Isekai: Putri Marquess Jadi Pengusaha Tempe

Isekai: Putri Marquess Jadi Pengusaha Tempe

Bab 1. Cerita Hati

"Tidak sepantasnya kamu melakukan hal itu pada Kiara!”

Tara mengerjapkan kedua mata. Sinar matahari masuk melalui jendela, dan tangannya refleks menutupi wajah. Namun, ia merasakan ada yang salah. Tangannya jadi lebih gemuk daripada sebelumnya. Saat mendapati penglihatannya mulai membaik, ia ternyata sedang berada di tengah-tengah konflik.

Tara mendengar suara yang berteriak. Gadis itu kebingungan, sembari mengernyitkan dahi. Tadinya, Tara menyangka kalau ia pasti sedang terbaring di rumah sakit karena kecelakaan yang baru saja menimpa, dengan perban membalut seluruh tubuh.

Akan tetapi, ternyata tidak. Tara malah sedang mengenakan seragam sekolah, sama seperti siswa-siswi yang memandangnya benci dan jijik saat ini. Tara juga merasa, bahwa tubuhnya lebih berat dari biasanya. Rasanya tidak nyaman sekali karena selalu berkeringat, meskipun suhu udara sebenarnya sedang tidak menyengat.

Lalu, gadis itu melihat pada orang yang baru saja meneriakinya. Lelaki berambut hitam dengan mata berwarna merah. Di balik punggung lelaki itu, ada seorang gadis berambut biru terang dan bermata hijau menatap Tara dengan takut-takut.

Oke, rambut hitam sudah biasa. Tapi... mata merah? Yang perempuan berambut biru…? Ada apa ini? Cosplay?

“Jawab aku! Elona!”

Elona…? Namaku ‘kan Tara?

Kedua mata Tara seketika terbelalak karena mengingat sesuatu. Bukan, mereka yang ada di hadapannya itu bukan sedang cosplay. Tapi mereka adalah orang-orang yang Tara kenal, Setidaknya, Tara mengenal mereka, tapi bukan di dunia nyata.

Mereka adalah karakter dari webtoon Cerita Hati.

Lalu, Elona adalah…

Tara teringat dengan percakapan teman-teman di kampus, yang ia hanya dengar sekilas.

“Hei, apa kamu udah baca webtoon Cerita Hati?”

“Sudah tamat dong! Bagus ya, ceritanya?”

“Iya, tapi aku kasihan pada tunangannya Tuan Louis.”

“Ah yang gemuk itu?! Siapa namanya?”

“Kalau tidak salah…”

“Elona Locke! Aku bicara padamu!”

Hah...! Aku adalah Elona Locke...?!!

***

Satu jam sebelumnya.

"Kiara..."

"Ya, Tuan Muda Louis?"

"Selama kita bersama, aku merasakan ada yang berubah. Aku yang dulu hanya bisa meratapi kepergian ibuku dan menghadapi dunia dalam kegelapan, semua itu berubah semenjak ada kamu.

Kamu memberikan sesuatu yang bermakna sejak hadir dalam hidupku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi yang jelas, aku tahu kalau aku yang sekarang tidak akan bisa di sini tanpa ada kamu yang menemaniku...

Kiara, maukah kamu menjadi istriku?"

"Kyaaaa!!"

Tara menyunggingkan senyum lebar di wajah. Gadis itu sedang membaca webtoon berjudul "Cerita Hati" di layar ponsel pintar, sembari tengkurap di tempat tidur. Tubuhnya berguling-guling saking gemas dengan kalimat-kalimat manis yang dikatakan oleh si protagonis pria, yakni seorang tuan muda putra Marquess bernama Louis Vandyke, terhadap Kiara Perez, si protagonis wanita seorang putri Baron.

Tara tak bisa membendung rasa senang yang meluap-luap, karena pada akhirnya protagonis wanita yang dia sukai menemukan kebahagiaan bersama lelaki tampan yang dicintainya.

Kisah cinta webtoon ini sangat manis! pekik Tara dalam hati, hingga tanpa sadar kakinya yang berayun-ayun itu terbentur dan menyenggol sesuatu.

“Aduh!” jeritnya, lalu meringis kesakitan. Tara memeriksa apakah ada darah atau tidak pada kakinya. Tidak ada satupun luka di sana, kecuali rasa ngilu.

Tara mengintip ke lantai karena ia yakin ada satu benda yang ikut jatuh. Sebuah bingkai foto tua yang didalamnya terdapat tiga orang. Seorang pria yang masih berusia belum genap 40 tahun. Di sebelahnya terdapat seorang wanita yang diangkul dengan penuh cinta. Lalu, di tengah-tengah, menyempil dengan tatapan mata nakal dan senyum ceria, seorang gadis kecil dengan rambut panjang dikuncir dua.

“Eh, maafkan aku, Ayah, Ibu!” ucap Tara sembari mengambil foto tersebut dari lantai dan mengelap kaca bingkainya.

Untung saja tidak pecah kacanya.

Tara tersenyum tipis mengenang masa lalu. Gadis kecil dengan tatapan mata nakal itu adalah dirinya, lalu pria dan wanita di kanan kirinya adalah ayah dan ibunya yang telah lama tiada.

Tara meletakkan kembali foto usang tersebut di atas meja. Matanya mengedarkan pandangan ke sekitar. Kamar tiga kali tiga dengan cahaya lampu temaram ini adalah ruang baginya untuk melepas penat, setelah seharian berjibaku dengan kegiatan di kampus dan disusul pula dengan kerja paruh waktu di toko buku.

Tumpukan buku-buku di sudut ruangan yang sedikit berdebu, menjadi saksi bisu bahwa Tara lebih sering menghabiskan waktu di kamar kontrakan ini ketimbang berjalan-jalan seperti para gadis sebayanya.

Membaca adalah hobi Tara, dan gadis itu bisa melahap buku apapun dengan minat yang sangat tinggi. Mulai dari buku-buku pelajaran di sekolah, novel, webtoon, hingga koran-koran bekas sebagai bungkus makanan yang sering dia beli di warteg.

Tara adalah gadis yang pintar meskipun ia tidak ingin menonjolkan hal tersebut. Kesendiriannya sejak ditinggal ayah dan ibunya, serta pola asuh para kerabat yang menggilirnya kesana kemari karena menganggapnya sebagai beban, menjadikan Tara sebagai seorang yang pendiam.

Sejak ditinggal mati oleh kedua orangtuanya dalam sebuah kecelakaan, Tara diasuh oleh paman-paman dan bibi-bibinya. Mereka menggilir Tara dari satu keluarga ke keluarga yang lain, karena hanya ingin mendapat bagian dari warisan orangtua Tara. Dalam surat wasiat orangtuanya, dikatakan bahwa para kerabat tersebut akan mendapat bagian apabila mengasuh Tara hingga lepas SMA.

Keluarga paman dan bibinya tidak ada yang tulus mengasuh Tara, karena orangtuanya dahulu kawin lari dan tidak mendapat restu. Sejak itu, hidup Tara berubah. Keceriaannya sirna, terlebih lagi saat mereka semua memperlakukan Tara sebagai pelayan, baik oleh paman dan bibinya maupun para sepupunya.

Namun sekarang Tara bisa mendapati kebahagiaannya sendiri, karena dua tahun berlalu sejak dirinya berhenti diasuh oleh para kerabatnya. Kini Tara sudah lulus SMA, dan hidup sendiri di sebuah kamar kontrakan. Bermodalkan harta warisan orangtuanya yang tersisa, Tara menjadi mahasiswi di kampus bergengsi, sembari kerja paruh waktu di sebuah toko buku.

Meskipun kehidupannya sewaktu sekolahnya menyedihkan, namun Tara bisa mengambil hikmah dari semua hal itu. Tara menjadi seorang gadis yang mandiri berkat semua yang dia alami.

Tara melirik layar ponsel guna melihat jam. Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Di bagian notifikasi tidak ada satupun chat yang masuk, termasuk dari Geri pacarnya, yang belum juga membalasnya sejak siang.

Tara membuka menu aplikasi chat. Kedua jemarinya menggulirkan dengan cepat untuk menemukan nama Geri, lalu mengkliknya. Terlihat pukul 12:05 adalah terakhir kali Tara mengirimkan pesan pada lelaki yang dia cintai itu, menanyakan apakah dia sudah makan siang. Namun pesannya hanya tertanda cheklist dua berwarna biru, tanpa ada balasan apapun.

Tara bukanlah gadis yang suka memberondongi pacarnya dengan pertanyaan yang berulang bila tidak dibalas pesannya. Tara percaya bahwa mungkin saja Geri sedang sibuk. Meskipun sudah sepuluh jam berlalu, namun Tara tetap ingin menunggu hingga keesokan harinya.

Mungkin saja, Geri sudah tidur, jadi dia lupa membalasnya…

Tara mencoba menenangkan dirinya sendiri dalam hati. Lagipula, Geri sering begini. Sekali dua kali waktu masih awal pacaran, Tara memang sering cemas saat Geri tidak membalas pesannya dengan cepat. Namun Geri selalu meyakinkan bahwa semua itu hanya karena dirinya sibuk ataupun mengantuk. Setahun berlalu sejak Tara berpacaran dengan Geri, gadis itupun mulai percaya sepenuhnya pada lelaki tersebut.

Tara mengambil dompet dari dalam ransel kuliahnya dan merapikan sweater yang dia kenakan. Daripada mengkhawatirkan Geri lebih baik aku jajan, pikirnya sembari berjalan keluar dari kamarnya menuju minimarket 24 jam yang masih buka.

***

“Semuanya jadi 20,500 kak!” ucap kasir minimarket. Jemarinya mengetik cepat pada sebuah mesin di hadapannya guna mencetak struk. Tara mengeluarkan uang pas dari dalam kantung sweaternya.

Tara membeli sebatang es krim murah dan beberapa snack camilan untuk menemani dirinya menonton streaming drama barat kesukaannya malam ini. Tara berniat begadang semalaman selagi esoknya adalah hari Minggu.

Tara baru saja akan melangkahkan kakinya keluar dari minimarket, ketika suara yang ia kenal muncul dari balik rak alat-alat kecantikan.

“Mau beli apa lagi sih, sayang?”

“Tungguu… kebetulan pembalutku lagi habis…”

Ucap seorang gadis bernada manja pada laki-laki bertopi di sebelahnya. Tangan kanannya asyik menyusuri barang-barang yang terpajang di rak, sembari tangan kirinya menggandeng mesra tangan lelaki tersebut. Wajahnya tersenyum saat gadis menemukan pembalut dengan merk yang dia cari.

Ira…?

Tara menghentikan langkah kakinya. Dia melangkah masuk kembali dan melongokkan kepalanya, mengintip muda-mudi tersebut. Benar itu adalah Ira, setelah Tara memastikannya dengan yakin bahwa gadis itu adalah sepupunya.

Dari semua kerabat yang memandangnya hanya sebelah mata, Ira merupakan sebuah cahaya bagi hidup Tara yang gelap. Ira adalah sepupu Tara, yang merupakan anak satu-satunya dari bibi Nina, adik ayahnya yang ketiga. Meskipun Bibi Nina sering menyuruh Ira untuk menjauhinya, namun gadis itu tetap menempel pada Tara.

Ira sering bermanja-manja pada Tara dan memintanya melakukan apa saja untuknya, termasuk mengerjakan pekerjaan sekolahnya. Meskipun Tara sebenarnya merasa kalau saat itu ia sedang diperalat, tapi Tara tetap senang. Setidaknya, Ira tidak menjauhinya seperti sepupu-sepupunya yang lain.

Begitu yakin seratus persen kalau gadis itu adalah Ira, Tara bergegas menyapanya.

“Ira…!”

Namun baru saja Tara melangkahkan kaki ke hadapan sepepunya itu, matanya terbelalak. Lelaki bertopi itu juga ternyata adalah orang yang dia kenal. Bahkan sangat Tara kenal.

“… Geri?”

***

Sepasang muda-mudi itu menghentikan kegiatannya. Di hadapan Tara, lelaki itu, yang tak lain adalah Geri pacarnya, segera melepaskan gandengan tangannya dengan Ira. Tara hanya bisa menatap kedua orang tersebut dengan tatapan tak percaya. Tangannya lemas, hingga menjatuhkan belanjaan camilannya ke lantai.

Geri dan Ira…? Sejak kapan?

“Tara, aku hanya-“

“Kak Tara!”

Belum sempat Geri menjelaskan, Ira telah menyela pembicaraannya. Gadis itu menghampiri Tara dan merangkul tangannya. Ira menatap manja pada kakak sepupunya itu, dengan tatapan sama seperti waktu kecil dulu, ketika ia ingin meminta semua barang yang dimiliki Tara.

“Kak, baju dress warna pink itu buatku aja ya?”

“Tapi… aku kan suka sama dress itu,”

“Tapi aku juga suka! Boleh buatku ya?

“Kak, kue cokelat di kamar kakak, sudah kumakan habis, boleh kan?!”

“Kak Tara, aku minta pensil Mickey Mouse di tas kakak, ya!”

Pakaian-pakaiannya, kue kesukaannya, alat-alat tulis bergambar yang disukainya, dan sekarang Ira menggunakan tatapan itu lagi.

“Geri buat aku aja, boleh ya?”

Tara hanya bisa menatap adik sepupunya itu dengan tidak percaya. Padahal selama ini, Tara menganggap Ira sebagai adik kandungnya sendiri. Padahal, meskipun sudah tidak tinggal bersama, Tara selalu bercerita apapun tentang kehidupannya pada Ira di chat. Padahal seharusnya Ira tahu, kalau Geri adalah lelaki yang dia cintai melebihi apapun.

Tara pun menyadari kenyataan pahit, bahwa mungkin selama ini Ira tahu, bahwa semua itu adalah hal-hal yang Tara sukai.

… tapi Ira sengaja memintanya.

Tara berlari keluar minimarket tanpa memedulikan sekitar. Kalau Geri memang selingkuh dengan perempuan lain, Tara yakin ia hanya akan menangisinya selama seminggu lalu berusaha untuk move on. Toh, ini bukan pertama kalinya Tara kehilangan orang yang dia sayangi.

Tetapi Geri berselingkuh dengan Ira, sepupunya yang dia pikir tulus ingin berteman dengannya, yang tidak memandangnya sebelah mata, yang menjadi tempat curahan hatinya bila membaca buku tak mampu mengatasi rasa penatnya.

Aku yang selalu hidup seperti ini, mana mungkin bisa mengalami percintaan manis seperti Tuan Muda Louis dan Kiara…

Tara terus melangkahkan kakinya dengan cepat, hingga ia tidak memperhatikan adanya kilauan cahaya dari sisi kanannya yang menuju ke arahnya dengan cepat.

“Awas!!”

Teriakan warga sekitar terlambat sampai di telinga Tara. Gadis itu menoleh, dan sebuah mobil yang melaju kencang menyambar dirinya.

BRAKK!!

*****

((Author: Halo readers, kalau suka sama ceritaku, jangan lupa like tiap bab ya, tinggalkan jejak komentar juga. Kopi dan bunganya juga boleh hehe. Terimakasih banyak :) ))

...* original writing by @author_ryby...

...* cover art by @fuheechi_...

Terpopuler

Comments

Silvhaadillaa

Silvhaadillaa

puqi

2024-06-21

0

mochi

mochi

tamattt

2024-06-09

0

mochi

mochi

baca ulang, haritu blm tamat sekarang uda tamat
bagus lah

2024-06-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Cerita Hati
2 Bab 2. Si Jahat yang Malang
3 Bab 3. Roti Sisa
4 Bab 4. Sesak
5 Bab 5. Keluarga
6 Bab 6. Diet
7 Bab 7. Aura
8 Bab 8. Selamat Tinggal
9 Bab 9. Kota Armelin
10 Bab 10. Wulan
11 Bab 11. Tidak Pernah Ada
12 Bab 12. Sang Kepala Pelayan
13 Bab 13. Karakter Figuran
14 Bab 14. Mengukur pH Tanah
15 Bab 15. Kepercayaan Diri
16 Bab 16. Penolakan
17 Bab 17. Para Prajurit Eckart
18 Bab 18. Ron dan Edward
19 Bab 19. Berita
20 Bab 20. Semburat Merah
21 Bab 21. Anak Mama yang Cantik
22 Bab 22. Surat
23 Bab 23. Kue Cokelat
24 Bab 24. Botol Minum
25 Bab 25. Segelas Susu (1)
26 Bab 26. Segelas Susu (2)
27 Bab 27. Intoleransi Laktosa
28 Bab 28. Permainan
29 Bab 29. Tes Pasar
30 Bab 30. Murah
31 Bab 31. Undangan
32 Bab 32. Penjaga Kuda
33 Bab 33. Wush!
34 Bab 34. Harga
35 Bab 35. Tiket Gratis
36 Bab 36. Kembang Api
37 Bab 37. Camilan
38 Bab 38. Sendirian
39 Bab 39. Locke Armelin
40 Bab 40. Calon Ipar
41 Bab 41. Tujuan Hidup
42 Bab 42. Biogas
43 Bab 43. Prediksi
44 Bab 44. Menjadi Seorang Kakak
45 Bab 45. Hanya Teman
46 Bab 46. Teman Seumur Hidup
47 Bab 47. Sedap Sore
48 Bab 48. Menata Hati
49 Bab 49. Kapang
50 Bab 50. Kata Hati
51 Bab 51. Kabut
52 Bab 52. Hangat dan Lembut
53 Bab 53. Tidak Peka
54 Bab 54. Mengenal Lebih Dekat
55 Bab 55. Tidak Peduli
56 Bab 56. Mimpi
57 Bab 57. Melayang
58 Bab 58. Syal Merah
59 Bab 59. Setengah Hati
60 Bab 60. Urusan Terakhir
61 Bab 61. Surat Wasiat
62 Bab 62. Hidup Untuknya
63 Bab 63. Puing Hitam
64 Bab 64. Teman!
65 Bab 65. Acara Penobatan
66 Bab 66. Rambut Emas
67 Bab 67. Kecewa
68 Bab 68. Qitara
69 Bab 69. Dunia Lain
70 Bab 70. Skenario Cerita
71 Bab 71. Kenangan Terakhir
72 Bab 72. Cameo
73 Epilog. Pernikahan
74 Kata Ryby
75 Extra Part - Kehidupan Elona asli setelahnya.
76 Promo Kedai Rawon di Isekai
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1. Cerita Hati
2
Bab 2. Si Jahat yang Malang
3
Bab 3. Roti Sisa
4
Bab 4. Sesak
5
Bab 5. Keluarga
6
Bab 6. Diet
7
Bab 7. Aura
8
Bab 8. Selamat Tinggal
9
Bab 9. Kota Armelin
10
Bab 10. Wulan
11
Bab 11. Tidak Pernah Ada
12
Bab 12. Sang Kepala Pelayan
13
Bab 13. Karakter Figuran
14
Bab 14. Mengukur pH Tanah
15
Bab 15. Kepercayaan Diri
16
Bab 16. Penolakan
17
Bab 17. Para Prajurit Eckart
18
Bab 18. Ron dan Edward
19
Bab 19. Berita
20
Bab 20. Semburat Merah
21
Bab 21. Anak Mama yang Cantik
22
Bab 22. Surat
23
Bab 23. Kue Cokelat
24
Bab 24. Botol Minum
25
Bab 25. Segelas Susu (1)
26
Bab 26. Segelas Susu (2)
27
Bab 27. Intoleransi Laktosa
28
Bab 28. Permainan
29
Bab 29. Tes Pasar
30
Bab 30. Murah
31
Bab 31. Undangan
32
Bab 32. Penjaga Kuda
33
Bab 33. Wush!
34
Bab 34. Harga
35
Bab 35. Tiket Gratis
36
Bab 36. Kembang Api
37
Bab 37. Camilan
38
Bab 38. Sendirian
39
Bab 39. Locke Armelin
40
Bab 40. Calon Ipar
41
Bab 41. Tujuan Hidup
42
Bab 42. Biogas
43
Bab 43. Prediksi
44
Bab 44. Menjadi Seorang Kakak
45
Bab 45. Hanya Teman
46
Bab 46. Teman Seumur Hidup
47
Bab 47. Sedap Sore
48
Bab 48. Menata Hati
49
Bab 49. Kapang
50
Bab 50. Kata Hati
51
Bab 51. Kabut
52
Bab 52. Hangat dan Lembut
53
Bab 53. Tidak Peka
54
Bab 54. Mengenal Lebih Dekat
55
Bab 55. Tidak Peduli
56
Bab 56. Mimpi
57
Bab 57. Melayang
58
Bab 58. Syal Merah
59
Bab 59. Setengah Hati
60
Bab 60. Urusan Terakhir
61
Bab 61. Surat Wasiat
62
Bab 62. Hidup Untuknya
63
Bab 63. Puing Hitam
64
Bab 64. Teman!
65
Bab 65. Acara Penobatan
66
Bab 66. Rambut Emas
67
Bab 67. Kecewa
68
Bab 68. Qitara
69
Bab 69. Dunia Lain
70
Bab 70. Skenario Cerita
71
Bab 71. Kenangan Terakhir
72
Bab 72. Cameo
73
Epilog. Pernikahan
74
Kata Ryby
75
Extra Part - Kehidupan Elona asli setelahnya.
76
Promo Kedai Rawon di Isekai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!