BAB.7

Hari ini pikir Mahez hanya di penuhi dengan wajah Evelin. Tak ada satu materi pun yang ia dengar dalam meeting tersebut. Terpaksa Mahez menunda meeting besok pagi.

Mahez pergi begitu saja, saat Aldo mengingatkan untuk jangan menemui Evelin dulu. Karena bisa diketahui Nura nantinya.

Akhirnya Mahez sampai di rumah yang ditempati Nura. Mahez langsung menuju kamarnya. Nura yang melihat langsung tersenyum bahagia karena Mahez pulang lebih awal.

" Sayang kamu sudah pulang " kata Nura sambil mengalungkan kedua tangannya di leher Mahez. Namun Mahez melepaskan.

" Aku capek Nura, bisakah kamu membuatkan teh hangat untukku! " kata Mahez

" Baiklah aku akan menyuruh bi ijah " kata Nura sambil keluar kamar.

Mahez mengendurkan dasi yang tersa mencekiknya, dia keluar di balkon kamarnya, udara sore yang indah untuk di nikmati, membuat Mahez larut dalam lamunan.

" Aku sampai lupa untuk menyuruh asisten rumah tangga itu, untuk menemani Evelin. Dan kenapa Evelin tak memintanya. Apa selama ini dia mengerjakan semua sendiri " batin Mahez. Dia ingin menelpon Aldo untuk mengirimkan Asisten rumah tangga untuk Evelin setiap harinya, namun di urungkan karena terdengar Nura menghampirinya.

" Sayang.. kamu merokok? " tanya Nura heran yang untuk pertama kalinya dia melihat Mahez merokok.

" Aku sedang banyak pikiran Nura, bisakah kamu meninggalkan ku sendiri, aku takut lepas kendali dan emosi. Itu akan menyakitimu bukan " kata Mahez menatap kedua mata Nura sendu.

" Baiklah " lagi lagi Nura menahan diri untuk tidak marah pada Mahez.

Sungguh Nura di buat resah karena Mahez seolah menghindarinya. Dia berpikir keras supaya Mahez bisa kembali seperti dulu, dan mau menyakiti Evelin lagi.

" Apa yang membuat Mahez menghindariku. Apa jangan jangan Evelin mendatangi Mahez. Tidak, Mahez tidak boleh bertemu Evelin sebelum rencanaku berhasil " batin Nura

*

*

Pagi ini Evelin mencoba menyibukan diri dengan berberes bunga di kebun. Terlihat datang menghampiri.

" Apa perlu di bantu Nona " tanya Mirna sopan

" Kesini Mirna temani aku, aku sangat kesepian di rumah sendiri, apa kamu juga di rumah sendiri " tanya Evelin

" Iya Nona saya kost sendiri " jawab Mirna membantu mendekatkan pot pot yang di pindah Evelin.

" Kamu kost? lalu orang tuamu? " tanya Evelin sambil menyusun pot bunga itu

" Orang tuaku di kampung Non, saya nekat ingin berkuliah. Makanya saya pergi ke kota A ini untuk kuliah dan sambil bekerja untuk biaya, karena orang tua saya tidak mampu membiayai Non " jawab Mirna tanpa malu

" Hebat Mirna. Jangan menyerah dengan keadaan. Kamu harus jadi wanita yang mampu berdiri tanpa siapa pun. Jadilah seperti rumput liar, walaupun di injak injak, tak diharapkan kehadiranya, bahkan banyak yang menyingkirkan, dia akan bangkit kembali. kata Evelin

" Iya Nona " jawab Mirna tersenyum.

" Ehem...."

Terdengar seseorang berdehem membuat keduanya menoleh seketika. Terlihat Mahez berdiri dengan setelan Jas lengkap.

" Mahez " kata Evelin kaget, karena ini baru pukul delapan pagi, dan Mahez berkata dalam waktu lama dia tidak akan mengunjunginya. Namun sekarang dia berdiri di hadapanya.

" Apa yang kamu lakukan Eve? " tanya Mahez

" Aku menyibukan diri dengan merapikan bunga, karena aku kesepian di rumah sebesar ini sendiri " kata Evelin

" Mahez, bolehkah Mirna menemaniku di sini, tanpa pulang setelah bekerja. Karena dia pun juga hanya kost sendiri " kata Evelin

Mahez melihat Mirna sekilas yang terlihat menunduk. Dia terlihat gadis baik baik.

" Baiklah " kata Mahez singkat

" Kau dengar Mirna, kamu bisa tinggal disini tanpa harus pulang " kata Evelin senang.

" Terima kasih Nona, tapi jika saya harus kuliah bagaimana dengan pekerjaan saya " tanya Mirna

" Tak masalah Mirna, kamu bekerja seperti biasa saja. hanya kamu bisa tinggal setelah bekerja " kata Evelin tersenyum

" Terima kasih, Nona " kata Mirna bahagia dengan memeluk Evelin dan Evelin pun menyambut pelukan itu.

" Bisakah kamu tidak memeluk Nyonyamu seperti itu " kata Mahez tak suka melihat istrinya di peluk orang lain, sekalipun wanita.

" Maaf Tuan " kata Mirna ketakutan.

" Kamu bisa pulang, mengambil semua perlengkapanmu " kata Mahez sambil berbalik pergi

Evelin pun mengangguk tanda setuju saat Mirna menatap ke arahnya.

" Terima kasih banyak Nona " kata Mirna sambil mengatupkan kedua tanganya, karena ia kini tidak perlu memikirkan biaya sewa kost lagi.

Keduanya jalan beriringan, terdengar suara pintu di tutup pertanda Mirna sudah keluar, Evelin mencuci tangan di wastafel belakang, karena dia belum masuk kedalam.

Mahez kembali kebelakang, menghampiri Evelin yang tak kunjung masuk mengikuti dirinya.

" Kenapa kamu mengabaikan ku Eve?" tanya Mahez yang sudah memeluknya tubuh Evelin dari belakang.

Evelin terdiam dengan sikap Mahez, dia baru mengetahui, di balik sikap dingin Mahez di depan semua orang, ada sikap hangat yang di tunjukan hanya untuknya.

" Kenapa kamu tak menyambut kedatanganku, bahkan kamu tak mengirimkan pesan kabar tentang dirimu " kata Mahez sambil membalik pelan tubuh istrinya untuk mengahadap wajahnya.

" Bagaimana aku harus menyambutmu? bahkan aku tak tahu kamu akan datang pagi ini. Bukankah kamu seharusnya ke kantor? " tanya Evelin

" Kamu membuatku gila Eve, aku tak bisa untuk tidak melihatmu dalam sehari, apa kamu tidak merasakan itu? " tanya Mahez menyatukan keningnya.

Evelin merasakan detak jantung yang tidak beraturan, dia seolah lupa dengan sikap Mahez kemarin yang mengacuhkannya begitu saja.

Mahez mencium bibir tipis istrinya. Dia tak bisa menahan lagi hasrat yang ia pendam dari kemarin. Entah kenapa dia tidak bisa menyentuh Nura lagi, semenjak tahu jika Nura membohonginya.

Ciuman itu semakin panas saat Evelin membalasnya, Mahez mengangkat tubuh Evelin yang kecil itu di atas wastafel dan mulai menciumnya lagi. Tangan Mahez tak tinggal diam, dia memasukan tangannya di dada istrinya, membuat Evelin menggeliat merasakan sensasi, yang membuatnya seolah tersengat aliran listrik. Semua kancing piyamanya telah terbuka, menampakan dada putih mulus istrinya. Mahez mulai menciuminya dan bermain main disana. Terdengar ******* Evelin yang membuat gejolak Mahez memuncak. Dia menggendong istrinya ala bridal style dengan mencium bibir istrinya. Dia meletakan istrinya di sofa ruang tamu, dan memulai pergulatan panas keduanya.

Pagi ini Mahez meninggalkan semua meeting penting. Karena pikiranya di penuhi dengan wajah Evelin. Semenjak dia tahu, jika dirinyalah orang pertama yang menyentuh. Karena dia tidak pernah mengingat untuk pertama kalinya dia menyentuh Nura.

Mahez merasa Evelin adalah orang yang sangat berarti di hidupnya setelah ibunya tidak ada. Dia bahkan merelakan semua hartanya, jika itu bisa membuatnya memiliki Evelin di sisinya seutuhnya.

Mahez melihat tubuh polos istrinya, dan mulai menutup dengan jasnya, dia memakai celananya, mengendong Evelin keatas. Dibersihkan tubuh istrinya di bathup. dengan lembut dia memandikan Evelin seperti bayi.

Evelin sebenarnya sangat malu, tapi menolak pun percuma karena Mahez tak akan menghentikan.

Evelin sangat bahagia dengan perlakuan Mahez pagi ini. melupakan kesedihan kesedihan yang Mahez torehkan sebelum sebelumnya.

Terpopuler

Comments

Eysa Ning

Eysa Ning

lanjut thor

2021-12-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!