Keputusan Sepihak

Dinginnya air, membuat seluru tubuh Diki menggigil saat berdiri di bawah shower yang mengalir air. Berfikir untuk kembali ke kamar dan kembali tidur, tidak mungkin. Apalagi sahabatnya yang sedang beres-beres di dalam kamar.Tetapi apa boleh buat, karena seluruh tubuhnya yang berminyak, mau tidak mau dirinya harus mandi.

Mandi pun selesai, handuk yang tergantung di paku, diambil oleh dirinya dan langsung mengeringkan selurung tubuhnya. Setelah itu dirinya menutup badan dan area terlarangnya dengan handuk.

"Maafkan aku dunia, aku tidak ingin memperlihatkan aset berhargaku ini."

Pintu kamar mandi di buka dan perlahan dirinya berjalan menuju kamar.

Setelah berada di dalam kamar, dirinya langsung menutup pintu kamar tersebut.

Handuk pun mulai di lepas dari tubuh, dirinya kemudian bergoyang Seolah dunia hanya dirinya seorang, Sehingga  bebas untuk melakukan apapun.

Tetapi dirinya lupa, bahwa Ivan sedang berada di kamarnya.

"Belalaimu sangat imut!" Ucap Ivan menatap aset Diki sambil tersenyum lebar.

Tersadar dengan Ivan yang berada di kamarnya. Membuat Diki refleks menutup belelai dengan kedua tangannya. Dan menyuruh Ivan untuk keluar.

"Haha, kenapa malu begitu dah?"  Ucap Ivan sambil keluar kamar.

***

Beberapa jam kemudian mereka berdua santai duduk di sofa ruang tamu.

"Makasih ya van, kau sudah banyak membantu dan menolongku," ucap Diki.

"Ah sudah lupakan, aku sudah menganggapku sebagai saudaraku sendiri," jelas Ivan.

"Ah tapi aku tidak menganggapmu demikian," jelas Diki.

"Dengar ki, walaupun kau menganggapku sebagai musuhmu, aku akan tetap menanggapu sebagai saudaraku," jelas Ivan sambil memegang kedua pundak Diki.

"Haha becanda, pastinya aku juga menggapmu sebagai saudaraku."

Setelah berjam-jam mereka ngobrol Ivan pamit untuk pulang terlebih dahulu.

"Kalau terjadi apa-apa tinggal hubungi nomorku saja, aku harus pulang dulu," ucap Ivan sambil menaiki motor miliknya.

"Siap kakak, hati-hati saat berkendara."

Ivan pun pulang, sesaat Ivan pulang, tiba-tiba Sbastian sudah ada di depan rumah Diki.

"Yo," ucap Sbastian tersenyum tipis sambil melambaikan tangan kanannya.

"Ada perlu apa lagi kau?" Tanya Diki menatap Sbastian dengan wajah yang serius.

"Ini sangat penting, tolong dengarkan ceritaku terlebih dahulu," pinta Sbastian.

Macan putih keluar dari tubuh Diki dan langsung berdiri disampingnya dengan keadaan siaga.

"Kau sangat siaga sebagai jin khodam ternyata," ucap Sbastian.

"Aku harus selalu melindunginya dari ancaman," jelas macan putih.

"Oh jadi kau menganggapku sebagai amcaman?. Tenang saja, disini aku tidak akan melukai partnermu itu," jelas Sbastian.

Karena tidak ingin para tetangga mengetahui pembicaraan mereka, akhirnya Diki mempersilahkan Sbastian untuk memasuki rumahnya.

"Pertama-tama aku turut berduka cita atas kematia bibimu. Pasti berat rasanya ditinggal oleh orang penting dalam hidupmu untuk selamanya," ucap Sbastian.

Tidak ingin mendengar basa-basi Sbastian, Diki langsung menyuruhnya untuk mengatakan apa maksud kedatangannya.

Sbastian mengatakan bahwa, Diki perlu perlindungan dari dirinya dan dari organisasi pelindung jin Khodam zodiak.

Karena akhir-akhir ini terdengar ada sekelompok organisasi yang sedang memburu para jin khodam Zodiak.

Mereka sedang mengumpulkan jin khodam zodiak untuk membangkitkan yang namanya raja iblis.

"Apa kau tahu cerita zaman dulu bangkitnya raja iblis yang membuat kehidupan bumi hampir punah?" Tanya Sbastian menatap tajam Diki.

Karena Diki tidak tahu dengan cerita tersebut, Diki menggeleng-gelengkan kepalanya.

Mendengar Diki yang tidak tahu apa-apa mengenai sejarah dunia ghoib, Sbastian menceritakan dari awal munculnya raja iblis sampai tersegelnya raja iblis oleh keempat ksatria terkuat di bumi.

"Nah, jin khodammu yaitu macan putih, adalah salah satu kekuatannya keempat ksatria terkuat di bumi itu," jelas Sbatian.

"Kau sangat tahu banyak ternyata," ucap macan putih.

"Tentu saja aku tahu, karena sebuah informasi ada untuk diulik dan dicari tahu kebenarannya," jelas Sbastian.

"Jadi bagaimana?, Kau mau ikut dengan kami?" Tanya Sbastian.

Diki kembali merenung, dirinya tidak tahu apa yang harus dipilih, dirinya tidak mau lagi ada korban akibat ulahnya. Dan kasus bibinya itu harus kasus pertama dan yang terakhir dialaminya, menurut prinsip Diki.

Lama menunggu jawaban yang tak kunjung keluar dari mulut Diki, Sbastian memberi waktu untuk jawaban yang pasti dari lubuk terdalam Diki.

Setelah itu dirinya pamit pergi meninggalkan kediaman Diki tersebut.

"Bagaimana menurutmu?" Tanya Diki pada macan putih.

"Dari awal aku sudah katakan, aku tidak peduli dengan jawabamu. Tetapi yang pasti, apapun jawabmu aku akan selalu mendukung dan mengikutimu," jelas macan putih.

***

Keesokan harinya di pagi hari yang cerah, pak Muh tiba-tiba datang.

"Pagi nak Diki," ucap pak Muh.

"Oh ia, pagi juga pak Muh. Ada apa pagi-pagi begini datang kemari?" Tanya Diki penasaran.

"Begini nak, Pagi-pagi sekali keponakanmu datang ke rumah bapak, dan mereka meminta untuk diantarakan ke rumahnya nak Diki," jelas pak Muh.

Mendengar kata keponakan, membuat Diki bingung.

Tetapi, bebeapa detik kemudian kedua orang yang mengaku-ngaku sebagai sepupu Diki datang. Orang yang mengaku sebagai sepupu Diki tak lain adalah Tiara dan Arzan.

Tiara memberikan senyum manis dan melambai-lambaikan tangan kanannya pada Diki. Sedangkan Arzan hanya terdiam memalingkan wajah dan menyembunyikan kedua tangan di saku celananya.

"Maaf nak Diki, sebelumnya bapak selalu berfikir bahwa nak Diki tidak punya sanak saudara lagi, selain almarhumah Bibi Elis. Tapi ternyata bapak salah. Maafkan pemikiran bapak yang sebelumnya ya nak."

Pak Mun meminta maaf pada Diki dengan tersenyum merasa bersalah sambil menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya.

Karena Diki merasa tidak memiliki ikatan saudara dengan mereka berdua, Diki segera memberikan penjelasan pada pak Muh bahwa Tiara dan Arzan bukanlah saurdaranya yang sebelum kata-kata tersebut keluar dari mulutnya karena perkataanya segera dipotong oleh Tiara.

"Haha, tidak apa-apa pak, memang dasarnya Diki tidak suka berbaur dengan orang-orang, Benarkan Zan,"

Ucap Tiara memotong perkataan Diki dengan suara yang Kencang sambil mencubit perut Arzan.

"Benar," ucap Arzan simpel.

"Ya sudah bapak pamit pulang dulu nak. Oh iya, bapak juga akan memproses kependudukan kalian berdua yang akan tinggal di kampung ini."

"Sebelumnya terima kasih dan juga mohon maaf pak sudah merepotkan bapak," ucap Tiara.

" Oh tidak-tidak, sangat tidak merepotkan, Karena ini memang pekerjaan bapak, sebagai RT di kampung ini."

"Ya sudah bapak pulang dulu ya,"ucap pak Muh pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Apa maksud kalian?!" Tanya Diki kesal.

"Kenapa kau marah begitu?, Sbastian sudah memerintahkan kita untuk menjadi tim," jelas Tiara menatap Diki dengan serius.

"Tim?" Tanya Diki bingung.

Tiara menganggukan kepalanya, dirinya juga menjelaskan bahwa Diki sudah resmi menjadi bagian dari organisasi ini.

"Apa-apaan ini!, Kenapa dirinya sepihak memutuskan hal ini!" Ucap Diki marah.

"Hei, kenapa kau marah padaku?! Lagian sifat Sbastian memang seperti itu," jelas Tiara dengan wajah datar.

"Sudahlah terima saja, aku yakin kedepannya kau akan terbiasa," tambah Tiara terbawa emosi

Diki hanya bisa pasrah dengan keadaan yang mendadak ini, dirinya terdiam memikirkan kejadian-kejadian tak terduga yang menimpanya.

Tanpa pikir panjang, Tiara dan Arzan memasuki rumah Diki tanpa merasa bersalah sedikit pun.

Apa lagi Tiara, dirinya memasuki kamar Diki dan mengeluarkan barang-barang miliknya.

Melihat Tiara yang mengeluarkan barang pribadi dari kamarnya membuat Diki kesal dan memarahi Tiara.

"Apa-apaan ini?!" Ucap Diki kesal.

"Kau tahukan aku dan Arzan sudah menjadi bagian rumah ini. Dan sebagai wanita aku bebas memilih kamar untuk ditinggali! Tidak ada protes!" Ucap Tiara menutup mulut Diki dengan jari telunjuknya.

Barang demi barang Tiara keluarkan, seperti pakaian, Dan hal-hal terlarang yang Diki sembunyikan di bawah pakaiannya.

"Iwh, sebaiknya kau cepat menikah!" Ucap Tiara terlihat jijik sambil memberikan barang terlarang pada Diki.

.

To Be Continued

.

.

JANGAN LUPA DUKUNG TERUS NOVEL "KHODAM" DENGAN CARA LIKE, SHARE VOTE DAN JADIKAN NOVEL FAVORIT. JANGAN LUPA JUGA TINGGALKAN JEJAK DENGAN CARA BERKOMENTAR DI KOLOM KOMENTAR.

.

DUKUNGAN KALIAN ADALAH SEMANGAT BAGI KAMI

Terpopuler

Comments

Wiro sableng Sableng 212

Wiro sableng Sableng 212

mantul..

2022-04-23

0

Ifa

Ifa

salam kk dari aku ingin sukses
dan hasrat cinta
ditunggu mampir nya

2021-12-29

2

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Munculnya Sang Khodam
3 Menginapnya Sohib
4 Kerja?
5 Penculikan
6 Mengenang masa Lalu
7 Awal Bekerja
8 Ancaman Mahluk Astral
9 Penyebab Kematian
10 Keputusan Sepihak
11 Penghuni Baru
12 Sebuah Misi
13 Jin Tomang
14 Serangan Dadakan
15 Penghuni Baru
16 Bertengkar
17 Pesan Misi
18 Bertemu dengan Client
19 Bunuh Diri
20 Rani
21 Hantu Banyu
22 Evolusi
23 Bala Bantuan
24 24
25 Kuatnya Iblis Banyu
26 Sbastian vs Iblis Banyu
27 Akibat Pertarungan Kemarin
28 Berkunjungnya Ivan dan Agnia
29 Latihan Meditasi
30 Masih Meditasi
31 Dimana Rani
32 Latihan Tahap Dua
33 Batu
34 Dimensi Lain
35 Iblis Logam
36 Iblis Es
37 Iblis Lava
38 Emosinya Erina
39 Suasana Hati
40 Bertemu Bocah
41 Pusat Perbelanjaan
42 Pertemuan Yang Tidak Terduga
43 Awal Kebencian
44 Mengantar Pulang
45 Genderuwo : Unlock New Skill
46 Ingatan Dulu
47 Kandita : Unlock New Skill
48 Macan Putih : Unlock New Skill
49 Pengobatan Ayu & Hantu Bengkek
50 Organisasi Pemburu Jin Khodam Zodiak
51 Pingsan
52 Kekuatan Jelangkung
53 Tertangkap
54 Sundel Bolong
55 Bertemu Gilang
56 Rencana Licik
57 Capricorn
58 Hantu Kambe Vs Mariaban
59 DiBalik Rasa Benci
60 Pertarungan Menggunakan Otak
61 Akibat Kehabisan Energi
62 Mengobati Gilang
63 Membasmi Jenglot - Penyambutan Hangat
64 Membasmi Jenglot - Awal Mula Kedatangan Jenglot
65 Membasmi Jenglot - Santai
66 Membasmi Jenglot - Keliling Desa
67 Membasmi Jenglot - Jenglot Raksasa
68 Membasmi Jenglot - Kemampuan Unik
69 Membasmi Jenglot - Pelaku Sebenarnya
70 Membasmi Jenglot - Pergi Ke Rumah Madam L
71 Membasmi Jenglot - Interogasi
72 Membasmi Jenglot - Pembelaan
73 Membasmi Jenglot - Akhir
74 Curahan Hati Ivan
75 Kecewa
76 Final Arc : Gelisahnya Leena
77 Final Arc : Berpencar
78 Final Arc : Bantuan
79 Final Arc : Lagi-Lagi 1vs1
80 Final Arc : Apakah Itu Kau, Kakak?
81 Final Arc : Menolak Pemberian Orang
82 Final Arc : Pingsan
83 Final Arc : Penyabeb Menjadi Kulkas 10 Pintu
84 Final Arc : keegoisan Arzan
85 Final Arc : Ace dan Mariaban Vs Tiara dan Kandita
86 Final Arc : Dikejar Selena
87 Final Arc : Khodam Zodiak Pisces
88 Final Arc : Ahol
89 Final Arc : Akhir Bagi Selena
90 Final Arc : Ungkapan Ace
91 Final Arc : Terungkapnya Identitas
92 Final Arc : Pertengkaran Dimana-mana
93 Final Arc : Sebuah Cahaya
94 Final Arc : Legenda (Promosi Novel)
Episodes

Updated 94 Episodes

1
PROLOG
2
Munculnya Sang Khodam
3
Menginapnya Sohib
4
Kerja?
5
Penculikan
6
Mengenang masa Lalu
7
Awal Bekerja
8
Ancaman Mahluk Astral
9
Penyebab Kematian
10
Keputusan Sepihak
11
Penghuni Baru
12
Sebuah Misi
13
Jin Tomang
14
Serangan Dadakan
15
Penghuni Baru
16
Bertengkar
17
Pesan Misi
18
Bertemu dengan Client
19
Bunuh Diri
20
Rani
21
Hantu Banyu
22
Evolusi
23
Bala Bantuan
24
24
25
Kuatnya Iblis Banyu
26
Sbastian vs Iblis Banyu
27
Akibat Pertarungan Kemarin
28
Berkunjungnya Ivan dan Agnia
29
Latihan Meditasi
30
Masih Meditasi
31
Dimana Rani
32
Latihan Tahap Dua
33
Batu
34
Dimensi Lain
35
Iblis Logam
36
Iblis Es
37
Iblis Lava
38
Emosinya Erina
39
Suasana Hati
40
Bertemu Bocah
41
Pusat Perbelanjaan
42
Pertemuan Yang Tidak Terduga
43
Awal Kebencian
44
Mengantar Pulang
45
Genderuwo : Unlock New Skill
46
Ingatan Dulu
47
Kandita : Unlock New Skill
48
Macan Putih : Unlock New Skill
49
Pengobatan Ayu & Hantu Bengkek
50
Organisasi Pemburu Jin Khodam Zodiak
51
Pingsan
52
Kekuatan Jelangkung
53
Tertangkap
54
Sundel Bolong
55
Bertemu Gilang
56
Rencana Licik
57
Capricorn
58
Hantu Kambe Vs Mariaban
59
DiBalik Rasa Benci
60
Pertarungan Menggunakan Otak
61
Akibat Kehabisan Energi
62
Mengobati Gilang
63
Membasmi Jenglot - Penyambutan Hangat
64
Membasmi Jenglot - Awal Mula Kedatangan Jenglot
65
Membasmi Jenglot - Santai
66
Membasmi Jenglot - Keliling Desa
67
Membasmi Jenglot - Jenglot Raksasa
68
Membasmi Jenglot - Kemampuan Unik
69
Membasmi Jenglot - Pelaku Sebenarnya
70
Membasmi Jenglot - Pergi Ke Rumah Madam L
71
Membasmi Jenglot - Interogasi
72
Membasmi Jenglot - Pembelaan
73
Membasmi Jenglot - Akhir
74
Curahan Hati Ivan
75
Kecewa
76
Final Arc : Gelisahnya Leena
77
Final Arc : Berpencar
78
Final Arc : Bantuan
79
Final Arc : Lagi-Lagi 1vs1
80
Final Arc : Apakah Itu Kau, Kakak?
81
Final Arc : Menolak Pemberian Orang
82
Final Arc : Pingsan
83
Final Arc : Penyabeb Menjadi Kulkas 10 Pintu
84
Final Arc : keegoisan Arzan
85
Final Arc : Ace dan Mariaban Vs Tiara dan Kandita
86
Final Arc : Dikejar Selena
87
Final Arc : Khodam Zodiak Pisces
88
Final Arc : Ahol
89
Final Arc : Akhir Bagi Selena
90
Final Arc : Ungkapan Ace
91
Final Arc : Terungkapnya Identitas
92
Final Arc : Pertengkaran Dimana-mana
93
Final Arc : Sebuah Cahaya
94
Final Arc : Legenda (Promosi Novel)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!