Menginapnya Sohib

Ivan sangat khawatir melihat Diki yang tiba-tiba terbaring di tanah. Karena kasihan, dirinya berencana mengantar pulang sohibnya itu.

Tetapi Diki menolak tawaran Ivan, dirinya berkata pada Ivan bahwa ia bisa pulang sendiri.

"Aku tahu kau bisa pulang sendiri, tapi aku tidak yakin kau akan tiba di rumahmu tepat waktu dengan kondisimu seperti ini. Yang lebih aku khawatirkan lagi, kamu tidak benar-benar sampai ke rumahmu. Biarlah aku mengantarmu ki, aku ini sahabatmu, aku akan melakukan apa saja andai itu baik untukmu walapun itu mengganggu waktuku" jelas Ivan meyakinkan Diki.

Tidak ingin memperpanjang perdebatan yang tidak penting dengan sahabatnya, Diki menyetujui permintaan Ivan untuk mengantarnya pulang ke rumah.

Saat Diki menaiki motor Ivan, dirinya masih melihat pertarungan jin Khodam dan mahluk astral yang tidak bisa dilihat oleh mata biasa. Ia pun sempat melihat pemilik khodam api tersebut dan mata mereka juga sempat berpapasan. Mata yang tajam dan mulut yang sedikit tersenyum membuat Diki takut melihat dirinya lebih lama lagi.

Saat mata mereka saling bertatapan, Diki langsung memalingkan wajah seakan tidak melihat si pemilik jin khodam yang sedang bertarung tersebut.

"Kau kenapa Ki?" Tanya ivan pada Diki karena merasa ada yang aneh pada Diki.

Diki hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Hah?, Apa?, Aku tidak bisa mendengar ucapanmu!. Coba lebih kencang," Perintah Ivan karena tidak mendengar apa yang dikatakan Diki.

Mendengar ucapan dari Ivan, Diki baru menyadari bahwa dirinya menggeleng-gelengkan kepalanya. Yang artinya mana mungkit Ivan melihat dirinya menggeleng-gelengkan kepala karena posisi dirinya tepat berada dibelakang punggung Ivan.

"Aku tidak apa-apa, tenang saja," ucap Diki.

Sesampainya mereka di tempat tujuan, tiba-tiba bibinya Diki keluar dari rumah.

"Alhamdulillah, kau baik-baik saja nak. Bibi sangat mengkhawatirkanmu, apa lagi hari sudah mulai sedikit gelap," ucap Bibi Elis yang langsung memeluk Diki.

"Ya sudah ayo kita ke dalam. Makasih ya mas." Bi Elis memberi uang senilai sepuluh ribu pada Ivan dan langsung masuk ke dalam rumah.

Seketika, Ivan yang menerima uang tersebut, langsung terkejut dan terdiam sesaat atas perlakuan bibinya Diki.

"Tunggu bi, apa bibi tidak ingat dengan tukang ojeg itu?" Tanya Diki menunjuk tukang ojeg pada Bi Elis.

"Eh memangnya siap—" melihat Tukang ojeg lebih teliti.

"Ivan?, Kau nak Ivan?, Alhamdulillah kamu sehat nak?" Tanya Bi Elis langsung menghampiri Ivan

Bi Elis langsung menuntun Ivan untuk masuk ke rumahnya.

Setelah mereka berada di rumah tepatnya di ruang tamu, bi Elis mempersilahkan Ivan untuk duduk di sofanya.

Beberapa saat kemudian, dirinya membawa beberapa cemilan dan air teh hangat untuk dihidangkan pada Ivan.

Bi Elis pun bertanya terkait kehidupan Ivan yang sekarang. tidak hanya itu, bi Elis juga menceritakan kenapa Diki bisa diasuh olehnya.

Karena tidak ingin mengingat kejadian masa lalunya, Diki memerintahkan pada Bibinya itu untuk tidak melanjutkan ceritanya.

"Sudah bi, kau jangan melanjutkan karangan basimu itu lagi," ucap Diki kesal dan pergi meninggalkan mereka berdua.

"Mau kemana kamu nak?!, Tidak sopan meninggalkan tamu begitu saja!. Apa lagi Ivan adalah temanmu," ucap bi Elis tegas.

"Aku mau mandi dulu, seharian keliling mencari pekerjaan membuat badan berkeringat dan bau," jelas Diki yang pergi begitu saja.

"Maafkan dia ya nak Ivan."

"Ia tenang saja kok bi, memang dia orangnya seperti itu."

Waktu terus berjalan, dan hari sudah di selimuti oleh gelapnya malam. Ivan bersiap untuk pamit pulang. Tetapi, bibinya Diki menyuruh untuk menginap di rumahnya.

Awalnya Ivan menolak tawaran bi Elis, tetapi karena Diki juga meminta Ivan untuk menginap apa lagi besok Diki mulai bekerja di tempatnya bekerja. Maksud Diki menyuruh Ivan menginap di rumahnya, karena besok bisa berangkat sama-sama ketempat kerja. Karena mendengan ucapan Diki yang barusan, akhirnya Ivan menginap di rumah Diki.

***

Malam hari sekitar pukul sepuluh, Ivan dan Diki duduk di teras rumah sambil menikmati dinginnya angin malam. Dengan ditemani dua cangkir kopi plus rokok dan cemilan mereka mengobrol.

"Apa badanmu baik-baik saja?" Tanya Ivan khawatir.

"Aku baik-baik saja," jawab Diki tersenyum lebar pada Ivan.

"Sebenarnya aku masih syok dengan kejadian tadi sore," gumam Diki.

"Apaan sih jijik," ucap Ivan melihat Diki yang tersenyum lebar.

" Tapi, terima kasih, kau sudah sangat banyak membantuku," ucap Diki kembali merenung.

"Kau ya, jangan menjadi beban dirimu, saat aku selalu membantumu. Ingat aku membantumu Karena aku memang ingin membantumu," jelas Ivan.

Saat sedang asik mereka ngobrol, tidak sengaja, Diki melihta mahluk aneh berdiri sekitar 20 meter di depan rumahnya.

Dan tanpa pikir panjang, Diki mengajak Ivan untuk segera masuk ke dalam rumah.

Tiba-tiba macan putih keluar dari tubuh Diki.

"Kau lambat menyadarinya!" Ucap Macan putih kesal.

"Apa kau tahu mahluk itu ada di depan sana?" Tanya Diki dengan berbisik.

"Sejak pertama kali mahluk itu muncul aku sudah menyadarinya."

"Dan kau diam saja?!" Bisik Diki kesal.

"Aku hanya mengujimu, dan ternyata hasilnya sungguh mengecewakan!"

Melihat Diki yang berbicara sendiri membuat Ivan bingung dan menempelkan telapak tangannya di dahi Diki.

"Apa kau sedikit gila?" Tanya Ivan.

"HUAHAHAHAHAH.Konyol, padahal dengan berbicara dalam hati saja aku bisa mendengarmu" jelas macan putih tertawa.

"Kenapa kau tidak bilang sejak awal, bikin salah pahan orang lain saja," ucap Diki dalam hati.

"Apa karena kau melihat aku berbicara sendiri?" Tanya Diki pada Ivan.

Ivan menganggukan kepalanya, kemudian Diki menjawab bahwa dirinya sedang latihan berbicara yang baik dan benar besok.

"Dan kenapa jika kau latihan berbicar untuk besok, ekpresimu seperti yang kesal begitu?" Tanya Ivan penasaran.

Diki terpojok oleh pertanyaan Ivan. Dirinya tidak tahu harus beralasan apa lagi pada sohibnya itu.

"Tinggal jawab saja, aku kesal Karana tidak bisa nememukam kata-kata yang cocok," ucap Macan putih.

"Ternyata kau cukup pintar juga," gumam Diki.

"Ya memang aku mahluk pintar, tidak seperti kau, yang cepat berputus asa dalam segala hal."

Mendengar kata-kata macan putih barusan, Diki kembali murung karena memang kenyataannya seperti ini.

"Kau jangan membuat wajah yang masam lagi, lagian aku tidak begitu peduli dengan pertanyaanku barusan," jelas Ivan pada Diki.

"Aku kesal sebenarnya tidak bisa membuat kata-kata yang cocok untuk bertemu dengan atasamu besok. Aku takut salah dalam berucap. Karena kesan pertama itu juga sangat penting dalam pertemuan," jelas Diki.

"Hahah, pantas saja. Tapi tenang saja, atasanku tidak semenyeramkan yang kau pikirkan, dan kemungkinan besar dia akan menyukaimu.Aku jamin itu".

.

To Be Continued.....

.

.

JANGAN LUPA DUKUNG TERUS NOVEL "KHODAM" DENGAN CARA LIKE, SHARE VOTE DAN JADIKAN NOVEL FAVORIT. JANGAN LUPA JUGA TINGGALKAN JEJAK DENGAN CARA BERKOMENTAR DI KOLOM KOMENTAR.

.

DUKUNGAN KALIAN ADALAH SEMANGAT BAGI KAMI

Terpopuler

Comments

Karebet

Karebet

👍👍👍👍👍

2022-08-08

0

Wiro sableng Sableng 212

Wiro sableng Sableng 212

lanjuut..

2022-04-23

0

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Ayo....

2022-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Munculnya Sang Khodam
3 Menginapnya Sohib
4 Kerja?
5 Penculikan
6 Mengenang masa Lalu
7 Awal Bekerja
8 Ancaman Mahluk Astral
9 Penyebab Kematian
10 Keputusan Sepihak
11 Penghuni Baru
12 Sebuah Misi
13 Jin Tomang
14 Serangan Dadakan
15 Penghuni Baru
16 Bertengkar
17 Pesan Misi
18 Bertemu dengan Client
19 Bunuh Diri
20 Rani
21 Hantu Banyu
22 Evolusi
23 Bala Bantuan
24 24
25 Kuatnya Iblis Banyu
26 Sbastian vs Iblis Banyu
27 Akibat Pertarungan Kemarin
28 Berkunjungnya Ivan dan Agnia
29 Latihan Meditasi
30 Masih Meditasi
31 Dimana Rani
32 Latihan Tahap Dua
33 Batu
34 Dimensi Lain
35 Iblis Logam
36 Iblis Es
37 Iblis Lava
38 Emosinya Erina
39 Suasana Hati
40 Bertemu Bocah
41 Pusat Perbelanjaan
42 Pertemuan Yang Tidak Terduga
43 Awal Kebencian
44 Mengantar Pulang
45 Genderuwo : Unlock New Skill
46 Ingatan Dulu
47 Kandita : Unlock New Skill
48 Macan Putih : Unlock New Skill
49 Pengobatan Ayu & Hantu Bengkek
50 Organisasi Pemburu Jin Khodam Zodiak
51 Pingsan
52 Kekuatan Jelangkung
53 Tertangkap
54 Sundel Bolong
55 Bertemu Gilang
56 Rencana Licik
57 Capricorn
58 Hantu Kambe Vs Mariaban
59 DiBalik Rasa Benci
60 Pertarungan Menggunakan Otak
61 Akibat Kehabisan Energi
62 Mengobati Gilang
63 Membasmi Jenglot - Penyambutan Hangat
64 Membasmi Jenglot - Awal Mula Kedatangan Jenglot
65 Membasmi Jenglot - Santai
66 Membasmi Jenglot - Keliling Desa
67 Membasmi Jenglot - Jenglot Raksasa
68 Membasmi Jenglot - Kemampuan Unik
69 Membasmi Jenglot - Pelaku Sebenarnya
70 Membasmi Jenglot - Pergi Ke Rumah Madam L
71 Membasmi Jenglot - Interogasi
72 Membasmi Jenglot - Pembelaan
73 Membasmi Jenglot - Akhir
74 Curahan Hati Ivan
75 Kecewa
76 Final Arc : Gelisahnya Leena
77 Final Arc : Berpencar
78 Final Arc : Bantuan
79 Final Arc : Lagi-Lagi 1vs1
80 Final Arc : Apakah Itu Kau, Kakak?
81 Final Arc : Menolak Pemberian Orang
82 Final Arc : Pingsan
83 Final Arc : Penyabeb Menjadi Kulkas 10 Pintu
84 Final Arc : keegoisan Arzan
85 Final Arc : Ace dan Mariaban Vs Tiara dan Kandita
86 Final Arc : Dikejar Selena
87 Final Arc : Khodam Zodiak Pisces
88 Final Arc : Ahol
89 Final Arc : Akhir Bagi Selena
90 Final Arc : Ungkapan Ace
91 Final Arc : Terungkapnya Identitas
92 Final Arc : Pertengkaran Dimana-mana
93 Final Arc : Sebuah Cahaya
94 Final Arc : Legenda (Promosi Novel)
Episodes

Updated 94 Episodes

1
PROLOG
2
Munculnya Sang Khodam
3
Menginapnya Sohib
4
Kerja?
5
Penculikan
6
Mengenang masa Lalu
7
Awal Bekerja
8
Ancaman Mahluk Astral
9
Penyebab Kematian
10
Keputusan Sepihak
11
Penghuni Baru
12
Sebuah Misi
13
Jin Tomang
14
Serangan Dadakan
15
Penghuni Baru
16
Bertengkar
17
Pesan Misi
18
Bertemu dengan Client
19
Bunuh Diri
20
Rani
21
Hantu Banyu
22
Evolusi
23
Bala Bantuan
24
24
25
Kuatnya Iblis Banyu
26
Sbastian vs Iblis Banyu
27
Akibat Pertarungan Kemarin
28
Berkunjungnya Ivan dan Agnia
29
Latihan Meditasi
30
Masih Meditasi
31
Dimana Rani
32
Latihan Tahap Dua
33
Batu
34
Dimensi Lain
35
Iblis Logam
36
Iblis Es
37
Iblis Lava
38
Emosinya Erina
39
Suasana Hati
40
Bertemu Bocah
41
Pusat Perbelanjaan
42
Pertemuan Yang Tidak Terduga
43
Awal Kebencian
44
Mengantar Pulang
45
Genderuwo : Unlock New Skill
46
Ingatan Dulu
47
Kandita : Unlock New Skill
48
Macan Putih : Unlock New Skill
49
Pengobatan Ayu & Hantu Bengkek
50
Organisasi Pemburu Jin Khodam Zodiak
51
Pingsan
52
Kekuatan Jelangkung
53
Tertangkap
54
Sundel Bolong
55
Bertemu Gilang
56
Rencana Licik
57
Capricorn
58
Hantu Kambe Vs Mariaban
59
DiBalik Rasa Benci
60
Pertarungan Menggunakan Otak
61
Akibat Kehabisan Energi
62
Mengobati Gilang
63
Membasmi Jenglot - Penyambutan Hangat
64
Membasmi Jenglot - Awal Mula Kedatangan Jenglot
65
Membasmi Jenglot - Santai
66
Membasmi Jenglot - Keliling Desa
67
Membasmi Jenglot - Jenglot Raksasa
68
Membasmi Jenglot - Kemampuan Unik
69
Membasmi Jenglot - Pelaku Sebenarnya
70
Membasmi Jenglot - Pergi Ke Rumah Madam L
71
Membasmi Jenglot - Interogasi
72
Membasmi Jenglot - Pembelaan
73
Membasmi Jenglot - Akhir
74
Curahan Hati Ivan
75
Kecewa
76
Final Arc : Gelisahnya Leena
77
Final Arc : Berpencar
78
Final Arc : Bantuan
79
Final Arc : Lagi-Lagi 1vs1
80
Final Arc : Apakah Itu Kau, Kakak?
81
Final Arc : Menolak Pemberian Orang
82
Final Arc : Pingsan
83
Final Arc : Penyabeb Menjadi Kulkas 10 Pintu
84
Final Arc : keegoisan Arzan
85
Final Arc : Ace dan Mariaban Vs Tiara dan Kandita
86
Final Arc : Dikejar Selena
87
Final Arc : Khodam Zodiak Pisces
88
Final Arc : Ahol
89
Final Arc : Akhir Bagi Selena
90
Final Arc : Ungkapan Ace
91
Final Arc : Terungkapnya Identitas
92
Final Arc : Pertengkaran Dimana-mana
93
Final Arc : Sebuah Cahaya
94
Final Arc : Legenda (Promosi Novel)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!