Suasana rumah masih terasa panas dan sedikit canggung. Diki yang duduk dengan wajah yang terlihat kesal, dan Leena yang masih cemberut di meja makan sambal menatap makanan.
"Kak Leena?" Tanya Tiara dengan nada pelan.
Dirinya juga tidak menambah pertanyaannya karena takut akan salah dalam berucap dan ia juga sedikit canggu karena pemanggilan Leena yang ditambah kata 'Kak'.
Leena pun melirikan matanya ke arah Tiara. Dirinya kemudian berucap bahwa hari ini ia tidak mood mengajar mereka.
Tidak lama kemudian dia pergi dari dapur.
"Bahkan aku tidak tahu ia akan mengajari kita," gumam Tiara bingung.
Leena berjalan menuju kamar dengan cepat karena masih kesal. Saat berada di ruang tamu, dirinya sempat berpapasan mata dengan Diki, sehingga membuat mereka berdua saling memalingkan wajahnya.
Leena masuk kamar dan pintu kamar pun ditutupnya dengan kencang.
"Duar!" suara pintu yang dibanting dengan kencang.
"Bisa pelankan?!, Apalagi ini bukan rumahmu!" Teriak Diki kesal.
Sesaat setelah itu, dari arah kamar terdengar benturan pintu yang tedengar keras.
"Duar."
"Nyenyenyenye." ucap Leena dari dalam kamar.
"Tch!"
Suasana hatinya yang buruk, membuat Diki keluar dari rumah.
"Kau jangan mengeluh terus."
Tiba-tiba Macan putih keluar dari tubuh Diki. Dirinya mengatakan pada Diki untuk tidak mengeluh terus dalam hatinya. Karena hal itu membuat Macan Putih merasa terganggu dan tidak bisa tenang dalam bersantai.
"Apaan lagi ini meong garong!, keluar-keluar langsung merintah seenaknya," gumam Diki kesal.
"Aku mendengarnya!" Ucap Macan putih.
"Tch!" ucap Diki, dirinya juga langsung berjalan pergi keluar rumah.
"Kau mau kemana?" Tanya Arzan datar.
Diki menjawab bahwa dirinya ingin pergi ke tempat Ivan.
Mendengar hal tersebut membuat Arzan meminta pada Diki untuk ikut.
Dikipun mengiakan dan mereka berdua kemudian pergi ke tempat kerja Ivan.
"Dasar anak itu," ucap Macan putih, mengelus dadanya.
"Sudahlah macan putih, biarkanlah dulu, aku yakin saat suasana hatinya tenang, emosinya juga akan kembali terkendali," ucap Genderuwo menasehati Macan Putih.
Genderowo juga menasehati Macan putih agar selalu memantau partnernya itu. Karena mau bagaimanapun parter adalah kunci penting untuk kelangsungan hidup para jin Khodam.
Genderuwo juga mengajak Macan Putih untuk segera mengikuti Diki supaya Tubuhnya tidak terlihat transparan.
***
Sesampainya mereka di tempat kerja Ivan, mereka langsung disambut oleh Ivan yang telah melihat Diki dan Arzan dari jendela tempat kerjanya.
"Selamat datang, tumben sekali kau mampir ke sini. Ada masalah apa?" Tanya Ivan.
"Eh kenapa kau bisa tahu aku sedang ada masalah?" tanya Diki heran.
"Kau tahu, aku sudah bersamamu cukup lama. Jadi aku sudah tahu mimik wajahnya saat sedang ada masalah. Aku juga bisa membedakan susasan hatimu hanya dengan melihat ekspresi wajahmu," jelas Ivan.
Dari arah lain tempat kerja Ivan, terlihat Agnia yang sedang jalan memantau keadaan. Tetapi langkahnya terhenti saat melihat wajah Arzan untuk pertama kalinya. Dirinya langsung terpesona oleh pancaran wajah Arzan yang begitu cool.
Perlahan, dengan langkah kaki yang sedikit manja, Agnia menghampiri meja Arzan.
"Oh Ivan, biarkan meja ini saya yang pesankan. Sebaiknya kau pergi saja dari dunia ini!" ucap Agnia manja sambil sesekali melihat ke arah Ivan dengan mata melotot.
"Apaan si kamu, tiba-tiba datang langsung rusuh!" Tanya Ivan kesal.
"Oh, masih bikin onarkah Van?, Ku kira sudah tidak ada lagi ditempat ini," ucap Diki menyindir Agnia.
"Eeeh, sejak kapan cengunguk ini ada disini?" Tanya Agnia tekejut melihat sosok Diki.
"Kau membuat moodku hancur!, Padahal baru saja aku menemukan cinta sejatiku!" Ucap Agnia pergi begitu saja.
Tetapi beberapa saat kemudia agnia kembali dan memberikan sebuah kertas pada Arzan. Dirinya juga membuat kode tangan berbentuk telepon pada Arzan.
"Hoek." Diki pura-pura muntah saat melihat Agnia yang membuat pose tanganya yang berbentuk telepon.
"Kenapa kau hah?" Tanya Agnia kesal.
"Pengen juga nomorku hah?!" Tambah Agnia kesal.
"Bahkan jika disuruh memilih antara nomormu dan nomor bibimu, sepertinya aku lebih memilih nomor bibimu," ucap Diki mengejek Agnia.
Mendengar ejekan Diki, membuat Agnia kesal. Dirinya berkata pada Diki bahwa suatu saat nanti ia akan membalas kelakuannya. Dirinya juga terus marah-marah sambil pergi menjauh.
"Lalu apa masalahmu?" Tanya Ivan kembali ke topik sebelumnya.
"Tidak, pikiranku hanya sedikit kacau saja, semenjak kepergian bi Elis," ucap Diki.
"Kau masih merindukannya?" Tanya Ivan
Diki menganggukan kepalanya, dirinya juga menundukan kepalanya. Sehingga hal itu membuat Ivan langsung menghibur sohibnya itu.
Waktu terus berjalan, beberapa jam Diki dan Arzan menghabiskan waktunya di kedai membuat suasana hati kembali tenang dan stabil.
Suasana hatinya yang kembali stabil, Diki mengajak Arzan untuk pulang ke rumah.
"Ya sudah, aku dan Arzan pulang dulu ya Van," ucap Diki.
"Oke, hati-hati. Dan sepertinya kapan-kapan aku akan berkujung ke rumahmu lagi," ucap Ivan.
***
Setelah di rumah mereka berdua kemudian rebahan di sofa.
Tetapi tiba-tiba hp diki berbunyi sangat keras. Dirinya kemudia membuka pesan yang di kirim oleh sbastian.
___________________________
Isi pesan.
Dari : Sbastiansi
Kepada : Diki
Misi : Menenangkan hati orang yang sedang depresi.
Tipe Mahluk: -
Rank : D
Lokasi : Rumah berwarna biru samping jembatan, Cigugur.
Reward : Rp. 50.000
____________________________
Tiara datang, dirinya mendengar bunyi nada dering yang tidak asing dan bertanya pada Diki.
"Siapa yang mendapatkan pesan misi?" Tanya Tiara.
"Aku," ucap Diki sambil mengangkat tangan kanannya.
"Misinya apa?" Tanya Tiara sambil mengambil hp Diki.
"Cukup mudah, tapi tetap saja aku khawtir," ucap Tiara sambil membaca pesan dari Sbastian.
Arzan mengangguk-anggukan kepalanya. Yang artinya dirinya juga merasa khwatir dengan misi yang diterima Diki.
Tiara dan Arzan berencana membantu Diki. Namun tiba-tiba sebuah benda berbentuk tali dengan aura api menyerang dan membelit tubuh Tiara dan Arzan.
Tidak lama kemudian, muncul jin khodam milik Sbastian yaitu Banaspati.
"Sbastian menyuruh mengikat kalian berdua, sampai Diki benar-benar menyelesaikan misi sendirian," Jelas Banaspati yang bentuknya menyerupai Sbastian.
Tidak hanya itu, hp Diki kemudian berdering cukup kencang, sehingga hal itu membuat Diki langsung segera mengangkatnya.
"Selamat kau baru saja mendapatkan misi pertamamu sendiri, Diki," ucap Sbastian dari balik hp.
"Dan untuk kalian berdua Arzan juga Tiara, sebaiknya kau tidak usah ikut campur dengan misi ini."
"Ini juga demi kebaikan Diki, supaya bisa menghadapi masalah yang lebih rumit dari misi ini," tambah Sbastia.
"Ya sudah mungkin itu saja yang—," ucapan Sbastian terhenti.
"Oh, aku lupa mengatakannya pada kalian, terutama padamu Diki. Ikatan yang ada di tubuh Tiara dan Arzan juga perlahan akan mengecil. Hal itu akan membuat tubuh mereka merasakan sakit perlahan demi perlahan. Jadi sebaiknya kau menyelesaikan misi kali ini, dan bukan hanya menyelesaikannya saja tapi harus menyelesaikan dengan cepat, atau Tiara dan Arzan akan terkena imbasnya," ucap Sbastian, yang suaranya tiba-tiba terhenti.
"Bip, bip, bip," suara hp yang tiba-tiba terhenti dari panggilan suara.
.
.
To Be Continued
.
.
___________________________________
Gambar.17.1 ( Gambaran Genderuwo / sc : google)
PENGENALAN KARAKTER
Khodam: Genderuwo
Partenr : Arzan
Tipe: Zodiak (Taurus)
Kekuatan Utama : Tanah/Bumi
Kekuatan Pendukung : Tumbuhan
Kekuatan Tambahan : (Belum Diketahui)
___________________________________
.
.
.
JANGAN LUPA DUKUNG TERUS NOVEL "KHODAM" DENGAN CARA LIKE, SHARE VOTE DAN JADIKAN NOVEL FAVORIT. JANGAN LUPA JUGA TINGGALKAN JEJAK DENGAN CARA BERKOMENTAR DI KOLOM KOMENTAR.
.
DUKUNGAN KALIAN ADALAH SEMANGAT BAGI KAMI
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Karebet
👍👍👍👍
2022-08-08
0
Haris Setiawan
hulk nya nusantara, kodam gunderuwo, bisa brubah gk tuh 🤣🤣🤣
2022-01-18
1