EPISODE 03

Tidak terasa hari sudah gelap. Bulan terlihat malu-malu menampakka dirinya, dan justru malah bersembunyi dibalik awan. Angin-angin kecil berusaha meniupnya, namun tetap saja itu tak cukup kuat untuk menyibak sinar rembulan.

Raizel sedang berada di balkon kamar, tempat tidurnya itu berada di lantai tiga, yang membuatnya lebih dekat menjunjung langit. Ini adalah salah satu kebiasan sang pangeran. Mata hitam beningnya bak boba yang dijual manusia, sangat manis turunan dari ibunya. Dan kelereng hitam itu sangat menyukai rupa langit ketika malam hari. Meski kadang kala rupanya sedang hujan, penuh petir, kosong, kelabu dan lainnya, Raizel tetap menyukai itu.

Menurut dia, langit malam ditemani terpaan angin kecil adalah tempat healing ternyaman, setelah seharian otaknya bekerja menuntut ilmu, raganya lelah bersekolah. Lalu pada saat menatap langit yang dingin, semua itu seolah hilang seketika.

Tok!

Tok!

Tok!

Saat sedang asik-asiknya menikmati suasana, tiba-tiba seseorang terdengar  mengetuk pintu kamarnya. Mau tidak mau Raizel berhenti sejenak dan menjawab panggilan itu.

“Masuk saja, pintunya tidak ku kunci,” seru Raizel.

Dan ternyata yang datang adalah Alea, perempuan itu meminta anak semata wayangnya untuk turun dan makan malam bersama.

“Ayah?” tanya Raizel.

“Dia akan lembur, tapi tenang saja, bunda sudah menyuruh penjaga mengantarkan makanan ke kantornya,” jawab Alea tersenyum lembut.

Raizel mengangguk sekilas, ia pun akhirnya mengikuti sang bunda turun ke bawah. Tapi sebelum itu ia menutup terlebih dahulu pintu balkonnya.

Sring!

‘Bintang jatuh?’ baatin Raizel ketika melihat sesuatu berwarna kuning menyala melintas turun. Namun tak lama kemudian ia tersadar dan langsung turun ke ruang makan.

Singkat cerita, Raizael dan Alea makan malam bersama. Terlihat kursi khusus sang alpha masih kosong. Senyum lelaki itu pun terbit sesat, Raizel tidak bisa bohong pada dirinya sendiri jika ia bangga pada ayahnya. Dia adalah sosok panutan yang sempurna, pekerja keras, baik dan selalu dicintai oang-orang.

‘Tapi apa aku bisa menjadi seperti ayah?’ batin Raizel.

Tapi jujur, anak itu juga merasa tidak pantas dan ragu,   perasaannya kembali murung, ia jadi teringat percakapan dengan Jerga dan teman-temannya disekolah tadi.

Flashback.

Tring!

Tring!

Tring!

Saat kedua temannya lahap menyantap makanan, Raizel hanya diam dengan pandangan melamun menatap langit-langit kantin. Hal itu jadi membuat nafsu makan Jerga tak menentu.

“Ceritakan apa masalah mu,” sampai akhirnya lelaki itu memilih menyudahi makannya dan fokus pada temannya itu.

“Maafkan aku Jer, tapi sepertinya benar kata Roman. Aku ini anak manja, tidak berguna,”  gumam Raizel terdengar putus asa. Sontak hal itu mengundang perhatian teman-temannya yang lain. Mereka semua kompak menatap ke arah  Raizel.

“Kalian bahkan sampai berhenti makan karena aku,”

“Apa maksud mu manja?” tanya Kayla.

“Aku keberatan dengan pernyataan ‘tidak berguna’ mu,” timpal Kenzi.

“Kamu tidak seperti itu Raizel,” ujar Jerga.

“Aku seperti itu dibandingkan ayah ku,” sela Raizel.

“Ayah ku sangat sempurna, dan benar kata orang aku hanya beruntung terlahir menjadi anaknya. Ayah ku sangat kuat, tapi aku? Dia ramah dan dicintai banyak orang, berbeda dengan ku yang dibenci banyak orang. Aku ini hanya menumpang nama padanya,” imbuhnya dengan perasaan kesal tertahan.

Jerga dan yang lainnya tak habis pikir mendengar penuturan Raizel. Bagaimana bisa dia memiliki waktu untuk berpikiran hal tidak berguna seperti itu?

“Ayah mu sangat menyayangi mu, dan kamu akan kuat seperti dirinya suatu saat nanti, kamu juga akan dicintai banyak orang,” ujar Kayla.

“Bersyukur saja, untuk saat ini kamu baru mengumpulkan tiga cinta dari kami,” timpal Kenzi langsung mendapatkan pukulan dari Kayla.

Plak!

“Sebaiknya kamu diam saja Kenzi,” ujar perempuan itu.

“Aku tidak akan bisa melakukannya,” ujar Raizel.

“Bodoh, kamu tidak berkaca selama ini Rai? Daripada mengurusi orang-orang yang iri pada mu, lebih baik waktu itu kamu pakai untuk mencintai dan menyayangi ayah ibu mu,” timpal Jerga.

Tring!

Saat ketiganya siap berdebat lagi, bel masuk berbunyi. Mau tak mau mereka menghentikan perdebatannya da masuk kelas. Ngomong-ngomong Kayla dan Kenzi berada di kelas yang berbeda dengan Raizel juga Jerga. Jadi mereka semua berpisah dikantin.

“Sayang,” lamuna Raizel hilang dalam sekejap ketika suara sang bunda terdengar lebih tegas.

“Ada apa? Kenapa makanan mu tidak dihabiskan, kamu sakit?” tanya Alea mendapatkan gelengan keras dari Raizel.

“Makanannya tidak enak?” lelaki itu menggeleng lagi. 

“Maaf bunda, aku melamun tadi,” ujar Raizel menundukkan kepalanya.

Duar!

Saat Alea hendak bertanya lagi, tiba-tiba saja terdengar suara ledakan yang cukup mengagetkan mereka semua. Seorang penjaga terlihat berlari ke arah ibu dan anak itu, tak lama setelah kejadian.

“Maaf luna, pangeran. Sesuatu dari langit terlihat jatuh dibagian barat pack,” ujarnya.

“Benda jatuh apa itu?” tanya Raizel.

“Dari pasukan sensor, katanya benda itu seperti capung besi. Meledak karena menghantam tanah cukup keras,”

Raizel langsung melihat kearah sang bunda.

“Bunda aku akan pergi, kamu tunggu disini,” ujarnya.

“Tidak. Bunda mau ikut, ini adalah tanggung jawab ku ketika alpha tidak ada,”

“Aku mohon bunda, kamu bisa pergi setelah mendengar kabar dari ku, jangan khawatir semua akan baik-baik saja. aku juga pangeran pack, menjaga rumah ini juga kewajiban untuk ku,”

Perdebatan kecil dimenangkan oleh sang pangeran, Alea akhirnya menunggu dengan harap-harap cemas di Mansion. Sedangkan Raizel pergi bersama beberapa prajurit guna memeriksa langsung keadaan dilapangan. Sang luna juga sudah sigap menelpon alpha dan beta, dan untungnya mereka sedang dalam perjalan pulang.

Wush!

Singkat cerita Raizel sampai ditempat. Dan capung besi yang dimaksud pasukan sensor adalah sebuah helicopter.

“Ini namanya helicopter, para manusia sering menggunakan ini sebagai alat transportasi udara. Pantas meledak, badannya juga hancur menghantam tanah,” ujar Raaizel mulai menelisik tempat sekitar.

“Kecepatan jatuhnya pasti kencang sekali,” imbuh lelaki itu seraya mengendus udara sekitar yang masih berasap. Namun ia seperti mencium sesuatu yang aneh.

Tap!

Tap!

Tap!

Raizel berjalan kearah badan helicopter yang rusak.

“Pangeran ada orang disini!” namun seruan salah satu penjaga menarik perhatiannya.

Lelaki itu berjalan mendekat, dan bisa ia lihat seorang lelaki tak sadarkan diri, tergeletak disemak-semak yang lebat.

Sret!

Sret!

Raizel mencoba menyentuhnya menggunakan kaki, sampau membuat tubuhnya bergoyang. Namun tak ada pergerakan apa-apa. Barulah setelah itu mereka semua tahu jika lelaki itu sudah tak sadarkan diri.

“Dia terluka pangeran,” ujar salah seorang penjaga yang melihat darah merembes dari pinggang orang itu. Maklum, tubuh nya serba mengenakan pakaian hitam, jadi sulit diteliti keadaannya.

Grep!

Raizel mencoba memeriksa denyut nadi orang itu, dan masih terasa meski lemah.

Uhuk!

uhuk!

Crat!

Saat hendak di tegapkan, tiba-tiba saja orang itu terbatuk dan memuntahkan banyak darah dari mulutnya, wajah Raizel yang cukup dekat bisa melihat gurat kesakitan orang itu. Dan entah ada angin apa juga darimana, dia mengangkat tubuh orang itu dan membawanya ke pack.

Wush!

Kedatangan Raizel bertepatan dengan kepulangan sang ayah, Alea juga menunggu diluar mansion kala itu, dan mereka semua terkekjut melihat Raizel bersama seorang lelaki tak sadarkan diri dipangkuannya.

“Dia terluka ayah, kita bisa kan membantunya,” ujar Raizel.

Tak memberikan jawaban pasti, sang alpha mempersilahkan dulu Raizel masuk. Zean yang kala itu juga ikut pulang ke Lightmoon pack, langsung memanggilkan dokter pack.

Sret!

Ditidurkannya sosok itu diatas tempat tidur milik Raizel, entah kenapa juga anak itu berpikir untuk membawanya ke kamar pribadi. Tak lama kemudian dokter datang, ia langsung menyibak pakaian yang dikenakan orang itu.

Sret!

Dan lagi-lagi semuanya dibuat terkejut. Orang itu memiliki luka besar di perut kanannya. Seperti luka tusuk dan tembakan yang menjadi satu. Darah juga terus keluar dengan deras.

Grep!

Grep!

Dokter mencoba menekan-nekan luka itu guna mengurangi pendarahan. Tangannya mulai mengeluarkan cahaya dan seketika luka itu mengering.

“Lalu untuk apa kamu menekan pendarahannya?” gumam Zean tidak mengerti, pada akhirnya dokter pack menggunakan kekuatan penyembuhannya untuk menyembuhkan.

“Maaf tuan. Aku melihat adegan itu di televisi hehe,” jawab si dokter membuat dongkol.

Setelah dirasa beres, dokter itupun pamit pergi. Tersisalah keempat orang itu didalam kamar, meneliti lelaki yang baru saja ditolongnya.

“Dia tampan sekali,” gumam Daniel, Alea dan Zean berbarengan. Tak sadar jika Raizel sudah mendelik tajam kearah mereka.

Gais ternyata punya orang tua cakep-cakep, kuat, digilai banyak orang, bisa bikin kena mental😭 Raizel yang cakep tiada tara aja insekkyur epribadeh.

Jangan lupa vote dan komentar, bantu share cerita ini agar semakin banyak orang membacanya.

Salam hangat

Resa Novia.

Terpopuler

Comments

Hanny Clarista

Hanny Clarista

kok aku ngerasa bahwa anak dari Daniel Anos masih hidup dan itu dia yang diselamatkan raziel

2022-04-11

0

Vemas Ardian

Vemas Ardian

nahh ku tahu pasti dia anos kan anaknya daniel yg prtma?

2021-12-23

0

💎hart👑

💎hart👑

🌹🌹buat Raisel

2021-12-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!