"kolentrang, kolentrang, kolentrang."
Suara pukulan panci berbunyi di pagi hari membuat Diki dan Arzan terbangun dari tidur nyenyaknya.
"Selamat pagi," ucap Tiara tersenyum lebar.
"Pagi-pagi sudah berisik, apa yang kau lakukan dengan panci tersebut!" Ucap Diki bangun dari sofa tempat tidur sambil mengucek-ngucek kedua matanya.
"Ah kalian berdua sangat malas sekali. bangunlah, aku sudah menyiapkan makanan di meja makan," Ucap Tiara kemudian dirinya pergi menuju dapur.
Karena sudah terlanjur bangung, Diki pun pergi ke kamar mandi. Tangannya menyalakan kran air dan wajahnya dibasuh oleh air kran.
"Tidak ada yang mencurigakan dari mereka berdua," ucap macan putih yang tiba-tiba keluar dari tubuh Diki.
"Ets, kau bikin aku kaget saja," ucap Diki.
"HUAHAHAHAHAHA, Memangnya kita terlihat mencurigakan apa?" Tanya Genderuwo yang tiba-tiba memasuki kamar mandi.
"Aaaaaaaaaaa," teriak Diki kaget saat melihat Genderuwo yang tiba-tiba muncul.
Mendengar teriakan Diki, membuat Tiara dan Arzan mendatangi kamar mandi.
"Kau kenapa?" Tanya Tiara cemas.
"Dia terkejut saat melihatku. Apa aku ini memang jelek?" Genderuwo memojokan dirinya di sudut ruangan.
"Lebih baik aku mati saja, dari pada banyak orang yang ketakutan melihat wajahku," tambah Genderuwo sambil menyalakan kran shower.
Dirinya menikmati derasnya air yang keluar dari shower sambil meratapi kesedihan.
"Apa jin khodamu baik-baik saja?" Tanya Tiara datar.
"Aku tidak peduli," ucap Arzan datar.
"Bahkan partnerku tidak mempedulikaku, huhuhu," ucap Genderuwo sambil menangis.
***
Waktu berlalu begitu cepat, setelah Diki selesai mencuci wajahnya dirinya bersiap untuk makan.
Pintu kamar mandi pun dibuka. Dirinya langsung menatap ke arah meja makan yang sudah terlihat Arzan sedang duduk sambil makan dengan wajah yang datar.
Arzan menyodorkan piring ke arah Diki, dengan maksud dirinya menawarkan makan. Tanpa basa basi Diki langsung duduk dan langsung mengambil nasi beserta lauk pauknya.
"Kau juga makan dulu Tiara," perintah Diki pada Tiara.
Tiara pun duduk bermaksud untuk makan juga.
Berberapa saat kemudian mereka bertiga selesai makan. Karena tidak ada kerjaan, Diki pamit untuk belanja stok bahan makanan.
Karena Arzan juga tidak tahu apa yang harus dirinya lakukan, ia berencana untuk ikut dengan Diki belanja stok bahan makanan ke pasar.
"Ya sudah kalian berdua hati-hati. Dan ingat jangan boros dalam berbelanja, dan jangan beli bahan-bahan yang tidak perlu!" Ucap Tiara menasehati Diki dan Arzan.
Tidak lupa Tiara juga memesan pada mereka berdua untuk membeli satu kilo buah pir.
Cukup jelas dengan nasihat dan pesanan Tiara mereka berdua pun pergi.
"Ah kehidupan baru kita bertiga baru saja dimulai. Aku merasa kasihan pada anak itu, dan pasti dirinya akan syok saat hari itu datang," ucap Tiara.
"Sebaiknya aku beres-beres setelah itu mandi dah."
Tiara membereskan tempat mereka makan. Setelah dirasa sudah dalam membersihkan dan membereskan rumah dirinya bersiap untuk mandi.
Tetapi saat memasuki kamar mandi, ia melihat Genderuwo yang masih galau di bawah shower.
"Kau!" Mendekati Genderuwo dan mematikan kran air shower.
"Jangan membuang-buang air, kau harus hemat, dan sana pergi aku mau mandi!" Teriak Tiara memarahi Genderuwo.
"Oh ia, tolong jaga tempat ini Kandita, aku tidak ingin mahluk itu melihat tubuh mulusku!"
"Baik Tiara," ucap Kandita.
"Bahkan mereka berdua sangat membenciku!" Ucap Genderuwo berjalan melayang keluar kamar mandi.
"Hei Genderuwo, kau jangan terlalu jauh dengan Arzan, lihat apa akibatnya, kau terlihat transparan," Jelas Kandita pada Genderuwo.
Mendengar ucapan dari Kandita, Genderuwo melihat sekujur tubuhnya yang memang benar-benar transparan.
Dirinya kemudian bergegas pergi menuju lokasi Arzan berada.
***
Berjalan melayang mengikuti asap penyambung dirinya dan Arzan membuat Genderuwo tidak usah khawatir mencari Arzan.
Tidak lama kemudian, Genderuwo langsung menemukan Arzan yang sedang bersama Diki.
"Kau nampak kelelahan Arzan, maafkan aku sebelumnya?" Ucap Genderuwo meminta maaf pada Arzan.
"Ah ia aku juga baru menyadarinya, kenapa kau terlihat lemas begitu?" Tanya Diki penasaran.
"Ini mungkin karena aku dan Arzan terlalu jauh, mengakibatkan energi miliknya terkuras sangat cepat. Bukan hanya itu, akibat jarak kita yang terlalu jauh membuat energi yang dikelaurkanya juga besar," Jelas Genderuwo.
Mendengar hal tersebut, Diki membiarkan Arzan untuk beristirahat. Tetapi Arzan menolaknya, dirinya bersikeras tetap ingin ikut menemani Diki berbelanja.
Mendengar Arzan yang kuat dengan pendiriannya membuat Diki duduk di kursi sekalian beristirahat sebentar.
"Maafkan aku," ucap Arzan memalingkan wajahnya.
"Kenapa kau meminta maaf?" tanya Diki penasaran.
Arzan menjelaskan, karena dirinya ikut belanja dan merasa tidak enak badan, waktu yang dimiliki Diki menjadi terhambat.
Diki terdiam. Dirinya tidak tahu apa yang harus dijawab dari ucapan Arzan.
"Padahal, dengan perginya ke pasar adalah momen untuk meningkatkan keakraban antara kita berdua," ucap Arzan masih memalingkan wajah.
Diki baru bisa menangkap ucapa Arzan barusan, ternyata sejak awal dirinya ikut ke pasar karena ingin lebih akrab.
Kemudian Diki pergi meninggalkan Arzan, yang membuat Arzan menjadi syok, dirinya juga menyesal sudah mengungkapkan isi hatinya itu.
"Haha, ternyata memendam apa yang kita ingin katakan lebih baik, dari pada mengatakannya, apa lagi hasilnya yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan," ucap Arzan merenung.
Tetapi tidak lama kemudian Diki kembali dengan membawa sebotol minuman yang kemudian diberikan pada Arzan.
"Nih," ucap Diki menyodorkan minuman.
Melihat Diki yang menyodorkan minuman membuat Arzan terdiam sesaat.
"Nih pegang, dan minumlah," ucap Diki.
Arzan kemudian mengambil dan langung meminumnya. Dirinya juga meminta maaf sekaligus berterima kasih pada Diki.
"Kau sungguh tidak jelas, minta maaf juga berterima kasih juga."
"Maaf karena aku sudah menyimpulkan bahwa kau pergi meninggalkanku," jelas Arzan.
Diki menjelaskan bahwa dirinya tidak akan mungkin meninggalkan Arzan.
Setelah tubuh Arzan dirasa cukup pulih, mereka berdua melanjutkan untuk berbelanja ke pasar.
***
Sementara di rumah Diki, Ivan sedang memarkirkan motor miliknya dan langsung bergegas menuju Kamar sohibnya.
"Apa anak itu sudah makan?" Tanya Ivan dalam hatinya.
Pintu kamar pun di buka oleh Ivan, dirinya dibuat kaget, saat melihat kamar sohibnya. Matanya melotot menatap pemandangan langka yang ada dihadapannya itu.
"Kyaaaaaaa," teriak Tiara saat Ivan tiba-tiba membuka pintu kamarnya.
Tiara memberikan pukulan tepat di wajah Ivan, dan dirinya langsung menutup pintu kamar.
"Dasar mesum!"
Melihat wanita di kamar Diki, membuat Ivan menggedor-gedor pintu kamar karena penasaran.
"Diki, apa yang sudah kau lakukan?, Apa kau menyewa wanita malam?, Aku tidak menyangka kau melakukan hal itu tanpa sepengetahuanku," teriak Ivan sambil menggedor-gedor pintu kamar.
Mendengar teriakan pria yang mengintip apa lagi sampai menggedor-gedor pintu kamarnya membuat Tiara semakin geram.
Dirinya kemudian membuak pintu kamarnya.
"Apa maksudmu mengataka aku wanita malam?!" Tanya Tiara kesal.
"La, lalu kenapa kau bisa ada di rumah Diki sekaligus di kamarnya?" Tanya Ivan penasaran.
"Eh, bukannya kau wanita yang menampar wajah Diki kemarin?"
Sesat setelah melihat wajah Tiara, Ivan teringan bahwa Tiara adalah wanita uang menampar sahabatnya kemarin.
"Apa hubunganmu dengan Diki?" Tanya Ivan serius.
Tiara kemudian menjelaskan bahwa dirinya sudah tinggal di rumah ini sejak kemarin, dirinya juga sudah menjadi penghuni kamar yang sebelumnya di tempati Diki.
"Apa kau juga melakukan itu?" Tanya Ivan dengan suara yang pelan.
"Apa maksudmu?!" Tanya Tiara kesal.
Tiara menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah melalukan apapun dengan pria manapun. Dan dirinya berkata tidak akan pernah melakukan hal tidak senonoh sampai kapanpun.
"Dan satu lagi, aku beci pria yang masuk ke rumah apalagi kamar Seseorang tanpa mengetok pintu terlebih dahulu!" Jelas Tiara kesal
.
.
To Be Continued
.
.
.
JANGAN LUPA DUKUNG TERUS NOVEL "KHODAM" DENGAN CARA LIKE, SHARE VOTE DAN JADIKAN NOVEL FAVORIT. JANGAN LUPA JUGA TINGGALKAN JEJAK DENGAN CARA BERKOMENTAR DI KOLOM KOMENTAR.
.
DUKUNGAN KALIAN ADALAH SEMANGAT BAGI KAMI
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Karebet
👍👍👍
2022-08-08
0
Wiro sableng Sableng 212
siiip...
2022-04-23
1
💎hart👑
khodamnya pd baperan 🤭
2022-01-13
1