"Sha Sha! apa yang lo pikirin sampe-sampe bengong kayak gitu?" Sinta melambaikan tangannya di depan wajah Shaletta
"Dari tadi gue manggil lo nggak dijawab-jawab, lihat apa?"
"Nggak ada."
"Ouh, yaudah. Keperpus yok!"
***
"Tumben sepi."
Sinta memutar bola matanya dengan malas mendengar ucapan konyol dari orang yang bernota bene sebagai sahabatnya.
"Namanya perpus yo mesti sepi. Nggak boleh ribut."
"Gue pergi bentar ya!"
"Oke."
15 menit kemudian...
"Tuh anak dimana sih? mana ekskul 20 menit lagi mulai. Apa gue cari aja ya?" Shaletta menutup bukunya dan berdiri. Ketika akan berjalan, Sinta muncul.
"Dari mana aja lo? kok lama?"
Melihat tatapan intograsi dari Shaletta, Sinta dibuat gelagapan.
"Ouh tadi gue gue..."
"Heh! disini kalian rupanya. Capek gue nyariin," ucap Adam dengan nafas tersengal-sengal.
"Napa lo? kayak dikejar setan aja."
"Kok lo nanya sih? 15 menit lagi kegiatannya dimulai," solot cowok itu pada Sinta.
Sinta jadi terkejut. Ia melihat jam tangan Shaletta dan benar saja waktu untuk mengganti pakaian tinggal sedikit.
"Sha, ayo ganti baju! gue nggak mau kena hukum lagi."
"Jan lama-lama," ujar Adam.
***
Saat ini Shaletta berada dirumahnya, lebih tepat di atas balkon. Ia menghirup udara sedalam-dalamnya lalu melepaskannya secara perlahan.
Gadis manis itu sedang membaca buku pelajaran, membahas materi yang akan diajarkan oleh gurunya besok. Terdengarlah suara notifikasi hp, ia membuka aplikasi WA. Ternyata Rizal sang ketua kelas yang ngechat.
Rizal
Assalamualaikum
^^^Waalaikumussalam ^^^
^^^? ^^^
Ada juga yg belum byr uang kas?
^^^Ada ^^^
^^^Napa? ^^^
Lusa walkel kita ultah. Sesuai kesepakatan rencana mau ngasih hadiah.
^^^O ^^^
^^^Bsk gw tagih ^^^
^^^Kpn ngumpul? ^^^
Pulang sekolah
Tiba-tiba Shaletta teringat kalau besok ada UH. Ia mempelajari kembali materi ekonomi bab 2. Kalau dipikir memang cukup sulit. Tapi, karena materi ini telah dikuasainya dengan baik, jadi tidak terlalu susah untuk memahaminya.
......................
"Pada kemana sih nih angkot? mana 15 menit lagi harus masuk," Shaletta melihat jam tangannya dan ia pun merasa kesal. Sampai saat ini belum ada juga angkot yang lewat.
Tiba-tiba cewek aneh itu melihat sebuah mobil yang dikendarai oleh seorang cowok memakai seragam sama dengannya.
Dengan bar-barnya dia melambaikan tangan sambil teriak pada mobil tersebut agar mau berhenti.
"Stop stop stoopppp!"
Tentu saja kendaraan itu berhenti. Kalau tidak, bisa-bisa nyawa orang yang ada di tengah jalan tersebut melayang habis ia tabrak.
"Gue boleh numpang ga? plis sekali ini aja."
Cowok yang ada didalamnya sekilas melihat Shaletta kemudian kembali melihat ke depan.
"Naik aja! pintu ga gue kunci."
Dengan senang hati, cewek aneh tersebut membuka pintu mobil lalu duduk di belakang bangku sopir. Ia langsung saja membuka hp nya.
Setelah beberapa menit perjalanan, mereka tiba di sebuah SMA yang bertuliskan
SMA GALAXY.
"Thanks udah mau numpangin gue."
"Hmmm."
***
"Baiklah semua, kita kedatangan murid baru hari ini. Silahkan masuk!"
Seorang gadis yang sebaya dengan Shaletta muncul dari balik pintu. Ia bertubuh tinggi dan berparas cantik. Tidak lupa dengan polesan make up natural di wajahnya menambah kesan elegan dari dirinya.
"Hallo everyone! my name is Jennifer Naquita. I'm a transfer student from Holland," sapanya dengan senyuman manis yang membuat semua kaum adam terpikat akan kecantikannya.
"Lo orang bule?"
"Dari sekolah mana lo?"
"Minta nomornya boleh ga?"
"Ayo sini! duduk samping gue!"
Begitu riuh kelas tersebut hanya karena kedatangan seorang gadis cantik blasteran.
"Diam semua!"
"Oke Jenni, kamu bisa duduk di sebelah Sintia."
Guru Bahasa Indonesia sekaligus wali kelas itu menunjuk sebuah meja urutan ke-4 dari barisan Shaletta.
Ketika melangkah menuju tempat duduk tersebut, Jennifer dan Shaletta sempat bertatapan.
Deg
"Kok filling gue tiba-tiba ga enak?"
***
"Jenni, introduce my friend Shaletta," Sinta memperkenalkan Shaletta yang dibalas senyuman oleh cewek itu.
Saat masuk kantin, semua penghuninya langsung berbisik bisik. Sepertinya membicarakan Jennifer si anak konglomerat.
"Lo mesan apa Sha?"
"Nggak ada."
"You Jenni?"
"Semangkuk bakso dan segelas jus alpukat,"
jawab Jennifer dengan lancar. Sinta dan Shaletta tercengang mendengarnya.
"Lo bisa bahasa Indonesia Jen?" tanya Sinta dengan tampang melongonya dan disambut tawaan oleh Jennifer.
"Hahahaha, a little."
Shaletta sedang fokus memperhatikan semua soal yang kira-kira akan keluar saat ulangan nanti, namun sudut matanya tidak lepas dari memandang Jennifer. Ia merasakan sesuatu yang lain dari teman barunya.
***
"Keluarkan kertas selembar! kita akan mengadakan ulangan tentang bab 2."
Semua murid langsung protes mendengar perintah gurunya yang tidak pikir-pikir mau kasih UH. Mereka yakin kalau soal ulangannya akan nyeleneh. Alias susah-susah.
"Bu, besok aja ulangannya!"
"Bu, kami belum sempat ngehapal!"
"Bu, beri kami kesempatan baca buku!"
"Bu, besokkan masih ada jam Ekonomi!"
Dan seperti itulah keluh kesah yang dikeluarkan oleh para siswa/i kelas X-A.
"Tidak ada yang protes! minggu lalu sudah saya beritahu bahwa kalian sekarang akan UH, salah kalian tidak mendengar ucapan saya!"
Mereka tidak bisa memilih, takutnya nanti guru Ekonomi tersebut marah dan tidak mau mengajar di kelas X-A, bisa hancur reputasi kelas mereka.
Shaletta hanya mendengar komentar teman-temannya, ia menjalani UH tersebut dengan sangat tenang sebab semua soal yang keluar telah dibahasnya kemarin.
Sungguh terasa mudah baginya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hanya butuh waktu 20 menit.
"Silahkan kumpul jawabannya!"
Semua murid ke depan mengantar lembar jawaban dengan hati yang tengah menahan kesal.
"Besok akan saya umumkan semua nilai-nilai kalian! yang nggak tuntas wajib untuk remedi besok!"
"Baik bu."
Shaletta menoleh kebelakang, ia melihat Sinta yang berbicara dari tadi dengan si gadis blasteran.
***
"Sha gue pulang ama Jenni ya!"
"Hmmm,"
Tak lama kemudian, Reno mendatangi Shaletta yang duduk di halte.
"Mana Sinta?"
"Pulang sama anak baru."
"Oh."
"Woy! apa lo kangen gue Liasha?" tanya Ryan yang mendadak berada di depan Shaletta. Tak lupa pula dengan cengiran khasnya.
"Ck, kalo gue jantungan di sini lo yang bayar biaya rumah sakit gue," ujar cewek itu gang benar-benar terkejut.
"Jutek amat sih lo jadi orang."
Shaletta tidak mempedulikan ocehannya yang jauh dari kata penting. Jika ditanya gimana keadaan kepalanya, bisa dikatakan kayak gelas kaca yang dikasih air panas terus pecah.
"O iya. Murid baru itu selokal ama kalian?" kali ini Gema yang buka suara.
"Kenapa?" ucap Reno menanya balik.
"Nggak, pas ke kantin tadi gue ngeliat murid tapi wajahnya asing gitu, sampai di kelas ternyata anak-anak pada membicarakan ada siswi baru, terus gue pikir yang di kantin itu murid barunya," dan Ryanlah yang mewakili jawaban Gema dengan panjang lebar.
"Napa? lo suka ama dia?"
"Walaupun cantik, tapi hati gue hanya untuk satu orang kok. Only one heart," jawab Ryan.
Tiga cowok tersebut langsung menatap temannya datar.
"Eh, santai aja bro!"
Sedangkan Shaletta hanya memutar bola matanya jengah mendengar aksi 4 cowok tersebut.
"Yan, nanti gue ke rumah lo ya!" ucap Adam memutuskan topik Ryan.
"Palingan lo mo minjam catatan yang dikumpul besok kan? alah, bilang aja!"
"Tau aja lho."
Bersambung...
Terus baca ceritanya dan tunggu kelanjutannya ya!
Jangan lupa untuk tekan tombol like, beri vote and coment serta kasih bintang 5!
Thanks
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments