadi istri kedua ku. Kamu bisa menerimaku dengan terbuka, tanpa ada yang aku tutupi sekarang. " kata Mahez dengan menatap kedua mata Evelin yang mulai mengeluarkan airmata.

" Itu dulu, saat Nura belum menunjukan kebusukannya. Tapi berbeda dengan sekarang. Aku memilih pergi dari kalian, atau kamu meninggalkan Nura. " kata Evelin dengan tegas walau airmatanya tak bisa ia sembunyikan lagi.

" Beri aku waktu Eve, aku berjanji akan meninggalkan Nura, setelah aku berhasil menemukan pengganti ku. Jadi aku tidak melanggar janjiku pada ibu untuk tidak menyakiti hati nya. " kata Mahez dengan memegang kedua pundak Eve.

" Jika kamu tidak berhasil menemukan, apa selamanya akan bersamanya? " tanya Evelin

" Aku pasti bisa Eve, mari kita sama sama merubah Nura menjadi orang yang baik. Seperti pandanganmu pertama kali bertemu dengan nya. " kata Mahez.

"Evelin hanya terdiam dengan penuturan Mahez. Sungguh dirinya bimbang. Di satu sisi dia ingin selalu disamping Mahez, tapi di sisi lain dia tidak ingin Mahez berbagi dengan wanita lain.

" Percayalah Eve, ini adalah ujian untuk cinta kita. Agar kita semakin kuat dalam menjalani bahtera ini. Apa kamu rela anak kita jauh dari dadynya ? " tanya Mahez.

" Baiklah aku akan mencobanya, tapi berjanjilah dua hal untuk ku Mahez. " pinta Evelin

" Pertama kamu harus bersikap adil padaku, kedua kamu harus memberi ku ruang untuk bersahabat dengan siapa pun. Termasuk pada Kak Tian. " kata Evelin.

" Baiklah " kata Mahez yang terpaksa menyanggupi permintaan itu. walau sebenarnya hatinya tak rela jika Evelin berdekatan dengan siapa pun. Apalagi harus berdekatan dengan Bastian.

Ponsel Mahez pun berdering, tertera nama Nura disana. Mahez gamang untuk mengangkat, dia takut jika ini akan menjadi masalah baru lagi untuk hubungannya.

" Angkatlah, bukankah kamu tidak akan menutupi sesuatu apa pun dari aku. " kata Evelin

" Tidak. Karena lebih baik kita melakukan sesuatu yang tertunda. " kata Mahez sudah bersiap menerkam istrinya.

" Tidak mau " kata Evelin yang mendorong Mahez menjauh dari nya.

" Eve kamu harus mengganti hari hari kita yang terpisah. " kata Mahez mulai mengungkung istrinya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!