DTPH 05 : Papa

"Eneng kecil ini siapa Tuan?"

Sebuah pertanyaan lolos begitu saja dari bibir Darmi kala membukakan pintu depan. Melihat sang majikan menggendong seorang gadis kecil yang tengah tertidur pulas membuat rasa penasaran Darmi seketika muncul ke permukaan. Gadis kecil yang nampak begitu cantik dengan rambut yang diikat seperti ekor kuda dan kini tengah terlalap di gendongan Wisnu.

Sejatinya sudah sejak sore Wisnu dan Citra keluar dari mall. Namun saat melintas di suatu tempat, Citra melihat sebuah acara pasar malam dan gadis kecil itu meminta Wisnu untuk mampir sebentar dan akhirnya hingga pukul tujuh malam seperti ini mereka baru tiba di rumah.

"Coba tebak, dia siapa Mbok?"

Dahi Darmi sedikit mengerut. Asisten rumah tangga di kediaman Wisnu itu nampak sedikit berpikir. Namun seketika ia membelalakkan mata. "Tuan, Tuan Wisnu tidak beralih profesi kan? Oh ya Tuhan, jangan-jangan Tuan Wisnu...."

Wisnu hanya bisa mengernyitkan kening dengan raut wajah yang dipenuhi oleh tanda tanya kala melihat ekspresi wajah Darmi yang terlihat seperti seseorang yang terkejut setengah mati. Bukan hanya terkejut, wanita paruh baya itu juga nampak seperti ketakutan.

"Mbok, Mbok Darmi kenapa? Mengapa mbok Darmi terlihat ketakutan seperti ini? Dan tadi apa kata mbok Darmi? Mbok Darmi mengatakan aku beralih profesi? Maksud mbok Darmi profesi apa?"

Mata Darmi menyipit, seakan merasa bergidik ngeri. Ngeri karena di dalam pikirannya telah bersemayam pikiran-pikiran buruk terhadap majikannya. "Tuan Wisnu tidak beralih profesi menjadi penculik anak-anak kan? Atau menjadi seorang khlorofil, seperti yang memenuhi berita akhir-akhir ini di televisi? Yang menyukai anak-anak kecil dan setelah itu .... Ah ya Tuhan, jangan seperti itu Tuan! Jika oma Widuri melihat, beliau pasti akan sangat sedih karena cucunya menjadi seorang khlorofil!"

Mendadak, Darmi terlihat heboh sendiri. Ia menyerukan rentetan-rentetan pernyataan yang mungkin memenuhi benaknya. Melihat asisten rumah tangganya begitu heboh, hanya membuat Wisnu semakin terperangah. Namun tak selang lama, ia pun terbahak.

"Astaga .... ternyata mbok Darmi berpikir yang bukan-bukan terhadapku."

"Tapi eneng cantik ini yang menjadi buktinya Tuan, bahwa Tuan Wisnu..."

Darmi sudah tidak sanggup lagi melanjutkan perkataannya. Ia teramat shock karena tiba-tiba majikannya ini membawa pulang gadis kecil, yang ia sendiripun tidak mengenalnya.

Wisnu menghentikan gelak tawanya. Ia menghela nafas dalam sembari menggeleng-gelengkan kepala. "Mbok, aku ini bukan penculik. Dan tadi apa mbok Darmi bilang? Aku seorang khlorofil? Maksudnya pedofil?"

Darmi mengangguk mantap. "Iya Tuan, yang menyukai anak-anak dan setelah itu akan..."

"Ya Tuhan, Mbok. Pikiran mbok Darmi ini terlalu jauh. Aku bukan pedofil, Mbok."

"Jika bukan, lalu gadis kecil ini siapa Tuan?"

Wisnu membenahi posisi gendongan tubuh Citra yang sedikit melorot. "Gadis ini namanya Citra, Mbok. Dia adalah anak kecil yang kemarin aku ceritakan ingin aku adopsi."

Ucapan Wisnu sukses membuat ekspresi wajah Darmi yang sebelumnya dihiasi dengan raut ketakutan dan kecemasan, kini berangsur berubah menjadi ekspresi wajah yang dipenuhi oleh kelegaan. Ia percaya bahwa majikannya ini memang bukan seorang pedofil yang menyukai anak-anak kecil.

"Haaah... Simbok lega mendengarnya Tuan." Darmi menghela nafas lega dan kemudian ingatannya tertuju pada sesuatu. "Jadi untuk eneng kecil ini kamar yang baru beberapa saat yang lalu di renovasi Tuan?"

Wisnu tergelak. "Bukan di renovasi Mbok. Aku hanya menyuruh orang untuk mengganti suasana kamar itu agar lebih cocok untuk ditempati oleh Citra. Apakah sudah selesai, Mbok?"

Darmi menganggukkan kepalanya. "Sudah Tuan, sudah selesai sejak pukul lima sore tadi."

"Syukurlah, Citra pasti akan senang sekali menempati kamar barunya."

Ucapan Wisnu terpangkas kala merasakan tubuh kecil Citra menggeliat. Tak selang lama mata gadis itu mengerjap dan perlahan kedua kelopak matanya terbuka. Ia sedikit merenggangkan lingkar tangannya yang melingkar di leher Wisnu. "Paman, kita ada di mana?"

Citra menyapu pandangannya ke segala penjuru. Sebuah tempat yang begitu asing di penglihatannya. Halaman rumah yang luas dan dihiasi oleh hamparan taman yang menghijau dan sebuah rumah yang nampak begitu mewah.

"Citra sudah sampai di rumah paman Wisnu, Sayang. Rumah inilah yang akan menjadi tempat tinggal Citra saat ini dan seterusnya."

Gadis kecil itu tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya. Lagi, ia melingkarkan tangannya di leher Wisnu dan meletakkan kepalanya di dada bidang Wisnu. "Terima Kasih Paman."

"Sama-sama Sayang." Wisnu mengusap-usap punggung Citra. "Nah Sayang, ayo salim dulu sama mbok Darmi. Anggap saja mbok Darmi ini nenek Citra ya. Yang akan menemani Citra ketika ada di rumah."

Citra kembali merenggangkan lingkar tangannya yang melingkar di leher Wisnu. Ia menatap lekat wajah Darmi dan mengulurkan tangannya. "Hallo mbok Darmi. Namaku Citra."

"Hai eneng cantik. Semoga eneng cantik ini betah tinggal di sini ya."

Citra menganggukkan kepalanya. "Iya Mbok, terima kasih."

"Nah, sekarang kita masuk ya Sayang. Paman punya satu kejutan lagi untuk Citra."

Citra terperangah. "Kejutan? Kejutan apa Paman?"

"Ayo kita lihat sama-sama!"

🍁🍁🍁🍁🍁

"Paman, ini benar kamar untuk Citra?"

Gadis kecil itu melayangkan sebuah pertanyaan sembari mengitari sebuah kamar yang didominasi oleh warna pink. Binar mata gadis kecil itu tiada henti menyiratkan sebuah binar kebahagiaan dan penuh ketakjuban kala melihat betapa cantiknya kamar ini.

Wisnu mengangguk mantap. "Tentu Sayang. Ini adalah kamar baru untuk Citra. Dan setiap malam, Citra akan beristirahat di sini!"

"Horee!!!!! Kamar Citra cantik!!!"

Sudah tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya, gadis kecil itu berteriak kegirangan sambil melompat-lompat tatkala melihat suasana kamar barunya. Setelah dibuat penasaran dengan perkataan Wisnu perihal kejutan yang telah menanti, akhirnya rasa penasaran gadis kecil itu terjawab sudah. Ya, sebuah kamar tidur yang terlihat begitu cantik, luas dan tertata rapi nampak jelas di hadapan Citra.

Binar bahagia nampak jelas terpancar dari wajah Citra. Sebuah ekspresi kegembiraan yang begitu lumrah ditampakkan oleh anak seusianya tatkala mendapatkan sesuatu dari seseorang yang saat ini sudah menjadi bagian dari keluarganya. Ia melonjak-lonjak kegirangan seperti mengabarkan kepada dunia bahwa saat ini ia benar-benar bahagia.

Kebahagiaan Citra nyatanya berhasil ikut membuat Wisnu juga merasakan kebahagian itu. Hati duda berusia empat puluh tahun itu ikut menghangat dan bibirnya tiada henti melukiskan sebuah senyuman tatkala melihat Citra melonjak-lonjak kegirangan.

"Apakah Citra menyukai kamar baru ini?"

Pertanyaan dari sang paman membuat Citra menghentikan lompatan-lompatan kecilnya. Ia mengangguk seraya melihat ke arah Wisnu. "Tentu Paman. Kamar baru Citra terlihat bagus sekali."

Wisnu menghampiri Citra sembari mengacak sedikit rambutnya. "Kalau begitu harus mengucapkan apa kepada Paman?"

Seraya tersenyum simpul dan disertai dengan nada bercanda, Wisnu mencoba untuk mencairkan suasana dengan gadis kecil ini. Citra pun nampak sedikit kebingungan namun seketika ia memeluk erat tubuh lelaki yang ada di hadapannya ini. Meski hanya bisa menjangkau perut Wisnu saja.

"Terimakasih Papa. Citra senang sekali mendapatkan kejutan seperti ini."

Nyessssss!!!!

Seperti ada sesuatu yang membasahi jiwa Wisnu kala Citra memanggilnya dengan sebutan papa. Panggilan gadis kecil ini bagaikan embun pagi yang menyegarkan hatinya yang gersang. Lelaki itu sedikit terkesima. Dan berhasil membuatnya terdiam dan terpaku. Namun pada akhirnya ia bisa kembali meraih kesadarannya.

"Citra tadi memanggil Paman apa? Bisa diulangi sekali lagi?"

Citra hanya mengangguk. "Terima kasih Papa. Citra senang sekali mendapatkan kejutan seperti ini. Mulai hari ini boleh kan jika Citra memanggil Paman dengan panggilan Papa? Karena sejak dulu Citra ingin sekali memiliki Papa."

Ucapan polos Citra justru hanya membuat Wisnu tersenyum getir. Lagi, rasa sesak itu kembali menghujam jantungnya. Ia sedikit membungkukkan tubuh kemudian merengkuh tubuh kecil Citra untuk ia bawa ke dalam gendongannya. Berkali-kali Wisnu menghujani Citra dengan ciuman di kepala dan pipinya.

"Tentu boleh Sayang. Saat ini, Citra adalah putri Paman. Jadi, sudah seharusnya Citra memanggil Paman dengan Papa."

Citra bergelayut manja di dada bidang Wisnu. Sepertinya dada itulah yang menjadi tempat paling nyaman yang dimiliki oleh Citra saat ini. "Terima kasih Papa. Terima kasih."

"Sama-sams Sayang. Semoga dengan kamar baru ini, bisa membuat Citra nyaman dalam beristirahat ya. Dan Papa juga berharap, semoga putra Papa ini semakin giat belajar. Sehingga apa yang menjadi cita-cita Citra dapat terwujud."

Citra menatap lekat kedua netra sang Papa angkat sembari menganggukkan kepalanya. "Tentu Papa, Citra akan rajin belajar agar besok kalau sudah besar Citra bisa menjadi dokter dan bisa membahagiakan Papa, bunda dan juga nenek."

"Aamiin. Papa akan turut mendoakan Citra."

Citra mengalungkan lengan tangannya di leher Wisnu. Ia dekatkan wajahnya ke wajah sang Papa kemudian ia cium pipinya. "Terimakasih banyak Papa. Citra sayang Papa Wisnu!"

Wisnu mengangguk seraya tersenyum lebar. "Sama-sama Sayang!"

Dua orang itu nampak larut dalam suasana yang tercipta. Suasana yang menggambarkan akan kebersamaan seorang ayah dan anak yang terlihat begitu membahagiakan. Bagi Wisnu, takdir Tuhan terasa begitu indah. Karena dari takdir ini, ia bisa bertemu dengan seorang gadis kecil yang bisa membuatnya merasakan bahagianya menjadi seorang ayah.

.

.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Untuk jodoh Wisnu sedang saya persiapkan. Mohon bersabar ya Kak. Saat ini kita fokus ke Wisnu dan Citra sekaligus untuk memperkuat chemistry antara ayah dan anak. Setelah itu kita pertemuan Wisnu dengan yang inshaAllah akan menjadi jodohnya 😘😘😘

Terpopuler

Comments

⨀⃝⃟⃞☯æ⃝᷍𝖒 𖣤​᭄Mamakeᶬ⃝𝔣🌺

⨀⃝⃟⃞☯æ⃝᷍𝖒 𖣤​᭄Mamakeᶬ⃝𝔣🌺

mbok darmi kenapa malah jd konyol gt thorrr klorofil wkwkwkwkwkwkwkwk tega sekali mbok berfikir Wisnu jd klorofil hahahahahahahahahha

2022-06-14

0

Najwa Aini

Najwa Aini

apa mbok Darmi, khlorofi..?? pliss deh..

2022-02-11

0

🍾⃝Zͩaᷞhͧrᷠaⷶ ℜα♡❤️‍🔥 Ꮶ͢ᮉ᳟

🍾⃝Zͩaᷞhͧrᷠaⷶ ℜα♡❤️‍🔥 Ꮶ͢ᮉ᳟

bukn wisnu Yg di DMS kan 😂

2022-01-18

0

lihat semua
Episodes
1 DTPH 01 : Gadis Kecil Berpayung Hitam
2 DTPH 02 : Janji Wisnu Kunto Aji
3 DTPH 03 : Berpulang
4 DTPH 04 : Jalan-Jalan
5 DTPH 05 : Papa
6 DTPH 06 : Tragedi Pagi Hari
7 DTPH 07 : Jenar Budhiani Candrakanthi
8 DTPH 08 : Almamater
9 DTPH 09 : Di Tepi Jalan
10 DTPH 10 : Putri Tidur
11 DTPH 11 : Malu
12 DTPH 12 : Terbayang
13 DTPH 13 : Keluarga
14 DTPH 14 : Idola Para Guru
15 DTPH 15 : Pos Ronda
16 DTPH 16 : Ujian Akhir
17 DTPH 17 : Saling Berebut Perhatian
18 DTPH 18 : Sidang?
19 DTPH 19 : Memukau
20 DTPH 20 : Kelulusan
21 DTPH 21 : Keberangkatan
22 DTPH 22 : Kesiangan
23 DTPH 23 : Terlambat
24 DTPH 24 : Saling Mengagumi?
25 DTPH 25 : Pemilik Id Card
26 DTPH 26 : Dihantui
27 DTPH 27 : Nyeri di Ulu Hati
28 DTPH 28 : Biawak
29 DTPH 29 : Menunggu
30 DTPH 30 : Pecel Lele
31 DTPH 31 : Di Depan Teras
32 DTPH 32 : Permintaan
33 DTPH 33 : Rencana yang Sama
34 DTPH 34 : Bertemu
35 DTPH 35 : Sedikit Perdebatan
36 DTPH 36 : Ditinggal
37 DTPH 37 : Makcomblang Cilik
38 DTPH 38 : Perempuan Matre?
39 DTPH 39 : Tertohok
40 DTPH 40 : Menjauh?
41 DTPH 41 : Ambigu
42 DTPH 42 : Thai Tea Penyejuk Hati
43 DTPH 43 : Tugas Khusus
44 DTPH 44 : Mengintai
45 DTPH 45 : Kunti Ori
46 DTPH 46 : Traktir Seblak
47 DTPH 47 : Mengantar
48 DTPH 48 : Manis
49 DTPH 49 : Manis -2
50 DTPH 50 : Si Pewaris Tunggal
51 DTPH 51 : Hati yang Sedikit Goyah
52 DTPH 52 : Terlambat Lagi
53 DTPH 53 : Bersembunyi
54 DTPH 54 : Hukuman
55 DTPH 55 : Terkejut
56 DTPH 56 : Di Sudut Kafe
57 DTPH 57 : Dilema
58 DTPH 58 : Di Depan Pos Security
59 DTPH 59 : Melindungimu
60 DTPH 60 : Ingin Mengenalku Lebih Dekat?
61 DTPH 61 : Bertemu?
62 DTPH 62 : Playing Victim
63 DTPH 63 : Eh, Meniduri?
64 DTPH 64 : Bulu Mata
65 DTPH 65 : Oh, Ketahuan!
66 DTPH 66 : Anu
67 DTPH 67 : Rencana Arya
68 DTPH 68 : Kabur
69 DTPH 69 : Konsep Sedekah
70 DTPH 70 : Acara Tutup Tahun
71 DTPH 71 : Di Atas Panggung
72 DTPH 72 : Balada Kaleng Bekas
73 DTPH 73 : Orang Itu
74 DTPH 74 : Menyerah (kan) Diri
75 DTPH 75 : Tertangkap
76 DTPH 76 : Merah Merona
77 DTPH 77 : Kejutan?
78 DTPH 78 : Tidak Bisa Lepas
79 DTPH 79 : Tatas
80 DTPH 80 : Ada yang Lain?
81 DTPH 81 : Ada Apa Dengan Jenar
82 DTPH 82 : Menangislah Dalam Pelukanku
83 DTPH 83 : Bersediakah Kamu?
84 DTPH 84 : Calon Menantu Idaman
85 DTPH 85 : Mengutarakan
86 DTPH 86 : Berubah
87 DTPH 87 : Drop Out
88 DTPH 88 : Jahil
89 DTPH 89 : Tiga Hari Lagi
90 DTPH 90 : Dewa & Mara
91 DTPH 91 : Dunia Papa Muda
92 DTPH 92 : Sah
93 DTPH 93 : Penerimaan
94 DTPH 94 : Malam Pertama?
95 DTPH 95 : Manis Madu
96 DTPH 96 : I Love You, Istriku!
97 DTPH 97 : Di Hamparan Pasir Pantai
98 DTPH 98 : Pusara
99 DTPH 99 : Resepsi (END)
100 Ucapan Terima kasih dan Pemenang Giveaway
101 Karya Baru
102 Promo Novel Baru
103 Promo Novel Baru
104 Rilis novel baru
Episodes

Updated 104 Episodes

1
DTPH 01 : Gadis Kecil Berpayung Hitam
2
DTPH 02 : Janji Wisnu Kunto Aji
3
DTPH 03 : Berpulang
4
DTPH 04 : Jalan-Jalan
5
DTPH 05 : Papa
6
DTPH 06 : Tragedi Pagi Hari
7
DTPH 07 : Jenar Budhiani Candrakanthi
8
DTPH 08 : Almamater
9
DTPH 09 : Di Tepi Jalan
10
DTPH 10 : Putri Tidur
11
DTPH 11 : Malu
12
DTPH 12 : Terbayang
13
DTPH 13 : Keluarga
14
DTPH 14 : Idola Para Guru
15
DTPH 15 : Pos Ronda
16
DTPH 16 : Ujian Akhir
17
DTPH 17 : Saling Berebut Perhatian
18
DTPH 18 : Sidang?
19
DTPH 19 : Memukau
20
DTPH 20 : Kelulusan
21
DTPH 21 : Keberangkatan
22
DTPH 22 : Kesiangan
23
DTPH 23 : Terlambat
24
DTPH 24 : Saling Mengagumi?
25
DTPH 25 : Pemilik Id Card
26
DTPH 26 : Dihantui
27
DTPH 27 : Nyeri di Ulu Hati
28
DTPH 28 : Biawak
29
DTPH 29 : Menunggu
30
DTPH 30 : Pecel Lele
31
DTPH 31 : Di Depan Teras
32
DTPH 32 : Permintaan
33
DTPH 33 : Rencana yang Sama
34
DTPH 34 : Bertemu
35
DTPH 35 : Sedikit Perdebatan
36
DTPH 36 : Ditinggal
37
DTPH 37 : Makcomblang Cilik
38
DTPH 38 : Perempuan Matre?
39
DTPH 39 : Tertohok
40
DTPH 40 : Menjauh?
41
DTPH 41 : Ambigu
42
DTPH 42 : Thai Tea Penyejuk Hati
43
DTPH 43 : Tugas Khusus
44
DTPH 44 : Mengintai
45
DTPH 45 : Kunti Ori
46
DTPH 46 : Traktir Seblak
47
DTPH 47 : Mengantar
48
DTPH 48 : Manis
49
DTPH 49 : Manis -2
50
DTPH 50 : Si Pewaris Tunggal
51
DTPH 51 : Hati yang Sedikit Goyah
52
DTPH 52 : Terlambat Lagi
53
DTPH 53 : Bersembunyi
54
DTPH 54 : Hukuman
55
DTPH 55 : Terkejut
56
DTPH 56 : Di Sudut Kafe
57
DTPH 57 : Dilema
58
DTPH 58 : Di Depan Pos Security
59
DTPH 59 : Melindungimu
60
DTPH 60 : Ingin Mengenalku Lebih Dekat?
61
DTPH 61 : Bertemu?
62
DTPH 62 : Playing Victim
63
DTPH 63 : Eh, Meniduri?
64
DTPH 64 : Bulu Mata
65
DTPH 65 : Oh, Ketahuan!
66
DTPH 66 : Anu
67
DTPH 67 : Rencana Arya
68
DTPH 68 : Kabur
69
DTPH 69 : Konsep Sedekah
70
DTPH 70 : Acara Tutup Tahun
71
DTPH 71 : Di Atas Panggung
72
DTPH 72 : Balada Kaleng Bekas
73
DTPH 73 : Orang Itu
74
DTPH 74 : Menyerah (kan) Diri
75
DTPH 75 : Tertangkap
76
DTPH 76 : Merah Merona
77
DTPH 77 : Kejutan?
78
DTPH 78 : Tidak Bisa Lepas
79
DTPH 79 : Tatas
80
DTPH 80 : Ada yang Lain?
81
DTPH 81 : Ada Apa Dengan Jenar
82
DTPH 82 : Menangislah Dalam Pelukanku
83
DTPH 83 : Bersediakah Kamu?
84
DTPH 84 : Calon Menantu Idaman
85
DTPH 85 : Mengutarakan
86
DTPH 86 : Berubah
87
DTPH 87 : Drop Out
88
DTPH 88 : Jahil
89
DTPH 89 : Tiga Hari Lagi
90
DTPH 90 : Dewa & Mara
91
DTPH 91 : Dunia Papa Muda
92
DTPH 92 : Sah
93
DTPH 93 : Penerimaan
94
DTPH 94 : Malam Pertama?
95
DTPH 95 : Manis Madu
96
DTPH 96 : I Love You, Istriku!
97
DTPH 97 : Di Hamparan Pasir Pantai
98
DTPH 98 : Pusara
99
DTPH 99 : Resepsi (END)
100
Ucapan Terima kasih dan Pemenang Giveaway
101
Karya Baru
102
Promo Novel Baru
103
Promo Novel Baru
104
Rilis novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!