BAB. 5

Mahez sangat bahagia, mendapati Evelin membalas perlakuanya. Segala kebencian yang dulu tercipta karena fitnah Nura mulai terkikis oleh ketulusan Evelin.

Mahez dapat melihat, ada cinta yang dalam di hati Evelin untuk dirinya. Dia mengindahkan semua ucapan Nura. Karena semua bohong adanya.

Mahez menunggu Evelin, yang sedang membersihkan diri di kamar mandi. Mahez mulai menghubungi Aldo untuk mengirimkan makanan siap saji untuk Evelin dan dirinya.

Tak lama Evelin keluar dengan bathrope dan rambut yang di balut dengan handuk. Dia duduk di meja rias dan membuka handuk di kepalanya, untuk di keringkan rambutnya dengan hairdryer.

Mahez mendekati Evelin, dia meraih hairdryer yang di pegang Evelin, dan mulai membantu mengeringkan. di ciumi setiap helai rambut evelin yang panjang. Mahez merasakan debaran dalam hatinya. Sungguh hatinya benar benar telah terhipnotis dengan pesona Evelin. Apa yang ada di diri Evelin sangat di sukai Mahez.

" Aku sudah memesan makan siang untuk kita, pakai bajumu dan kita turun bersama " kata Mahez

" hmm..." jawab Evelin tersenyum. dan menuju walkinclosed.

Selesai merias, Evelin dan Mahez terlihat jalan beriringan menuruni tangga. Di bawah sudah ada Mirna dan Aldo, yang menyiapkan makan siap yang di bawa Aldo tadi.

Mirna melihat kagum Tuannya yang begitu tampan. Ini pertama kalinya, Mirna bertemu langsung dengan majikan lelakinya. Karena sebelumnya, segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan sudah ada Aldo yang menyelesaikan, termasuk persyaratan yang diajukan. Jika hanya membutuhkan Asisten rumah tangga pada siang hari dan harus meninggalkan rumah saat sore hari. Aldo yang menerangkan semua, termasuk gaji yang diterima.

Mirna yang berstatus Mahasiswi pun mencoba melamar, karena gaji yang ditawarkan dua kali lipat dari tempat kerjanya yang dulu. Dan akhirnya di terima.

Evelin yang melihat Mirna begitu mengagumi suaminya bukanya cemburu malah tersenyum. Karena Mahez sama sekali tak merespon atau menyapanya.

Sifat Mahez sangat dingin dengan orang yang tidak dekat dengannya. Seperti saat ini, dia terlihat dingin dengan Evelin. Tidak seperti saat berdua, Mahez lebih menunjukan dengan perbuatan.

Terlihat Aldo sedang menerima sebuah panggilan. Tak berapa lama mereka menghampiri Evelin dan Mahez yang sedang duduk di kursi makan.

" Maaf Tuan, Nyonya menelpon dan menanyakan keberadaan Tuan, saya memberitahukan, jika anda sedang ada pertemuan mendadak di kota A. Dan Nyonya akan menyusul anda siang ini juga Tuan " kata Aldo memberitahukan

Mahez berdiri dan menatap marah pada Aldo.

" Kenapa kamu memberitahukan di kota A? Aku tidak ingin Nura mengetahui jika aku sedang bersama Evelin, karena itu akan membuat sakit hati Nura. kenapa kamu tak mengerti " kata Mahez sambil berlalu ke kamar.

Evelin tertunduk, dirinya sakit mendengar penuturan Mahez yang takut menyakiti hati Nura. Evelin menarik nafas dalam, memandang suaminya yang masuk ke dalam kamar begitu saja, tanpa jadi makan siang.

Mirna melihat kedua majikanya dengan pandangan bingung. Evelin dapat melihat, jika Mirna mengatakan dirinya adalah simpanan Mahez.

" Miris sekali hidupku, apa ini hidup yang aku inginkan " batin Evelin

Terlihat Mahez menuruni tangga dengan setelan jas rapi dan tas yang di tenteng.

" Eve.. aku harus ke kantor, mungkin aku tak bisa mengunjungimu dalam waktu dekat ini " kata Mahez sambil mencium kening Evelin

Evelin hanya diam tanpa menjawab, bibirnya kelu, hatinya sakit bagai tersayat belati. Rasa cinta yang Mahez tunjukan tadi pagi, seolah hanya semu.

Mahez masuk mobil tanpa melihat Evelin. Dalam hati Mahez sungguh tak tega melihat wajah sedih Evelin. Tapi dalam pikirannya, ini adalah yang terbaik agar Nura tidak menyakiti Evelin.

Evelin menatap kepergian suaminya hingga tak terlihat mobilnya, dia kembali masuk. Terlihat Mirna naik ke atas ingin membersihkan kamarnya.

" Mirna, hari ini kamarku tak perlu di bereskan. Jika di bawah sudah selesai, kamu bisa pulang hari ini " kata Evelin.

Mirna turun kembali menghampiri Evelin.

" Apa mau saya buatkan teh Nona, saya lihat Nona pucat sekali? " tawar Mirna

" Tidak Mirna, terima kasih. Mungkin karena kurang istirahat saja " kata Evelin

" Baik Nona, kalau begitu saya pamit pulang " kata Mirna

Evelin mengangguk dan tersenyum. Dia menaiki tangga dan masuk ke kamar. Evelin duduk bersandar pintu. Airmata yang tadi tertahan kini tumpah sudah. Dia sudah tak bisa membendungnya lagi.

" Kenapa Tuhan, kamu anugerah kan cinta yang begitu besar, tapi tak bisa aku miliki seutuhnya " gumam Evelin

" Kenapa aku begitu bodoh.... Kenapa??" Evelin menangis terisak.

" Eve...buka pintu " suara Nihan di balik pintu

Tak mendengar sahutan. Nihan mencoba membuka lagi. Dilihat Evelin sedang duduk menekuk kedua lutut dan menaruh kepala di atasnya.

" Eve..kamu baik baik saja? " tanya Nihan khawatir.

Evelin memeluk sahabatnya itu. Nihan mencoba berdiri, membimbing Evelin untuk bangkit dari duduknya.

Nihan melihat sekeliling ruangan, sangat berantakan. Disamping sofa ada nampan dan pecahan gelas piring di bawah. Dia menatap dalam Evelin, dan pandangannya berhenti di leher yang penuh tanda biru di sana.

" Katakan siapa yang melakukan ini semua Eve? " tanya Nihan emosi

" Kak tian " tanya Nihan lagi. karena semalam Evelin diantar Bastian.

Evelin menggelengkan kepala, sambil mengusap air matanya yang tak bisa berhenti.

" Mahez " kata Nihan penuh penekanan.

Tangis Evelin semakin pecah. Nihan meraih tubuh Evelin dalam pelukanya, dirinya tak tega melihat sahabatnya, harus selalu menangisi orang yang sama.

" Jangan bodoh seperti ini Eve... kamu harus kuat. Kamu adalah wanita yang cantik, pintar. Kamu bisa mendapatkan seribu laki laki melebihi Mahez, karena kamu pantas Eve " kata Nihan yang tak tega.

" Ikut denganku, lupakan Mahez " kata Nihan lagi

Evelin menggelengkan kepala.

" Aku yang terlalu serakah Nihan, aku tak rela jika Mahez membagi hati. Padahal ini adalah kesepakatan kita di awal. Jika aku akan menerima ini " kata Evelin

" Mungkin aku yang belum terbiasa dengan semua ini, jika Nura bisa menerima, maka aku harus bisa menerima juga Nihan " kata Evelin.

" Kamu harus bangun Eve, jangan seperti orang yang benar benar bodoh. Untuk apa kamu bertahan dengan cinta yang menyakitkan? Jika Mahez mencintaimu, dia tidak akan menyakitimu, dan jika Nura tulus ingin menyatukan kalian, dia pasti memberikan waktu untuk kamu dan Mahez bersama. Tapi apa yang kamu dapat? Ini semua adalah jebakan untuk menyakitimu Eve. Aku nyakin sekali " kata Nihan penuh penekanan

Evelin menggelengkan kepalanya.

" Nura sangat baik Nihan. Dia sudah mengijinkan aku memiliki Mahez " kata Evelin

" Eve.. buka matamu, apa kamu tak bisa melihat Nura sengaja membuatmu menderita " Nihan mulai emosi.

Dia tak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya ini. rela terluka hanya karena sebuah cinta.

" Jangan pernah salahkan aku, jika terjadi sesuatu padamu Eve. Karena aku sudah memperingatimu " kata Nihan memilih pergi. Bukan karena dia marah pada Evelin, namun karena dia ingin memberikan ruang untuk Evelin, agar dia bisa berpikir. Jika jalan yang dia pilih adalah salah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!