Tiga gadis manis sedang melamun di Taman Alun-Alun Bandung. Duduk lesehan diatas rumput sintetis, memperhatikan sekeliling. Banyak anak-anak berlarian, pasangan muda-mudi yang asyik bercanda gurau. Saat ini mereka berada di tengah keramaian, tapi hati mereka begitu sepi. Gisya yang sudah bisa berjalan kembali, meminta kedua sahabatnya itu untuk menemaninya jalan-jalan.
Sebulan sudah berlalu, pertemuan Gisya dan Fahri terakhir kalinya adalah ketika Fahri memborong kuenya untuk dikirimkan kepada orangtuanya. Setelah hari itu, Fahri tidak pernah menampakkan batang hidungnya.
"Sebenernya apa yang aku rasain ini? Aku dan Bang Fahri tidak ada hubungan apapun. Tapi kenapa, aku selalu mengharapkan kehadirannya. Kemana Bang Fahri? Kenapa hatiku resah memikirkannya? Yaa Allah, berikan ketenangan untuk hatiku" batin Gisya.
Hal yang sama dirasakan oleh Febri, meskipun dia tahu tugas kekasihnya itu seperti apa. Tapi, tetap saja dalam hati dia selalu merindukannya. Sudah hampir 4 bulan lamanya mereka tidak berjumpa. Sebulan terakhir ini, Andi tidak ada menghubunginya. Begitulah resikonya jika memiliki kekasih seorang Tentara. Febri tidak pernah menyesal, karena dia yakin jika kelak Andi akan datang untuk melamarnya.
"Argghhh!!" geram Febri.
"Astaghfirulloh, si Ebi! Untung ini Jantung gak copot, ngapain sih teriaak!" kesal Yuliana.
"Iya nih, hampir aja aku nyemburin minuman aku ke kamu, Biw." tambah Gisya yang ikut kesal.
"Kangen Mas Andi, udah hampir sebulan ini dia gak ada ngehubungin aku," Lirih Febri.
"Sama, aku juga kangen sama Ayank Jafran. Dia lagi keliling Asia sekarang, sibuk banget. Jarang ngehubungin aku juga. Apa dia punya yang baru ya disana?" ucap Yuliana lesu.
"Yaa Allah, malah pada over thingking gitu! Udah ah, kita kan kesini niatnya mau healing! Bukan malah bikin pusing tujuh keliling," kesal Gisya.
"Emang kamu gak kangen sama Bang Fahri?" tanya Yuliana penuh selidik.
"Aku sama Bang Fahri gak ada hubungan apa-apa," ucap Gisya.
"Kalo itu mah tau kaleee! Yang aku tanyain tuh, kamu kangen gak sama dia?" tanya Yuliana lagi.
"Daripada nanya kangen-kangenan apa enggak, mending kita naik Bus Bandros! Sambil menikmati udara kota Bandung di sore hari," ajak Gisya.
"Hayuuukk, Cuussss!" ucap Febri dan Yuliana.
"Aku rindu sama dia, Lil. Tapi apa aku berhak untuk merindukannya? Hanya pada Allah aku mengungkapkan kerinduanku. Memeluknya dalam do'a." Batin Gisya
Mereka melupakan sejenak kerinduan dalam hati mereka. Bus Bandros membawa mereka berkeliling Kota Bandung selama 45 menit. Saat melewati jalan Gasibu, Gisya teringat kembali pertemuannya dengan Fahri yang tidak disengaja.
"Aku sudah bisa berjalan lagi sekarang, Bang."ucap Gisya dalam hatinya.
Disisi lain, empat pria berpakaian hitam sedang mengintai 3 gadis yang sedang berjalan-jalan. Mereka adalah Syauqi, Andi, Jafran dan juga Fahri. Andi baru saja selesai melaksanakan tugas Latihan Gabungan bersama Fahri selama satu bulan ini. Yang membuat mereka tidak bisa berkomunikasi dengan keluarga. Saat ini mereka memiliki waktu untuk berlibur selama 2 minggu, sebelum kembali untuk bertugas. Jafran pun baru saja mendapatkan jatah cutinya. Yang akan ia pergunakan untuk melaksanakan pernikahannya bersama Yuliana.
"Jadi Abang-Abang ini sengaja banget jadiin aku CCTV mereka?" Keluh Syauqi, karena dia dimasukan kedalam chat grup ketiga laki-laki tesebut.
"Kan cuman kamu yang bisa kita percaya, Syauqi." ucap Jafran yang duduk disamping Syauqi.
"Udah jadi mata-mata, udah jadi sopir. Fix ini mah Uqi minta bayaran tinggi!" celetuk Uqi.
"Tenang aja, Uqi mau apapun pasti kita bakalan kabulin kok!" ucap Andi.
Fahri hanya terdiam mendengarkan percakapan mereka, karena pikirannya sedang diselimuti oleh gadis manis berjilbab mint yang bernama Gisya.
"Akhirnya kamu bisa berjalan kembali, aku sungguh rindu senyum manismu," ucap Fahri dalam hati.
Setelah menaiki Bus Bandros, mereka berniat untuk pulang kembali ke Toko. Saat diperjalanan, ban mobil Febri kempes.
"Yaa Allah, Ebi. Mobilnya kenapa berhenti?" tanya Gisya yang panik, pasalnya mereka berhenti di tengah-tengah jalan.
"Gak tau, Ca. Kayaknya ban mobilnya kempes deh, soalnya bensin full." jelas Febri.
Mobil dibelakang sudah saling mengklaksoni, jalanan pun menjadi macet. Yuliana dan Gisya turun dari mobil, berniat untuk mendorong mobil itu kepinggir.
"Heran! Banyak orang malah cuman pada ngeliatin, bantuin kek!" Kesal Yuliana.
Saat Yuliana sedang mengomel, tiba-tiba ada 4 laki-laki yang membantu mereka mendorong mobil hingga pinggir. Laki-laki itu, semuanya memakai pakaian serba hitam dan memakai masker. Gisya mulai ketakutan melihat mereka.
"Makasih udah nolongin kita," ucap Yuliana.
Namun, keempat laki-laki itu tidak menjawab dan langsung pergi. Gisya dan Yuliana hanya mematung ditempat.
"Loh, yang nolongin tadi udah pergi?" tanya Febri.
"Udah, yuk ah pulang! Ngeri tau, pesen taksi online ajalah, Lil." Pinta Gisya.
Yuliana pun memesan taksi online, sementara mobil milik Febri akan dibawa oleh bengkel. Taksi online yang mereka pesan lumayan lama datangnya.
Para laki-laki sudah sampai di Toko kue milik Gisya yang sudah mereka dekor sedemikian rupa. Niatnya, hari ini Andi akan memberikan kejutan untuk Febri. Dia akan melamar gadis pujaan hatinya.
"Kapan kamu akan membuka hati kamu untuk perempuan, Ri?" tanya Andi.
"Aku serahkan saja semua sama Allah," jawab Fahri.
"Bener itu Bang! Tenang aja jomblo itu pilihan, ya gak Bang?" ucap Syauqi merangkul Fahri.
"Ssttt.. Itu ladies-ladies udah datang!" ucap Jafran yang sedang memantau.
Ketika turun, mereka bingung. Pasalnya terpasang karpet merah sepanjang jalan masuk toko. Gisya membuka pintu, dan para gadis itu tersentak kaget.
Andi berjalan menghampiri Febri dengan gagahnya, diiringi oleh sebuah lagu.
Di ujung cerita ini
Di ujung kegelisahanmu
Kupandang tajam bola matamu
Cantik, dengarkanlah aku
Aku tak setampan Don Juan
Tak ada yang lebih dari cintaku
Tapi saat ini 'ku tak ragu
'Ku sungguh memintamu
Jadilah pasangan hidupku
Jadilah ibu dari anak-anakku
Membuka mata dan tertidur di sampingku
Aku tak main-main
Seperti lelaki yang lain
Satu yang kutahu
Kuingin melamarmu
Lagu 'Melamarmu' ini membuat ketiga gadis itu saling berpelukan dengan mata yang berkaca-kaca. Saat Andi sudah berada didepan Febri, dia berlutut.
"Dinda, tak perduli berapa lama kita saling mengenal. Meskipun pertemuan kita bisa dihitung jari, tapi aku sudah memantapkan hatiku untukmu. Maukah kamu menjadi Ibu Persitku? Yang selalu mendukungku, berada disampingku, setia menungguku dan menjadi Ibu dari anak-anakku?" tutur Andi yang membuat Febri semakin terisak.
"Aku gak bisa," lirih Febri yang membuat jantung Andi berdegup dengan kencang. Begitupun dengan Gisya dan Yuliana yang tersentak kaget.
Andi tertunduk lesu, airmatanya sudah tidak lagi tertahan. Pikirannya mulai melayang, mungkin karena selama sebulan ini dia menghilang makanya Febri menolaknya. Febri melepaskan pelukan dari kedua sahabatnya, dia berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Andi.
"Aku gak bisa, aku bener-bener gak bisa Mas," ucap Febri yang semakin membuat hati Andi meringis.
"Aku bener-bener gak bisa nolak kamu Mas, aku mau jadi istrimu. Aku mau jadi ibu Persitmu dan aku mau menjadi ibu dari anak-anakmu." tambah Febri.
Sungguh ucapan Febri bagaikan angin segar untuk Andi. Mereka saling berpelukan erat dengan deraian airmata dipipinya.
"Aku rindu, Mas. Aku benar-benar merindukanmu." ucap Febri mengeratkan pelukannya.
"Aku juga rindu, maaf aku tidak mengabarimu selama sebulan ini," sesal Andi.
"Aku mengerti, Mas. Dimanapun kamu berada, do'aku selalu menyertaimu," ucap Febri.
Ternyata orangtua Andi dan Febri ada didalam, menyaksikan semuanya.
"Udah, udahan pelukannya! Belum SAH! Lihat Umma sudah melotot." tutur Mama Rini menunjuk Umma Nadia.
"Maaf Umma, saking rindunya." ucap Andi yang refleks mencium kening Febri.
"Enak bener ye ente, maen kecap-kecup aja! Ane aja ya yang bertahun-tahun belom pernah tuh nyicip keningnya Ayank Ulil!" celetuk Jafran.
"Heh! Emang kening aku Kue bolu, pake ada nyicip-nyicip segala!" kesal Yuliana.
"Lagian si Mas Andi maen nyosor-nyosor aja! Halalin dulu woy!" tambah Yuliana.
"Namanya juga spontan, Lil." bela Febri.
"Dih, spontan! Uhuuuuyyy dong," celetuk Jafran.
Andi memperkenalkan kedua orangtuanya pada Febri. Mereka semua menikmati Acara dadakan pada hari itu.
Disaat yang lain saling berbincang dan penuh dengan rasa bahagia, tapi tidak dengan Gisya. Dia lebih memilih menyibukkan diri membantu karyawannya mempersiapkan makan malam untuk keluarga mereka.
Untung saja di Toko Gisya itu memiliki peralatan yang lengkap. Gisya sangat bahagia, hanya saja hatinya masih sedikit terluka. Mengingat kejadian dimasa lalunya.
"Ada yang bisa Abang bantu?" tanya Fahri yang membisikkannya di telinga Gisya.
"Astaghfirullahaladzim!" Gisya tersentak kaget dengan kedatangan Fahri.
"Apa kabar Ca?" tanya Fahri.
"Alhamdulillah baik, Bang." jawab Gisya sambil sibuk menata makanan dalam piring.
"Kamu gak nanya kabar Abang?" ucap Fahri.
"Abang pasti baik-baik aja, buktinya Abang ada disini." ucap Gisya yang masih fokus pada masakannya.
Fahri terus menatap Gisya penuh kerinduan, rasanya ingin dia mengungkapkan rasa rindunya. Tapi luka hatinya membuat Fahri tidak bisa berbuat apa-apa.
"Bang, hayuk gabung sama yang lain!" ajak Syauqi.
"Abang gabung sama yang lain ya, Ca." pamit Fahri.
Gisya tidak menghiraukan ucapan Fahri.
"Kenapa rasanya seperti ini? Ada apa dengan hatiku? Yaa Allah, melihatnya baik-baik saja sudah cukup bagiku." batin Gisya.
Reader : Duh si Author geregetan deh! Kenapa gak langsung bersatu aja sih mereka? 😤
Author : Sabar reader! Semua akan indah pada waktunya! 😁😜
Reader : Serah eluuu dah thoorrr!!
Dukung terus yaaa!!
Salam Rindu, Author ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Irat Tok
asyik Thor novel yang ini
ceritanya gw suka
byk temen serasa klg
MANTAP
2023-02-26
0
aecha zhch
GEMES BANGEEETTT
2023-01-04
0
Ita Retno
🤭😍😍😍👍💪
2022-07-01
0