DTPH 04 : Jalan-Jalan

"Paman, apakah pakaian Citra ini akan dibawa semua?"

Citra membuka alamari pakaian miliknya dan memperlihatkan seluruh isinya kepada Wisnu. Wisnu yang masih duduk di sebuah bangku kecil yang berada di sudut ruangan, mulai beranjak dan mendekat ke arah gadis kecil itu. Ia tatap lekat apa yang tersimpan di dalam sana.

Sebuah almari kecil yang hanya berisikan beberapa potong pakaian yang di dominasi oleh celana dan kaos oblong. Meski seorang anak perempuan, namun pakaian yang berbentuk rok hampir tidak dapat ia temukan. Dan, pakaian-pakaian itu nampak sudah kusam dan pudar warnanya. Mungkin karena keseringan dikenakan dan terkena sinar matahari.

"Paman rasa, Citra tidak perlu membawa pakaian-pakaian ini."

Tubuh kecil Citra sedikit terperanjat. Tatap mata yang sebelumnya intens menatap pakaian-pakaian yang ada di dalam almari, kini ia geser ke arah Wisnu yang berdiri di sisinya. "Jika Citra tidak membawa pakaian-pakaian ini, lalu bagaimana caranya Citra untuk berganti pakaian Paman?"

Wisnu tersenyum simpul sembari mengusap kepala Citra dengan penuh kelembutan. "Citra tidak perlu khawatir. Nanti kita mampir ke mall, di sana Citra bisa membeli pakaian-pakaian yang Citra mau. Oke Sayang?"

"Mall?" Citra bertanya dengan binar mata yang dipenuhi oleh tanda tanya besar.

Dengan mantap Wisnu menganggukkan kepalanya. "Iya Sayang, mall. Di sana Citra bisa membeli semua yang Citra mau."

Sorot mata yang sebelumnya dipenuhi oleh tanda tanya besar, kini berganti menjadi sorot mata yang dipenuhi oleh binar-binar kebahagiaan. Binar bahagia yang membingkai wajah polos gadis kecil itu. "Mau Paman, mau, mau. Horre!!!"

Gadis kecil itu berjingkrak kegirangan, seakan mendapatkan sebuah kejutan yang selama ini belum pernah ia dapatkan. Salah satu hal yang wajar jika gadis kecil itu begitu kegirangan kala ada yang mengajaknya untuk pergi ke mall. Sebuah pusat perbelanjaan yang mungkin sama sekali belum pernah didatangi oleh Citra. Dan bisa jadi hari ini merupakan pengalaman pertamanya menjejakkan kaki di mall.

Tiada perasaan lain yang dirasakan oleh Wisnu selain hati yang menghangat kala binar kegembiraan itu nampak terukir jelas di bingkai wajah Citra. Sesederhana inikah cara membahagiakan hati seorang gadis kecil? Satu hal yang baginya begitu sederhana, namun bermakna istimewa di mata Citra.

"Ya sudah sekarang kita berangkat ya Sayang. Agar tidak terlalu siang."

"Bolehkah Citra membawa satu barang Paman?"

"Tentu boleh, Sayang. Apa yang ingin kamu bawa?"

Citra mengayunkan langkah kakinya untuk dapat menjangkau sebuah meja yang berada di sisi ranjang, dan ia ambil sebuah bingkai foto. "Ini yang ingin Citra bawa, Paman."

Sebuah bingkai yang di dalamnya terdapat sebuah foto yang tak lain foto Citra sendiri dan diapit oleh dua orang wanita. Wisnu yakin, dua wanita itu adalah ibu dan juga nenek Citra.

"Baiklah, mari kita berangkat Sayang."

🍁🍁🍁

Di sebuah pusat perbelanjaan, Wisnu menggandeng tangan Citra sembari mengayunkan langkah kaki mereka memasuki setiap outlet yang ada di sini. Beberapa paperbag telah berada di tangan Wisnu. Paperbag yang berisikan pakaian, sepatu, sandal dan juga peralatan sekolah. Setelah berkeliling hampir dua jam lamanya, kini dua orang berbeda generasi itu memasuki sebuah food court untuk beristirahat dan mengisi perut mereka.

"Nah, Citra mau makan apa?" ucap Wisnu membuka obrolan dengan gadis kecil ini sembari membuka-buka buku menu yang ada di hadapannya.

"Citra mau ini, ini, dan ini Paman."

Wisnu menautkan pandangannya ke arah buku menu yang ditunjuk oleh Citra. Satu paket fried chicken, orange juice, dan juga chicken strips yang menjadi pilihan Citra.

"Baiklah Sayang, tunggu sebentar."

Wisnu memanggil salah seorang pelayan yang ada di food court ini. Dengan ramah, pelayan itu menerima pesanan Wisnu dan bersegera untuk menyiapkannya.

"Paman, tadi Citra lihat Paman membeli buku, pensil, tas, pewarna dan peralatan sekolah lainnya. Memang itu semua untuk apa Paman? Apakah itu semua untuk anak Paman yang masih bersekolah?"

Wisnu hanya menggeleng pelan sembari menyunggingkan seutas senyum di bibirnya. "Bukan Sayang. Paman bahkan tidak memiliki anak."

"Lalu, itu semua untuk siapa Paman?"

"Itu semua untuk Citra."

Wajah gadis kecil itu sedikit terperangah. "T-Tapi Citra kan tidak sekolah, Paman. Jadi mengapa Paman Wisnu membelikan itu untuk Citra?"

Wisnu hanya tergelak lirih. "Nak, ketika Paman Wisnu memintamu untuk tinggal bersama, itu artinya bukan hanya memberikan tempat tinggal untukmu. Namun, semua kebutuhan Citra sebagai anak akan Paman penuhi. Mulai dari pakaian, makan, minum dan juga sekolah. Jika selama ini Citra belum pernah bersekolah, itu artinya setelah Citra tinggal bersama Paman, Paman akan memasukkan Citra ke sekolah."

Wajah Citra kembali terperangah dan dipenuhi oleh ekspresi terkejut. Nampaknya hari ini, gadis kecil itu berkali-kali mendapatkan kejutan dari Wisnu. Dan membuatnya bahagia tiada tara.

"Sekolah? Jadi mulai besok Citra akan sekolah, Paman?"

Wisnu menganggukkan kepalanya mantap. "Iya Sayang, besok akan Paman daftarkan Citra di taman kanak-kanak."

Tak kuasa menahan rasa bahagia dan haru yang membuncah dalam dada, Citra beranjak dari tempat duduknya dan merapatkan tubuhnya di tubuh Wisnu. Tanpa basa-basi, gadis kecil itu memeluk tubuh Wisnu. "Terima kasih Paman, terima kasih. Citra sungguh berbahagia bisa bertemu dengan Paman."

Lagi, hati Wisnu menghangat seketika. Kehadiran Citra sungguh seperti sebuah oase di padang hatinya yang gersang. Gersang karena selama ini ia tidak pernah merasakan bagaimana bahagianya menjadi seorang ayah. Dan kini setelah kehadiran Citra, lelaki berusia empat puluh tahun itu bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang ayah. Meski Citra bukanlah darah dagingnya, namun ia berjanji pada dirinya sendiri akan mencintai dan menyayangi Citra seperti ia mencintai dan menyayangi putri kandungnya sendiri.

Tanpa terduga, satu bulir kristal bening dari pelupuk mata Wisnu lolos begitu saja. Rasa haru juga menyeruak di dalam dadanya. Jika memang selamanya Tuhan tidak pernah menggoreskan sebuah tinta takdir bahwa ia tidak akan pernah memiliki seorang anak yang merupakan darah dagingnya, namun setidaknya kehadiran Citra lah yang bisa membalut semuanya. Ia sudah sangat cukup merasa bahagia bisa menjadi orang tua asuh untuk Citra.

"Sama-sama Sayang. Paman juga bahagia bisa bertemu dengan Citra. Berjanjilah pada Paman, bahwa Citra akan tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas, baik, sehat dan selalu ceria."

Citra menganggukkan kepalanya. Sebagai isyarat bahwa ia akan menjadi seorang anak seperti yang diinginkan oleh Wisnu. "Citra berjanji Paman, Citra berjanji."

Dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, Wisnu mengecup pucuk kepala gadis kecil ini. Tak selang lama, terlihat seorang waitress membawakan pesanan yang dipesan oleh Wisnu. Dan kedatangan waitress itu pulalah yang memangkas dua orang berbeda generasi itu yang tengah larut dalam dekapan penuh kasih sayang.

"Silakan dinikmati Pak!" ucap sang waitress dengan ramah.

"Terima kasih Mbak."

Waitress itu berlalu, melenggang pergi meninggalkan meja yang ditempati oleh Wisnu.

"Nah, sekarang Citra makan terlebih dahulu ya. Makan yang banyak agar sehat. Dan jika ingin nambah, Citra bisa meminta lagi. Oke Sayang?"

"Oke Paman!"

Gadis kecil itu kembali ke tempat duduknya. Dengan begitu lahap, ia menikmati hidangan yang tersaji di hadapannya. Hal itulah yang membuat hati Wisnu semakin dipenuhi oleh rasa haru. Bisa jadi, ini adalah pengalaman pertama bagi Citra menikmati makanan seperti ini.

Oma, semoga apa yang Wisnu lakukan ini menjadi salah satu kebaikan yang pahalanya akan mengalir untuk oma.

.

.

🍁🍁🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Najwa Aini

Najwa Aini

pasti phalanya akn terus mengalir untuk oma Widuri..salut, Wisnu

2022-02-11

0

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

semangat selalu

2022-01-02

0

🥜⃫⃟⃤🍀⃟🦌𝙼𝙰𝙼𝙰 ᶠᵉⁿᶦ 𒈒⃟ʟʙ

🥜⃫⃟⃤🍀⃟🦌𝙼𝙰𝙼𝙰 ᶠᵉⁿᶦ 𒈒⃟ʟʙ

Amin amin. oma pasti bahagia melihat mu nu.. smga jg menjadi ladang pahala jg untuk mu Wisnu, krna kau sudah memuliakan anak yatim piatu seperti citra

2021-12-25

0

lihat semua
Episodes
1 DTPH 01 : Gadis Kecil Berpayung Hitam
2 DTPH 02 : Janji Wisnu Kunto Aji
3 DTPH 03 : Berpulang
4 DTPH 04 : Jalan-Jalan
5 DTPH 05 : Papa
6 DTPH 06 : Tragedi Pagi Hari
7 DTPH 07 : Jenar Budhiani Candrakanthi
8 DTPH 08 : Almamater
9 DTPH 09 : Di Tepi Jalan
10 DTPH 10 : Putri Tidur
11 DTPH 11 : Malu
12 DTPH 12 : Terbayang
13 DTPH 13 : Keluarga
14 DTPH 14 : Idola Para Guru
15 DTPH 15 : Pos Ronda
16 DTPH 16 : Ujian Akhir
17 DTPH 17 : Saling Berebut Perhatian
18 DTPH 18 : Sidang?
19 DTPH 19 : Memukau
20 DTPH 20 : Kelulusan
21 DTPH 21 : Keberangkatan
22 DTPH 22 : Kesiangan
23 DTPH 23 : Terlambat
24 DTPH 24 : Saling Mengagumi?
25 DTPH 25 : Pemilik Id Card
26 DTPH 26 : Dihantui
27 DTPH 27 : Nyeri di Ulu Hati
28 DTPH 28 : Biawak
29 DTPH 29 : Menunggu
30 DTPH 30 : Pecel Lele
31 DTPH 31 : Di Depan Teras
32 DTPH 32 : Permintaan
33 DTPH 33 : Rencana yang Sama
34 DTPH 34 : Bertemu
35 DTPH 35 : Sedikit Perdebatan
36 DTPH 36 : Ditinggal
37 DTPH 37 : Makcomblang Cilik
38 DTPH 38 : Perempuan Matre?
39 DTPH 39 : Tertohok
40 DTPH 40 : Menjauh?
41 DTPH 41 : Ambigu
42 DTPH 42 : Thai Tea Penyejuk Hati
43 DTPH 43 : Tugas Khusus
44 DTPH 44 : Mengintai
45 DTPH 45 : Kunti Ori
46 DTPH 46 : Traktir Seblak
47 DTPH 47 : Mengantar
48 DTPH 48 : Manis
49 DTPH 49 : Manis -2
50 DTPH 50 : Si Pewaris Tunggal
51 DTPH 51 : Hati yang Sedikit Goyah
52 DTPH 52 : Terlambat Lagi
53 DTPH 53 : Bersembunyi
54 DTPH 54 : Hukuman
55 DTPH 55 : Terkejut
56 DTPH 56 : Di Sudut Kafe
57 DTPH 57 : Dilema
58 DTPH 58 : Di Depan Pos Security
59 DTPH 59 : Melindungimu
60 DTPH 60 : Ingin Mengenalku Lebih Dekat?
61 DTPH 61 : Bertemu?
62 DTPH 62 : Playing Victim
63 DTPH 63 : Eh, Meniduri?
64 DTPH 64 : Bulu Mata
65 DTPH 65 : Oh, Ketahuan!
66 DTPH 66 : Anu
67 DTPH 67 : Rencana Arya
68 DTPH 68 : Kabur
69 DTPH 69 : Konsep Sedekah
70 DTPH 70 : Acara Tutup Tahun
71 DTPH 71 : Di Atas Panggung
72 DTPH 72 : Balada Kaleng Bekas
73 DTPH 73 : Orang Itu
74 DTPH 74 : Menyerah (kan) Diri
75 DTPH 75 : Tertangkap
76 DTPH 76 : Merah Merona
77 DTPH 77 : Kejutan?
78 DTPH 78 : Tidak Bisa Lepas
79 DTPH 79 : Tatas
80 DTPH 80 : Ada yang Lain?
81 DTPH 81 : Ada Apa Dengan Jenar
82 DTPH 82 : Menangislah Dalam Pelukanku
83 DTPH 83 : Bersediakah Kamu?
84 DTPH 84 : Calon Menantu Idaman
85 DTPH 85 : Mengutarakan
86 DTPH 86 : Berubah
87 DTPH 87 : Drop Out
88 DTPH 88 : Jahil
89 DTPH 89 : Tiga Hari Lagi
90 DTPH 90 : Dewa & Mara
91 DTPH 91 : Dunia Papa Muda
92 DTPH 92 : Sah
93 DTPH 93 : Penerimaan
94 DTPH 94 : Malam Pertama?
95 DTPH 95 : Manis Madu
96 DTPH 96 : I Love You, Istriku!
97 DTPH 97 : Di Hamparan Pasir Pantai
98 DTPH 98 : Pusara
99 DTPH 99 : Resepsi (END)
100 Ucapan Terima kasih dan Pemenang Giveaway
101 Karya Baru
102 Promo Novel Baru
103 Promo Novel Baru
104 Rilis novel baru
Episodes

Updated 104 Episodes

1
DTPH 01 : Gadis Kecil Berpayung Hitam
2
DTPH 02 : Janji Wisnu Kunto Aji
3
DTPH 03 : Berpulang
4
DTPH 04 : Jalan-Jalan
5
DTPH 05 : Papa
6
DTPH 06 : Tragedi Pagi Hari
7
DTPH 07 : Jenar Budhiani Candrakanthi
8
DTPH 08 : Almamater
9
DTPH 09 : Di Tepi Jalan
10
DTPH 10 : Putri Tidur
11
DTPH 11 : Malu
12
DTPH 12 : Terbayang
13
DTPH 13 : Keluarga
14
DTPH 14 : Idola Para Guru
15
DTPH 15 : Pos Ronda
16
DTPH 16 : Ujian Akhir
17
DTPH 17 : Saling Berebut Perhatian
18
DTPH 18 : Sidang?
19
DTPH 19 : Memukau
20
DTPH 20 : Kelulusan
21
DTPH 21 : Keberangkatan
22
DTPH 22 : Kesiangan
23
DTPH 23 : Terlambat
24
DTPH 24 : Saling Mengagumi?
25
DTPH 25 : Pemilik Id Card
26
DTPH 26 : Dihantui
27
DTPH 27 : Nyeri di Ulu Hati
28
DTPH 28 : Biawak
29
DTPH 29 : Menunggu
30
DTPH 30 : Pecel Lele
31
DTPH 31 : Di Depan Teras
32
DTPH 32 : Permintaan
33
DTPH 33 : Rencana yang Sama
34
DTPH 34 : Bertemu
35
DTPH 35 : Sedikit Perdebatan
36
DTPH 36 : Ditinggal
37
DTPH 37 : Makcomblang Cilik
38
DTPH 38 : Perempuan Matre?
39
DTPH 39 : Tertohok
40
DTPH 40 : Menjauh?
41
DTPH 41 : Ambigu
42
DTPH 42 : Thai Tea Penyejuk Hati
43
DTPH 43 : Tugas Khusus
44
DTPH 44 : Mengintai
45
DTPH 45 : Kunti Ori
46
DTPH 46 : Traktir Seblak
47
DTPH 47 : Mengantar
48
DTPH 48 : Manis
49
DTPH 49 : Manis -2
50
DTPH 50 : Si Pewaris Tunggal
51
DTPH 51 : Hati yang Sedikit Goyah
52
DTPH 52 : Terlambat Lagi
53
DTPH 53 : Bersembunyi
54
DTPH 54 : Hukuman
55
DTPH 55 : Terkejut
56
DTPH 56 : Di Sudut Kafe
57
DTPH 57 : Dilema
58
DTPH 58 : Di Depan Pos Security
59
DTPH 59 : Melindungimu
60
DTPH 60 : Ingin Mengenalku Lebih Dekat?
61
DTPH 61 : Bertemu?
62
DTPH 62 : Playing Victim
63
DTPH 63 : Eh, Meniduri?
64
DTPH 64 : Bulu Mata
65
DTPH 65 : Oh, Ketahuan!
66
DTPH 66 : Anu
67
DTPH 67 : Rencana Arya
68
DTPH 68 : Kabur
69
DTPH 69 : Konsep Sedekah
70
DTPH 70 : Acara Tutup Tahun
71
DTPH 71 : Di Atas Panggung
72
DTPH 72 : Balada Kaleng Bekas
73
DTPH 73 : Orang Itu
74
DTPH 74 : Menyerah (kan) Diri
75
DTPH 75 : Tertangkap
76
DTPH 76 : Merah Merona
77
DTPH 77 : Kejutan?
78
DTPH 78 : Tidak Bisa Lepas
79
DTPH 79 : Tatas
80
DTPH 80 : Ada yang Lain?
81
DTPH 81 : Ada Apa Dengan Jenar
82
DTPH 82 : Menangislah Dalam Pelukanku
83
DTPH 83 : Bersediakah Kamu?
84
DTPH 84 : Calon Menantu Idaman
85
DTPH 85 : Mengutarakan
86
DTPH 86 : Berubah
87
DTPH 87 : Drop Out
88
DTPH 88 : Jahil
89
DTPH 89 : Tiga Hari Lagi
90
DTPH 90 : Dewa & Mara
91
DTPH 91 : Dunia Papa Muda
92
DTPH 92 : Sah
93
DTPH 93 : Penerimaan
94
DTPH 94 : Malam Pertama?
95
DTPH 95 : Manis Madu
96
DTPH 96 : I Love You, Istriku!
97
DTPH 97 : Di Hamparan Pasir Pantai
98
DTPH 98 : Pusara
99
DTPH 99 : Resepsi (END)
100
Ucapan Terima kasih dan Pemenang Giveaway
101
Karya Baru
102
Promo Novel Baru
103
Promo Novel Baru
104
Rilis novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!