Setelah Arzan melafalkan mantera, keluarlah tanaman rambat yang mendekati Jin Tomang dengan sangat cepat. Dirinya pun kemudian terlilit oleh tanaman tersebut.
Tubuhnya yang terlilit dengan cepat oleh tanaman rambat, membuat Jin Tomang terdiam dan pasrah karena tertangkap oleh jurus jin Khodam Genderuwo.
"Dan misi kita menangkap Mahluk astral selesai, yeay," Ucap Tiara melompat karena senang.
Tiara juga memerintahkan Diki dan Arzan untuk bersiap pergi ke markas utama organisasi, untuk menyerahkan Jin Tomang dan melaporkan pekerjaannya.
Tetapi, dari langit terlihat Sbastian sedang berdiri di atas bara api dan melayang perlahan mendekat.
"Kalian tidak usah repot-repot datang ke markas," ucap Sbastian sambil perlahan turun.
"Biarlah aku yang membawa mahluk tersebut. Dan sebagai imbalan dari tugas ini, kalian aku beri reward," ucap Sbastian sambil memberikan reward pada Tiara.
Dirinya juga berjalan mendekati Diki dan memegang pundaknya. Sbastian memberi tahu pada Diki bahwa ia harus siap menghadapi apa yang dilihatnya sekarang.
Walapun Diki hanya terdiam melihat aksi Tiara, tetapi suatu saat nanti dirinya pasti akan menghadapi hal seperti ini sendiri.
Sbastian juga menjelaskan pada Diki, dirinya harus bisa merafalkan mantera apa yang harus partnernya keluarkan.
Karena dengan bantuan Diki, kekuatan macan putih bisa lebih kuat dibanding tidak dibantu olehnya.
"Tidak heran Tiara dan Arzan selalu melafakna mantera saat parter mereka akan mengeluarkan kekuatannya," ucap Sbastian.
"Kalau begitu, aku pergi dulu ke markas utama, dan aku juga akan membawa hasil buruan ini, terima kasih atas kerja keras kalia, walau aku lihat hanya Tiara yang bekerja keras," ucap Sbastian sambil menaiki piringan api dan perlahan terbang.
Tiba-tiba tali berbentuk api keluar dan mengikat tubuh Jin Tomang. Dirinya membawa mahluk tersebut terbang dan perlahan menjauhi Tiara, Diki dan Arzan.
***
Tetapi tanpa di duga-duga Diki menerima serangan yang membuat dirinya terhempas ke atas tanah dan Kedua tangannya terbelenggu oleh senjata yang menancap di tanah.
Bukan hanya Diki, Tiara dan Arzan pun menerima serangan yang sama tetapi mereka berdua berhasil menghindar dari serangan tersebut.
"Diki!" Teriak Tiara sambil menghindari serangan.
Dirinya juga langsung memerintah macan putih untuk melindungi partnernya itu.
Macan putih pun langsung membuka belenggu yang mengikat kedua tangan Diki namun dirinya tidak kuat untuk membukanya.
"Aku tidak bisa membuka belenggu ini," ucap macan putih.
"Biar aku saja yang melakukannya," ucap Genderuwo mendekati Diki.
"Ayo Arzan!"
'PUKULAN PENGHANCUR' Arzan melafalkan mantera.
Dan saat itu juga Genderuwo siap memukulkan kedua tangannya pada senjata yang mengikat Diki.
"Aaaaaaaaaaawwwwwww!" Teriak Genderuwo.
Genderuwo kesakitan saat setelah memukul belenggu yang mengikat pergelangan tangan Diki.
"Hiahahahah," Teriak seseorang dengan suara yang sangat melengking.
"Tidak ada yang bisa menghancurkan belenggu milik Jerangkong," ucap seseorang tertawa cempreng.
Tiara, Diki dan Arzan langsung melirik ke arah sumber suara yang cempreng tersebut.
Tubuh kecil dan pendek, dengan rambut yang diikat gaya ponytail dan dadanya yang rata, itulah perawakan wanita tersebut.
"Hiahahahahahahah."
Tiba-tiba terlihat tulang berbentuk kuda yang sedang di naiki seorang wanita.
"Siapa Kau?" Tanya Tiara menatap tajam wanita yang sedang menaiki tulang kuda tersebut.
"Hiahahahahahahah, perkenalkan namaku Leena, hiahahahahahahahah," ucap Leena cempreng.
Kedua mata Leena melirik ke arah mereka bertiga dan dirinya kemudian menjulurkan lidahnya ke sebelah kiri dan memasukannya lagi.
"Hiahahahahahahah, aku mencium bau-bau jin khodam zodiak, hiahahahahahah," Leena mengendus-endus hidungnya.
"Aku tidak tahu siapa kau. Tetapi yang aku yakini kau bukan orang baik-baik. Kandita! ''PANAH ANGIN' " ucap Tiara merapalkan Mantera.
Tidak tinggal diam, Leena juga merafalkan mantera.
'PISTOL AIR'
Dan tulang yang berbentuk kuda berubah menjadi kerangka berbentuk manusia yang menembakan air dari tulang jari telunjuknya.
Sehingga serangan panah angin Kandita tertahan oleh senjata pistol air tersebut.
Bukan hanya menahan serangan panah angin Kandita, pistol air tersebut juga, masih belum menghilang dan terus menembak lurus kedepan hampir mengenai Kandita.
Kandita terkejut, dirinya terdiam sesaat. Melihat jin khodamnya yang melamun, membuat Tiara berteriak sangat kencang.
"KANDITAAAAAAA!"
Mendengar Tiara berteriak, membuat tubuh Kadita refleks menjadi mode siaga. Dirinya terus menatap tajam ke arah Jerangkong.
Yang ditakutkan Kandita, Jerangkong akan kembali melancarkan serangan.
"Hiahahahah, jin Khodamu sangat serius sekali menatap ke arahku?" Ucap Leena tertawa Cempreng
"Bagaimana mungkin kerangka tersebut mengeluarkan air?"
"Bisa saja, apa lagi kekuatan utamanya adalah air."
'BASOKA AIR' Leena merafalkan mantera.
Dan kerangka manusia tersebut menembakan basoka air ke arah mereka bertiga.
Tetapi Arzan langsung merafalkan mantera.
'DINDING PELINDUNG'
Keluarlah dinding yang melindungi mereka bertiga dari serangan basoka.
Tetapi serangan basoka tersebut tidak ada hentinya yang mengakibatkan dinding pertahanan yang dibuat Arzan sedikit demi sedikit retak.
"Hiahahahahahahha, aku akan membuat kalian merasakan indahnya neraka."
'METEOR AIR'
Tiba-tiba air hujan muncul sangat deras. Dan perlahan air hujan tersebut turun dengan sangat cepat bahkan bisa disebut 5 kali lebih cepat dari turunnya air hujan biasa.
Sehingga hal tersebut membuat tubuh Tiara, Diki, Arzan dan para jin khodam merasakan kesakitan.
"Te, tenang saja," ucap Arzan.
'MANGKUK PELINDUNG' Arzan melafakan mantera.
Dan dari dua arah keluarlah tanah yang perlahan Saling bertemu dan menyatu kemudian menutup mereka seperti mangkuk yang terbalik.
Sedari tadi Diki hanya terdiam. Dirinya bingung harus berbuat apa saat terjadi hal seperti ini. Bahkan sang khodam yaitu macan putih pun hanya bisa terdiam.
"Kita tidak mungkin terus menghindari serangannya," ucap Tiara.
"Lalu apa yang harus kamu lakukan?" Tanya Diki pada Tiara.
"Lah?, Apa kau tidak salah bertanya?" Tanya Tiara bingung atas pertanyaan Diki.
"Bukannya kau yang akan melawan Bocah itu?"
"LALU APA GUNANYA KAU DISINI?!" Teriak Tiara. Dirinya merasa kesal pada Diki.
"Hehe, maafkan aku, aku hanya menjadi beban kalian. Tetapi kau punya sedikit rencana," ucap Diki, dan merekapun merundingkan rencana mereka.
Saat mereka sedang berlindung di mangkuk tanah terbalik, suara air hujan terdengar semakin deras, dan perlahan mangkuk pelindung tersebut mengikis.
'KEMBALI SEMULA!' Arzan melafalkan mantra
mangkuk pelindung pun menghilang. Sesaat setelah mangkuk tersebut menghilang, Macan putih berlari 20 kali lebih cepat dari kecepatan biasanya.
Arahnya menuju bocah yang memiliki jin khodam Jerangkong. Sesat akan menyeruduknya, jin Khodam melindunginya. Otomatis tulang belulang jerangkong, terlepas menjadi beberapa bagian di atas tanah.
"Berhasil," ucap Diki.
Tetapi, beberapa saat kemudian, Tulang Jerangkong satu persatu saling menyambung.
Dan memberikan serangan balik menggunakan basoka air dengan kecepatan 10 kali lipat dari sebelumnya.
Melihat basoka dengan kecepatan tersebut, membuat Tiara, Diki dan Arzan tidak ada waktu untuk menghindar. Dan mereka pasrah menerima serangan tersebut.
Tetapi, tiba-tiba Sbastian datang menahan serangan air dari Jerangkong.
.
To Be Continued
.
.
JANGAN LUPA DUKUNG TERUS NOVEL "KHODAM" DENGAN CARA LIKE, SHARE VOTE DAN JADIKAN NOVEL FAVORIT. JANGAN LUPA JUGA TINGGALKAN JEJAK DENGAN CARA BERKOMENTAR DI KOLOM KOMENTAR.
.
DUKUNGAN KALIAN ADALAH SEMANGAT BAGI KAMI
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Karebet
👍👍👍👍
2022-08-08
0
Nanikk Tjahya Suryani
aku bngung sm alurnyaaa...
blom ngena 😏..
2022-07-09
0
Wiro sableng Sableng 212
asyiik..
2022-04-23
0