Ancaman Mahluk Astral

Tekejut, itulah yang pertama kali Diki rasakan saat melihat bibi Elis yang berubah secara drastis pada tubuhnya.

Mata melotot, kedua tangan yang menutup mulut seakan menambah kesan dirinya tekejut.

"Bibi!" teriak Diki berlari mendekati bibinya itu.

Tetapi dengan sigap, macan putih menghalangi dan melarang Diki untuk mendekati bibinya.

"Kenapa kau menghalangi langkahku dan melarangku?" Tanya Diki menatap ke arah macan putih dengan perasaan campur aduk antara sedih dan masih syok.

"Bibimu sedang dirasuki mahluk astral. Ini pasti gara-gara iman bibimu yang melemah atau emosinya yang sedang tidak stabil," jelas macan putih.

"Dan, apa yang harus aku lakukan?" Tanya Diki masih dalam hati campur aduknya itu.

"Tenang, aku pasti akan membantumu," jawab macan putih menatap ke arah bibi Diki dengan serius.

Macan putih pun memanggil mahluk astral yang merasuki tubuh Bi Elis.

"Hei kau!" Teriak macan putih.

Mahluk astral atau bi Elis yang sedang dirasukinya melirik ke arah macan putih.

Kepala yang bergoyang lambat ke kiri dan ke kanan, postur tubuh yang membungkuk, kedua bola mata memutih, urat-urat yang menonjol keluar dan kuku-kuku jari tangan yang memanjang, itulah bibi Elis sekarang.

"KAU!!" Teriak mahluk astral yang merasuki tubuh bi Elis, suara yang dihasilkan dirinya pun begitu berat.

"Berani-beraninya mencuri mangsaku!" Tambah mahlus astral yang merasuki tubuh bi Elis.

"Siapa yang kau maksud?, Anak ini?" Tanya macan putih sambil menujuk pada Diki.

"Benar!, Bau darah anak itu sangat segar. Aku ingin mengambil darah dan jiwanya," ucap mahluk astral tersebut.

"Pangkatku pasti naik beberapa kali lipat jika meminum darah dan memakan jiwanya!, HUAHAHAHAHAHAH," ucap mahluk astral tertawa keras.

"Padahal aku sudah mengincarnya sejak dulu, tetapi kenapa kau tiba-tiba muncul, sialan!" Ucap mahluk astral marah.

"Dan apa hubungannya dengan wanita itu mengenai anak ini?" Tanya macan putih.

"Kau pikir aku bodoh apa?, Dasar kucing garong!"

"Siapa yang kau bilang kucing garong!" macan putih Marah dan siap menyerang mahluk astral. Tetapi serangannya terhenti akibat mahluk astral yang merasuki bi Elis mengancam akan membunuhnya jika salah satu diantara mereka mendekat.

Mahluk astral itu bisa saja membunuh bi Elis, karena dirinya sedari tadi sudah membawa Ceruti di tangan kanannya.

"Kau tidak ingin bibimu mati kan?" Ucap mahluk astral pada Diki.

"Bagaimana ini macan putih?" Tanya Diki dalam hati.

"Tenang saja, aku jamin bibimu akan baik-baik saja," jelas macan putih untuk menenangkan Diki.

"Semoga saja, benar apa yang kau katakan."

Mahluk astral tersebut memberikan penawaran, jika bibinya ingin selamat, Diki harus melakukan penukaran dirinya dengan bibinya itu.

Tanpa pikir panjang, Diki menerima tawaran itu. Sehingga membuat macan putih terkejut dan menyuruh Diki untuk membatalkan tawaran tersebut.

Tetapi Diki bersikeras untuk tetap menerima tawaran mahluk astral tersebut.

"Diam kau!, aku harus menyelamatkan Bibi!" teriak Diki melihat ke arah macan putih dengan mata yang berkaca-kaca.

Tiba-tiba air mata keluar dari mata bi Elis, walaupun kesadarannya telah diambil alih oleh mahluk astral.

Hal itu menbuat Diki menjadi semakin sedih.

"Bibi, apa kau mendengarku?" Tanya Diki dengan nada yang sedih.

"Bibi, aku yakin kau mendengarku. Aku menyangimu bi, aku tidak ingin kehilanganmu," ucap Diki yang kesedihannya itu menjadi sebuah tangisan.

"Jika kau tidak ingin kehilangan bibimu ini, maka kemarilah," ucap mahluk astral melambai-lambaikan tangannya.

Ia kemudian mendekati bibinya dan saat itu juga perlahan mahluk astral keluar dari tubuh bi Elis.

'GERAKAN CEPAT' Diki mengucapkan kata-kata yang sebelumnya telah disuruh Macan Putih. Walaupun dirinya tidak mengetahui apa maksudnya.

Tiba-tiba kecepatan macan putih meningkat 20x lipat dan dirinya langsung mendekati bi Elis. Tetapi melihat hal tersebut mahluk astral kembali ke tubuh Bi Elis dan menggerakkan tangan yang memegang Cerurit ke arah leher bi Elis. Tetapi karena kecepatan macan putih yang tinggi, membuat Cerurit tersebut hanya menggores sedikit leher bi Elis.

Yang akhirnya, tubuh bi Elis berhasil di bekuk dan mahluk astral yang berada di dalam tubuh bi Elis tidak bisa berbuat apa-apa.

"Lepaskan aku, lepaskan aku, LEPASKAN AKU!!!" Teriak mahluk astral.

Dirinya meronta-ronta supaya Diki dan macan putih membebaskannya.

Macan putih mengeluarkan mahluk astral tersebut dari dalam tubuh bi Elis, dan mengikatnya dengan tali cahaya kekuatannya.

"Akhirnya, bibi."

Walaupun bi Elis masih pingsan, Diki memeluknya dengan sangat erat ditambah dengan perasaan haru karena bibinya baik-baik saja.

Setalah itu, macan putih berkata pada Diki untuk keluar dari dimensi goib tersebut.

Kemudian Diki mencari tempat sepi dan dirinya merapalkan kata-kata untuk keluar dari dimensi goib.

'PINDAH DIMENSI'

Diki kembali dari dimesni ghoib, dirinya kemudian berpura-pura khawatir karena banyaknya warga yang penasaran melihat kondisi bi Elis.

"Bibi, bibi!" Teriak Diki sambil berlari menuju rumahnya.

Diki pun sangat terkejut saat melihat  sekujur tubuh bibinya yang berubah menjadi warna biru.

"Kenapa ini?" Ucap Diki yang kaget melihat kondisi Bibinya.

"Bibi?!, Bibi?!, Bibi?!"

Diki terus menggoyang-goyangkan badan bibinya dengan maksud supaya bibinya begerak. Tetapi tidak lama pak Muh datang dibarengi oleh warga yang mengikutinya dari belakang. Pak Muh langsung memeriksa denyut nadi bi Elis.

"Bagaimana pak Muh kondidi Bibi?" Tanya Diki khawatir.

"Inalilahi wa innailaihi roziun," ucap pak Muh sambil menutup kedua mata bi Elis.

"Apa maksudnya ini pak Muh," tanya Diki terkejut saat pak Muh mengucapkan kata inalilahi dan menutup mata bi Elis.

"Yang Sabar ya, Nak Diki," ucap pak Muh sambil mengelus rambut Diki.

"Tidak, tidak, ini tidak mungkin."

Diki tidak percaya dengan ucapan pak Muh dirinya langsung menghampiri bibinya itu.

"Bibi!, bibi!" ucap Diki sambil menggoyangkan tubuh bibinya.

Perlahan air mata terjatuh dari mata Diki, dirinya terus menggoyang-goyangkan tubuh bi Elis dibarengi oleh air mata yang mengalir deras.

"Bibi, bangun bi. Bibi, bukannya bibi sudah janji untuk selalu bersamaku?, Bibi?!" Diki terus mengoceh dan terus menggoyangkan tubuh bi Elis dibarengi air mata yang masih mengalir.

Diki pun menghampiri pak Muh, dirinya berkata pada pak Muh untuk membantunya menghidupkan bibinya itu.

Tapi apa daya, pak Muh hanya manusia biasa, dirinya tidak mungkin bisa menghidupkan bibinya Diki tersebut.

Diki kembali menghampiri Bi Elis. Dirinya menangis sejadi-jadinya di atas perut bibinya itu.

"Sabar nak, ini semua sudah menjadi takdir" ucap pak Muh pada Diki.

Diki masih menangis di atas perut Bibinya dan semua warga hanya melihatnya.

.

To Be Continued.

.

.

JANGAN LUPA DUKUNG TERUS NOVEL "KHODAM" DENGAN CARA LIKE, SHARE VOTE DAN JADIKAN NOVEL FAVORIT. JANGAN LUPA JUGA TINGGALKAN JEJAK DENGAN CARA BERKOMENTAR DI KOLOM KOMENTAR.

.

DUKUNGAN KALIAN ADALAH SEMANGAT BAGI KAMI

Terpopuler

Comments

Karebet

Karebet

👍👍👍👍👍

2022-08-08

0

Wiro sableng Sableng 212

Wiro sableng Sableng 212

mantap thor..

2022-04-23

0

ummi a-sya

ummi a-sya

pake bahasa apa tuh?? 🤔

2021-12-05

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Munculnya Sang Khodam
3 Menginapnya Sohib
4 Kerja?
5 Penculikan
6 Mengenang masa Lalu
7 Awal Bekerja
8 Ancaman Mahluk Astral
9 Penyebab Kematian
10 Keputusan Sepihak
11 Penghuni Baru
12 Sebuah Misi
13 Jin Tomang
14 Serangan Dadakan
15 Penghuni Baru
16 Bertengkar
17 Pesan Misi
18 Bertemu dengan Client
19 Bunuh Diri
20 Rani
21 Hantu Banyu
22 Evolusi
23 Bala Bantuan
24 24
25 Kuatnya Iblis Banyu
26 Sbastian vs Iblis Banyu
27 Akibat Pertarungan Kemarin
28 Berkunjungnya Ivan dan Agnia
29 Latihan Meditasi
30 Masih Meditasi
31 Dimana Rani
32 Latihan Tahap Dua
33 Batu
34 Dimensi Lain
35 Iblis Logam
36 Iblis Es
37 Iblis Lava
38 Emosinya Erina
39 Suasana Hati
40 Bertemu Bocah
41 Pusat Perbelanjaan
42 Pertemuan Yang Tidak Terduga
43 Awal Kebencian
44 Mengantar Pulang
45 Genderuwo : Unlock New Skill
46 Ingatan Dulu
47 Kandita : Unlock New Skill
48 Macan Putih : Unlock New Skill
49 Pengobatan Ayu & Hantu Bengkek
50 Organisasi Pemburu Jin Khodam Zodiak
51 Pingsan
52 Kekuatan Jelangkung
53 Tertangkap
54 Sundel Bolong
55 Bertemu Gilang
56 Rencana Licik
57 Capricorn
58 Hantu Kambe Vs Mariaban
59 DiBalik Rasa Benci
60 Pertarungan Menggunakan Otak
61 Akibat Kehabisan Energi
62 Mengobati Gilang
63 Membasmi Jenglot - Penyambutan Hangat
64 Membasmi Jenglot - Awal Mula Kedatangan Jenglot
65 Membasmi Jenglot - Santai
66 Membasmi Jenglot - Keliling Desa
67 Membasmi Jenglot - Jenglot Raksasa
68 Membasmi Jenglot - Kemampuan Unik
69 Membasmi Jenglot - Pelaku Sebenarnya
70 Membasmi Jenglot - Pergi Ke Rumah Madam L
71 Membasmi Jenglot - Interogasi
72 Membasmi Jenglot - Pembelaan
73 Membasmi Jenglot - Akhir
74 Curahan Hati Ivan
75 Kecewa
76 Final Arc : Gelisahnya Leena
77 Final Arc : Berpencar
78 Final Arc : Bantuan
79 Final Arc : Lagi-Lagi 1vs1
80 Final Arc : Apakah Itu Kau, Kakak?
81 Final Arc : Menolak Pemberian Orang
82 Final Arc : Pingsan
83 Final Arc : Penyabeb Menjadi Kulkas 10 Pintu
84 Final Arc : keegoisan Arzan
85 Final Arc : Ace dan Mariaban Vs Tiara dan Kandita
86 Final Arc : Dikejar Selena
87 Final Arc : Khodam Zodiak Pisces
88 Final Arc : Ahol
89 Final Arc : Akhir Bagi Selena
90 Final Arc : Ungkapan Ace
91 Final Arc : Terungkapnya Identitas
92 Final Arc : Pertengkaran Dimana-mana
93 Final Arc : Sebuah Cahaya
94 Final Arc : Legenda (Promosi Novel)
Episodes

Updated 94 Episodes

1
PROLOG
2
Munculnya Sang Khodam
3
Menginapnya Sohib
4
Kerja?
5
Penculikan
6
Mengenang masa Lalu
7
Awal Bekerja
8
Ancaman Mahluk Astral
9
Penyebab Kematian
10
Keputusan Sepihak
11
Penghuni Baru
12
Sebuah Misi
13
Jin Tomang
14
Serangan Dadakan
15
Penghuni Baru
16
Bertengkar
17
Pesan Misi
18
Bertemu dengan Client
19
Bunuh Diri
20
Rani
21
Hantu Banyu
22
Evolusi
23
Bala Bantuan
24
24
25
Kuatnya Iblis Banyu
26
Sbastian vs Iblis Banyu
27
Akibat Pertarungan Kemarin
28
Berkunjungnya Ivan dan Agnia
29
Latihan Meditasi
30
Masih Meditasi
31
Dimana Rani
32
Latihan Tahap Dua
33
Batu
34
Dimensi Lain
35
Iblis Logam
36
Iblis Es
37
Iblis Lava
38
Emosinya Erina
39
Suasana Hati
40
Bertemu Bocah
41
Pusat Perbelanjaan
42
Pertemuan Yang Tidak Terduga
43
Awal Kebencian
44
Mengantar Pulang
45
Genderuwo : Unlock New Skill
46
Ingatan Dulu
47
Kandita : Unlock New Skill
48
Macan Putih : Unlock New Skill
49
Pengobatan Ayu & Hantu Bengkek
50
Organisasi Pemburu Jin Khodam Zodiak
51
Pingsan
52
Kekuatan Jelangkung
53
Tertangkap
54
Sundel Bolong
55
Bertemu Gilang
56
Rencana Licik
57
Capricorn
58
Hantu Kambe Vs Mariaban
59
DiBalik Rasa Benci
60
Pertarungan Menggunakan Otak
61
Akibat Kehabisan Energi
62
Mengobati Gilang
63
Membasmi Jenglot - Penyambutan Hangat
64
Membasmi Jenglot - Awal Mula Kedatangan Jenglot
65
Membasmi Jenglot - Santai
66
Membasmi Jenglot - Keliling Desa
67
Membasmi Jenglot - Jenglot Raksasa
68
Membasmi Jenglot - Kemampuan Unik
69
Membasmi Jenglot - Pelaku Sebenarnya
70
Membasmi Jenglot - Pergi Ke Rumah Madam L
71
Membasmi Jenglot - Interogasi
72
Membasmi Jenglot - Pembelaan
73
Membasmi Jenglot - Akhir
74
Curahan Hati Ivan
75
Kecewa
76
Final Arc : Gelisahnya Leena
77
Final Arc : Berpencar
78
Final Arc : Bantuan
79
Final Arc : Lagi-Lagi 1vs1
80
Final Arc : Apakah Itu Kau, Kakak?
81
Final Arc : Menolak Pemberian Orang
82
Final Arc : Pingsan
83
Final Arc : Penyabeb Menjadi Kulkas 10 Pintu
84
Final Arc : keegoisan Arzan
85
Final Arc : Ace dan Mariaban Vs Tiara dan Kandita
86
Final Arc : Dikejar Selena
87
Final Arc : Khodam Zodiak Pisces
88
Final Arc : Ahol
89
Final Arc : Akhir Bagi Selena
90
Final Arc : Ungkapan Ace
91
Final Arc : Terungkapnya Identitas
92
Final Arc : Pertengkaran Dimana-mana
93
Final Arc : Sebuah Cahaya
94
Final Arc : Legenda (Promosi Novel)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!