Keyra, Miss Sepatu Roda

Keyra, Miss Sepatu Roda

Keyra 1

"Keyra, ada kabar buruk menimpa kakekmu," kata Deru Domaja (Ayah Keyra) sedih.

"Apa yang terjadi, yah??"

"Kakek meninggal. Dan kita harus meninggalkan tempat ini, Singapura."

"What!! Tap.. tapi... "

"Ayah harus meneruskan usaha kakek. Kedai teh milik kakek sudah berdiri sejak lama dan cukup terkenal. Lagipula kakek pernah berpesan agar kedai itu tetap dikembangkan."

Keyra tertunduk sedih.

"Ayah tau, kamu ingin meneruskan kuliah di Singapura. Tapi penghasilan ayah kurang mencukupi itu semua. Kamu kan tau, ayah hanya sebagai sopir taksi disini."

"Keyra sedih bukan itu alasannya, ayah. Keyra sedih, mengapa kakek meninggalkan kita begitu cepat. Setelah nenek dan ibu. Sekarang kita benar-benar hanya berdua, ayah," Keyra menitikkan air mata.

"Ini takdir, Keyra. Kita pasti bisa melewatinya. Ayah akan berusaha membuatmu bahagia. Asalkan kamu tetap menjadi anak periang, semangat, dan selalu tersenyum."

...❤...

Keyra Putri Domaja, anak perempuan berusia 18 tahun, yang selalu tersenyum dan ceria. Ketika berusia 4 tahun, ia harus ditinggalkan ibunya ke surga. Ini membuat Keyra sangat sedih. Tak lama kemudian, nenek Keyra menyusul ibunya. Teyo Domaja (Kakek Keyra) yang memiliki perkebunan teh di Bandung dan membuka kedai teh, berusaha terus agar produk yang dihasilkan dari perkebunan tersebut dapat berkembang dan meningkatkan penghasilan. Sejak saat itu kedai teh milik Teyo Domaja menjadi sangat terkenal dan banyak pengunjung. Sejak ditinggal nenek dan ibu Keyra, Teyo Domaja dan putranya, Deru Domaja tetap bekerja sama dan berusaha keras meningkatkan usahanya itu demi kehidupan mereka.

Ketika Keyra berusia 7 tahun, Deru membawanya untuk tinggal di Singapura. Deru berusaha untuk mencari pekerjaan sendiri. Meskipun penghasilan dari pekerjaannya (sebagai sopir taksi) tak seberapa besar, tapi Deru bersyukur karena tak setiap hari bergantung pada ayahnya. Keyra pun dapat bersekolah di sana.

Tetapi ketika Keyra berusia 18 tahun, dia dan ayahnya harus kembali ke Bandung. Kakek sudah meninggal. Tak mungkin perkebunan teh yang cukup luas dan kedai teh yang memiliki banyak pelanggan harus ditinggalkan begitu saja. Sebelumnya kakek pernah berpesan kepada Deru untuk meneruskan usahanya kalau sewaktu-waktu dia meninggal. Sejak saat itu, Deru Domaja dan putri satu-satunya tinggal menetap di rumah kakek di Bandung dan meneruskan usaha kakek.

"Wah... ternyata perkebunan teh kakek luas ya, yah!" Keyra terkagum ketika sampai Bandung.

"Iya dong. Masa kamu lupa sih dengan pemandangan yang seindah ini," Deru mencubit pipi Keyra.

"Aaww... Ingat sih yah. Tapi terakhir kali waktu SMP kelas 1. Waktu.... " Keyra tertunduk sedih.

"Eiitss, anak ayah kan udah janji. Harus tetap menjadi anak periang dan selalu tersenyum. Masa kamu juga lupa," Deru tertawa, Keyra pun tersenyum lebar.

"Oh iya. Ada satu lagi," Deru menambahkan

"Apa yah??"

"Besok kamu harus pergi ke kampus."

"Ngapain ke kampus?" Keyra terlihat bingung

"Kampus mana??" lanjutnya

"Kamu diterima di salah satu kampus terkenal di sini," Deru tersenyum bangga

"Ap.. Apa yah!! Ayah serius?? Tapi Keyra nggak pernah mendaftar di situ. Mana mungkin bisa diterima?"

"Ayah menyuruh Kevin untuk mendaftarkan kamu."

"Kak Kevin?? Sahabat terbaikku?"

"Ya, lebih dari baik," Deru tersenyum

"Thanks, ayah," mata Keyra berbinar sambil memeluk erat ayahnya.

...❤...

Pagi hari yang cerah, Keyra harus pergi ke kampus. Jarak rumah menuju kampus lumayan jauh. Tapi dia selalu diantar pak Anjar (sopir pribadi kakek, sekaligus sopir pengangkut hasil perkebunan teh untuk dijual di pasar) sampai di persimpangan jalan. Dari persimpangan jalan menuju kampus, Keyra harus jalan kaki karena arah mereka berlawanan. Tak masalah bagi Keyra. Ini juga atas permintaannya sendiri. Keyra malah senang. Dengan sepatu roda di kakinya, dia bebas kemanapun.

Ya, itulah Keyra Putri Domaja. Wajah imut, tubuh mungil berbalut pakaian lengan panjang (atau sweater) dipadukan dengan legging dan rok mini. Rambut sebahu yang selalu diikat ke belakang dan berponi, menambah imut gadis itu.

Tak lupa dia memakai sepatu roda kesayangannya. Memang dari kecil dia hobi bermain sepatu roda. Ke sekolah pun dia pakai, seolah-olah tak mau lepas dari kakinya. Tak lupa juga dia memasang ipod-nya ketika bosan, suntuk, atau sekedar menemaninya ketika sendiri. Itulah keseharian Keyra.

Keyra mulai memasuki kampus yang begitu luas. Dia celingukan. Nggak tau mau pergi ke arah mana, karena masih pertama kali ke kampus. Semua mata tertuju padanya. Tapi dia cuek. Setelah lama menyusuri kampus, akhirnya dia menemukan ruangannya. Teman satu jurusan pun menyambutnya. Ada salah satu teman yang iseng. Dia mendorong Keyra hingga terbentur kursi. Tapi tak terlalu sakit. Saat itu dia memang tak fokus pada sepatu rodanya sehingga dia tak bisa mengendalikan diri.

"Awas kamu ya!!" teriak Keyra

"Nggak usah terlalu dipikirin. Dia memang selalu begitu, suka jahil," kata teman lain

Keyra berhenti berjalan ketika mendapati seorang gadis duduk sendiri di pojok terlihat sambil mencoret-coret kertas di depannya. Keyra menghampirinya.

"Lagi sibuk ya?" sapa Keyra

"Eh iya sih cuma coba-coba aja. Ngomong-ngomong kamu mahasiswa baru ya?"

"Ya. Aku Keyra," Keyra mengulurkan tangan

"Tania," membalas uluran Keyra

Akhirnya merekapun hanyut dalam obrolan kecil seperti sudah lama kenal.

Tak terasa waktu begitu cepat. Mata kuliah pun satu persatu terselesaikan. Waktu menunjukkan pukul 3 sore. Mahasiswa berhamburan keluar. Tania mengajak Keyra untuk pulang bersama. Tapi Keyra belum ingin pulang. Dia ingin mengenal kampus ini. Akhirnya Tania pun pulang dahulu karena dia terlihat buru-buru.

Keyra menyusuri kampus yang lumayan luas. Terlihat ada kantin di seberang. Dia langsung menghampiri kantin itu dan membeli minuman kaleng.

'Hah segarnya... O iya kak Kevin mana ya? Aku nggak tau lagi gedungnya. Mungkin dia udah pulang kali ya. Aku pengen banget ketemu kak Kevin. Dia kayak apa ya sekarang' pikir Keyra sambil senyum-senyum sendiri.

"Mbak senyum sama siapa ya?" kata penjaga kantin

"E, enggak kok bu. Eh, minuman kaleng nya berapa?" Keyra pun buru-buru mengeluarkan uang di sakunya dan segera pergi. Malu...

Keyra melanjutkan keinginannya untuk menyusuri kampus. Disapanya dosen-dosen yang berpapasan dengannya walaupun tak kenal. Tiba-tiba di satu titik Keyra terhenti. Dia melihat sebuah lorong. Dia pun menyusuri tangga. Ada sebuah pintu tertutup rapat.

Anehnya di depan pintu terdapat kertas yang tertulis 'Dilarang Masuk' dan di pojok kanan bawah tertera nama O-I-S. Ini membuat Keyra penasaran. Dia pun mendekat ke pintu tersebut dan memastikan tak ada orang lain yang melihatnya. Kemudian dia membuka pintu itu pelan-pelan.

Sreet... Pintu pun terbuka dan Keyra masuk ke dalam.

...❤...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!