Mengenang masa Lalu

Diki mengingat-ingat masa lalu bersama bibinya itu. Dirinya sangat bahagia saat bersama bibi Elis.

Karena bagaimanapun bibi Elis sangat mengerti tentang dirinya.

Bibi Elis juga selalu membela saat ayah Diki memarahinya karena hal sepele, selalu merawatnya, dan dulu di saat Diki terjatuh karena tersandung batu, yang membersihkan luka di lututnya adalah bi Elis.

Makanya sampai saat ini Diki sangat menyayangi bibinya itu lebih dari ibu dan ayahnya.

Dirinya teringat tentang mahluk astral yang selalu mengintai di luar rumah.

Dan Diki meminta untuk membiarkannya pergi dari tempat tersebut. Karena Diki khwatir pada bibinya.

"Maaf aku harus segera ke rumah. Biarkan negosiasi hari ini dilanjutkan kapan-kapan. Aku janji akan membuat keputusan terbaik."

"Baiklah aku menunggu keputusan terbaikmu, Diki."

Diki pun pergi dengan khodamnya yaitu Macan Putih. Dirinya terus berlari hingga sampailah di rumah.

Sesampainya di rumah, Diki di sambut oleh bibi Elis.

"Nak Diki, kemana saja kamu nak," Tanya bibi Elis sambil mengelus kedua pipi Diki.

"Bibi sangat khawatir nak, ayo masuk," tambah Bi Elis

Diki heran, kenapa bibi Elis menanyakan hal seperti barusan, dan usut punya usut ternyata di ruang tamu terlihat dua orang pria yang sedang duduk di kursi.

"Hehe," ucap Ivan tersenyum sambil melambai-lambaikan tangannya.

Melihat sohibnya yang duduk di sofa ruang tamu, membuat Diki menghela nafas dalam-dalam.

"Ada apa lagi van?, Dan siapa pria itu?" Tanya Diki

"Santai dong ki, ini adalah atasanku yang sebenarnya, sekaligus omku . Wanita tadi hanyala anak dari omku ini," jelas Ivan pada Diki.

"Maafkan sikap anakku padamu, nak Diki. Aku tidak tahu dia akan berbuat seperti itu," jelas pak Andre merasa bersalah.

"Sudahlah aku tidak mempedulikan kejadian tadi pagi, sebaiknya kalian berdua kembali saja, dan pastinya kalian tidak ada urusan lagikan di sini kan?" Tanya Diki.

"Sebenernya aku ingin mengajakmu untuk bekerja di tempatku nak Diki, tapi apakah kamu mau?" Tanya pak Andre pada Diki.

Diki terdiam sesaat, dirinya bingung dengan pilihan yang harus diambil.

Karena dirinya juga teringat oleh Sebastian yang mengajak untuk tinggal di tempatnya.

"Aku bingung, apa yang harus aku pilih, aku tidak ingin berada di tempat Sbastian, dan di sisi lain tidak ingin terjadi apa-apa pada bi Elis Karena masalah jin khodam ini" gumam Diki.

Melihat Diki merenung membuat pak Andre memberikan kesempatan untuk memikirkan tawarannya itu.

Pak Andre juga berkata, bila pilihan Diki ingin bekerja di tempatnya, dirinya bisa langsung pergi ke tempat kerjanya kapanpun itu

Kemudian pak Andre dan Ivan pamit untuk kembali ke pekerjaannya.

"Selamat tinggal Diki, aku harap kau menerima tawaran omku ini," ucap Ivan pada Diki.

Setelah Pak Andre dan Ivan benar-benar pergi, bi Elis meminta Diki untuk duduk di teras rumah.

Bi Elis meminta Diki untuk tiduran di pangkuannya.

Tetapi Diki menolaknya dengan alasan dirinya sudah dewasa dan malu untuk melakukannya.

"Nak, bibi tidak tahu kapan lagi kamu bisa tiduran di pangkuan bibi lagi. Bibi ingin mengenang masa-masa kamu kecil dulu," pinta Bibi Elis pada Diki.

"Biarlah paha bibi yang jadi bantalan saja," pinta Diki malu.

"Lah memang seperti itu."

Diki pun mulai tiduran di pangkuan bibinya itu. Bibinya mengelus-elus rambut Diki sembari mengenang masa-masa Diki kecil.

"Kau tumbuh dengan sangat cepat, Nak," ucap Bi Elis.

"Perasaan masih kemarin, bibi menggendongmu  sebesar ukuran buah pepaya, hahah."

Diki hanya menikmati usapan tangan bibi pada rambutnya, dan mendengar ceritaan demi ceritaan bi Elis.

Tidak lupa bi Elis pun memberi nasihat untuk selalu berbuat baik kepada siapapun itu.

Tiba-tiba air mata bi Elis terjatuh mengenai pipi Diki. Sontak hal itu membuat Diki kaget dan langsung terbangun melihat wajah bibinya.

"Kenapa bibi menangis?" Tanya Diki.

"Bibi hanya sedih, mengingat kita tinggal berdua saja. Bibi sedih bagaimana jadinya jika bibi meninggalkanmu untuk selamanya, bibi tidak kuat memikirkan hal tersebut," jelas bi Elis sambil menangis.

"Bi, jangan berbicara seperti itu. Aku sedih jika melihat bibi menangis seperti ini."

Diki menenangkan bibinya untuk tidak menangis lagi. Tetapi apa daya, bibinya tidak bisa menahan rasa sedihnya itu. Karena memang emosi bibinya sangat tinggi.

"Bibi tidak ingin jauh darimu, tolong nak. Bibi hanya ingin selalu bersamamu sampai akhir hayat bibi," ucap bibi Elis masih menangis.

"Jika seandainya ayahmu tidak berbuat aneh-aneh, mungkin kau masih bisa tinggal bersama ayahmu," tambah Bi Elis.

"Sudah bi, aku senang dan bersyukur bisa tinggal dan hidup bersamamu," jelas Diki sambil memeluk bibinya.

"Dan aku janji, akan selalu bersamamu sampai akhir hayat, bi," tambah Diki.

Bi Elis pun balik memeluk Diki, dan mereka berdua saling berpelukan.

***

Pagi pun tiba, matahari yang bersinar terang seakan memberikan semangat pada penduduk bumi untuk selalu ceria menjalani aktivitas-aktivitasnya itu. Hembusan angin pun seakan menyoraki aktivitas penduduk bumi agar lebih semangat lagi.

Begitu pun yang dirasakan bi Elis, dirinya sangat bersemangat dalam menyapu halaman rumahnya yang diikuti oleh nyanyian dari mulutnya.

Sambil bergoyang  bak artis dangdut yang sedang menerima saweran, bi Elis sangat menikmati aktivitas menyapunya itu.

"Gitek kiri, gitek kanan, aw aw aw" ucap bi Elis, sambil menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri.

Bi Elis pun melihat ke arah jendela kamar Diki dan dirinya baru menyadari bahwa Diki sudah duduk di jendela kamarnya sedari tadi.

"Kamu lihat nak?" Tanya bi Elis malu.

"Aku tidak peduli, mau bibi kayang pun," ucap Diki datar.

"Jahat kamu," ucap bi Elis.

"Ngomong-ngomong kamu tidak berangkat ke tempat kerja pak Andre nak?" Tanya Bi Elis.

"Entahlah bi, aku bingung."

"Bibi terserah dan pasti mendukung pilihanmu, tapi kenapa tidak mencobanya saja. Jika pekerjaan itu cocok denganmu ya teruskan, tapi jika sebaliknya kamu tinggal keluar saja."

Bi Elis memberi saran pada Diki untuk mencoba kerja di tempat Pak Andre bersama Ivan.

Seketika Diki langsung masuk ke kamar dan menutup jendela kamarnya. Sehingga membuat bibinya itu kaget, karena pikirnya Diki marah akibat saran yang diberikannya.

Tetapi sepuluh menit kemudian Diki keluar rumah dengan pakaianya yang rapi.

"Bi aku pergi ke tempat kerja pak Andre dulu ya," ucap Diki sambil mencium tangan bi Elis.

Terkejut, itulah yang pertama kali bi Elis rasakan. dirinya tidak menyangka akan melihat Diki berangkat kerja.

Bi Elis pun mendoakan Diki dan menasehati supaya hati-hati di perjalanan.

Tidak lupa bi Elis memberi ongkos untuk berangkatnya bekerja..l

.

.

To Be Continued.

.

.

JANGAN LUPA DUKUNG TERUS NOVEL "KHODAM" DENGAN CARA LIKE, SHARE VOTE DAN JADIKAN NOVEL FAVORIT. JANGAN LUPA JUGA TINGGALKAN JEJAK DENGAN CARA BERKOMENTAR DI KOLOM KOMENTAR.

.

DUKUNGAN KALIAN ADALAH SEMANGAT BAGI KAMI

Terpopuler

Comments

Karebet

Karebet

🙏🙏🙏

2022-08-08

0

Wiro sableng Sableng 212

Wiro sableng Sableng 212

lanjuuut...

2022-04-23

0

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Ayo...

2022-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Munculnya Sang Khodam
3 Menginapnya Sohib
4 Kerja?
5 Penculikan
6 Mengenang masa Lalu
7 Awal Bekerja
8 Ancaman Mahluk Astral
9 Penyebab Kematian
10 Keputusan Sepihak
11 Penghuni Baru
12 Sebuah Misi
13 Jin Tomang
14 Serangan Dadakan
15 Penghuni Baru
16 Bertengkar
17 Pesan Misi
18 Bertemu dengan Client
19 Bunuh Diri
20 Rani
21 Hantu Banyu
22 Evolusi
23 Bala Bantuan
24 24
25 Kuatnya Iblis Banyu
26 Sbastian vs Iblis Banyu
27 Akibat Pertarungan Kemarin
28 Berkunjungnya Ivan dan Agnia
29 Latihan Meditasi
30 Masih Meditasi
31 Dimana Rani
32 Latihan Tahap Dua
33 Batu
34 Dimensi Lain
35 Iblis Logam
36 Iblis Es
37 Iblis Lava
38 Emosinya Erina
39 Suasana Hati
40 Bertemu Bocah
41 Pusat Perbelanjaan
42 Pertemuan Yang Tidak Terduga
43 Awal Kebencian
44 Mengantar Pulang
45 Genderuwo : Unlock New Skill
46 Ingatan Dulu
47 Kandita : Unlock New Skill
48 Macan Putih : Unlock New Skill
49 Pengobatan Ayu & Hantu Bengkek
50 Organisasi Pemburu Jin Khodam Zodiak
51 Pingsan
52 Kekuatan Jelangkung
53 Tertangkap
54 Sundel Bolong
55 Bertemu Gilang
56 Rencana Licik
57 Capricorn
58 Hantu Kambe Vs Mariaban
59 DiBalik Rasa Benci
60 Pertarungan Menggunakan Otak
61 Akibat Kehabisan Energi
62 Mengobati Gilang
63 Membasmi Jenglot - Penyambutan Hangat
64 Membasmi Jenglot - Awal Mula Kedatangan Jenglot
65 Membasmi Jenglot - Santai
66 Membasmi Jenglot - Keliling Desa
67 Membasmi Jenglot - Jenglot Raksasa
68 Membasmi Jenglot - Kemampuan Unik
69 Membasmi Jenglot - Pelaku Sebenarnya
70 Membasmi Jenglot - Pergi Ke Rumah Madam L
71 Membasmi Jenglot - Interogasi
72 Membasmi Jenglot - Pembelaan
73 Membasmi Jenglot - Akhir
74 Curahan Hati Ivan
75 Kecewa
76 Final Arc : Gelisahnya Leena
77 Final Arc : Berpencar
78 Final Arc : Bantuan
79 Final Arc : Lagi-Lagi 1vs1
80 Final Arc : Apakah Itu Kau, Kakak?
81 Final Arc : Menolak Pemberian Orang
82 Final Arc : Pingsan
83 Final Arc : Penyabeb Menjadi Kulkas 10 Pintu
84 Final Arc : keegoisan Arzan
85 Final Arc : Ace dan Mariaban Vs Tiara dan Kandita
86 Final Arc : Dikejar Selena
87 Final Arc : Khodam Zodiak Pisces
88 Final Arc : Ahol
89 Final Arc : Akhir Bagi Selena
90 Final Arc : Ungkapan Ace
91 Final Arc : Terungkapnya Identitas
92 Final Arc : Pertengkaran Dimana-mana
93 Final Arc : Sebuah Cahaya
94 Final Arc : Legenda (Promosi Novel)
Episodes

Updated 94 Episodes

1
PROLOG
2
Munculnya Sang Khodam
3
Menginapnya Sohib
4
Kerja?
5
Penculikan
6
Mengenang masa Lalu
7
Awal Bekerja
8
Ancaman Mahluk Astral
9
Penyebab Kematian
10
Keputusan Sepihak
11
Penghuni Baru
12
Sebuah Misi
13
Jin Tomang
14
Serangan Dadakan
15
Penghuni Baru
16
Bertengkar
17
Pesan Misi
18
Bertemu dengan Client
19
Bunuh Diri
20
Rani
21
Hantu Banyu
22
Evolusi
23
Bala Bantuan
24
24
25
Kuatnya Iblis Banyu
26
Sbastian vs Iblis Banyu
27
Akibat Pertarungan Kemarin
28
Berkunjungnya Ivan dan Agnia
29
Latihan Meditasi
30
Masih Meditasi
31
Dimana Rani
32
Latihan Tahap Dua
33
Batu
34
Dimensi Lain
35
Iblis Logam
36
Iblis Es
37
Iblis Lava
38
Emosinya Erina
39
Suasana Hati
40
Bertemu Bocah
41
Pusat Perbelanjaan
42
Pertemuan Yang Tidak Terduga
43
Awal Kebencian
44
Mengantar Pulang
45
Genderuwo : Unlock New Skill
46
Ingatan Dulu
47
Kandita : Unlock New Skill
48
Macan Putih : Unlock New Skill
49
Pengobatan Ayu & Hantu Bengkek
50
Organisasi Pemburu Jin Khodam Zodiak
51
Pingsan
52
Kekuatan Jelangkung
53
Tertangkap
54
Sundel Bolong
55
Bertemu Gilang
56
Rencana Licik
57
Capricorn
58
Hantu Kambe Vs Mariaban
59
DiBalik Rasa Benci
60
Pertarungan Menggunakan Otak
61
Akibat Kehabisan Energi
62
Mengobati Gilang
63
Membasmi Jenglot - Penyambutan Hangat
64
Membasmi Jenglot - Awal Mula Kedatangan Jenglot
65
Membasmi Jenglot - Santai
66
Membasmi Jenglot - Keliling Desa
67
Membasmi Jenglot - Jenglot Raksasa
68
Membasmi Jenglot - Kemampuan Unik
69
Membasmi Jenglot - Pelaku Sebenarnya
70
Membasmi Jenglot - Pergi Ke Rumah Madam L
71
Membasmi Jenglot - Interogasi
72
Membasmi Jenglot - Pembelaan
73
Membasmi Jenglot - Akhir
74
Curahan Hati Ivan
75
Kecewa
76
Final Arc : Gelisahnya Leena
77
Final Arc : Berpencar
78
Final Arc : Bantuan
79
Final Arc : Lagi-Lagi 1vs1
80
Final Arc : Apakah Itu Kau, Kakak?
81
Final Arc : Menolak Pemberian Orang
82
Final Arc : Pingsan
83
Final Arc : Penyabeb Menjadi Kulkas 10 Pintu
84
Final Arc : keegoisan Arzan
85
Final Arc : Ace dan Mariaban Vs Tiara dan Kandita
86
Final Arc : Dikejar Selena
87
Final Arc : Khodam Zodiak Pisces
88
Final Arc : Ahol
89
Final Arc : Akhir Bagi Selena
90
Final Arc : Ungkapan Ace
91
Final Arc : Terungkapnya Identitas
92
Final Arc : Pertengkaran Dimana-mana
93
Final Arc : Sebuah Cahaya
94
Final Arc : Legenda (Promosi Novel)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!