Episode 9

...Siapa Dia?...

"Capek!" Ungkapnya

"Lagian udah tau jauh kamu malah ikut!" Ujarnya

"Deh kan kamu yang ngajakin aku!" Jawabnya

"Makanya kamu harus sering berolahraga, jangan main hp mulu" ungkapnya

"Hmm" dia hanya cemberut sambil duduk di kursi taman

"Ada apa sih?" Tanyanya

"Enggak apa-apa kok!" Jawabnya sambil memalingkan wajahnya

"Kamu kalau begitu lucu banget!" Jawabnya sambil mengelus kepalanya

"Ih apaan sih" jawabnya sambil melepaskan tangannya

"Udah nih minum!" Ujarnya sambil memberikan sebuah botol berisi air minum

Lama sudah Ara dan Rian berkeliling taman sambil joging.

"Pagi-pagi kayak gini makan bubur enak nih!" Ujarnya

"Huh kami fikirannya makan mulu!" Ungkap Rian

"Ih kamu mah gitu!" Ujar Ara sambil merengut

***

Gak banyak berbicara, bibirnya indahnya seperti menutup dan tak bisa mengucapkan kata-kata. Entahlah orang seperti apa dia yang tiba-tiba saja datang dan kemudian tiba-tiba dia pergi, dia membuat aku terkejut tak karuan karena bertemu dengannya setelah sekian lama kita berpisah.

Jarak terkadang membuatnya menjadi asing, membuat seseorang tak percaya akan kekuatan cinta. Silangit yang sama kamu berada, namun belum kamu temukan satu sosok pilihan-Nya.

Bagiku hidup hanya selalu hitam dan putih, kebahagiaan akan selalu berbanding lurus dengan kesedihan. Kita hanya menunggu waktunya bergiliran bukan?

Begitupun dengan kesunyian.

Hari ini terasa ramai, mungkin esok kita akan berdialog lagi dengan kesendirian.

Suatu perjalanan hidup saat kamu mencoba melupakan setiap masa lalu yang udah terjadi tapi yang kamu alami adalah saat kamu melihat sosok orang yang ada di depan mata kamu ternyata tak lain dan tak bukan adalah sosok orang yang berbeda dari yang kamu kenal.

Aku bukan pilihan, tapi aku juga tak sanggup untuk memilih. Rasanya ini tak adil bagiku, namun juga melewati setiap batas dalam hidupku. Aku yang berusaha untuk melupakan setiap hal yang ada dalam hidupku, aku yang hanya bisa mencoba untuk melupakan setiap masalah dalam hidupku.

Meski dalam keramaian aku masih merasa kesepian, entah kenapa sunyi sepi ku rasa tanpa seseorang yang bisa menemani ku di kesendirian ini, tak terasa sudah semakin jauh aku berjalan sendiri. Egois ku rasa bila aku mengeluh saja tanpa mau berusaha, entah kenapa goresan pena ku sampai pada titik kosong dimana tinta hitam yang ku tulis diatas kertas putih ternyata telah habis, setiap yang ku tulis sesuai dengan perjalanan hidup dimana hati menangis menjerit menceritakan setiap perjalanan hati yang lirih, meski sang waktu berbicara dengan nada yang lirih sambil di temani sang piano yang terus berbunyi dengan merdunya seperti melodi sendu yang menohok hati. Jarum jam terus berdetak kencang ke arah sumbu yang tak terbatas dengan penuh ke haluan aku terus bertanya kepada diriku sendiri, hari ini apakah akan lebih baik dibandingkan hari-hari sebelumnya atau malah akan memberikan aku kesibukan uang sebenarnya membawaku pada rasa takut untuk memulai perubahan.

Dia hanya terdiam tapi bukan berarti dia menutup-nutupi semuanya, dia hanya berusaha untuk tidak melakukan sesuatu hal yang terlihat bodoh, qpalagi di tambah dengan ayahnya yang kurang perduli padanya.

"Apa artinya aku dimatanya!" Ujar Yudha yang hampir meneteskan air matanya

"Cowok itu siapa ya?" Ujar Raisa dalam benaknya

"Hei kamu!" Panggil Raisa

Nengok kanan kiri...

"Cewek itu kenapa sih?" Ujar Yudha dalam benaknya

"Iya kamu!" Ujar Raisa kembali seraya sambil mendekati cowok tersebut

"Kayaknya aku kenal kamu deh!" Ujarnya

"Siapa ya?" Ujar Yudha sambil geleng-geleng kepala

"Hmmm, masa kamu lupa sama aku, aku Raisa sepupu kamu Yudh!" Ujar Raisa sembari memeluk Yudha

"Kenapa gue awkward banget ya!" Ujar Yudha dalam benaknya

"Raisa? Kamu Raisa?" Tanyanya seperti kaget dan tak percaya karena di hadapannya ada seorang gadis cantik yang tiba-tiba memeluknya

Dan di balik pertemuan Raisa dan Yudha, di tengah-tengah perbincangan mereka ada Ara dan Rian yang sedari tadi sedang joging di taman.

"Ay, bukannya itu Raisa ya?" Tanya Ara

"Yang mana sih?" Tanya Rian

"Itu!" Ujar Ara sambil menunjuk ke arah ke dua pasangan yang sedang berpelukan mesra di taman

"Kamu ngapain sih pake ngeliatin orang pacaran!" Ujar Rian

"Yeh siapa yang ngeliatin, orang aku juga tiba-tiba ngeliat mereka kok!" Jawabnya polos

"Iya itu kayak Raisa, tapi cowok yang bersamanya siapa ya?" Tanya Rian

"Mana ke tehe!" Jawab Ara polos

"Hadeuhh!!" Ujar Rian

Jangankan untuk sekedar menyimpan rasa, untuk berkata-kata saja aku tak mampu, aku tak mampu dan tak berdaya untuk melihatnya, dia yang manja dan juga manis membuat aku selalu ingin bersamanya tetapi sayang dia saudari ku dia adalah sepupuku Raisa, aku baru teringat kalau Raisa tinggal di Bandung sementara aku di Jogja. Sudah lama sekali aku tak pergi ke Bandung karena aku memang tak terlalu dekat dengan Raisa, sementara sifat Raisa sangat hangat dan perhatian padaku membuat aku tersanjung.

Riuh suara angin sepoi-sepoi, di iringi dengan merdunya suara burung berkicauan, semiring pepohonan yang rindang membawaku kepada kesejukan dan juga kebahagiaan, bukan karena aku mampu melupakan sejenak masalah ku tetapi karena aku pun bahagia karena bisa bertemu sepupu ku Raisa.

"Udah lama gak ketemu kamu udah gede aja Sa!" Ujarnya

"Kamu juga tambah tinggi!" Jawabnya

"Aku sampai gak nyampe" ungkapnya lirih

Jangankan untuk sekedar menyimpan rasa, untuk berkata-kata saja aku tak mampu, aku tak mampu dan tak berdaya untuk melihatnya, dia yang manja dan juga manis membuat aku selalu ingin bersamanya tetapi sayang dia saudari ku dia adalah sepupuku Raisa, aku baru teringat kalau Raisa tinggal di Bandung sementara aku di Jogja. Sudah lama sekali aku tak pergi ke Bandung karena aku memang tak terlalu dekat dengan Raisa, sementara sifat Raisa sangat hangat dan perhatian padaku membuat aku tersanjung.

Riuh suara angin sepoi-sepoi, di iringi dengan merdunya suara burung berkicauan, semiring pepohonan yang rindang membawaku kepada kesejukan dan juga kebahagiaan, bukan karena aku mampu melupakan sejenak masalah ku tetapi karena aku pun bahagia karena bisa bertemu sepupu ku Raisa.

"Udah lama gak ketemu kamu udah gede aja Sa!" Ujarnya

"Kamu juga tambah tinggi!" Jawabnya

"Aku sampai gak nyampe" ungkapnya lirih

Cahaya matahari menghampiriku dengan tersenyum lebar aku melangkah.

"Eh kamu mau kemana?" Tanya mamaku

"Mau jalan sekolah ma?" Ujar Arya polos

"Kamu mau jalan sekolah masa gak sarapan dulu sih?" Jawab mamaku

"Lama mah nanti gak keburu!" Ujarnya

"Ywdh nih bawa bekal saja!" Ungkap mamaku

"Enggak ah udah kayak anak TK aja, malu aku ma!" Jawab Arya

"Ywdh bareng papa ajah!" Ujar papaku

"Enggak ah papa kan gak searah dengan ku!" Ujar Arya

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!