BAB. 3

Sejak kejadian itu,, sikap Mahez berubah terhadap Evelin. Dia berubah sangat dingin.

Namun rasa cinta Evelin sudah terlanjur menjalar dalam darahnya, hingga satu bulan lebih berlalu, dia baru mendengar kabar jika Mahez telah menikah.

Hancur sudah harapan nya membangun bahtera rumah tangga dengan pujaan hatinya. Dia ingin mengubur dalam dalam perasaan itu dan pergi jauh dari kota A ini.

Namun takdir berkata lain,, dia begitu bodohnya menerima saja permintaan Nura untuk berbagi cinta dengan orang lain.

*

*

Dua Minggu berlalu,, Evelin seperti tak bersuami,, jangankan kehadiran nya, pesan pun tak ia dapat kan.

Evelin sudah lelah menangisi ketidak hadiran Mahez,, dia berencana akan bertemu dengan Nihan di sebuah kafe.

" Nihan..... Eve....." seru keduanya bersamaan saling memanggil.

" Aku merindukan mu " ucap Eve

" Maaf aku terlalu sibuk dengan pasien ku minggu ini, jadwal yang sangat melelahkan " kata Nihan yang ber profesi sebagai dokter.

" Kau harus mengganti nya dengan mentraktir ku lebih hari ini " canda Eve

" Apa Mahez sudah bangkrut sampai kau minta ditraktir " kata Nihan sambil tertawa

Evelin tersenyum getir mendengar nama suaminya.

" Dia tidak pulang sampai sekarang. Entah lah aku masih dianggap istri nya atau bukan " jawab Eve tersenyum terpaksa

" Tinggalkan saja dia.. toh kamu hanya menikah siri dan lagi kamu masih virgin " cerocos Nihan

" Entahlah.... mungkin lebih baik jika seperti itu " jawab Eve

" Sudahlah.. bagaimana jika setelah ini kita jalan jalan ke mall,, mungkin akan sedikit menghibur " kata Nihan

" Ide bagus..." kata Eve yang sudah bisa tersenyum

Keduanya menuju sebuah Mall ternama, dengan Nihan yang menyetir. Karena tadi Eve memilih pesan taxi online.

Mereka memilih Baju baju yang cocok, Saking seriusnya Eve menabrak seseorang.

" Eve...Bastian..." ucap mereka bersamaan

" Sedang mencari apa? " tanya Bastian lembut

" Hanya melihat lihat menemani Nihan disini " jawab Eve tersenyum.

" Eh...ketemu kak Tian disini,, kak Tian apa kabar? " tanya Nihan

" Baik ..." jawab Bastian ramah

" Dengan siapa kak? sudah ada pacar baru kah? tanya Nihan lagi

" Tidak... belum ada yang bisa menggeser posisi Eve di hati ku " jawab Bastian gamblang

" Cie...cie..." so sweet bingit sih kak Tian ini,, coba aku yang di kejar,, ku bawa ke penghulu langsung deh " jawab Nihan sambil tertawa. ke tiganya ikut tertawa.

Akhirnya mereka bertiga memutuskan nonton sekalian,,

" Udah malem Nihan...Kayaknya aku harus pulang deh " Eve

" Gimana kalau kak Tian yang antar,, soalnya udah malem, kita kan sama sama cewek, lebih baik kalau diantar kak Tian lebih aman " kata Nihan yang langsung di pelototi Eve

" Tidak....aku naik Taxi aja " kata Eve

" Gak papa Eve,, kita kan juga searah.." kata Bastian

" Udah pindah kali kak..." jawab Nihan, Eve hanya bisa menutup matanya malas.

" Oh ya... Sekalian dong biar aku tahu rumah mu yang baru " kata Bastian

" Udah.... Biar saja diantar Kak Tian,, dari pada nanti naik taxi kenapa napa. Ntar momy Dady nyalahin aku " Nihan menjawab

Saking dekat dengan keluarga Eve, Nihan biasa memanggil orang tua Eve dengan sebutan Momy Dady. begitu juga dengan Eve yang dekat dengan orang tua Nihan memanggil nya Mama papa juga. Karena mereka sama sama anak tunggal.

Akhirnya terpaksa Eve menurut saja diantar Bastian sampai rumah.

" Ini rumah mu yang baru Eve " tanya Bastian dari dalam mobil

" Iya, nggak usah masuk ya kak. Soalnya sekarang aku dirumah sendiri " kata Eve

" it' OK.... aku akan selalu menunggumu Eve.." kata bastian memegang telapak tangan Eve.

Eve pun menarik tangan nya dengan pelan, sambil tersenyum tanpa menjawab.

" Terima kasih kak " kata Eve sambil turun dari mobil

Eve berbalik membuka kunci pintu setelah mobil Bastian keluar halaman.

Evelin menyalakan lampu depan, lampu ruangan, karena dia berangkat dari siang dan sekarang sudah pukul tujuh malam

Evelin di kejutkan dengan adanya Mahez yang duduk di sofa mensedekap kan kedua tangan nya.

" Bagus....bagus..." ujar Mahes sambil bangun dan bertepuk tangan

" jadi begini kelakuan mu saat aku tak ada. Menjadi bebas tak ada suami, tak ada orang tua, kamu pergi dengan lelaki sesuka hati mu " kata Mahez

" Apa yang kamu lakukan di mobil, kenapa tak segera turun, apa dia mencium mu? " tanya Mahez

" Dimana? Tunjukan padaku..disini? disini? dimana ? " teriak Mahez sambil menyentuh kening dan bibir Evelin

Airmata Evelin lolos begitu saja dengan perlakuan Mahez. Dia menantikan suaminya berhari hari. setelah datang hanya untuk menghina dan membentak nya.

" Apa kamu terlalu menginginkan sentuhan seorang lelaki sampai kamu harus menemui laki laki lain? atau kamu menemui lelaki itu hanya karena uangnya untuk membelanjakan mu? " kata Mahez seolah mengejek karena begitu banyak barang belanjaan yang di tenteng Eve. Padahal dia membeli dengan uang tabungan nya sendiri.

" Aku tidak seperti itu Mahez...! aku tidak seperti itu ! " ucap Evelin sambil berlari ke kamar nya.

Mahez pun mengikuti dengan langkah lebar di belakangnya.

" Lalu apa yang kamu inginkan Eve ? Kenapa kamu begitu murahan, tak menjaga diri saat suami mu tak ada " Kata Mahez yang masih emosi

" Kamu mengatakan pada Nura jika kamu sangat mencintaiku. Tapi di belakangku kamu bersama laki laki lain, atau jangan jangan kamu sudah tak menjaga kehormatan mu ? ucap Mahez sambil menarik paksa Evelin dan menjatuhkan ke ranjang.

" Jangan Mahez...aku mohon.." kata Eve memohon karena melihat Mahez melucuti pakaiannya.

" Kenapa...? Apa kamu takut, jika aku mengetahui dirimu sudah tak gadis lagi. " ucap Mahez

Evelin menggelengkan kepala,,dia mencoba bangun dan ingin berlari. Tapi Mahez menahan nya. dan menjatuh kan lagi di ranjang, Mahez mencium paksa bibir Evelin, namun Evelin mencoba membuang muka. Tak henti air mata Evelin keluar. Dia mencoba memberontak namun tenaga Mahez lebih kuat hingga dia tak ada daya untuk melawan.

Mahez melucuti semua pakaian Evelin, mencium paksa setiap lekuk tubuh Evelin. Entah setan apa yang merasuki pikiran Mahez, sampai dia sebegitu tega memperlakukan istri nya seperti itu. Padahal dulu dia sangat menghargai wanita.

Mahez menerobos paksa dinding pertahanan evelin, walaupun dilihat istrinya sangat kesakitan tak dia hiraukan,, dia terus saja memainkan dengan kasar.

Apa yang seharusnya terjadi sudah terjadi. Evelin menangis terisak meringkuk di bawah selimut tanpa sehelai benang pun. Mahez duduk bersandar di sandaran tepi ranjang. Terlihat darah dalam sprei yang sangat banyak. Terlintas setiap reka adegan yang dia lakukan pada Evelin. Dia sangat menyesali perbuatanya. ingin di rengkuh istri tercintanya namun tangan nya tak ada daya untuk melakukan.

Mahez yang tak kuasa melihat airmata Evelin, ia turun memakai pakaian nya kembali, berjalan menuju balkon.

Mahez duduk termenung menyesali perbuatannya. Dirinya begitu kalap saat melihat Evelin diantar laki laki lain. Entah karena emosinya yang mempercayai ucapan Nura jika Evelin tipe pemain lelaki. Atau karena cemburu yang sudah memuncak karena sebenarnya dia belum bisa melupakan Evelin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!