DTPH 03 : Berpulang

"Apa lagi yang harus saya persiapkan Tuan? Di sini sudah ada semua bahan kebutuhan pokok dan yang lainnya!"

Bima, asisten pribadi Wisnu melayangkan sebuah pertanyaan kepada bosnya untuk memastikan barang apa lagi yang harus ia persiapkan untuk dibawa sang bos ke sebuah tempat. Lelaki berusia tiga puluh tujuh tahun yang baru satu minggu menjadi asisten pribadi Wisnu itu sedikit keheranan karena sedari tadi ia memintanya untuk mempersiapkan segala kebutuhan pokok seperti beras, telur, gula, susu, daging, buah dan yang lainnya. Entah, akan dibawa ke mana dan diberikan kepada siapa semua barang itu. Namun jika dilihat, barang-barang ini akan diberikan kepada salah seorang yang spesial bagi sang bos.

Wisnu nampak memperhatikan dengan lekat beberapa tote bag yang sudah tersusun rapi di dalam bagasi mobilnya ini. Ia rasa barang-barang ini sudah sangat cukup untuk ia berikan kepada gadis kecil berpayung hitam yang beberapa waktu yang lalu ia temui di pemakaman oma Widuri itu. Cukup untuk satu minggu mendatang.

"Sepertinya sudah cukup Bim. Ini pasti akan sangat bermanfaat untuk Citra dan keluarganya."

"Citra? Citra siapa Tuan? Apakah Citra adalah salah satu kerabat Tuan Wisnu? Atau mungkin kekasih Tuan Wisnu?"

Entah mengapa nama Citra sedikit membuat jiwa keingintahuan Bima semakin meronta. Sejauh ini sang bos tidak pernah bercerita akan hal di luar urusan bisnis, namun kali ini sepertinya ada sebuah nama baru yang begitu asing dan tiba-tiba disebut oleh Wisnu. Ia yakin jika Citra merupakan salah satu orang yang spesial di hidup bos nya ini.

Wisnu hanya tergelak lirih. Seperti inikah perjalanan hidup seorang duda? Setiap ia melibatkan salah satu nama seorang wanita, pasti akan selalu dikaitkan dengan kata kekasih ataupun calon istri. Padahal baru beberapa saat ia menyandang status sebagai seorang duda. Dan rasa-rasanya sangat sulit baginya untuk kembali membuka hati namun entah mengapa di mata orang, menjadi hal yang sangat mudah untuk mencari wanita pengganti.

"Bukan Bim. Citra adalah gadis kecil penjual bunga yang tinggal di sekitar pemakaman oma. Aku berencana membawa barang-barang ini untuknya."

"Oh, saya kira Citra adalah nama kekasih Tuan Wisnu."

"Hemmmm kamu ini ada-ada saja. Aku berniat mengadopsi Citra dan memboyong ia dan juga neneknya untuk tinggal bersamaku. Namun, gadis itu masih belum mau. Ia masih ingin tinggal di tempat yang saat ini ia tinggali."

Memori otak Wisnu kembali mengulang saat pertama ia bertemu dengan Citra. Sejak pertemuan pertama itu, ia menyampaikan maksud dan keinginannya kepada si gadis kecil untuk memboyongnya tinggal di kediamannya. Namun, gadis itu kekeuh untuk tetap tinggal di sana. Dan hari ini, ia akan mencoba untuk kembali membujuknya. Barangkali, ia berubah pikiran dan mau untuk diajak tinggal dengannya.

Bayang-bayang kondisi tempat tinggal yang ditinggali oleh Citra kembali mengusik ketentraman batinnya. Kondisi tempat tinggal yang terbuat dari papan triplek yang sungguh tidak pantas jika disebut sebagai rumah. Lingkungan yang sedikit kotor karena merupakan kawasan di mana banyak orang yang menggantungkan kehidupan mereka dengan bekerja menjadi pengepul barang-barang bekas dan di mata Wisnu lingkungan seperti itu sungguh sangat tidak sehat bagi anak seusia Citra. Hal itulah yang membuat duda berusia empat puluh tahun itu bersikeras untuk membujuk si gadis kecil agar mau ia ajak untuk pindah. Sungguh, gadis kecil itu sangat pantas untuk mendapatkan kehidupan yang jauh lebih layak daripada saat ini.

"Ini sudah jam sepuluh, lalu kapan Tuan Wisnu akan berangkat?"

"Aku akan segera berangkat Bim. Tolong handle terlebih dahulu pekerjaanku. Setelah selesai semua urusanku, aku akan segera kembali ke kantor."

"Baik Tuan. Hati-hati di jalan."

Wisnu yang sebelumnya berdiri di dekat bagasi, ia ayunkan kakinya untuk bisa menjangkau pintu kemudi. Ia masuk ke dalam mobil dan mulai melajukan kendaraannya. Perlahan, mobil yang dikemudikan oleh Wisnu bergerak meninggalkan pelataran kantor dan mulai hilang dari penglihatan Bima.

🍁🍁🍁🍁

Wajah duda berusia empat puluh tahun itu nampak begitu berseri kala mobil yang ia kendarai berhenti tepat di area parkir pemakaman. Ia turun dari mobil kemudian menuju bagasi untuk mengambil semua barang yang tersimpan di sana. Setelah semua totebag berhasil ia genggam, ia mulai melangkahkan kaki untuk menuju tempat tinggal si gadis kecil penjual bunga.

Jejak langkah kaki duda itu terlihat begitu bersemangat menyusuri jalanan sempit ini. Jalan sempit yang di sisi kanan kirinya terlihat bangunan-bangunan semi permanen yang hanya terbuat dari papan triplek. Meski terlihat sedikit kumuh namun sama sekali tidak menyurutkan niat baik sang duda untuk bisa segera bertemu dengan gadis kecil itu.

Entah apa yang terjadi kepadanya. Semenjak bertemu dengan Citra, ada sesuatu berbeda yang terjadi dalam dirinya. Ia merasa benar-benar menyayangi gadis kecil itu. Dan ia ingin agar kehidupan Citra senantiasa berada di bawah kata bahagia. Mungkin menjadi hal sangat wajar bagi Wisnu. Karena selama ini, ia tidak memiliki anak dari pernikahannya dengan Dira. Sehingga kehadiran Citra bisa membuatnya merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang ayah yang senantiasa mencurahkan cinta kasihnya untuk sang putri. Sungguh kebahagiaan yang begitu sederhana. Dapat mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya untuk gadis kecil yang bahkan sama sekali tidak memiliki hubungan apapun terhadapnya.

Langkah kaki yang sebelumnya terlihat begitu tergesa-gesa agar dapat segera tiba di tempat tinggal Citra, kini mulai melandai kala sorot mata Wisnu menangkap suasana ramai di sekitar tempat tinggal Citra. Dan yang lebih membuatnya tercengang adalah ketika manik matanya menangkap bayang orang-orang yang memakai pakaian serba hitam. Keadaan seperti inilah yang seketika membuat jantungnya berdegup kencang tiada beraturan. Tangan yang sebelumnya begitu erat menggenggam beberapa totebag, perlahan mulai mengendur dan benar saja, apa yang ada di dalam genggaman tangannya jatuh begitu saja.

"Citra!!"

Tanpa memperdulikan totebag yang isinya mulai berserakan di atas tanah, Wisnu mengambil langkah kaki lebar untuk bisa menjangkau rumah gadis kecil itu. Tidak perduli dengan orang-orang yang menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya, Wisnu mulai menerobos kumpulan orang yang berlalu lalang di kediaman Citra. Sekelebat bayangan buruk terlintas di dalam benak Wisnu. Ia sungguh khawatir jika sesuatu yang buruk telah menimpa gadis kecil itu.

Derap langkah kaki Wisnu terhenti kala ia telah sampai di ambang pintu. Manik matanya menangkap sesuatu yang telah terbujur kaku yang di tutupi dengan kain jarik. Dan di sisi tubuh yang terbujur kaku itu nampak seorang gadis kecil yang mengisakkan tangisnya pilu.

"Citra?"

Panggilan lirih Wisnu sukses membuat kepala Citra yang sebelumnya menunduk, kini sedikit terangkat. Dan tatapan matanya bersirobok dengan tatapan Wisnu.

"Paman Wisnu .... Nenek!"

Tak kuasa menahan segala rasa yang bergejolak dalam dada, Wisnu kembali mengayunkan langkah kakinya untuk mendekat ke arah gadis kecil itu. Tubuhnya sedikit membungkuk dan ia luruhkan di sisi tubuh kecil Citra. Tanpa membuang banyak waktu, Wisnu menarik tangan gadis kecil itu dan ia bawa ke dalam dekapannya.

"Sabar ya Sayang .... sabar!"

🍁🍁🍁🍁🍁

Tangis pilu dari bibir kecil Citra masih terdengar begitu menyayat hati. Sedari tadi, ia bahkan tiada henti menangis, menumpahkan segala duka dan lara yang mungkin terasa menggerus batinnya. Dan di sini, di samping gundukan tanah yang masih basah ini, Citra masih menangis tergugu.

"Paman .... apakah Tuhan tidak menyayangi Citra? Mengapa Tuhan meminta orang-orang yang Citra sayangi untuk beristirahat terlebih dahulu? Dulu bunda, dan sekarang nenek. Apakah Tuhan memang menginginkan Citra untuk hidup sendiri di dunia ini?"

Dengan derai air mata yang mengalir deras dari jendela hati, Citra mencoba untuk mencurahkan segala rasa yang ia rasakan. Meski terdengar begitu polos namun sungguh, hanya menyisakan kepedihan di hati Wisnu.

Wisnu kembali menarik tubuh kecil Citra dan ia dekap dengan erat. Ternyata apa yang beberapa waktu yang lalu terjadi kepadanya, kini terjadi kepada gadis kecil ini. Ya, mereka sama-sama ditinggalkan oleh nenek tercinta. Namun, yang membuat Wisnu merasakan kepedihan yang mendalam, adalah saat gadis kecil seusia Citra sudah ditinggalkan oleh orang-orang yang ia cintai. Yang kini membuatnya hidup sebatang kara, tiada satu pun yang menemani dan yang menjadi teman untuk berbagi.

"Yang kuat ya Sayang. Citra harus tetap kuat. Percayalah jika apa yang Citra alami ini merupakan salah satu cara Tuhan menunjukkan kasih sayangNya kepada Citra."

"T-Tapi mengapa Tuhan mengambil semua orang yang Citra miliki, Paman? Mengapa Tuhan tidak membiarkan orang-orang yang Citra sayangi untuk tetap berada di dekat Citra."

Wisnu mengusap-usap punggung Citra dan mengecup pucuk kepalanya dengan intens. Berupaya untuk memberikan kekuatan. "Tuhan jauh lebih mengetahui apa yang terbaik untuk nenek Citra. Citra lihat bahwa beberapa hari ini nenek terlihat kesakitan bukan?"

Masih berada di dalam dekapan Wisnu, Citra menganggukkan kepalanya. "Iya Paman. Nenek memang sakit."

"Nah, sekarang Tuhan memanggil nenek untuk beristirahat agar nenek tidak lagi kesakitan. Tuhan memberikan sesuatu yang baik untuk nenek, Sayang. Jadi Citra harus yakin akan hal itu, bahwa Tuhan menyayangi bunda, nenek dan Citra sendiri."

"Tapi, sekarang Citra akan tinggal bersama siapa, Paman? Citra sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi. Citra pasti akan kesepian."

Wisnu mengurai sedikit pelukannya. Ia tersenyum penuh arti di hadapan Citra sembari menyeka kristal bening yang mengalir deras di pipi gadis ini. "Citra jangan bersedih lagi ya. Citra masih memiliki Paman Wisnu yang akan selalu menemani Citra."

Citra terperangah. "P-Paman..."

"Paman kembali memintamu Sayang. Tinggallah bersama Paman. Paman berjanji akan mencurahimu dengan kasih sayang dan cinta kasih yang tidak akan pernah berhenti mengalir."

"T-Tapi Paman..."

Wisnu menggeleng pelan. "Sudah, Citra tidak perlu memikirkan apa-apa lagi. Setelah ini Citra ikut Paman untuk tinggal di rumah Paman. Di sana, Citra akan mendapatkan apa yang selama ini belum pernah Citra dapatkan."

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Kita fokus ke kehidupan Wisnu dan Citra dulu ya Kak.. Sebelum duda itu bertemu dengan seorang wanita yang berhasil mengusik ketentraman batinnya... Hihihi hihihi sabar yah😘😘😘

Jangan lupa like dan komentarnya Kakak..

Salam love, love, love❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Najwa Aini

Najwa Aini

untuk ukuran gadis sekecil Citra, dia cerdas banget ya

2022-02-11

0

Ugieh Azha Sugiharti

Ugieh Azha Sugiharti

Ayahnya kmn ya?

2022-01-16

0

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

mantap

2022-01-02

0

lihat semua
Episodes
1 DTPH 01 : Gadis Kecil Berpayung Hitam
2 DTPH 02 : Janji Wisnu Kunto Aji
3 DTPH 03 : Berpulang
4 DTPH 04 : Jalan-Jalan
5 DTPH 05 : Papa
6 DTPH 06 : Tragedi Pagi Hari
7 DTPH 07 : Jenar Budhiani Candrakanthi
8 DTPH 08 : Almamater
9 DTPH 09 : Di Tepi Jalan
10 DTPH 10 : Putri Tidur
11 DTPH 11 : Malu
12 DTPH 12 : Terbayang
13 DTPH 13 : Keluarga
14 DTPH 14 : Idola Para Guru
15 DTPH 15 : Pos Ronda
16 DTPH 16 : Ujian Akhir
17 DTPH 17 : Saling Berebut Perhatian
18 DTPH 18 : Sidang?
19 DTPH 19 : Memukau
20 DTPH 20 : Kelulusan
21 DTPH 21 : Keberangkatan
22 DTPH 22 : Kesiangan
23 DTPH 23 : Terlambat
24 DTPH 24 : Saling Mengagumi?
25 DTPH 25 : Pemilik Id Card
26 DTPH 26 : Dihantui
27 DTPH 27 : Nyeri di Ulu Hati
28 DTPH 28 : Biawak
29 DTPH 29 : Menunggu
30 DTPH 30 : Pecel Lele
31 DTPH 31 : Di Depan Teras
32 DTPH 32 : Permintaan
33 DTPH 33 : Rencana yang Sama
34 DTPH 34 : Bertemu
35 DTPH 35 : Sedikit Perdebatan
36 DTPH 36 : Ditinggal
37 DTPH 37 : Makcomblang Cilik
38 DTPH 38 : Perempuan Matre?
39 DTPH 39 : Tertohok
40 DTPH 40 : Menjauh?
41 DTPH 41 : Ambigu
42 DTPH 42 : Thai Tea Penyejuk Hati
43 DTPH 43 : Tugas Khusus
44 DTPH 44 : Mengintai
45 DTPH 45 : Kunti Ori
46 DTPH 46 : Traktir Seblak
47 DTPH 47 : Mengantar
48 DTPH 48 : Manis
49 DTPH 49 : Manis -2
50 DTPH 50 : Si Pewaris Tunggal
51 DTPH 51 : Hati yang Sedikit Goyah
52 DTPH 52 : Terlambat Lagi
53 DTPH 53 : Bersembunyi
54 DTPH 54 : Hukuman
55 DTPH 55 : Terkejut
56 DTPH 56 : Di Sudut Kafe
57 DTPH 57 : Dilema
58 DTPH 58 : Di Depan Pos Security
59 DTPH 59 : Melindungimu
60 DTPH 60 : Ingin Mengenalku Lebih Dekat?
61 DTPH 61 : Bertemu?
62 DTPH 62 : Playing Victim
63 DTPH 63 : Eh, Meniduri?
64 DTPH 64 : Bulu Mata
65 DTPH 65 : Oh, Ketahuan!
66 DTPH 66 : Anu
67 DTPH 67 : Rencana Arya
68 DTPH 68 : Kabur
69 DTPH 69 : Konsep Sedekah
70 DTPH 70 : Acara Tutup Tahun
71 DTPH 71 : Di Atas Panggung
72 DTPH 72 : Balada Kaleng Bekas
73 DTPH 73 : Orang Itu
74 DTPH 74 : Menyerah (kan) Diri
75 DTPH 75 : Tertangkap
76 DTPH 76 : Merah Merona
77 DTPH 77 : Kejutan?
78 DTPH 78 : Tidak Bisa Lepas
79 DTPH 79 : Tatas
80 DTPH 80 : Ada yang Lain?
81 DTPH 81 : Ada Apa Dengan Jenar
82 DTPH 82 : Menangislah Dalam Pelukanku
83 DTPH 83 : Bersediakah Kamu?
84 DTPH 84 : Calon Menantu Idaman
85 DTPH 85 : Mengutarakan
86 DTPH 86 : Berubah
87 DTPH 87 : Drop Out
88 DTPH 88 : Jahil
89 DTPH 89 : Tiga Hari Lagi
90 DTPH 90 : Dewa & Mara
91 DTPH 91 : Dunia Papa Muda
92 DTPH 92 : Sah
93 DTPH 93 : Penerimaan
94 DTPH 94 : Malam Pertama?
95 DTPH 95 : Manis Madu
96 DTPH 96 : I Love You, Istriku!
97 DTPH 97 : Di Hamparan Pasir Pantai
98 DTPH 98 : Pusara
99 DTPH 99 : Resepsi (END)
100 Ucapan Terima kasih dan Pemenang Giveaway
101 Karya Baru
102 Promo Novel Baru
103 Promo Novel Baru
104 Rilis novel baru
Episodes

Updated 104 Episodes

1
DTPH 01 : Gadis Kecil Berpayung Hitam
2
DTPH 02 : Janji Wisnu Kunto Aji
3
DTPH 03 : Berpulang
4
DTPH 04 : Jalan-Jalan
5
DTPH 05 : Papa
6
DTPH 06 : Tragedi Pagi Hari
7
DTPH 07 : Jenar Budhiani Candrakanthi
8
DTPH 08 : Almamater
9
DTPH 09 : Di Tepi Jalan
10
DTPH 10 : Putri Tidur
11
DTPH 11 : Malu
12
DTPH 12 : Terbayang
13
DTPH 13 : Keluarga
14
DTPH 14 : Idola Para Guru
15
DTPH 15 : Pos Ronda
16
DTPH 16 : Ujian Akhir
17
DTPH 17 : Saling Berebut Perhatian
18
DTPH 18 : Sidang?
19
DTPH 19 : Memukau
20
DTPH 20 : Kelulusan
21
DTPH 21 : Keberangkatan
22
DTPH 22 : Kesiangan
23
DTPH 23 : Terlambat
24
DTPH 24 : Saling Mengagumi?
25
DTPH 25 : Pemilik Id Card
26
DTPH 26 : Dihantui
27
DTPH 27 : Nyeri di Ulu Hati
28
DTPH 28 : Biawak
29
DTPH 29 : Menunggu
30
DTPH 30 : Pecel Lele
31
DTPH 31 : Di Depan Teras
32
DTPH 32 : Permintaan
33
DTPH 33 : Rencana yang Sama
34
DTPH 34 : Bertemu
35
DTPH 35 : Sedikit Perdebatan
36
DTPH 36 : Ditinggal
37
DTPH 37 : Makcomblang Cilik
38
DTPH 38 : Perempuan Matre?
39
DTPH 39 : Tertohok
40
DTPH 40 : Menjauh?
41
DTPH 41 : Ambigu
42
DTPH 42 : Thai Tea Penyejuk Hati
43
DTPH 43 : Tugas Khusus
44
DTPH 44 : Mengintai
45
DTPH 45 : Kunti Ori
46
DTPH 46 : Traktir Seblak
47
DTPH 47 : Mengantar
48
DTPH 48 : Manis
49
DTPH 49 : Manis -2
50
DTPH 50 : Si Pewaris Tunggal
51
DTPH 51 : Hati yang Sedikit Goyah
52
DTPH 52 : Terlambat Lagi
53
DTPH 53 : Bersembunyi
54
DTPH 54 : Hukuman
55
DTPH 55 : Terkejut
56
DTPH 56 : Di Sudut Kafe
57
DTPH 57 : Dilema
58
DTPH 58 : Di Depan Pos Security
59
DTPH 59 : Melindungimu
60
DTPH 60 : Ingin Mengenalku Lebih Dekat?
61
DTPH 61 : Bertemu?
62
DTPH 62 : Playing Victim
63
DTPH 63 : Eh, Meniduri?
64
DTPH 64 : Bulu Mata
65
DTPH 65 : Oh, Ketahuan!
66
DTPH 66 : Anu
67
DTPH 67 : Rencana Arya
68
DTPH 68 : Kabur
69
DTPH 69 : Konsep Sedekah
70
DTPH 70 : Acara Tutup Tahun
71
DTPH 71 : Di Atas Panggung
72
DTPH 72 : Balada Kaleng Bekas
73
DTPH 73 : Orang Itu
74
DTPH 74 : Menyerah (kan) Diri
75
DTPH 75 : Tertangkap
76
DTPH 76 : Merah Merona
77
DTPH 77 : Kejutan?
78
DTPH 78 : Tidak Bisa Lepas
79
DTPH 79 : Tatas
80
DTPH 80 : Ada yang Lain?
81
DTPH 81 : Ada Apa Dengan Jenar
82
DTPH 82 : Menangislah Dalam Pelukanku
83
DTPH 83 : Bersediakah Kamu?
84
DTPH 84 : Calon Menantu Idaman
85
DTPH 85 : Mengutarakan
86
DTPH 86 : Berubah
87
DTPH 87 : Drop Out
88
DTPH 88 : Jahil
89
DTPH 89 : Tiga Hari Lagi
90
DTPH 90 : Dewa & Mara
91
DTPH 91 : Dunia Papa Muda
92
DTPH 92 : Sah
93
DTPH 93 : Penerimaan
94
DTPH 94 : Malam Pertama?
95
DTPH 95 : Manis Madu
96
DTPH 96 : I Love You, Istriku!
97
DTPH 97 : Di Hamparan Pasir Pantai
98
DTPH 98 : Pusara
99
DTPH 99 : Resepsi (END)
100
Ucapan Terima kasih dan Pemenang Giveaway
101
Karya Baru
102
Promo Novel Baru
103
Promo Novel Baru
104
Rilis novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!