BAB. 17

Akhirnya Evelin menyanggupi permintaan Bastian.

" Baiklah, aku akan mencobanya, tetapi bagaimanapun hasilnya, aku harap kak Tian tidak kecewa padaku. " pinta Evelin

" Aku janji. Apapun hasilnya jika itu bisa membuatmu bahagia, aku tak akan pernah kecewa Eve. " kata Bastian dengan tersenyum dan memegang jemari Evelin.

Evelin melihat tangannya di genggam Bastian, hanya bisa tersenyum.

" Baiklah, berarti kita besok, bisa mengadakan pertemuan dengan mereka. Persiapkan dirimu ! " pinta Bastian. Keduanya meninggalkan kafe itu untuk pulang.

Tak jauh dari mereka ada yang memantau keduanya. Terlihat bos dari mereka menahan amarah yang mendalam. Ada aura kebencian yang sangat jelas terpancar.

" Tahan Tuan, tinggal dua langkah lagi kita berhasil. Jika sekarang anda tak bisa menahannya dan menghampiri mereka, rencana kita akan gagal begitu saja. " Tahan Anak buahnya memperingatkan.

Eveline dan Bastian memang satu apartemen. Namun Bastian tidak pernah melakukan hal hal yang tidak senonoh pada Evelin. Cinta yang ia berikan sangat tulus tanpa meminta balasan.

Bastian memutuskan membeli apartemen dengan dua lantai. Ada dua kamar disana. Satu kamar di lantai atas, dan satu kamar lagi di lantai bawah.

Bastian memilih kamar di lantai atas, sedang Evelin di lantai bawah karena kondisinya yang sedang hamil. Bastian takut dengan naik turun tangga membuat pengaruh pada kandungan Evelin,

" Bersihkan dirimu, aku akan membuatkan segelas susu hangat untukmu. " kata Bastian dengan menyentuh puncak kepala Evelin.

" Tidak perlu kak, Kak Tian bersihkan diri saja dulu, nanti aku buat sendiri. " tolak Evelin

" Nggak papa Eve, kamu jangan sungkan seperti itu. " kata Bastian

" Baiklah. " akhirnya Evelin mengalah

Setelah selesai mandi Evelin menuju dapur. Disana ada segelas susu dan secangkir kopi. Tapi Bastian tidak ada. Mungkin sedang diatas membersihkan diri.

Evelin selalu berbagi kabar dengan Nihan setiap saat selama ini. Seperti sekarang ini dia sedang saling videocall. Evelin sedang meminum susu dengan bercanda dengan Nihan.

" Eve, kenapa kamu tidak mencoba membuka hatimu untuk Kak Tian, bukan kah Kak Tian sangat baik padamu." kata Nihan yang mendengar jika susu itu yang membuatkan Kak Tian.

" Aku tidak pantas menjadi wanita kak Tian Nihan, aku sudah mengandung anak Mahez. Kak Tian bisa mendapatkan orang yang lebih baik dari aku. " kata Eve

" Kamu orang baik Nihan, kamu seharusnya yang pantas bersanding dengan Kak Tian. " kata Nihan

" Aku tak bisa Eve. Karena kak Tian tidak mencintaiku. Apa aku harus mengejarnya. " kata Nihan sambil tertawa

" Kenapa tidak? Kalian adalah orang yang sangat baik. kalian sangat cocok. " kata Evelin menyemangati.

" Tidak Eve, kak Tian sangat mencintaimu, lagi pula dia mau menerima kamu dan anakmu dengan tulus, jika kamu mau membuka hatimu. " kata Nihan.

" Kak Tian sangat baik, karena kebaikannya itulah yang membuatku nyaman. Tapi sebagai saudara, seorang kakak yang menyayangi adiknya. Aku tidak bisa merasakan getaran, berbeda saat aku bertemu dengan Mahez. Aku merasakan getaran itu sejak pertemuan pertama sebelum aku mengenalnya. Mungkin benar jika jodoh itu membawa tali ikatan sendiri. Dia akan mencari dan mengaitkan. " kata Evelin

" Tapi kenyataannya kamu tidak berjodoh Eve. " kata Nihan mengingatkan

" Kamu benar Nihan. Kami ternyata tidak berjodoh. " kata Eve sedih

" Sudahlah, bukalah lembaran baru dengan kak Tian. " kata Nihan

" Kamu yang lebih pantas Nihan. kamu masih sendiri, kamu baik. " kata Evelin

" Seperti dirimu, aku tak bisa ada getaran saat bersama dengan kak Tian, sekalipun aku mengakui kebaikan kak Tian. Tidak seperti saat aku bertemu dengan..." ucapan Nihan terhenti karena dia menyadari dirinya sudah keceplosan bicara.

" Dengan....? " tanya Evelin

" Tidak ada. Maksutku aku tak bisa ada getaran dengan Kak Tian. " jawab Nihan gugup

" Nihan, ada sesuatu yang kamu rahasia dari aku? " tanya Evelin menyelidik.

" Tidak ada Eve. Karena dia sangat dingin tidak pantas mendapatkan cintaku yang sehangat ini. " kata Nihan tertawa renyah.

" Jika kamu belum mencoba bagaimana kamu bisa tahu jika dia dingin. Mahez juga terlihat sangat dingin, tapi ternyata dia sangat hangat jika berdua. " kata Evelin sambil membayangkan masa masa indah saat berdua dengan Mahez. Saat dia membuatkan sarapan, memeluk tubuhnya bahkan memandikannya.

" Apa jangan jangan kamu menyimpan rasa pada Mahez ? tanya Evelin menyelidik. Karena Nihan mengatakan mencintai orang yang dingin.

" Tidak mungkin. Aku sangat membencinya mana mungkin mencintainya. Lagi pula Mahez itu orang yang kejam, bukan dingin. " elak Nihan

" Lalu kenapa kamu tidak mau mencobanya." kata Evelin

" Kita tidak akan bersatu Eve, Karena kita dalam kubu yang bertentangan. " jawab Nihan

" Aldo bukan? " tanya Evelin spontan.

" Bukan " jawab Nihan gelagapan karena Evelin menyebutkan nama Aldo begitu saja

" Kamu tidak bisa bohong padaku Nihan. Kejarlah cintamu, jangan mengorbankan perasaan, hanya karena persahabatan kita. Aku akan selalu mendukungmu. " kata Evelin

" Kalian sedang membicarakan apa? " tanya Bastian di belakang Evelin dan menaruh kepalanya di pundak Evelin.

" Kalian ini manis sekali. sangat serasi. Jiwa jomblo ku jadi meronta ronta. " canda Nihan di seberang sana.

Keduanya tersenyum hangat.

" Andaikan Eve mau menerimaku, Aku akan mendirikan satu rumah sakit Untukmu. " kata Bastian dengan tersenyum memandang Evelin.

" Benar ya kak. Aku record pokoknya. " kata Nihan antusias

" Dasar matre. " sambung Evelin, dan ketiganya pun tertawa.

" Eve, istirahatlah. Besok kita akan bertemu klient untuk penanda tanganan kontrak bukan. " kata Bastian lembut.

" Baiklah. " kata Evelin menurut.

" Kamu juga tidurlah Nihan. ini sudah malam. " kata Bastian tersenyum

" Aku harus mandi untuk bekerja kak, bukan tidur. Disini sudah pukul enam pagi. " Nihan bersungut.

Bastian tertawa mendengar protes dari Nihan yang berbicara dengan manyun.

" Baiklah cantik, Nyonya Evelin harus istirahat, karena dia sedang mengandung. Tidak baik begadang sampai larut malam, karena disini sudah pukul sebelas malam. " kata Bastian dengan renyah

" Kak Tian ini sangat perhatian sekali, hati ku jadi meleleh tau... " teriak Nihan

Bastian hanya tersenyum menanggapi Nihan. Akhirnya panggilan itu pun terhenti setelah Evelin memutuskan panggilan video tersebut.

" Selamat malam Kak Tian. " kata Evelin

Bastian bangun dari duduknya dan mendekati Evelin.

" Selamat malam. " kata Bastian dan mencium kening Evelin lalu memegang perut rata Evelin

" Aku menyayangi kalian. " kata Bastian lagi.

Evelin jadi kikuk dengan perlakuan Bastian yang tiba tiba menciumnya. Akhirnya dia pun berbalik dan berjalan menuju kamarnya tanpa berbicara lagi.

Bastian menatap kepergian Evelin dengan diam, sampai tak terlihat lagi tubuh Evelin di balik kamar.

" Bagaimanapun kamu adalah cinta pertamaku Eve, aku akan selalu berusaha mendapatkanmu. Mahez sudah menyia nyiakanmu, karena sudah dua bulan seharusnya dia sudah menemukanmu, jika dia mau. tapi itu tidak dia lakukan. Kini saatnya aku mengejar cintamu. " gumam Bastian yang sebenarnya sudah mendengar percakapan Evelin dengan Nihan saat sedang videocall tadi.

Kenapa Bastian tidak bisa berpaling pada Evelin. Padahal Nihan juga cantik...😁😁😁

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!