Dan detik berikutnya Abraham sudah ada di depannya, hingga menghalangi pandangan Rafael dan Jasmine
Jasmine mengerutkan kening sambil mendengus kesal
"Bisa-bisanya ada orang lagi ngomong di Cut gitu saja, gak sopan" ucap lirih Jasmine dan tentu saja masih bisa di dengar oleh Abraham
"Jangan ngedumel, aku bisa mendengar mu, kembali ke belakang, kenapa masih disini!" Bentak Abraham segera membalikkan badannya menatap tajam Jasmine
"Hei, kita belum selesai berkenalan Eb, kau itu mengganggu saja, jadi namamu siapa?" Tanya Rafael
"Min_" ucap Jasmine tertahan
"Mimin!" Sahut Abraham
"Apa sih tuan, nama saya Mina, bukan Mimin!" Ucap Jasmine nyolot karena kesal dengan sikap majikannya
"Sama saja, Mau Mina atau Mimin, sama-sama kamu tetap pembantu saya" sahut Abraham
"Serah tuan, di rumah ini tuan yang berkuasa"
"Bagus kalau kamu tau hal itu, dan satu lagi, kenapa tidak kamu kirimkan nomer rekening mu, kau tidak menginginkan uang lagi?" Tanya Abraham masih dengan kesal
Jasmine terdiam, dirinya mana mungkin bisa memberikan nomer rekening, sedangkan identitas dirinya saja masih dirahasiakan olehnya
"Em, maaf tuan, saya tidak punya rekening, gimana kalau tunai saja tuan, hehe" ucap Jasmine sambil menengadahkan tangannya tepat di depan muka Abraham
"Jauhkan tanganmu!" ucap Abraham sambil menampel tangan Jasmine, "dasar, ambil nanti di ruang kerjaku, sekalian bawa minuman buat kami berdua!" perintah Abraham
"Apa!" Mata Jasmine langsung berbinar, senyumnya merekah
Dan Abraham makin panik melihat semua keindahan itu mendobrak relung hatinya, hingga membuat jantungnya ingin berlari meninggalkan tempatnya
Sementara Rafael di buat nyawanya serasa ingin melayang melihat aura pesona kecantikan Jasmine semakin terpancar nyata
Kedua laki-laki itu seperti terhipnotis, diam tanpa kata, mematung seperti raga tanpa nyawa dan Jasmine pun langsung membuyarkan semuanya dengan menyiramkan air sisa minumannya yang di berada dalam genggamannya
Byur Byur
LARI..
"Mimin!" Teriak Abraham dan Rafael bersamaan
"Maaf, saya sibuk!" Teriak Jasmine sambil berlari kencang masuk ke dalam kamar dan segera mengunci pintunya
"Anjir, kelakuan pembokat mu Eb, Gila!, Hahaha!" Suara tawa Rafael langsung pecah kemudian membersihkan sisa air yang di siram Jasmine ke dirinya
Abraham segera mengibaskan bajunya yang basah karena siraman air dari Jasmine, kemudian keduanya segera berjalan pergi meninggalkan tempat itu dan masuk ke ruang kerja Abraham
Keduanya kini segera melangkah ke lantai atas menuju ruang kerja Abraham
"Jadi kamu sudah mendapatkan apa yang kita butuhkan El?"
"Begitulah, ini semua data yang kau minta Eb, aku rasa dengan data ini, pemilik perusahaan Vinan Company tidak akan bisa berkutik lagi"
"Hem, aku harap juga begitu, dia sudah terlalu lancang mengintimidasi ku"
"Mungkin dia belum tau berurusan dengan siapa Eb, aku harap ini menjadi pelajaran yang berharga baginya"
"Tentu saja" ucap Abraham
"Lalu bagaimana dengan Nugraha Company, apa kau ada rencana dengan Perusahaan ini Eb?"
"Sampai saat ini belum ada, bagaimana menurutmu?"
"Sejauh yang aku tau, perusahaan ini melakukan bisnis masih berjalan di koridornya, tidak ada hal aneh dalam menjalankannya, bisa di bilang perusahaan ini cukup bersih dalam menjalankan bisnisnya" ucap Rafael
"Aku tau, untuk itu aku tidak ingin berbuat apapun dengan-nya, kecuali dia dulu yang menyerang kita, justru yang aku khawatir kan adalah orang-orang disekitarnya yang mempunyai kepentingan pribadi dengan pemilik perusahaan itu"
"Iya Eb, aku tau maksudmu, banyak orang-orang licik dan jahat di sekeliling pemilik perusahaan itu, belum lagi masalah keluarga, kau ingat dengan adik dari tuan Rahmad yang aku ceritakan dulu?"
Abraham mengangguk pelan, dan kemudian Rafael menjelaskan kembali, bagaimana orang itu yang tak lain adalah Anton Budiarta berusaha melakukan segala cara untuk merebut dan menjatuhkan pemilik perusahaan Nugraha Company, bahkan dia sudah berani berkhianat dengan menyetujui untuk bekerja sama dengan Rafael memberikan segala informasi yang dia butuhkan
"Aku dengar tuan Rahmad juga ada masalah dengan Putri semata wayangnya, apa itu benar?" sahut Abraham
"Begitulah, tuan Anton menceritakan kalau anak tunggalnya itu selalu menentang masalah perjodohan yang dilakukan tuan Rahmad"
"Oh jadi begitu rupanya, berarti si Agung yang menginginkannya, bukan Keduanya, lumayan menarik" ucap Abraham sambil tersenyum tipis
"Aku dengar juga, Putri tunggalnya itu sedang dalam pelarian menanggalkan tuan Rahmad dan hidup diluar tanpa tunjangan finansial dari orang tuanya"
"Benarkah?, Wanita yang menarik" gumam Abraham
"Katanya juga wanita itu sangat cantik dan banyak diperebutkan kolega bisnis tuan Rahmad"
Abraham terdiam, semua informasi yang diberikan oleh Rafael malam ini sungguh dirasa lebih dari cukup untuk mengahadapi saingan terberatnya yaitu perusahaan Nugraha Company
*
Sementara itu, disebuah club malam, tampak seorang wanita yang sedang tertawa dan bersenang-senang dengan teman- temannya di ruang eksekutif, siapa lagi kalau bukan Kartika Hanzel
Dentuman musik yang terdengar jelas di dalam ruang itu membuat semua wanita itu menari meliuk-liuk kan tubuhnya tanpa perduli tubuh mereka yang setengah telanjang sudah dipertontonkan
Hingga seringai buas dari salah satu laki-laki yang sudah mengamati mereka dari tadi membuat Kartika penasaran lalu mendekatinya
"Kau memperhatikanku dari tadi, apa yang kau inginkan hem?" Tanya Kartika dengan manja sambil mengamati laki-laki di depannya dari ujung kepala sampai unjung kaki
"Tentu saja dirimu, nona cantik, kau sangat mempesona" ucap laki-laki itu
"Benarkah, kau juga tampan, bisa kita berkenalan?"
"Tentu saja, namaku Agung, kau?" tanya Agung bersandiwara pura-pura tidak tau
Keduanya saling mengenalkan diri kemudian lanjut berbincang, beberapa kali Agung bahkan sempat memanfaatkan keadaan dengan mengelus paha dan punggung Kartika yang dalam keadaan terbuka
Bukannya marah atau tersinggung, semua yang dilakukan Agung membuat Kartika semakin menyukainya, bahkan terkesan Kartika menginginkan lebih dari sekedar sentuhan
Agung menangkap sinyal itu itu dari gerak tubuh Kartika yang terlihat menegang dan beberapa kali menarik tangan Agung untuk menyentuh tubuhnya kembali
"Bagaimana kalau kita lanjut di tempat lain, hem?" Ucap Agung yang merasa senang karena rencananya berhasil
"Em..jadi, kau menginginkanku?" Tanya Kartika sambil tersenyum manja dan semakin berani menempelkan tubuhnya hingga keduanya kini tak berjarak
Agung yang merupakan penikmat se**x bebas seperti dirinya, tentu saja sangat senang mendengarkan perkataan Kartika yang seperti sedang memberikan kesempatan untuk saling menikmati
Keduanya kini menuju ke sebuah hotel mewah terdekat, malam panas pun segera terjadi, Kartika masuk ke dalam kamar hotel membersihkan dirinya kemudian keluar kamar mandi tanpa memakai apapun
Agung langsung berdesir saat di suguhkan pemandangan yang luar biasa membuatnya panas dingin, tanpa menunggu lama keduanya segera menikmati malam panas dengan memuaskan naf*sunya
Suara erangan, desa*han dan jeritan kepuasan saling bersahutan di kamar itu, beberapa kali pelepasan berhasil dilakukan
"Sialan, wanita ini benar-benar kuat juga melayaniku, tenagaku lumayan terkuras" batin Agung yang kini sedang beranjak dari kasur untuk membersihkan diri dan kemudian pergi meninggalkan Kartika yang juga sudah bersiap untuk keluar dari kamar hotel
*
Perbincangan antara Abraham dan Rafael berlanjut hingga jam 11 malam, sementara itu Jasmine sudah di buat jengkel dengan tingkah Abraham yang sudah membuat kakinya sakit dengan berjalan bolak balik ke ruangan kerjanya meminta untuk membawa pesanan minuman dan makanan yang diinginkan majikannya
"Kamu kenapa Min, muka di tekuk gitu?" Tanya mbok Darmi
"Tuan mbok itu bikin kesel, nyuruh buatkan ini itu gak jelas, lagian ngapain juga mereka ngobrol lama banget gitu sampai jam segini sih mbok, kesel deh"
"Heh, sudah-sudah, biar mbok Darmi gantikan, kamu istirahat dulu sana Min"
"Ya jangan mbok, kaki mbok kan juga barusan sembuh, kalau sering bolak balik jalan ke atas, nanti sakit lagi, biar aku saja mbok, kita ikutan ngobrol saja disini, gimana?"
"Iya, mbok akan nemani kamu" ucap mbok Darmi, dan kemudian keduanya mengobrol seputar cara membuat bumbu dan memasak
Hingga tak lama kemudian terdengar suara seorang wanita yang memekakkan telinga, mboh Darmi dan Jasmine segera melangkah ke sumber suara
"Kalian ini kemana saja sih, di panggil dari tadi gak segera nongol, dasar pembantu lemot!"
"Maaf nyonya Kartika" ucap mbok Darmi yang sangat tau perangai wanita di depannya itu
"Kau!" Tunjuk Kartika ke Jasmine
"Saya nyonya?" Ucap Jasmine dengan tenang
"Siapkan aku air hangat di kamar dan pijit badanku, aku capek sekali" ucap Kartika seenaknya
"Maaf nyonya, saya tidak bisa dan saya asisten rumah tangga dirumah ini, bukan asisten pribadi anda"
"Lancang sekali kau ha!"teriak Kartika emosi seketika
"Maaf nyonya, biar saya saja yang menyiapkan, dan memijit nyonya" sahut mbok Darmi
"Tidak bisa, aku ingin babu itu yang melakukannya, bukan kamu mbok Darmi!"
"Jangan di pedulikan mbok, yok kita pergi!" Ucap Jasmine menggandeng tangan mbok Darmi untuk membawanya pergi dari hadapan Kartika
Kartika mendorong mbok Darmi hingga terjatuh, Jasmine sangat terkejut kemudian segera membantu, namun tanpa di duga oleh Jasmine, Kartika menginjak tangannya dengan high heels nya, sontak Jasmine terkejut hingga kemudian
BERSAMBUNG
Author akan UPDATE SETIAP HARI
Jangan lupa Dukung Author dengan memberi:
LIKE LIKE LIKE LIKE
KOMEN KOMEN KOMEN
HADIAH HADIAH HADIAH
VOTE VOTE VOTE VOTE VOTE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
DASAR WANITA JALANG..
2024-07-08
2
suharwati jeni
belum tau dy siapa mimin
2024-05-19
1
Sri Widjiastuti
buseeet dah jahilnya mimin👍👍
2023-01-16
0